Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87862 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ken Bestari
"Fokus dari penulisan karya tulis ini adalah untuk melihat motif seseorang dalam kegiatan mengunggah foto makanan sebagai lifestyle dan kemudian pengaruh media sosial dalam penyebarannya. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data studi literatur dengan mengumpulkan dan menganalisa sejumlah jurnal serta buku yang berhubungan dengan fenomena mengunggah foto makanan pada media sosial. Persepsi individu mengenai suatu makanan mengalami perubahan dari hanya sebagai pemenuhan kebutuhan utama, sekarang sebagai salah satu bentuk pesan non verbal. Hal tersebut didukung oleh faktor personal dan situasional yang memotifasi individu dalam kegiatan mengunggah foto makanan pada media sosial.

The focus of the writing of this paper is to look at the motives of a person in the activities uploading photos of food as a lifestyle and then the influence of social media in spreading. This study uses data collection study of literature by collecting and analyzing a number of journals and books related to the phenomenon uploading pictures of food on social media. Individual perceptions about a food has change from only as the fulfillment of primary needs, now as a form of non-verbal messages. This is supported by personal and situational factors that motivate individuals to upload photos of food activities on social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sugiharto
"ABSTRAK
Stalking menjadi fenomena yang terjadi di media sosial. Stalking mengalami peningkatan seiring dengan mudahnya memperoleh akses internet dan juga pengguna handphone smartphone yang dimiliki. Aktivitas stalking juga dilakukkan keepada rekan kerja, teman, pacar dan mantan pacar. Tujuan penelitian ini yang pertama adalah untuk mengidentifikasi aktivitas stalking di media sosial pada generasi milenial. Kedua untuk menganalisis aktivitas stalking pada generasi milenial di media sosial. Metode dalam penelitian ini menggunakan mix methode dengan strategi eksploratoris sekuensial. Sedangkan teori yang digunakan dalam penelitiana dalah teori komunikasi interpersonal, konsep kepemudaan, teori ketahanan nasional dan konsep ketahanan keluarga. Hasil penelitian ini adalah aktivitas stalking juga mempunyai dampak pada ketahanan nasional kerena menurut Catastrope the last information itu sangat penting, karena berkaitan dengan aktivitas stalking yang berlanjut disebarkan secara bertubi-tubi melalui media online dan media sosial, akan menimbulkan ketidakstabilan, ketidaknyamanan, dan ketidakseimbangan. Dan dalam sistem ketahanan nasional dibutuhkan faktor kontrol, di media sosial faktor kontrolnya adalah aturan (etika).

ABSTRACT
Stalking becomes a phenomenon that occurs in social media. Stalking has increased as it has easy access to internet and smartphone smartphone users. Stalking activity is also done keepada co-workers, friends, boyfriend and ex-boyfriend. The purpose of this first study is to understand the utilization of social media by millenial generation. Second, to analyze stalking phenomenon done by millenial generation in social media. Method in this research use mix methode with sequential exploratory strategy. While the theories used in the study dalah interpersonal communication theory, the concept of youth, the theory of national resilience and the concept of family resilience. The result of this research is that stalking activity also has an impact on national resilience because according to Catastrope the last information it is very important, as it is related to continuous stalking activity spread through the media online and social media, will cause instability, discomfort, and imbalance. And in the national defense system required the control factor, in social media the control factor is the rule (ethics)."
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2018
T50287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Nabila Prihapsari
"Praktik catfishing identik dengan penipuan yang dilakukan di media sosial oleh seseorang dengan tujuan untuk menjalin hubungan asmara dengan korbannya. Namun pada kenyataannya, catfishing tidak selalu didasari oleh tujuan untuk menipu. Banyak dari perempuan kerap kali menjadi pelaku catfishing dengan maksud untuk menampilkan presentasi terbaik dari dirinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang melibatkan perempuan dewasa muda pengguna media sosial yang menggunakan make-up, filter, dan editing app dengan wawancara mendalam secara hybrid dan juga kajian pustaka. Presentasi diri yang terbaik ini ternyata menampilkan penampilan fisik yang berbeda dengan penampilan dirinya yang sebenarnya. Usaha-usaha yang perempuan lakukan untuk selalu tampil cantik di media sosial tidak luput dari adanya tuntutan dari lingkungan sosial dan masyarakat. Apalagi jika sudah dihadapkan dengan masalah hubungan asmara, perempuan mau tidak mau harus mengikuti standar laki-laki untuk menjadi cantik sesuai ekspektasi dan kemauan mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa praktik catfishing yang dilakukan para perempuan di media sosial didasari oleh rasa rendahnya harga diri mereka dan citra tubuh yang negatif. Mereka menggunakan berbagai tools seperti make-up, filter, maupun editing app untuk melakukan praktik catfishing tersebut.

