Ditemukan 115095 dokumen yang sesuai dengan query
Syifa Sakinah
"Dalam mengembangkan customer relations, praktisi Public Relations (PR) dapat melakukan berbagai cara, mulai dari meningkatkan customer relationship management hingga melakukan customer engagement. Dalam meningkatkan customer engagement dan menciptakan komunikasi dua arah antara perusahaan dan customernya, perusahaan pun memanfaatkan berbagai saluran komunikasi. Salah satu saluran komunikasi yang banyak digunakan saat ini adalah melalui media sosial. Dengan fakta tersebut, penelitian inipun ditujukan untuk mengamati customer engagement Body Shop Indonesia melalui akun twitter @TheBodyShopIndo. Pengamatan juga dilakukan untuk mengetahui tingkatan customer engagement yang dilakukan Body Shop Indonesiadiukur menggunakan tahapan customer engagement Dave Evans, mulai dari consumption, curation, creation, hingga collaboration. Setelah melakukan pengamatan selama 15 hari, peneliti menemukan bahwa Body Shop telah melaksanakan keempat tahap customer engagement yang dikemukakan Dave Evans, mulai dari consumption, curation, creation, hingga collaboration.
In order to develops customer relations, Public Relations (PR) practitioners can do many things, from managing customer relationship management until expanding customer engagement. When expanding customer engagement and creating two-way communication between enterprise and it customers, company utilize any kind of communication channels. One of the most communication channel used by enterprises is social media. Based on that fact, this research focusing to observes customer engagement Body Shop Indonesia through their twitter account, @TheBodyShopIndo. Another objective of this observation is to finds the level of customer engagement that have been done by Body Shop Indonesia, measured with customer engagement stage by Dave Evans, from consumption stage, curation stage, creation stage, until collaboration stage. After doing an observation for 15 days, researcher finds that Body Shop has implementing the four stage of customer engagement by Dave Evans."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Noor Afri Arida
"Makalah ini membahas tentang customer engagement yang dilakukan oleh The Body Shop Indonesia melalui twitter. Penelitian dilakukan dengan menganalisis konten twitter The Body Shop sejak tanggal 1 – 15 Desember 2012. Peneliti mengamati jumlah tweet, retweet, reply, dan perubahan jumlah followers selama lima belas hari. Jumlah tweet dikategorikan dalam empat model praktik humas Grunig serta enam indikator relasi Hon dan Grunig, yang kemudian diukur berdasarkan jumlah tweet tertinggi pada masing-masing teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa customer engagement yang dilakukan The Body Shop bersifat interaktif. Praktik humas yang dilakukan The Body Shop masuk dalam kategori yang paling baik, yaitu model two way symmetrical. Perusahaan selalu melakukan interaksi dengan pelanggan setiap harinya, bersikap responsif terhadap pertanyaan pelanggan, keluhan pelayanan, apresiasi kepuasan pelanggan maupun kebutuhan atas perawatan kecantikan. Hubungan yang terjalin antara The Body Shop dengan pelanggannya termasuk dalam relasi control mutuality, jenis hubungan yang berfokus untuk memengaruhi khalayak. Twitter The Body Shop selalu mengeluarkan posting yang bersifat informatif sekaligus mengajak orang-orang untuk mendukung kegiatannya. Hubungan yang terjalin berorientasi pada nilai-nilai perusahaan dan kualitas produk yang ramah lingkungan.
This paper examines the practice of The Body Shop Indonesia’s customer engagement through twitter. Analysis to its twitter content was conducted from December 1 – 15, 2012. Observation was made according to number of tweet, retweet, reply, and follower for fifteen days. Numbers of tweets are categorized in Grunig’s four models of public relations practice and Hon and Grunigs’s six indicators of relationship, which are measured based on the highest number of tweets in each theory. The result shows that The Body Shop’s customer engagement is interactive. The Body Shop’s model of public relations indicates a two way symmetrical which means the company is doing great on their practice. The company is always interacting with the customer, being responsive about customer inquiries and complaints of service, shows appreciation to the customer satisfaction and their needs for product. The relationship between The Body Shop and its customer indicates control mutuality, the type of relationship which focuses to influence their target audiences. The Body Shop’s twitter posts an informative content yet encourages people to support their activities. The relationship is built based on corporate values and the quality of its environmental friendly product."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Dwinta Mentari
"Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi semakin pesat, ditandai dengan munculnya internet pada tahun 1960-an, hingga kini menjadi salah satu tools penting bagi perkembangan ekonomi dan bisnis, termasuk di dalamnya manajemen hubungan pelanggan atau customer relationship management (CRM). Salah satu cara guna mengefektifkan CRM organisasi adalah dengan membangun customers engagment melalui social media atau jejaring sosial. Hal tersebut merupakan inisiatif Public Relations (PR) yang menggunakan media internet sebagai media penghubung organisasi dengan stakeholder, hubungan tersebut terjadi dua arah baik secara langsung maupun tidak langsung. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas customer relationship management (CRM) yang dilakukan khususnya tahapan customer engagement yang berusaha dibangun oleh salah satu perusahaan online bussiness dengan komoditas berupa wedges/ sepatu berhak tinggi untuk wanita melalui jejaring sosial twitter. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysist twitter @iwearUP selama lima belas hari berturut-turut. Melalui penelitian ini diperoleh hasil bahwa jejaring sosial twitter terbukti ampuh dalam membangun customer engagement dengan cara menjaga komunikasi dua arah dan memperhatikan aspek personal touch antara perusahaan dengan pelanggannya.
