Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Fahry
"Sejalan dengan semakin tingginya resistensi terhadap obat antimalaria dalam klinis, terdapat kebutuhan dilakukan pencarian senyawa-senyawa kimia yang berpotensi. Metode komputasi digunakan untuk membantu pencarian karena memiliki keunggulan seperti tidak banyak mengeluarkan biaya dan dapat dipercaya memprediksi afinitas ikatan ligan dengan target obat (protein). Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan senyawa analog triklosan dan senyawa herbal Indonesia yang berpotensi sebagai antimalaria. Analog triklosan dan beberapa senyawa basis data herbal Indonesia dihitung afinitas ikatannya dengan metode Molecular Mechanics Poisson-Blotzmann Surface Area (MM-PBSA) pada Plasmudium falciparum Enoyl Reductase(PfENR), dengan tiga titik variabel suhu 27oC, 37oC, dan 39oC. Didapatkan nilai energi bebas Gibbs (ΔG) pada analog triklosan enansiomer 1b -18,5009 kkal/mol suhu 37oC dan pada senyawa herbal spinasterol -31,3435 kkal/mol suhu 37oC dan limasin -24,9885 kkal/mol suhu 37oC. Dengan nilai energi bebas Gibbs tersebut menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki potensi sebagai antimalaria.

Keeping pace with emerging drug resistance in clinically important pathogens will be greatly aided by inexpensive yet reliable computational methods that predict the ligands binding affinities for drug targets. the aim of this study to obtain potention antimalaria from analogues triclosan compound and Indonesia herbal compound. Analogues triclosan and several compound from Indonesia herbal database form Indonesia be calculated with molecular mechanics Poisson-Boltzmann surface area (MM-PBSA) for the Plasmodium falciparum Enoyl Reductase (PfENR), at three point variable of temperature 27oC, 37oC, and 39oC. Obtained Gibbs free energy (ΔG) for analogues triclosan enansiomer 1b -18,5009 kkal/mol 37oC and for herbal compound spinasterole -31,3435 kkal/mol 37oC dan limacine -24,9885 kkal/mol 37oC. With that Gibbs free enrgy enansiomer 1a, spinasterole, and limacine shows that compound have potention as antimalaria."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Raja Putra Klaudius
"Malaria menjadi masalah kesehatan global utama karena banyaknya kejadian resistensi obat, sedangkan ketersediaan obat yang efektif juga terbatas, sehingga mendasari pentingnya pengembangan obat antimalaria yang baru. Berbagai penelitian perancangan obat yang mentarget berbagai enzim terus dilakukan, terutama enzim Plasmodium falciparum Enoyl Acyl Carrier Protein Reductase (PfENR). Penapisan virtual sebagai salah satu metode pendekatan in silico telah digunakan pada pencarian senyawa penuntun dari basis data senyawa ataupun dari basis data bahan alam sebagai inhibitor PfENR. Pada penelitian ini dilakukan penapisan virtual basis data senyawa tanaman obat di Indonesia pada PfENR. Penapisan dilakukan dengan menggunakan piranti lunak AutoDock dan AutoDock Vina. Pada AutoDock Vina dilakukan validasi terlebih dahulu sedangkan pada AutoDock tidak dilakukan karena telah divalidasi oleh peneliti sebelumnya. Hasil validasi AutoDock Vina diperoleh grid box terbaik yaitu 80x80x80. Berdasarkan hasil penapisan diperoleh 10 peringkat senyawa terbaik dari tiap metode dan 5 senyawa irisan dari kedua metode yaitu jacoumaric acid, beta sitosterol glucoside (lyoniside), limacine, leucadenone B, dan yuehchukene.