Catfishing is a term used to describe online fraud that is done with the intention of developing a romantic relationship with the victim. In reality, catfishing does not necessarily have a deceptive motive. In an endeavor to present the best possible version of themselves, many women turn to catfishing. This study uses a qualitative method involving young adult women who present themselves in social media using make-up, filters, and editing apps. This research was conducted in a hybrid in-depth interview method and also literature review. However, their finest social media self-presentation ended up displaying a distinct physical appearance from his true appearance. They carry out the catfishing activity using a variety of technologies, including makeup, filters, and editing software. This study demonstrates that women's use of catfishing on social media is motivated by their low self-esteem and unfavorable perceptions of their bodies. The pressures of the social environment and society push women to always look beautiful on social media. Women invariably have to adhere to male standards in order to be beautiful in accordance with their expectations and desires, particularly if they are experiencing issues in their personal relationships."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Corry Naftali
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang bagaimana media social digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan, khususnya popularitas. Dengan kemudahan untuk meraih popularitas via media sosial, public dengan mudah menjadi microcelebrity mdash;orang yang mudah mendapatkan perhatian publik menggunakan media sosial. Di Indonesia, Karin Novilda, yang dikenal sebagai Awkarin, telah meraih popularitas menggunakan posting di media sosial, yaitu Instagram dan YouTube. Tujuan dari research ini adalah untuk menentukan bagaimana Awkarin menggunakan Instagram dan YouTube sebagai alat untuk menjadi microcelebrity, dan bagaimana popularitas berpengaruh bagaimana ia menggunakan media sosial.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menggunakan content analysis untuk mengumpulkan data. Dengan menentukan beberapa aspek, dan menganalisa Instagram dan Youtube Awkarin, telah ditentukan bagaimana Awkarin menggunakan media sosial untuk mendapatkan dan mempertahankan popularitasnya sebagai microcelebrity.

ABSTRACT
The research is about how Social Networking System SNS has been used by a person to gain more advantage mdash popularity. By easily gaining popularity through SNS platforms, people are easier to become a microcelebrity mdash people who gets public attention in everyday life using SNS. In Indonesia, Karin Novilda, or famously known as Awkarin, has gained popularity towards her regular posts in several SNS platforms, such as Instagram and YouTube. The aim of this research is to determine how Awkarin uses Instagram and YouTube in order to become a microcelebrity, and how the popularity changes the way she uses these platforms.The research is a qualitative research, with content analysis as its approach of data collection. By considering several aspects, and analysing both Awkarin rsquo s Instagram and YouTube accounts, it is determined how Awkarin uses SNS in order to gain and maintain her popularity as a microcelebrity. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Kartika Rifqi
"Media sosial merupakan salah satu medium yang digunakan jasa pacar sewaaan untuk menjalankan bisnisnya. Di Indonesia, memiliki pasangan sering kali diarahkan pada hubungan heteronormatif antara laki-laki dan perempuan. Pandangan terhadap pasangan nonheteroseksual di Indonesia masih menjadi sesuatu yang tabu dan kontroversial—terutama dalam konteks pacar sewaan. Penelitian ini melihat bagaimana jasa pacar sewaan melanggengkan maupun menegosiasikan konstruksi heteronormativitas di Indonesia. Dengan menggunakan metode kajian tekstual, penelitian ini menganalisis beberapa akun penyedia jasa pacar sewaan di beberapa media sosial, seperti TikTok, Instagram, dan X. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana konstruksi heteronormativitas dilanggengkan, diromantisasi, dan dinegosiasikan oleh jasa pacar sewaan. Hasil penelitian menunjukkan jasa pacar sewaan mengafirmasi atribut-atribut maskulinitas dan feminitas melalui penggambaran talent pacar sewaan di akun media sosial mereka. Hasil analisis lainnya menunjukkan bahwa kehadiran jasa pacar sewaan dapat menjadi ruang negosiasi atas konstruksi heterenormativitas.