The development of Information and Communication Technology is rapidly increasing, marked by the emergence of the Internet in the 1960s until now as one of the important tools for economic development and business, include customer relationship management (CRM). One way to streamline the CRM organization is to build customers engagement through social media. This is a Public Relations (PR) initiative that uses the internet as a media liaison with stakeholder organizations, two way relationship, either directly or indirectly. This paper aims to understand the activity of customer relationship management (CRM) especially about the customer engagement building process by one company which is an online bussiness with commodities such as wedges / high heels for women through social networking twitter. The method used in this research is content analysist on twitter @iwearUP for fifteen consecutive days. Through this research result that social networking twitter proven effective in building customer engagement by maintaining two-way communication and doing personal touch between the company and its customers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Budiharjo
"Pelanggan merupakan hal yang penting dalam bisnis. Untuk menjaga pelanggan tetap setia pada produk atau pun perusahaan kita, diperlukan suatu keterlibatan pelanggan (Customer Engagement). Keterlibatan Pelanggan bukan hanya perlu dilakukan oleh suatu produk atau perusahaan, tetapi juga dilakukan oleh politisi, selebritis, atau pun tokoh masyarakat. Dengan adanya teknologi digital, saat ini keterlibatan pelanggan bukan hanya bisa dilakukan melalui kegiatan yang harus bertatap muka. Untuk menjaga keterlibatan pelanggan bisa dilakukan melalui media sosial Twitter. Raditya Dika merupakan seorang penulis, sutradara, dan juga aktor. Raditya Dika sebagai figur publik pun harus bisa menjalankan keterlibatan pelanggan melalui twitter. Saat ini Raditya Dika sangat aktif di sosial media twitter. Dengan aktifnya Raditya Dika, Bukan berarti keterlibatan pelanggan yang dilakukan Raditya Dika sudah baik. Makalah ini bertujuan menganalisis keterlibatan pelanggan dan juga manajemen hubungan pelanggan yang dilakukan oleh Raditya Dika melalui akun twitternya. Keterlibatan pelanggan dianalisis menggunakan metode observasi. Observasi dilakukan selama dua pekan terhadap akun raditya dika dan mention yang ditujukan untuk akun twitter raditya dika. Dari hasil analisis tersebut, Raditya Dika telah memiliki keterlibatan pelanggan yang baik.
Customer is an important thing in the bussiness. To keep the loyalty of our customer to our product or company, we need Customer Engagement. Customer Engagement does not only for a product or company, but also for politician, celebrity, and public figure. With Digital Technology, you can engage the customer engagement without face to face activity. You can do it via twitter. Raditya Dika is a writter, Director, and Actor. As a public figure, he need engage his customer via twitter. He is very active in social media twitter, but it does not means he do the Customer Engagement in a good way. This Paper will analyze the way of Customer Engagement from Raditya Dika's Twitter account. Customer engagement were analyzed by observation. Two weeks observation is taken to abserve raditya dika's twitter account and mention to raditya dika's twitter account. The result of the analysis is Raditya Dika have keep the Customer Engagement and Customer Relationship Management in a good way."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Pujangga Putra Kartono
"Dengan maraknya perkembangan penggunaan media sosial, banyak perusahaan-perusahaan nasional maupun multi nasional yang mulai aktif menggunakan media sosial. Salah satu media sosial yang paling banyak digunakan saat ini adalah Twitter. Keberadaan Twitter membuat perusahaan mampu berhubungan dengan konsumen mereka secara cepat tanpa adanya hambatan waktu. Adapun dipilihnya PT. Daihatsu Indonesia dalam penelitian ini adalah karena mereka merupakan salah satu perusahaan pabrikan mobil yang paling diminati di Indonesia. Banyaknya jumlah konsumen Daihatsu Indonesia membuat peneliti tertarik untuk mengamati tindakan apa yang dilakukan PT. Daihatsu Indonesia dalam menjaga hubungan mereka dengan konsumennya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan model komunikasi apa yang digunakan oleh Daihatsu dan bagaimana relasi mereka dengan konsumen mereka melalui twitter. Analisa dilakukan secara langsung dengan memperhatikan secara langsung aktifitas yang mereka lakukan di media twitter. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa PT. Daihatsu Indonesia menggunakan perangkat media sosial mereka untuk menciptakan hubungan dua arah dengan konsumen mereka.
