Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159588 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Feby Febrina
"Perkembangan teknologi membawa perkembangan komunikasi interpersonal , salah satunya online dating yang digunakan untuk mencari pasangan. Menggunakan pendekatan kualitatif, dengan studi literatur dan observasi yang dilakukan kepada 1 pasangan, perempuan WNI berusia 21tahun dan laki-laki WNA berusia 26 tahun, penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat bagaimana pelaku online dating mengurangi ketidakpastian dalam menjalankan komunikasi hubungan interpersonalnya. Hasil penulisan menemukan bahwa atraksi interpersonal diantara keduanya lebih cenderung kepada faktor personal. Semakin tinggi uncertainty yang dirasakan, semakin sedikit self-disclosure yang dilakukan. Peningkatan pada uncertainty reduction juga terjadi seiring meningkatnya uncertainty.

The development of technology brings interpersonal communcation developments, one of them is online dating that used for seeking partners. Using a qualitative approach, with literature study and observation, that had been done to a couple, 21 years old Indonesian young woman and 26 years old Dutch young Man, this writing aims to see how online dating participant reducing the uncertainty in their interpersonal communication and relationship. The result is that interpersonal attraction between them more likely to be personal factors. The higher the perceived level of uncertainty, the lower self-disclosure is done. The increase in uncertainty reduction also occurred with increasing uncertainty.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Nur Fazila
"ABSTRAK
Seiring perkembangan teknologi, online dating menjadi semakin marak dilakukan dan caranya semakin beragam. Tinder, merupakan sebuah aplikasi online dating yang sedang di puncak popularitas. Penggunanya tersebar di berbagai negara, termasuk Indonesia. Penelitian dengan metode kualitatif ini mengambil lima informan dan meneliti tentang bagaimana perempuan muda Indonesia (mahasiswi) sebagai pengguna Tinder, melakukan dan menanggapi self-disclosure dalam dinamika hubungan yang ia jalani dengan pria yang dikenal melalui Tinder. Melalui wawancara semi terstruktur, didapatkan hasil yang cenderung mirip antar informan. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa perempuan muda enggan melakukan self-disclosure lebih dahulu, tapi memegang kontrol akan berlanjut tidaknya hubungan. Selain itu, self-disclosure yang dilakukan mahasiswi atau ditanggapi mahasiswi cenderung luas, namun tidak mendalam.

ABSTRACT
In these modern days, people are getting easier to find their date. Internet just let them know faster and meet each other at the soonest. One of the bloomest ways nowadays is through online dating via smartphone application. Tinder, is one of the most popular online dating applications in recent years especially in Indonesia. This phenomenon encourages the writer to do some qualitative survey with five informants and observe how Indonesian young women, as Tinder users, demonstrate and respond self-disclosure in a relationship to the man whom they know from Tinder. Through semi-structured interviews, it has been found that there are likely some similarities among informants. The final results show that young women do not want to denote self disclosure at the first time, but take the control and let them decide whether it is worth to continue the relationship or not. Furthermore, the way of young women (students) act or show self disclosure tends to be broad but not deep."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Azalea Celena
"Penelitian ini menganalisis perilaku impulse buying konsumen di Internet dengan menggunakan dua faktor pembanding, yaitu jenis kelamin dan self-construal. Penelitian dilakukan terhadap 387 pengguna internet yang pernah melakukan pembelian barang di internet, berusia 15-24 tahun, serta tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Data dikumpulkan melalui metode survey dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Faktor jenis kelamin digunakan untuk membagi data sampel ke dalam dua kelompok, laki-laki dan perempuan. Faktor self-construal digunakan untuk membagi data sampel ke dalam dua kelompok, independent dan interdependent. Hasil analisis menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan tipe self-construal yang signifikan pada konsumen online muda di Jakarta yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, serta tidak terbukti adanya perbedaan perilaku impulse buying di internet pada kelompok self-construal yang berbeda. Namun, didapatkan hasil yang menunjukan bahwa konsumen online muda di Jakarta yang berjenis kelamin perempuan lebih cenderung berperilaku impulse buying di internet daripada konsumen laki-laki.

