Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 226859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khairunissa Permata Hati
"Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh secara cepat tanpa diimbangi asupan cairan yang cukup Anak sekolah dasar rentan mengalami dehidrasi yang dapat menimbulkan gejala kelemahan fisik dan penurunan fungsi kognitif Mereka cenderung mengabaikan gejala dehidrasi dan tidak mengonsumsi cairan dalam jumlah cukup serta belum memiliki pengetahuan tentang cara menjaga status hidrasi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan sikap perilaku mengenai asupan cairan harian dan faktor faktor yang berhubungan pada anak SD dengan menggunakan desain cross sectional Data diambil Januari 2012 dengan memberikan kuesioner kepada 107 anak SD di Pejaten Barat Jakarta Selatan Hasil penelitian menunjukkan subyek terbanyak berusia 10 12 tahun 53 1 laki laki 62 2 duduk di kelas 4 6 SD 64 3 dan mendapat informasi dari 3 sumber informasi atau kurang 82 7 Diperoleh hasil yakni subyek terbanyak memiliki pengetahuan cukup 45 9 sikap cukup 51 dan perilaku baik 74 5 Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap uji chi square p 0 01 namun tidak ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku serta antara sikap dan perilaku Terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan uji chi sqare p 0 042 namun pendidikan tidak berhubungan dengan sikap maupun dengan perilaku Karakteristik demografi lainnya seperti usia jenis kelamin dan jumlah sumber informasi tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan sikap dan perilaku.

Dehydration is the rapid excessive loss of body fluids without adequate fluid intake replenishment School children are susceptible to dehydration It causes them to physical weakness and cognitive function decline They tend to ignore the symptoms of dehydration and do not consume adequate amount of fluids Children do not have the knowledge on how to maintain hydration status This study aimed to determine the knowledge attitudes behaviors regarding daily fluid intake and associated factors in school children by using cross sectional design Data were taken in January 2012 by giving questionnaires to 107 school children in Pejaten Barat South Jakarta The result shows that most subjects aged 10 12 years 53 1 males 62 2 fourth to sixth primary school students 64 3 and received information from 3 or less media resources 82 7 Most subjects had sufficient knowledge 45 9 sufficient attitude 51 and good behavior 74 5 There is correlation between knowledge and attitude chi square test p 0 01 but there is no correlation between knowledge and behavior as well as between attitudes and behavior There is correlation between education and knowledge chi square test p 0 042 but education is not correlated with attitudes and behavior Other demographic characteristics such as age gender and number of resources are not correlated to knowledge attitudes and behaviors
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Widjaya
"Ibu rumah tangga rentan mengalami dehidrasi yang dapat menganggu aktivitas fisik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan sikap dan perilaku mengenai asupan cairan harian dan faktor faktor yang berhubungan pada ibu rumah tangga Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode wawancara dan kuesioner Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar subyek berusia 30 59 tahun 68 9 memiliki jumlah sumber informasi yang sedikit 80 2 pengetahuan 77 4 sikap 58 5 dan perilaku 92 5 yang baik Setelah data diolah diketahui bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap uji kolmogorov smirnov p 0 039 jumlah sumber informasi dan pengetahuan uji fisher p 0 039 mengenai asupan cairan harian Namun tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku uji fisher p 0 377 sikap dan perilaku uji fisher p 0 272 usia dan pengetahuan uji chi square p 0 444 usia dan sikap uji kolmogorov smirnov p 1 000 jumlah sumber informasi dan sikap uji kolmogorov smirnov p 1 000 juga tidak terdapat hubungan antara usia dan perilaku uji fisher p 0 252 jumlah sumber informasi dan perilaku uji fisher p 0 656 mengenai asupan cairan harian Kata Kunci Pengetahuan Sikap Perilaku Asupan Cairan Ibu rumah tangga Usia Jumlah Sumber Informasi.