Malaria is a major global public health problem. The alarming spread of its drug resistance and limited number of effective drugs available underline how important it is to discover new antimalarial drug. Various researches have been done to design drug targeting Plasmodium falciparum Enoyl Acyl Carrier Protein Reductase (PfENR) enzymes. Virtual screening as in silico approach has been used to find lead molecules from compound library or natural database as PfENR inhibitors. In this research, virtual screening of Indonesian herbal database was done to PfENR. Virtual screening was done using AutoDock and AutoDock Vina. AutoDock Vina was validated beforehand in order to obtain the best grid box while the virtual screening using AutoDock is not validated because it has been validated by previous researchers. Based on this research, the best grid box for AutoDock Vina is 80x80x80. Top ten ranked compounds were obtained for each method and five the same compound of the two methods that was jacoumaric acid, beta sitosterol glucoside (lyoniside), limacine, leucadenone B, and yuehchukene."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Fitriana
"ABSTRAK
Malaria menjadi masalah kesehatan global utama dengan angka kejadian kemoresistensi yang tinggi, sedangkan ketersediaan obat yang efektif terbatas. Hal tersebut mendasari pentingnya pengembangan obat antimalaria baru. Pendekatan berbasis struktur digunakan untuk merancang analog triklosan dengan target enzim Plasmodium falciparum enoyl acyl carrier protein reductase (PfENR). Gugus fenol disubstitusi dengan gugus metoksi, serta gugus Cl di posisi 2? cincin B dimodifikasi menjadi gugus 2,3-dihidroksi-propionamida. Penambahan dua gugus hidroksi pada cincin B menggunakan metode dihidroksilasi asimetrik Sharpless dengan ligan kiral (DHQ)2PHAL dan (DHQD)2PHAL menghasilkan dua produk analog triklosan sebagai campuran enansiomer. Interaksi molekuler analog triklosan terhadap PfENR ditentukan dengan AutoDock. Campuran enansiomer yang dihasilkan dari ligan kiral (DHQ)2PHAL memiliki rotasi spesifik (+) 0,0833, sedangkan campuran enansiomer yang dihasilkan dari ligan kiral (DHQD)2PHAL memiliki rotasi spesifik (-) 0,0678. Nilai IC50 kedua analog triklosan ditentukan terhadap galur sensitif klorokuin, 3D7. Jumlah parasit dihitung secara mikrokopis melalui apusan darah tipis yang diwarnai Giemsa. Nilai IC50 ditentukan dengan membandingkan parasitemia senyawa uji dengan kontrol yang dianggap memiliki pertumbuhan 100%. Aktivitas antimalaria campuran enansiomer yang dihasilkan dengan (DHQ)2PHAL dan dengan (DHQD)2PHAL memperlihatkan aktivitas yang lebih poten dibandingkan triklosan (IC50 2,72 x 10-2 M), dengan IC50 berturut-turut 3,38 x 10-5 M dan 2,82 x 10-5 M.

ABSTRACT
Malaria is a major global public health problem that alarming spread of drug resistance and limited number of effective drugs. That reason underline how important it is to discover new antimalarial drug. A structure-based approach has been taken to develop substituted analogs of triclosan that target the key malarial enzyme Plasmodium falciparum enoyl acyl carrier protein reductase (PfENR). The phenol moiety was chemically substituted with methoxy group, and Cl group at posistion 2? in ring B also modified with 2,3-dihydroxy-propionamide group. Sharpless asymmetric dihydroxylation with chiral ligand (DHQ)2PHAL and (DHQD)2PHAL is used to introduce two hydroxyl groups into the ring B to give two analogs of triclosan as enantiomer mixture. The binding energies of two analogs for PfENR were determined using Autodock. The enantiomer mixture generated by chiral ligand (DHQ)2PHAL showed specific rotation of (+) 0,0833, while enantiomer mixture resulted from chiral ligand (DHQD)2PHAL have (-) 0,0678 of specific rotation. The IC50 of two analogs of triclosan were determined against Plasmodium falciparum chloroquin-sensitive strain, 3D7. The number of parasites on thin Giemsa stained smears was calculated microscopically. IC50 determined by comparing paracitemia parasite growth in the presence of compound with that of control without compound. The analog compounds, enantiomer mixture resulted by either (DHQ)2PHAL or (DHQD)2PHAL showed a higher antimalarial activity than triclosan (IC50 2,72 x 10-2 M), with IC50 3,38 x 10-5 M and 2,82 x 10-5 M, respectively."