This study analyze the impulse buying behavior of consumers online by using the comparison of two factors, sex and self-construal. Research conducted on 387 internet users who had been make purchases on the internet, 15-24 years old, and live in Jakarta and surrounding areas. Data were collected through survey method with questionnaire research instrument. Sex factor is used to divide the sample data into two groups, male and female. Self-construal is used to divide the sample data into two groups, independent and interdependent. Results of the analysis showed that there were different types of self-construal significant in young online consumers in jakarta sex male and female, and no evidence of differences in the behavior of impulse buying on the internet in groups of different self-construal. However, the data obtained showed that young online consumers in Jakarta who are female is more likely to behave impulse buying on the internet than male consumers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novy Sartika Putri Sari Dewi
"Berkembangnya internet turut mempermudah penggunanya untuk mencari pasangannya. Namun, tanpa disadari hal ini membawa resiko tersendiri, salah satu resikonya adalah catfish yang merupakan salah satu bentuk dari false identity. Berangkat dari hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penetrasi sosial yang terjadi pada hubungan dengan false identity. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivist dan metode studi kasus. Melalui wawancara dan observasi ditemukan bahwa pada online dating terjadi tahap pre-orientasi sebagai tahapan awal persiapan proses penetrasi sosial, dimana dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh motivasi pengguna pada saat melakukan online dating. Motivasi disini melandasi setiap tindakan pengguna dalam tiap proses penetrasi sosial. Hubungan dengan penggunaan false identity di dalamnya akan mengalami deterioration yang berujung pada interpersonal separation karena kegagalan face-to-face meeting. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan bahwa penting untuk memiliki kemampuan literasi digital supaya dapat terhindar dari tindakan penipuan di online media.

The development of internet has made it easier for users to find a partner. However, without realizing it, this carries its own risks, one of the risks is that catfish is a form of false identity. It aims to determine the process of social penetration that occurs in the relationship with false identity. This study uses post-positivist paradigm and case study method. Through interviews and observations, it was found that in online dating, there is pre-orientation stage as the initial stage of preparation for social penetration process, which strongly influenced by user motivation when doing online dating. Motivation here, underlies in every user action in each social penetration process. The relationship which uses false identity will experience deterioration which leads to interpersonal separation due to the failure of face-to-face meetings. In addition, it was found that it is important to have digital literacy to avoid fraud in online media."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutama Rafif
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melihat sosialisasi peer group, sosialisasi media massa, dan pola asuh orangtua yang permisif dalam perilaku judi online remaja. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik survei terhadap 172 orang siswa/siswi kelas X, XI, dan XII di SMAN "X" yang bermain judi online. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dimensi modeling dalam sosialisasi peer group merupakan dimensi yang paling mengarahkan remaja pada judi online jika dibandingkan dengan dimensi terpaan selektif, reward, dan punishment. Selain itu, media massa internet paling mendukung berlangsungnya praktik-praktik judi online dibandingkan dengan media cetak dan elektronik. Pola asuh orangtua permisif juga mendorong remaja untuk gemar bermain judi online. Temuan lain adalah kesamaan tujuan dalam bermain judi baik siswa laki-laki dan perempuan yaitu sebagai hiburan pada judi online jenis olahraga dan untuk mencari keuntungan pada judi jenis online poker. Demikian pula kesamaan tujuan bermain judi pada kelas X, XI, XII yang mencari hiburan pada judi online jenis olahraga dan mencari keuntungan pada judi online jenis poker.