Housewife is susceptible to dehydration that can affect physical activity The goal of this research was to determine correlation between knowledge attitude and behaviours regarding daily fluid intake and associated factors on housewives This research used cross sectional design with interview and questionnaires The result showed that most subjects were age 30 59 years 68 9 gained information from few resources 80 2 had good knowledge 77 4 good attitudes 58 5 and good behaviours 92 5 regarding daily fluid intake After analyzed the result shows that there is correlation between knowledge and attitude kolmogorov smirnov test p 0 039 as well as between number of media resources and knowledge fisher p 0 039 regarding daily fluid intake But there is no significant correlation between knowledge and behaviours fisher test p 0 377 attitude and behaviours fisher test p 0 272 age and knowledge chi square test p 0 444 age and attitude kolmogorov smirnov test p 1 000 number of media resources and attitude kolmogorov smirnov test p 1 000 There was also no correlation between age and behaviours fisher test p 0 252 number of media resources and behaviours fisher test p 0 656 regarding daily fluid intake Keywords Knowledge Attitude Behaviours Fluid Intake Housewives Age Number of Media Resources."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Shadrina
"Berbagai penelitian menunjukkan tingginya angka prevalensi dehidrasi ringan di Indonesia. Pria usia produktif merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki kecenderungan tinggi mengalami dehidrasi dikarenakan aktivitas fisik yang berat dalam kesehariannya. Dehidrasi pada derajat ringan dapat menyebabkan gangguan mood dan penurunan daya konsentrasi. Dehidrasi dapat dicegah dengan kebiasaan mengonsumsi cairan, adapun kebiasaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah pengetahuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat pengetahuan adalah salah satu faktor yang berpengaruh pada asupan cairan harian pria usia produktif. Penggunaan studi cross sectional ini dilakukan kepada 40 pria yang merupakan orang tua dari anak yang terdata sebagai siswa di Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, Jakarta Selatan. Seluruh subyek mendapatkan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan mengenai pengetahuan asupan cairan dan Catatan Asupan Cairan Harian yang harus diisi selama dua hari.
Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji chi square untuk variabel tingkat pengetahuan dan asupan cairan, serta uji alternatif Fischer untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan asupan cairan. Hasil yang diperoleh yaitu 46,2% subyek memiliki tingkat pengetahuan cukup mengenai asupan cairan, terdapat 7,7% subyek dengan pengetahuan baik mengonsumsi cairan secara tidak adekuat, sedangkan subyek dengan pengetahuan kurang terdapat 50% dengan asupan cairan tidak adekuat, maka tingkat pengetahuan memengaruhi asupan cairan seseorang (p<0,05).

Some studies show a high prevalence of mild dehydration in Indonesia. Men of productive age is highly prone to get dehydration due to their physical activities everyday. Dehydration, even in the mild form, lead to mood disorders and decrease in power of concentration. Dehydration can be prevented by making a good drinking habit. While one of factors that takes effect of habit is knowledge.
This research has a purpose that to know if knowledge is one of factors that influence daily fluid intake in men of productive age. Cross sectional study was conducted to 42 men whose children were students in Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, South Jakarta. All participants got questionnaire consists of ten questions about hydration knowledge and a note of daily fluid intake that should be filled within two days.
The data was analyzed by using chi-square test for hydration knowledge and fluid intake variable, and fischer test was used to know the correlation between hydration knowledge and daily fluid intake. The result was, among the participants there were 46.2% had enough hydration knowledge, 7.7% participant with good knowledge consumed water inadequately, whereas among participants with poor hydration knowledge there were 50% participants had poor daily fluid intake, so hydration knowlegde significantly influences daily fluid intake (p<0.05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Upahita
"The Indonesia Regional Hydration Study THIRST pada tahun 2009 melakukan penelitian terhadap 1200 orang di beberapa kota di Indonesia Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa sebanyak 42 5 subjek dewasa mengalami dehidrasi ringan Hal ini diketahui karena 60 remaja dan dewasa tidak mengetahui pentingnya penambahan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi ringan Latar belakang ini yang membuat peneliti merasa perlu melakukan penelitian pada subjek perempuan produktif usia 19 49 tahun Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan tingkat pengetahuan dan asupan cairan pada subjek perempuan produktif usia 19 49 tahun Desain penelitian ini adalah cross sectional Data penelitian diambil pada bulan Januari 2012 melalui kuesioner dan lembar asupan cairan pada 66 subjek yang memenuhi kriteria inklusi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar 92 4 subjek berusia 30 49 tahun dan tingkat pendidikan sebagian besar 45 5 adalah lulusan SD Selain itu sebagian besar subjek 43 9 memiliki pengetahuan cukup Secara keseluruhan asupan cairan subjek adalah 2771 52 1111 83 mL hari dan sebagian besar 66 7 memiliki asupan cairan yang adekuat Penelitian ini membuktikan tidak terdapat hubungan p 0 079 antara tingkat pengetahuan dan asupan cairan Sebanyak 52 4 subjek yang berpengetahuan buruk memilki asupan cairan adekuat Hal ini menunjukan terdapat faktor lain disamping pengetahuan yang memengaruhi asupan cairan pada perempuan produktif usia 19 49 tahun Kata kunci asupan cairan perempuan produktif usia 19 ndash 49 tahun tingkat pengetahuan.