2013
T32920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inge Sutanto
"Angka parasit dan angka limpa yang biasanya digunakan untuk menentukan keadaan penyakit malaria di suatu daerah mempunyai beberapa kendala. terutama bila diaplikasi di daerah hiper atau holoendemi dimana faktor kekebalan turut memegang peranan penting. Karena itu diparlukan cara lain untuk menutupi kekurangan tsb, misalnya dengan melakukan pemeriksaan seroepidemiologi. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan seroepidemiologi. 616 serum penduduk berbagai daerah endemi (meso-hiper-holo) diberbagai desa, kecamatan Mimika Timur, Fak-Fak, Irian Jaya, dengan menggunakan antigen stadium skizon P.falciparum yang dikultur secara in vitro sesuai dengan metode Trager & Jansen.
Hasilnya menunjukkan 84.1% (5187616) penduduk yang diperiksa mengandung zat anti skizon P.falciparum. Hubungan antara zat anti ini dengan malariometri: yaitu parasitemia menunjukkan bahwa titer positif rata-rata pada kelompok tampa parasitemia lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok dengan parasitemia (Mann-WhitneY, P=0.0419), sebaliknya titer positif rata-rata pada kelompok dengan splenomegali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tanpa splenomegali (Mann--Whitney, P=0.0126). Sadangkan berdasarkan tingkat endemisitas, ditemukan perbedaan bermakna baik angka seropositi.f maupun titer positif rata-rata antara desa meso dengan hiperendemik (chi-square, p=0.00000 ; Kruskal-Wallis, p=0.0000) dan antara: meso dengan holoendemik (chi-square, p=0.0000 ; Kruskal--Wallie, p=0.0000)."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Traviata Prakarti
"Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan, terutama di wilayah perdesaan Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari hasil Riskesdas 2013 dimana prevalensi malaria di wilayah perdesaan Indonesia masih mencapai 7,1% lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional sebesar 6,0%. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah perdesaan Indonesia. Penelitian dengan studi kuantitatif melibatkan 382.231 subjek penelitian yang diambil dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang berusia ≥15 tahun, berdomisili di wilayah perdesaan Indonesia, dan memiliki data yang lengkap (tidak missing).
Hasil menunjukkan prevalensi malaria berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan pada penduduk usia ≥15 tahun sebesar 3,3%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna (nilai p<0,05) antara faktor karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pekerjaan, status gizi), faktor lingkungan tempat tinggal (plafon, dinding rumah, jenis sumber air, tempat pembuangan akhir tinja, lingkungan kumuh), faktor perilaku pencegahan (kelambu, pemakaian kawat kasa pada ventilasi, pemakaian obat anti nyamuk bakar/elektrik, repellent, dan minum obat kemoprofilaksis). Untuk itu diperlukan peningkatan upaya pengendalian fisik untuk memutus rantai penularan vektor nyamuk Anopheles yang didukung oleh modifikasi perilaku hidup sehat oleh masyarakat.

Malaria is one of the infectious diseases that become a major health problem especially in rural areas of Indonesia. It is shown from the result of Riskesdas 2013 where malaria prevalence in rural areas of Indonesia was 7.1%, higher than national prevalence (6.0%). This study used cross sectional design which aims to determine the factors associated with the occurrence of malaria in rural areas of Indonesia. This quantitative studies involving 382,231 subject collected from the secondary data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2013. Samples were population aged ≥15 years, living in rural areas of Indonesia, and had complete data.