ABSTRACT
The purpose of this study was to see an overview of the three terms in the teenager"s online gambling behavior including peer group socialization, mass media socialization and permissive parenting style. The approach used in this study is a quantitative survey of 172 students in grade X, XI, and XII at SMAN "X" who play online gambling. The study concluded that modelling in peer group socialization is the most underlying dimension of online gambling when compared with the other three dimensions, namely the selective exposure, reward and punishment. Furthermore, internet is also the most underlied cause of teenager's online gambling behavior compared with print and electronic media. Permissive parenting style also underlie teenagers to play online gambling. Another findings is a same purpose both boys and girls address in online gambling which is as an entertainment on the type of sport and to make profit on the type of poker online gambling. Similarly, there is a same purpose of gambling on the class X, XI, XII who seek entertainment on online gambling type of sport and profit-oriented on online gambling types of poker.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S62377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amia Luthfia R. Koestoer
"Internet telah menjadi bagian integral bagi kehidupan manusia di era digital saat ini. Remaja Indonesia cukup banyak menggunakan Internet, terutama remaja di kota seperti DKI Jakarta. Dari berbagai studi tentang penggunaan Internet pada remaja, menunjukkan hasil bahwa Internet bagai pedang bermata dua, di satu sisi bermanfaat tapi di sisi lain mengandung berbagai risiko. Manfaat dan risiko online sulit untuk dipisahkan dengan tegas karena keduanya saling berkaitan dan terjalin sangat halus. Online risk risiko online dapat berdampak merusak remaja, apalagi usia remaja selain masih rentan akan pengaruh negatif, juga jiwa eksplorasi dan dorongan melakukan tindakan berisiko juga tinggi. Sedangkan online opportunity manfaat online memberikan banyak kesempatan untuk remaja berkreasi dan berelasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat dan risiko online yang dialami remaja Indonesia ketika mereka menggunakan Internet dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya manfaat dan risiko online untuk menghasilkan model teoritik baru. Penelitian ini menggunakan metode survei multistage random sampling dengan responden sebanyak 756 siswa SMP dan SMA di DKI Jakarta. Teknik analisis data menggunakan analisis Struktural Equation Model SEM . Online opportunity yang diperoleh remaja melalui Internet yaitu manfaat belajar, manfaat untuk berpartisipasi kreatif, manfaat berpartisipasi sosial, berelasi sosial, manfaat hiburan, memperoleh manfaat komersial dan manfaat personal. Online risk yang dialami remaja yaitu risiko konten ndash; remaja sebagai penerima konten buruk; risiko kontak ndash; remaja sebagai partisipan; risiko tindakan ndash; remaja sebagai pelaku tindakan berisiko di Internet. Online opportunity dan online risk terbukti dipengaruhi oleh lingkungan sosial remaja orangtua, teman sebaya dan sekolah , status sosial demografi remaja, motif berinternet dan aktivitas pengguna. Kedekatan remaja dengan lingkungan sosialnya orangtua, teman sebaya dan perhatian sekolah ternyata dapat mengurangi terjadinya online risk. Kedekatan orangtua dan teman sebaya berpengaruh pada motif berinternet dan aktivitas pengguna. Intended consequences konsekuensi yang diharapkan dan unintended consequences konsekuensi yang tidak diharapkan menjadi satu kesatuan karena online opportunity ternyata mempengaruhi terjadinya online risk. Remaja pada dasarnya akan memperoleh manfaat-- intended consequences -- dari Internet terlebih dahulu, baru mereka bisa mengalami online risk -- unintended consequences. Penggunaan Internet tidak serta merta akan menghasilkan online risk tapi berpengaruh secara tidak langsung melalui online opportunity.

The Internet has become an integral part of human life in today 39;s digital age. Many Indonesian adolescents use the Internet, especially those who are living in big cities. From myriad studies on Internet usage in adolescents, showing the result that the Internet is a double-edged sword, on the one hand is useful but on the other hand holds various risks. Online opportunities and risks are difficult to separate as they are intertwined very subtly.Online risk can harm adolescents, as they are highly exploratory on the new things hence could be vulnerable to negative influences as well as risky behavior. On the other side, the online opportunity provides many benefits indeveloping creativity and building relationships. Therefore, this study aims to identify the online opportunities and risks experienced by Indonesian adolescents and analyze the factors that influence online opportunities and risks to generate a new theoretical model. This research uses multistage random sampling survey method with 756 students of junior and senior high school in Jakarta while Structural Equation Model SEM is used for data analysis. The benefits for adolescents from online opportunities are learning benefits, creative participation, social participation, social relationships, entertainment, commercial benefits, and personal benefits. On the other side, the online risks for adolescents are content risk adolescents as recipients of bad content ; contact risk adolescents as participants and conduct risk adolescents as risky actors on the Internet .Online opportunity and online risk are proven to be influenced by the adolescents rsquo; social environment such as parents, peers, and school; adolescents rsquo; social demographic status; Internet motives; and user activities. The proximity of adolescents to their social environment parents rsquo; attachment, peers rsquo; attachment, and school attention can reduce online risk. The attachment of parents and peers affects the Internet motives and user activity.Intended consequences and unintended consequences become a solid intertwined entity as online opportunity affects to online risk. Adolescents will obtain online opportunity first, then they potentially experience online risk. Internet usage does not directly affect online risk but indirectly influences through online opportunity."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Cahyani Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran komponen cinta dan kualitas hubungan romantis pada pasangan berpacaran dewasa muda yang menggunakan layanan online dating. Partisipan dalam penelitian ini adalah 97 dewasa muda (20-40 tahun), sedang menjalani hubungan berpacaran minimal tiga bulan, dan bertemu dengan pasangannya melalui layanan online dating. Alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah Sternberg?s Theory of Love Scale (TLS) untuk melihat tingkat komponen cinta, dan Partners Behaviors as Social Context (PBSC) dan Self Behavior as Social Context (SBSC) untuk melihat gambaran kualitas hubungan romantis. Hasil dari penelitian adalah ketiga komponen cinta Sternberg pada pengguna layanan online dating tetap tinggi dan jumlah responden yang mempunyai kualitas hubungan romantis yang tinggi tidak banyak berbeda dengan jumlah responden dengan kualitas hubungan romantis yang rendah. Analisis tambahan menemukan bahwa umur dan lama hubungan mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat komponen cinta Sternberg dan kualitas hubungan romantis.