The Indonesian Regional Hydration Study THIRST in 2009 conducted a study of 1200 people in several cities in Indonesia The results revealed that as many as 42 5 of the adult subjects experienced mild dehydration This was known as 60 of the adolescents and adults did not know the importance of the addition of fluid intake to prevent mild dehydration This background motivated researchers to do research on the 19 49 years old productive female The aim is to determine the association between the knowledge level and the fluid intake The design of the study was cross sectional Data were taken in January 2012 through questionnaires and fluid intake sheet on 66 subjects who met the inclusion criteria Results of this study showed that the majority of the subjects 92 4 was 30 49 years old and most education level 45 5 was primary school graduate In addition the majority of the subjects 43 9 had sufficient knowledge Overall fluid intake of the subjects was 2771 52 1111 83 mL day and most of them 66 7 had adequate fluid intake This study proves that there is no association p 0 079 between the level of knowledge and fluid intake A total of 52 4 of the bad knowledge subjects had adequate fluid intake It is revealed that there are other factors besides knowledge level that affecting the fluid intake in 19 49 years old productive femaleKeywords fluid intake 19 49 years old productive female and knowledge level
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Banin Aissyifa
"Dehidrasi ringan rentan terjadi pada remaja yang dapat menyebabkan menurunnya stamina, daya ingat, serta menurunnya konsentrasi dan kemampuan belajar. Hal tersebut dapat dicegah dengan memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik mengenai asupan cairan harian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang asupan cairan harian dan faktor faktor yang berhubungan pada remaja usia 13-18 tahun di Pejaten Barat, Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Data diambil pada Januari 2012 dengan membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai asupan cairan harian kepada 106 subyek di Pejaten Barat dengan metode consecutive sampling. Uji chi square menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai asupan cairan harian (p = 0,04) namun tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku dan sikap dengan perilaku. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta jumlah sumber informasi. Untuk mengkonfirmasi hasil penelitian ini lebih lanjut, diperlukan penelitian lanjutan menggunakan studi intervensi seperti penyuluhan.

Mild dehydration is susceptible occurs in adolescent. It can lead the decreasing of stamina, concentration, memory and learning ability. This can be prevented by having the knowledge, attitude, and behavior regarding daily fluid intake. The aimed of this study was to determine the relationship of knowledge, attitude, and behavior on a daily fluid intake and the associated factors in adolescents. The design of this study was cross sectional. We obtained 106 subjects aged 13-18 years in Pejaten Barat by consecutive sampling. Data were collected in January 2012 by using the questionnaire about the daily fluid intake. Using the chi square test showed a significant relationship between the knowledge and the attitude on the daily fluid intake (p = 0,04), but there was no significant relationship between knowledge neither attitude with behavior. There was also no relationship between knowledge, attitude, and behavior with the other associated factors. To confirm the result of this study, futher research is needed by using the interventions design such as counseling."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Besthari Anindita Pramitasari
"Sebanyak 46,1% masyarakat di Indonesia usia 20-55 tahun mengalami dehidrasi ringan. Dehidrasi ringan pada pria produktif berdampak pada kualitas kerja seseorang. Pria usia produktif yang sebagian besar merupakan tenaga kerja di Indonesia dapat menyebabkan penurunan kualitas kerja. Kurangnya pengetahuan dan sikap dapat menjadi salah satu penyebab perilaku asupan cairan yang buruk. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik dan hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang asupan cairan serta hubungannya dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode wawancara dan kuesioner yang berisi pertanyaan pengetahuan, sikap, dan perilaku asupan cairan harian di Pejaten Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Pejaten Barat memiliki tingkat pengetahuan baik (77,2%), sikap cukup (61,4%), dan perilaku baik (83,1%). Dari uji chi-square ditemukan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap asupan cairan (p<0,001), namun tidak terdapat hubungan bermakna dengan variabel lainnya. Tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan faktor-faktor lain yang berhubungan (usia, tingkat pendidikan, jenis sumber informasi, dan jumlah informasi yang diperoleh subjek penelitian).