Results showed that the prevalence of malaria based on the diagnosis of health personnel in the population aged ≥15 years was 3.3%. The results of the bivariate analysis showed there was a significant association (p value<0.05) between individual factors (age, sex, occupation, nutritional status), environmental factors (ceiling, walls of houses, types of water sources, landfills feces, seedy neighborhood), health prevention behavioral factors (use of bed nets, use of wire netting on the ventilation, use of anti-mosquito drugs/electric, repellent, and taking chemoprophylaxis). Therefore, it?s necessary to increase environmental control to break the chain of malaria transmission supported by people?s health behavior modification.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayleen Alicia Kosasih
"ABSTRAK
Pemeriksaan mikroskopik rutin digunakan dalam program malaria. Namun keterbatasan pemeriksaan tersebut menyebabkan kurangnya informasi yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data molekular parasit malaria yang berkaitan dengan upaya eliminasi. Subjek penelitian adalah 585 anak sekolah dasar peserta kohort selama enam bulan di Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung. Pemeriksaan mikroskopik dilakukan pada sediaan darah malaria semua peserta kohort. Pada 301 blot darah dilakukan deteksi real time PCR dengan 18S rRNA. Pada sebelas blot darah yang diperoleh dari subjek yang positif P falciparum secara mikroskopik dilakukan studi genotyping dengan MSP-1 dan MSP-2. Deteksi real time PCR menunjukkan sensitivitas empat kali lebih tinggi daripada pemeriksaan mikroskopik ( PCR: 1,3% vs. mikroskopik: 0,3%, OR:4 IK 95%: 0,396-196,990, p=0,18, tes McNemar). Genotyping dengan MSP-1 dan MSP-2 masing-masing mendapatkan lima dan tiga jenis alel berbeda. Berdasarkan MSP-1 didapatkan pengandung infeksi multiklonal sebesar 66,7% dengan rerata jumlah alel 2,1 per individu, sedangkan dengan MSP-2 hanya ditemukan infeksi monoklonal. Analisis sekuens menunjukkan kekerabatan dengan isolat dari Thailand dan Papua Nugini. PCR penting dilakukan dalam eliminasi malaria karena dapat mendeteksi infeksi sub-mikroskopik dan menentukan diversitas genetik parasit.

ABSTRACT
Microscopic examination has been being used in malaria program on regular basis. However, its limitations prevent it from obtaining information needed sufficiently. This study aims to obtain molecular data on malaria parasites in relation with elimination effort. Study subjects are 585 school children enrolled in the cohort study conducted for six month in Kabupaten Pesawaran, Lampung province. Microscopic examination has been performed to all cohort participants. Total of 301 blood spots underwent real time PCR detection using 18S rRNA. Genotyping study using MSP-1 and MSP-2 was performed to 11 blood spots taken from subjects positive for P falciparum by microscopy. Real time PCR detected malaria four times higher than microscopy (PCR: 1.3% vs. microscopy: 0.3%, OR:4, 95% CI: 0.396-196.990, p=0,18, McNemar test). Genotyping with MSP-1 and MSP-2 identified five and three distinct allele, respectively. A proportion of 66.7% was found to have multiclonal infection with average allele number of 2.1 based on MSP-1. To the contrary, MSP-2 found no infection containing more than one allele. Sequence analysis found relatedness between Lampung isolates with those from Thailand and Papua New Guinea. PCR is an important tool in malaria elimination as it can detect submicroscopic infection and determine genetic diversity of the parasites."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T59117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Alfian Zainuddin
"Indonesia masih menjadi negara yang belum terbebas dari malaria. Terdapat kesenjangan kasus malaria di Indonesia dengan prevalensi tertinggi di Provinsi Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model manajemen malaria berbasis wilayah yang nantinya dikembangkan menjadi algoritma manajemen malaria berbasis wilayah. Desain penelitian ini adalah desain penelitian analitik yang menggabungkan studi ekologi dan studi potong lintang. Sampel diambil dari empat desa yang berdekatan di Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki perbedaan prevalensi malaria dan perbedaan ekosistem yaitu Desa Mata Kapore, Desa Waikarara, Desa Kahale dan Desa Karang Indah.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat variabilitas dinamika transmisi di antara keempat desa tersebut yaitu jenis parasit, densitas parasit, kepadatan nyamuk, perilaku pemajanan, jarak rumah dari tempat perindukan nyamuk. Terdapat variabilitas respons imun di antara keempat desa yaitu kadar IgG dan alel gen MSP2. Pola persebaran kasus dan alel gen MSP2 di masing-masing desa memiliki karakteristik tertentu. Ada hubungan antara jarak rumah dari tempat perindukan nyamuk (p=0,041) dan alel gen MSP2 (p=0,032) dengan densitas parasit. Model akhir menunjukkan alel gen MSP2 memiliki hubungan dengan densitas parasit.