Social media is one of the mediums used by rental girlfriend/boyfriend services to run their business. In Indonesia, having a partner is often directed at a heteronormative relationship between a man and a woman. The view of nonheterosexual couples in Indonesia is still taboo and controversial—especially in the context of rental girlfriends. This study examines how rental girlfriend services perpetuate and negotiate the construction of heteronormativity in Indonesia. Using a textual study method, this study analyzed several accounts of rental girlfriend service providers on several social media, such as TikTok, Instagram, and X. This study aims to explore how the construction of heteronormativity is perpetuated, romanticized, and negotiated by rental girlfriend services. The results of the study show that rental girlfriend services affirm the attributes of masculinity and femininity through the depiction of rental girlfriend talents on their social media accounts. Other analysis results show that the presence of rental girlfriend services can be a space for negotiation of the construction of heteronormativity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wafdane Dyah Prima Jati
"Tesis ini berusaha untuk membahas fenomena penggunaan akun alter di media sosial Twitter dalam aktivitas berbagi konten seksual oleh kalangan dewasa awal. Terdapat dua hal yang menjadi fokus utama penelitian ini, yaitu motif individu dalam menggunakan akun alter untuk berbagi konten serta kaitan antara interaksi dan komunikasi dengan orang-orang sekitar terhadap keputusan berbagi konten. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme dan pendekatan fenomenologi yang hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif. Konsep atau teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Psikoanalisis. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data dengan wawancara dan observasi, sedangkan subjek penelitian berjumlah empat orang pengguna akun alter perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan dalam menggunakan akun alter dan berbagi konten dipengaruhi oleh struktur kepribadian manusia yang terdiri dari id, ego, dan superego. Faktor id yang mendorong keputusan tersebut adalah hasrat agresivitas, ingin mendapatkan perhatian, hasrat seksual (libido), serta materi, yang dapat muncul tidak hanya dari dalam diri namun juga sebagai hasil interaksi dengan orang-orang di sekitar individu. Sedangkan superego individu berasal dari nilai dan norma masyarakat, aturan agama, serta kebiasaan yang telah dianut sejak kecil. Dinamika id dan superego memunculkan dua tipologi pengguna media dalam berbagi konten, yakni inhibition bagi individu dengan kepribadian introvert dan compulsion bagi extrovert.

This thesis attempted to discuss the use of alter accounts on Twitter as a medium for content sharing by young adults. There were two focuses of this research, namely the individual’s motives for using alter accounts and for sharing sexual content as well as the relationship between interaction and communication with the decision to share. This research was qualitative research with constructivism paradigm and phenomenological approach whose results would be presented descriptively. The theory that was used in this research is psychoanalytic theory. The data was collected by interviews and observations, while the research subjects consisted of four females alter account users. The results showed that the decision for using alter accounts and sharing sexual content were influenced by the structure of the human personality which consists of the id, ego, and superego. The id factors that drive these decisions were the desire for aggressiveness, wanting to get attention, sexual desire (libido), and money, which can arise not only from individual’s natural urge but also because of interactions with others. While the individual’s superego came from the values and norms of society, religious rules, and habits that have been adhered to since childhood. The dynamics of the id and superego showed that there are two typologies of media users in the context of content sharing, namely inhibition that could be seen on the introverted person and compulsion on the extroverted ones."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastassya Santausa
"Tesis ini membahas mengenai makna kepemilikan barang mewah preloved bagi millenials dan proses transaksi melalui instagram. Seiring dengan munculnya trend pembelian barang mewah yang tidak lagi terbatas pada produk baru, tetapi konsumsi barang mewah bekas (preloved) mulai popular, dirasa perlu untuk memahami segmen konsumen yang berkembang ini. Untuk mengetahui motivasi yang mempengaruhi pembelian barang mewah preloved serta makna kepemilikan yang melekat. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian dilakukan dengan desk research dan interview mendalam.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa bagi millennials, makna kepemilikan tas preloved adalah rasionalitas, investasi dengan tetap mendapatkan prestis. Motif utama adalah motif ekonomi. Sedangkan transaksi preloved melalui Instagram dimaknai sebagai kemudahan, ekonomis, dan terpercaya.