A total of 46.1% of people aged 20-55 years in Indonesia occured to be in mild dehydration state. Mild dehydration impact on the quality of work. Men in productive age who are mostly workers in Indonesia can lead to the decreased quality of work if they work in mild dehydration state. Lack of knowledge and attitude may cause bad behavior of daily water intake. Therefore, this study aimed to investigate the characteristics and the association between knowledge, attitudes, and behavior of daily water intake and its relation to the related factors. This study used cross-sectional design with interview and questionnaire containing questions of knowledge, attitudes, and behavior of daily water intake.
The results showed that people in Pejaten Barat had good level of knowledge (77.2%), quite level of attitude (61.4%), and good behavior (83.1%). The chi-square test claimed a significant relationship between knowledge and attitude of daily water intake (p<0.001), but there was no significant association with other variables. There was also no significant relationship between knowledge, attitudes, and behavior with other related factors (age, education level, type of resources, and the amount of information).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahdinar Rosdiana Dewi
"Orang lanjut usia (lansia) merupakan kelompok usia yang rentan terhadap dehidrasi. Dehidrasi pada lansia memiliki efek yang berbahaya, bahkan hingga menyebabkan kematian, namun dapat dicegah dengan memenuhi kebutuhan cairan harian. Pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai asupan cairan harian akan membantu mencegah kondisi dehidrasi, tetapi belum terdapat penelitian terkait pada lansia di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku lansia mengenai asupan cairan harian dan hubungannya dengan faktor lain yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta jenis sumber infirmasi.
Studi cross-sectional telah dilaksanakan di Pejaten Barat, Jakarta pada Januari hingga Februari 2012 dengan subyek sebanyak 100 orang yang diperoleh dari consecutive sampling. Semua subyek mengisi keseluruhan kuesioner mengenai data demografi, pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai asupan cairan harian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 51% subyek berpengetahuan baik, 80% bersikap cukup, 72% berperilaku baik. Analisis bivariat pada setiap variabel menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan perilaku (uji Kolmogorov-Smirnov: p=0,010), namun tidak terdapat hubungan pada variabel lainnya. Selain itu, tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan perilaku, dan sikap dengan perilaku mengenai asupan caran harian melalui uji Kolmogorov-Smirnov. Oleh sebab itu, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku harus dilakukan dengan metode yang berbeda.

Elderly is an age group that have a big risk on dehydration. Dehydration in elderly have a negative effect, even dead, but it can be prevented by good hydration. Knowledge, attitude, and behavior concerning daily fluid intake will prevent dehydration, but there is limited study concerning that among elderly in Indonesia.
he aim of this study was to determine the knowledge, attitude, and behavior concerning daily fluid intake and related factor among elderly such as age, sex, education level, and the kind of information sources.
A cross-sectional study was conducted at Pejaten Barat, Jakarta on January to February 2012. Consecutive sampling technique was used to choose 100 subjects. All subjects completed questionnaires on demographic characteristics, knowledge, attitude, and practice.