Penelitian ini menyarankan algoritma manajemen malaria berbasis wilayah yang memuat manajemen kasus, manajemen faktor risiko, integrasi dan keterlibatan lintas sektor.

Indonesia is not malaria-free country. There is a gap of malaria cases in Indonesia with the highest prevalence in the province of Papua, West Papua and East Nusa Tenggara.
This study aims to obtain spatial management of malaria model which will be developed into an spatial management of malaria algorithms. This study design is an analytic study designs that combines ecological study and cross-sectional study. Samples taken from four adjacent villages in the district of Kodi Balaghar Southwest Sumba Regency East Nusa Tenggara Province which have differences in prevalence of malaria and ecosystem diversity. They are Mata Kapore Village, Waikarara Village, Kahale Village and Karang Indah Village.
The results showed there are variabilities in the transmission dynamics among the four villages. The variabilities are the type of parasite, parasite density, density of mosquitoes, behavioral exposure, the distance of house from breeding places. There are variabilities in immune response among the four villages. They are IgG level and MSP2 gene alleles. Distribution patterns of cases distributif and MSP2 gene alleles in each village have certain characteristics. There is a association between the distance of house from breeding place (p=0,041) and MSP2 gene alleles (p=0,032) with parasite density. The final model shows MSP2 gene alleles have a relationship with parasit density.
This study suggested spatial management of malaria algorithm that includes case management, risk factor management, integration and cross-sector involvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
D2101
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Zein
"Traveler's Malaria is a new emerging health problem in the whole world due to (I) increasing inability of international travelers and (2) recurrence of diseases in areas that was once, partially or fully freed from the disease.
We report 2 cases of severe traveler's malaria found in a man from Greece and a man from the Philippines aged 54 tears. Both patients were ship captains. They have stayed in Kenya prior to the catching the disease. In the first case, we found acute kidney failure with anuria and lung edema, pneumonia, and a progressive decline in hemoglobin concentration. In the second cases we found reduced consciousness, disorder of liver function with jaundice, disorder of kidney function, bleeding from the upper digestive tract, pneumonia, severe anemia, and signs of DIC (Disseminated Intra-va.icttlar Coagulation). The second patient was admitted to the ICU( Intensive Care Unit). Peripheral blood smears found ring forms and growing Plasmodiumfalc.iparum trophozoits. Both cases were assumed to be resistant to Chloroquine and Fansidar. Both of them were treated with oral Quinine Sulphate {we could hardly find Quinine injection in Medan), With such treatment for seven days, we found significant clinical and laboratory improvements. Asexual parasites were no longer found in the peripheral blood smear. During the hospitalization, both patients required Packed Red Cell (blood) transfusion to overcome the progressive drop in hemoglobin level. With the disappearance of the parasites from the patients' blood, the disorders of the organs mentioned above, gradually became normal. The conditions of the patients also showed satisfactory improvement."