The purpose of this study is to form a description on love component using the theory Triangular Theory of Love from Robert J. Sternberg and the romantic relationship quality in dating young adulthood couple who uses online dating services. Participants within this research consisted of 97 young adulthood with the age criteria around 20-40 years old, currently within a relationship for minimum three months, and met their partners through the online dating services. According to data, participants of this research are within the age of 20 to 26 years old, and around 79,4% of them are females. This research is a descriptive research and use th Sternberg's Triangular Theory of Love Scale questionaire (TLS) (α = 0,985) to measure the component of love, and also Partners Behaviors as Social Context (PBSC) (α = 0.906) and Self Behavior as Social Context (SBSC) (α = 0.838) to measure the quality of the romantic relationship. Results of this research indicates that most of the respondents has high scores in three components, and most of the respondents has lower quality in their romantic relationship."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S66342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khadiza
"Fenomena kencan online merupakan fenomena yang populer di kalangan masyarakat saat ini. Dengan kemajuan teknologi seperti internet,aktivitas kencan berubah dari bertemu secara langsung hingga menjadi secara virtual.Tidak hanya di negara barat, kencan online mulai berkembang di dalam masyarakat muslim yang memiliki tradisi perjodohan. Salah satu pengguna dari kencan online ini adalah wanita muslim. Berbagai aplikasi kencan oline mulai berkembang dari yang bersifat umum hingga spesifik berbasis agama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui makna dari pengalaman wanita muslim di Jabodetabek dalam menggunakan aplikasi kencan online. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap informan. Hasil dari penelitian ini adalah informan memaknai kencan online sebagai medium untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Selain itu self-disclosure pada perkembangan hubungan melalui aplikasi kencan online berbeda dengan tahapan kencan secara tradisional.

The online dating phenomenon is a popular phenomenon among people today. With advances in technology such as the internet, dating activities have changed from direct to virtual. Not only in western countries, online dating is starting to develop in Muslim societies which have a tradition of matchmaking. One of the users of this online dating is a Muslim woman. Various online dating applications start to develop from general to specific religion-based ones. This research was conducted to see the meaning of the experiences of Muslim women in Jabodetabek in using online dating applications. This study uses a qualitative approach with in-depth interviews with informants. The result of this research is that the informants interpret online dating as a medium to fulfill their social needs. Moreover, self-disclosure on the development of online dating relationships is different from the stages of traditional dating."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Priscilla Indah
"ABSTRAK
Penelitian ini meninjau lebih jauh bagaimana preferensi individu dalam menggunakan transportasi berbasis online TBO pada merek-merek tertentu dan peranan merek pada pilihan tersebut dengan fitur-fitur yang menyertai sehingga menciptakan loyalitas konsumen. Penelitian menggunakan konsep brand image dan masyarakat informasi untuk menjelaskan preferensi dan loyalitas konsumen pada suatu merek TBO. Dalam studi-studi sebelumnya, fokus studi lebih banyak meneliti mengenai peran TBO dan preferensi konsumen. Pada saat ini, teknologi telah menjadi perangkat utama yang memfasilitasi informasi. Dalam era masyarakat infomasi, teknologi telah menjadi perangkat yang berorientasi pada kehidupan masyarakat, juga berpusat pada informasi yang seluruh kegiatannya ditunjukkan dalam sektor sosial-ekonomi. Bisnis yang berbasis pada teknologi informasi menggunakan sistem informasi tersebut yang memunculkan TBO. TBO memiliki berbagai macam fitur pendukung. Fitur-fitur pada TBO seperti fitur pemesanan makanan dan pengantaran barang memudahkan kehidupan konsumen sehingga konsumen tidak perlu memesan makanan atau mengantar barang ke lokasi tujuan secara langsung. Hal tersebut menyebabkan pola interaksi sosial pada masyarakat mengalami perubahan. Kelebihan pada bidang usaha jasa tersebut menciptakan berbagai macam provider merek TBO. Konsumen dalam penelitian ini memiliki makna yang berbeda-beda pada merek TBO yang dipilih.