The were 51% subjects had good knowledge, 80% subjects had quite good attitude, and 72% subjects had good behavior. We found that age was related to behavior (Kolmogorov-Smirnov test: p=0,010), but there was no relationship between another variabel. There are no relationship between knowledge and attitude, attitude and behavior, and also knowledge and behavior concerning daily fluid intake by Kolmogorov-Smirnov test. Therefore, intervention is needed to increase knowledge, attitude, and behavior with different method for each.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Yunita
"Data THIRST menyatakan bahwa sebanyak 46,1% penduduk Indonesia mengalami dehidrasi ringan. Meskipun demikian, penelitian terhadap asupan cairan subjek berusia lanjut di Indonesia masih jarang dilakukan. Padahal, subjek berusia lanjut memiliki faktor risiko yang lebih besar untuk mengalami dehidrasi. Dampak dehidrasi pada subjek berusia lanjut juga cukup berbahaya, sehingga dalam penanganan dehidrasi dibutuhkan pengawasan dari orang-orang sekitar subjek. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan asupan cairan pada subjek berusia lanjut. Pengambilan data dilakukan di Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, Jakarta Selatan pada Januari 2012. Peneliti memberikan kuesioner berisi 10 pertanyaan tentang asupan cairan yang terdiri atas 5 kategori, gejala, fungsi, keluarnya cairan, sumber, dan jumlah cairan, sebagai data untuk mengetahui tingkat pendidikan. Peneliti juga memberikan buku asupan cairan harian yang harus diisi subjek selama dua hari untuk mengukur asupan cairan subjek. Untuk mempermudah pengisian buku asupan cairan harian, peneliti memberikan gelas sebagai standar minum pada dua hari tersebut. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan pengambilan sampel secara total population. Data yang didapat akan dianalisis dengan uji chi-square menggunakan program SPSS version 19. Pada akhir penelitian terdapat 35 subjek penelitian yang berpartisipasi. Sebagian besar subjek, yaitu sebanyak 31 dari 35 subjek merupakan perempuan dan 20 dari 35 subjek tidak bersekolah. Sebanyak 19 dari 35 subjek memiliki tingkat pengetahuan buruk, sedangkan sebagian besar, yaitu sebanyak 32 dari 35 subjek memiliki asupan cairan adekuat. Pada penelitian ini didapatkan data bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan asupan cairan pada subjek berusia lanjut (p = 0,337).

Based on THIRST’s data, 46.1% citizens of Indonesia were diagnosed mild dehydration. In Indonesia, research about water intake in elderly are rarely held. Elderly has more risk factors to become dehydration and more dangerous complications because of dehydration. Elderly need supervision from others to control and remind them to drink. Because of that background, the purpose of this research is to know correlation between knowledge and water intake in elderly. Samples were collected in Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, Jakarta Selatan on January 2012. As a method, researcher gave 10 questions’ questionnaire about body fluid, its function, resource, volume, signs and symptoms of dehydration. Those questionnaires were collected to measure their knowledge about water intake. Researcher also gave them ‘buku asupan cairan harian’ that had to be filled with their water intake during two days. To make it easier to fill the sheet, we gave them a standard glass so they only had to fill the sheet with how many glasses they drink that day. Researcher will convert it into milliliters. This is a cross sectional study with total population as sampling method. The data will be analyzed by chi-square test using SPSS version 19. Thirty one of 35 subjects are female and 20 of 35 subjects had not studied at school. Nineteen of 35 subjects had poor knowledge, yet 32 of 35 subjects had adequate water intake. From this research, we can make a conclusion that there is no correlation between knowledge and water intake in elderly (p = 0,337)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emi Badaryati
"Salah satu Permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja yang perlu dicermati adalah penyakit infeksi saluran reproduksi salah satunya adalah keputihan. Hampir 90 % perempuan di Indonesia pernah mengalami keputihan, gejala keputihan juga dialami oleh wanita yang belum kawin atau remaja puteri berumur 15-24 tahun (SKRI 2007) adalah sebanyak 31,8 %. Penelitian ini adalah non-eksprimental dengan pengumpulan data secara potong lintang (cross sectional), populasi siswi di SLTA / sederajat tingkat Kabupaten di SMA Negeri 2 dan tingkat Kecamatan SMK Negeri 3 wilayah Kota Banjarbaru tahun 2012. Adapun jumlah sampel 200 (100 di SMA Negeri 2 dan 100 di SMK Negeri 3) dengan teknik stratifikasi yang proporsional.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan gambaran perilaku pencegahan dan penanganan keputihan patologis antara SMA Negeri 2 dengan SMK Negeri 3. Juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pencegahan dan penanganan keputihan patologis baik di SMA Negeri 2 maupun di SMK Negeri 3 Kota Banjarbaru. Dengan menggunakan uji Chi-Square, dan analisa multivariat dengan regressi logistik model Prediksi. Analisa bivariat diperoleh hasil di SMA Negeri 2 dan SMK Negeri 3 perilaku pencegahan dan penanganan keputihan patologis siswi dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap, persepsi , dan keterpaparan informasi (dengan nilai P < 0,005).