2002
AMIN-XXXIV-3-JuliSep2002-111
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Maulidya
"Malaria merupakan penyebab utama dari kenaikkan angka individu yang sakit dan meninggal di banyak negara. Hal ini terjadi karena malaria adalah salah satu penyakit fatal yang disebabkan oleh nyamuk betina Anopheles dengan cara menyebarkan parasite Plasmodium yang hidup dan bereproduksi di dalam sel darah manusia lewat gigitan nyamuk terinfeksi. Di antara tahun 2019-2020, kasus kematian akibat malaria mengalami peningkatan karena adanya COVID-19. Beragam upaya pencegahan malaria telah dilakukan pemerintah, contohnya dengan Long-lasting insecticidal nets (LLIN) dan Indoor Residual Spraying (IRS) tetapi kedua upaya tersebut memiliki efek samping yang merugikan manusia. Terdapat upaya pencegahan malaria lainnya yang digunakan, yaitu pemakaian krim penolak nyamuk. Upaya tersebut dapat mengatasi ketertarikan nyamuk pada manusia yang terinfeksi malaria yang biasa disebut dengan efek vektor bias. Pada penulisan skripsi ini, dikonstruksi model penyebaran malaria dengan pengaruh vector bias dan penggunaan krim penolak nyamuk. Model matematika tersebut merupakan sistem persamaan diferensial nonlinier enam dimensi yang direduksi menjadi tiga dimensi dengan pendekatan Quasi-Steady State Approximation dan proses nondimensionalisasi. Kajian analitik yang dilakukan pada model dalam skripsi ini terdiri dari analisis eksistensi dan kestabilan titik keseimbangan serta analisis Basic Reproduction Number (R_0). Simulasi numerik yang dilakukan pada skripsi ini terdiri dari analisis elastisitas dan sensitivitas R_0, dan simulasi autonomous. Berdasarkan kajian analitik dan simulasi numerik diperoleh bahwa penggunaan krim penolak nyamuk secara efektif dapat menyebabkan proporsi manusia dan nyamuk terinfeksi di suatu populasi dapat berkurang sehingga terdapat kemungkinan malaria dapat hilang dari suatu populasi. Sebaliknya, jika vektor bias bernilai semakin besar, maka proporsi nyamuk terinfeksi dan manusia terinfeksi di suatu populasi semakin bertambah yang artinya kemungkinan malaria untuk menetap di suatu populasi juga semakin besar.

Malaria is a major cause of increasing numbers of sick and dead individuals in many countries. This happens because malaria is a fatal disease caused by female Anopheles mosquitoes by spreading the Plasmodium parasite that lives and reproduces in human blood cells through the bite of an infected mosquito. Between 2019-2020, malaria deaths increased due to COVID-19. Various efforts to prevent malaria have been carried out by the government, for example with Long-lasting insecticidal nets (LLIN) and Indoor Residual Spraying (IRS), but both efforts have side effects that are detrimental to humans. There are other malaria prevention efforts that are used, namely the use of mosquito repellent creams. These efforts can overcome the attraction of mosquitoes to humans infected with malaria which is commonly known as the vector-bias effect. In writing this thesis, a malaria spread model was constructed with the influence of bias vectors and the use of mosquito repellent creams. The mathematical model is a six-dimensional nonlinear differential equation system which is reduced to three dimensions using a Quasi-Steady State Approximation approach and a nondimensionalization process. The analytical study carried out on the model in this thesis consists of an analysis of the existence and stability of the equilibrium point and the analysis of the Basic Reproduction Number (R_0). Numerical simulation carried out in this thesis consists of elasticity and sensitivity analysis R_0, and autonomous simulation. Based on analytical studies and numerical simulations, it was found that the effective use of mosquito repellent creams can reduce the proportion of infected humans and mosquitoes in a population so that there is a possibility that malaria can be eliminated from a population. On the other hand, if the value of the vector-bias increases, the proportion of infected"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>