ABSTRACT
This research observes further how individual preferences in using online based transportation on specific brands and the role of brands in these choices with the accompanying features that create consumer loyalty. The research uses the concept of brand image and information society to explain consumer preferences and loyalty to an online based transportation brand. In previous studies, the focus of the study was more on the role of online based transportation and consumer preferences. Now, technology has become the main tool that facilitates information. In the era of information society, technology has become a life oriented device, also information centered that all activities are shown in the socio economic sector. Business that based on technology information uses the information system that creates online based transportation service. Online based transportation has a variety of features. The features of online based transportation such as food ordering and delivery features which facilitate the life of consumers so that consumers do not have to order food or deliver goods to the destination directly. This causes the pattern of social interaction in the society changes. The advantages in that business service created a variety of online based transportation brand provider. Consumer in this research have different meaning on selected online based transportation brand. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Khaerani
"Mulai dari tahun 2020 Masyarakat Indonesia mengalami pandemi akibat adanya Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19. Guna mencegah penyebaran virus tersebut maka pelayanan publik yang disediakan pemerintah dialihkan kepada pelayanan daring atau online. Namun, dalam implementasinya masih banyak keluhan masyarakat mengenai pelayanan publik online yang disediakan pemerintah. Terkait hal tersebut, tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengukur kualitas pelayanan publik online selama masa Pandemi Covid-19. Objek penelitian yang digunakan adalah pelayanan pajak online di KPP Pratama Duren Sawit, Jakarta Timur sebagai salah satu daerah dengan tingkat positif Covid-19 yang cukup tinggi. Untuk mengukur kualitas pelayanan pajak online maka digunakan empat dimensi SERVPERF yang dikombinasikan dengan tiga dimensi dalam Tax Service Quality. Analisis yang dilakukan mengikuti konsep dari SERVPERF yang hanya menghitung kinerja pelayanan. Selain itu penelitian ini juga dianalisis dengan menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA) untuk mengetahui atribut pelayanan publik online mana yang perlu dikembangkan. Dengan teknik analisis tersebut maka diketahui bahwa pelayanan pajak online yang disediakan KPP Pratama Duren Sawit Jakarta Timur masuk kedalam kategori baik. Berdasarkan Importance-Performance Analysis yang telah dilakukan, aspek pelayanan yang perlu dikembangkan terkait dengan respon pelayanan, kepercayaan wajib pajak, keakuratan pelayanan, bagaimana pegawai memahami kebutuhan Wajib Pajak, serta kejelasan informasi dalam pelayanan pajak online. Hambatan utama dalam penelitian ini adalah sulitnya data sekunder didapatkan. Penelitian ini merekomendasikan untuk menambah admin pelayanan online, meningkatkan komunikasi antara pegawai dan Wajib Pajak, sosialisasi fitur autentikasi, dan memperbaiki tampilan informasi pelayanan pajak online.

Starting in 2020, Indonesian people are experiencing a pandemic due to the Corona Virus Disease 2019 or Covid-19. To prevent the spread of the virus, the Government provided more online public services. However, there are still a lot of people complaining about online public services provided by the government. Base on that case, the purpose of this research is to measure the level of quality of online public services during the Covid-19 pandemic. The object of this research is the online tax services at KPP Pratama Duren Sawit, East Jakarta as one of the areas with a high positive rate of Covid-19. To measure the quality of online tax services, this research is using four dimensions of SERVPERF and three dimensions of Tax Service Quality. The analysis carried out follows the concept of SERVPERF which only calculates service performance. In addition, this research is also using Importance-Performance Analysis (IPA) to determine which attributes of online public services need to be developed. With this analysis technique, it is known that the online tax services provided by KPP Pratama Duren Sawit, East Jakarta are in a good category. Based on the Importance-Performance Analysis that has been carried out, the service aspects that need to be developed are related to service response, taxpayer trust, service accuracy, how the employees understand the needs of taxpayers, and information clarity in services. The main obstacle in this research is the difficulty of finding secondary data. This study recommends adding more online service admins, improving communication between employees and taxpayers, socializing authentication features, and improving the appearance of online tax service information."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>