Analisa multivariat diperoleh hasil faktor-faktor dominan yang mempengaruhi perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap persepsi dan keterpaparan informasi. Sehingga disarankan semua pihak yang terkait dapat memfasilitasi remaja agar dapat berperilaku sehat terhadap pencegahan dan penanganan keputihan patologis, bagi dinas kesehatan untuk dapat mengoptimalkan program pelayanan kesehatan peduli remaja di seluruh puskesmas Kota Banjarbaru, dengan demikian dapat mengetahui langsung permasalahan kesehatan pada remaja.
One of adolescent reproductive health problems that need to be observed is a disease of reproductive tract infections one of which is whitish. Nearly 90% of women in Indonesia have had vaginal discharge, vaginal discharge symptoms experienced by unmarried women or girls aged 15-24 years (SKRI 2007) is as much as 31.8%. The study was a non-eksprimental with a cross-sectional data collection (cross sectional), the population of students in high school / high school equivalent degree in State District 2 and level 3 Vocational School District Banjarbaru City area in 2012. The number of samples 200 (100 in SMA Negeri 2 and 100 at SMK Negeri 3) with a proportional stratification techniques.
The purpose of this study was to determine differences in the behavior description of prevention and treatment of pathological vaginal discharge among high school SMK Negeri 2 to 3. Also what factors are affecting the behavior of pathological vaginal discharge prevention and response in both the SMA Negeri 2 and in the SMK Negeri 3 Banjarbaru City. By using the Chi-Square test, and multivariate analysis with logistic Regression prediction models.
Bivariate analysis of the results obtained in the SMA and SMK Negeri 2 3 behavioral prevention and treatment of pathological white girls influenced by the knowledge, attitudes, perceptions, and exposure information (with a value of P <0.005). Multivariate analysis of obtained results the dominant factors that influence healthy behaviors is knowledge, attitudes, perceptions and information exposure. So advised all parties concerned to facilitate the youth to behave well towards the prevention and treatment of pathological vaginal discharge, the health department to be able to optimize health care programs throughout the adolescent clinic Banjarbaru City, as such health problems can learn directly in adolescents.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Maulana Ismawan
"Latar Belakang : Masalah penyakit gigi dan mulut masih belum mendapatkan perhatian
walaupun kesehatan gigi dan mulut mempengaruhi kesehatan tubuh
secara umum. Masalah penyakit gigi dan mulut yang utama secara
global adalah karies dan periodontitis. Namun masalah kesehatan gigi
dan mulut yang sering terjadi pada anak adalah Early Childhood Caries
(ECC). Prevalensi ECC masih sangat tinggi terutama di negara
berkembang. Terutama pada Indonesia dimana prevalensi ECC
mencapai 81,5%. Untuk menurunkan dan mencegah ECC bisa dilakukan
dengan memberi edukasi kesehatan gigi dan mulut kepada anak dengan
harapan anak tersebut akan merubah perilaku nya menjadi yang lebih
sehat. Kandidat terbaik untuk memberi edukasi tersebut adalah ibu
karena ibu merupakan pengasuh utama pada anak dan anak memandang
ibu sebagai panutan. Namun untuk memberi edukasi kesehatan gigi dan
mulut yang efektif ibu perlu memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik
yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. Sedangkan pengetahuan,
sikap, dan praktik ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor sosiodemografi.
Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan faktor sosiodemografi terhadap pengetahuan, sikap, dan
praktik mengenai kesehatan gigi dan mulut anak di Jakarta Selatan.
Metode : Penelitian cross-sectional dilakukan kepada ibu yang memiliki anak TK
di area Jakarta Selatan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah convenience sampling, dengan cara menyebarkan kuesioner dari
grup Whatssapp tiap TK. Pengambilan data dilakukan pada November 2020. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk mencatat faktor
sosiodemografi dan pengetahuan, sikap, dan praktik responden. Hasil
utama dari kuesioner ini adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan,
sikap, dan praktik ibu mengenai kesehatan gigi dan mulut anak.