This thesis discusses the meaning of preloved luxury goods ownership for millenials and transaction processes through Instagram. Along with the emergence of the trend of purchasing luxury goods that are no longer limited to new products, but the consumption of preloved luxury goods is becoming popular, it is necessary to understand this growing consumer segment. To find out the motivation that affects the purchase of preloved luxury goods and the inherent meaning of ownership. This study uses a constructivist paradigm with a qualitative approach. The research method is done by desk research and in-depth interviews.
The results of this study show that for millennials, the meaning of preloved bag ownership is rationality, investment while still getting prestige. The main motive is economic motives. Whereas preloved transactions through Instagram are interpreted as convenience, economical and reliable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53215
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliya Dwi Rachmadina
"ABSTRAK
Di era New economy, industri influencer merupakan bentuk nyata dari perkembangan ekonomi. Industri influencer yang terdiri dari tiga unsur yaitu influencer marketing, influencer media sosial, dan audiens media sosial. Dalam mengkaji studi ini, fokus analisis saya adalah audiens media sosial yang terbagi menjadi digital immigrant dan digital native. Bagi kedua kategori audiens media social, influencer merupakan collaborative filtering yang berguna sebagai penyaring informasi. Walaupun influencer media social lebih berguna menjadi collaborative filtering bagi audiens digital native dibanding dengan audiens digital immigrant.

ABSTRACT
In the New economy era, the influencer industry is a tangible form of economic development. The influencer industry consists of three elements such as influencer marketing, social media influencer, and social media audience. In reviewing this study, my focus on analysis was a social media audience that divided into digital immigrant and digital native. For both categories of social media audiences, influenceres are a form of collaborative filtering that is useful as information filters. Altough social media influencers are more useful as filters for digital native audiences compared to digital immigrant audiences."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Rara Amanda Patricia Dhea Rosa
"Virtual space in Social Networking Site changes how people no longer perceive identity only in physical environments but also in the virtual world. People are no longer manage impressions in the physical environments but also virtual space. Moreover, interactions are mostly done virtually due to Covid-19. Thus, it is important to explore how impression management changes as people move from the physical to the virtual world. This study aims to contribute to exploring Instagram impression management of university students. This study will analyze the interviewees' main account and secondary account. Moreover, this study will discuss the impression management strategy the interviewees use on their Instagram.

Ruang virtual di Situs Jejaring Sosial mengubah cara orang tidak lagi memandang identitas hanya di lingkungan fisik tetapi juga di dunia maya. Orang tidak lagi mengelola tayangan di lingkungan fisik tetapi juga ruang virtual. Apalagi, interaksi banyak dilakukan secara virtual akibat Covid-19. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi bagaimana manajemen kesan berubah ketika orang berpindah dari dunia fisik ke dunia virtual. Penelitian ini bertujuan untuk berkontribusi dalam mengeksplorasi manajemen kesan Instagram mahasiswa. Studi ini akan menganalisis akun utama dan akun sekunder yang diwawancarai. Selain itu, penelitian ini akan membahas tentang strategi manajemen kesan yang digunakan orang yang diwawancarai di Instagram mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
La Moriansyah
"ABSTRAK
Media sosial sering digunakan sebagai media untuk mempromosikan kampanye sosial. Kampanye stop illegal fishing merupakan salah satu kampanye yang menggunakan media sosial. Salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas kampanye tersebut adalah pesan kampanye mendapatkan sikap yang positif oleh target pengguna yang dituju. Dalam penelitian ini motivasi terhadap pesan kampaye dan motavasi untuk menggunakan media sosial dijadikan faktor yang dapat mempengaruhi sikap pengguna terhadap kampanye di media sosial. Selain itu juga dilakukan analisis pengaruh sikap pengguna terhadap kampanye dengan intensi untuk memberikan rekomendasi (word of mouth). Menggunakan metode Partial Least Square, dilakukan uji empiris untuk mengetahui hubungan motivasi, sikap, dan intensi pengguna pada kampanye di media sosial. Adapun sampel yang pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengguna yang belum pernah dan sudah pernah melihat kampanye stop illegal fishing di media sosial. Masing-masing kelompok dianalisis secara terpisah.

ABSTRACT
Frequently social media is used for promoting social campaign. For example, Stop Illegal Fishing campaign. When users have possitive attitude toward the campaign, the effectiveness of the campaign will increasing. This research uses motivation of content-related and motivation to use social media as factors that influence users attitude toward the campaign. Moreover, this also analyze the relationship between users attitude and users intention to recommend (word of mouth). Applying Partial Least Square method, empirical test will be run to examine the relationship of motivation, attitude, and intention of social media users for social campaign. In addition, there are two group of sample in this research, which are users that have prior-exposure and users with no prior-exposure of Stop Illegal Fishing campaign in social media.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T44906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>