Kemudian skor pengetahuan, sikap, dan praktik diklasifikasikan menjadi
respons baik atau buruk berdasarkan median skor responden. Kemudian
Uji Chi-Square dilakukan untuk melihat hubungan antara faktor
sosiodemografi terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik. Dilanjuti
dengan Uji Spearman untuk menguji korelasi antara pengetahuan, sikap,
dan praktik.
Hasil : Dari 554 ibu, hanya 6% yang mengetahui dosis fluoride untuk anak
berusia 3 tahun. Terdapat 39,7% ibu yang tidak mengetahui pentingnya
fluoride untuk mencegah penyakit gigi dan mulut. Hanya 20,2% ibu
yang datang ke dokter gigi untuk kunjungan rutin. Dari hasil Uji Chi
Square didapatkan bahwa terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) antara
antara usia dengan praktik, tingkat pendidikan dengan sikap dan praktik,
usia ibu saat kelahiran anak pertama dengan sikap, status kerja dengan
sikap, dan asuransi kesehatan dengan pengetahuan dan praktik. Hasil Uji
Spearman menunjukan terdapat perbedaan bermakna antara
pengetahuan, sikap, dan praktik.
Kesimpulan : Sebagian besar ibu masih memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik yang
buruk mengenai kesehatan gigi dan mulut anak. Dari hasil ini didapatkan
bahwa pengetahuan, sikap, dan praktik saling mempengaruhi secara
signifikan. Beberapa faktor sosiodemografi yang memiliki perbedaan
terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik ibu adalah tingkat pendidikan,
usia ibu saat kelahiran anak pertama, dan asuransi kesehatan

Background : Oral health problems are still not getting enough attention even though
oral health is related to general health. The main oral disease worldwide
are caries and periodontitis. But the most frequent oral disease that can
occur in children is Early Childhood Caries (ECC). The prevalence of
ECC in most developing countries is still high. Particularly in Indonesia
where the prevalence of ECC is 81,5%. The way to decrease and prevent
ECC is to give dental health education to children with hope that they
will change their behavior into a healthier one. The best candidate to give
education to children are mothers because they are the main care givers
to their Childs and most children see’s their mother as a role model. To
give an effective dental health education, the mothers have to have a
good knowledge, attitude, and practice toward oral health. Meanwhile,
knowledge, attitude, and practice are influenced by sociodemographic
factors. So, this study is to assess the relationship between mother’s
sociodemographic factors and knowledge, attitude, and practice toward
preschool children’s oral health in Jakarta Selatan.
Methods : This cross-sectional study was conducted toward mothers that have
children in preschool around Jakarta Selatan. The sampling technique
that was used in this study was convenience sampling, with spreading
questionnaire in every preschool’s WhatsApp group. Data collection
were conducted in November 2020. Then, data were collected using
questionnaire to report mother’s sociodemographic factors and knowledge, attitude, and practice toward child’s oral health. Each
knowledge, attitude, and practice’s score were classified into a poor or
good response based on the respondent’s median score. Chi-square
analysis was used to assess the relationship between sociodemographic
factors and knowledge, attitude, and practice. Also, Spearman analysis
was used to assess the relationship between knowledge, attitude, and
practice.
Results : Among 554 mothers, only 6% knows the dose of fluoride for children
aged 3 years old. There are 39,7% mothers who didn’t know the
important role of fluoride to prevent oral disease. Only 20,2% mothers
went to see a dentist for routine checkup. From the Chi-Square analysis
it was reported that there is a significant difference between age and
practice, level of education and attitude and practice, age of mother at
birth of the first children and attitude, mother’s employment status and
attitude, and health insurance and knowledge and practice. From
Spearman analysis was reported there is a significance difference
between knowledge, attitude, and practice.
Conclusion : Most mothers still have poor knowledge, attitude, and practice toward
child’s oral health. This study shows that knowledge, attitude, and
practice are significantly correlated. Sociodemographic factors that has
a relation with knowledge, attitude, and practice are level of education,
age of mother at birth of the first children, and health insurance
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>