With the current development of social media, many of the existing corporation whether local or multinational corporation has started their activity in social media. One of many social media that are oftenly used by users are Twitter. Twitter has made it possible for every corporation to interact with their customers in instant, real time, and with no delay. PT. Daihatsu Indonesia, one of the most popular cars product in Indonesia surely has the need to keep in touch with their customers, and that is why PT. Daihatsu Indonesia has been picked to be analyzed.This research has the mean to see what communication model that are used by Daihatsu and how good their relations are with their customers. This research will be focused on PT. Daihatsu Indonesia activity on Twitter and how they engage their customers. The indicators of their success will be based on how frequent they post a tweet and replies their followers tweets. Results found in this research shows that PT. Daihatsu Indonesia has used their twitter to establish a two way communication with their customers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Wulan Rindra Kusuma
"Pada era web 2.0 ini menjadikan dunia bisnis semakin kompetitif. Keadaan ini disertai pula dengan diversifikasi pelanggan yang semakin meningkat dan tidak bisa lagi ditangani hanya dengan taktik pemasaran tradisional. Hal ini membuat berbagai pelaku bisnis beralih menggunakan web 2.0 untuk mencapai customer engagement. Salah satunya adalah penggunaan media sosial, twitter, seperti yang dilakukan oleh brand Wafer Tango. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan deskripsi aktivitas customer engagement yang dilakukan oleh Wafer Tango melalui twitter dan menjelaskan tahap customer engagement yang telah dicapai oleh Wafer Tango melalui penggunaan akun twitternya. Metode yang digunakan adalah observasi atau pengamatan terhadap akun twitter @WaferTango selama 15 hari.
Berdasarkan observasi ini ditemukan bahwa pemanfaatan akun twitter ini secara keseluruhan belum maksimal penggunaannya. Hal ini dapat terlihat dari pertambahan jumlah follower dan jumlah tweet yang tidak signifikan setiap harinya serta minimnya variasi konten yang di-posting. Wafer Tango juga memperlakukan sosial medianya ini dengan cara yang lebih menyerupai kampanye pemasaran tradisional dari pada menyerupai cara revolusioner dimana seharusnya suatu brand dapat terhubung dan menuai profit melalui asosiasi kolaboratif dengan pelanggannya. Oleh karena itu, customer engagment yang terjalin antara brand dengan pelanggan melalui akun twitter ini baru sebatas pada tahap curation.
Web 2.0 era makes competitive business world increase. This situation is accompanied by increasing customer diversification and can no longer be handled only with traditional marketing tactics. This makes business people change their strategy to achieve customer engagement by using web 2.0. One is the use of social media, twitter, as is done by the brand Wafer Tango. The purpose of this paper is to describe customer engagement activity done by Wafer Tango and the customer engagement stage achieved. This paper was analyze by using observation methods by analyzing account @ WaferTango for 15 days. Based on this analysis it was found that the use of this twitter account as a whole is not maximized its use. It can be seen from the insignificant increase number of followers and number of tweets each day, and also lack of content variation. Wafer Tango also treat social media strategy in a way that is more like traditional marketing campaigns than the revolutionary way in which supposedly resembles a brand can connect and make profits through collaborative association with customers. So that, the customer engagment stage achieved is just curation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Lenny S. Budi
"Melalui hadirnya dunia digital, praktisi humas tidak dapat lagi hanya menggunakan pendekatan tradisional, tetapi perlu mengintegrasikannya dengan media sosial. Hal ini disadari oleh produsen makanan ringan di Indonesia, mereka mulai melirik fungsi inovatif media sosial untuk membangun hubungan dengan pelanggannya. Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsi dan menjelaskan perbedaan aktivitas customer engagement yang dilakukan oleh dua brand yang berasal dari badan usaha yang berbeda ukurannya, Maicih dan Chitato, dalam dua jenis media sosial yang berbeda yaitu Facebook dan Twitter. Penelitian dengan metode content analysis ini menunjukkan bahwa customer engagement tidak ditentukan oleh ukuran usaha brand, namun oleh kuantitas dan kualitas isi media sosial yang disajikan.
After digital world rose, public relations could not only use traditional approach, but also combine it with social media. Producers of snack in Indonesia realize it and start to use social media for building relationship with their customers. This research was conducted to describe and explain the difference of customer engagement activities by two different brands with different company size, Maicih and Chitato, in two outlets of social media, Facebook and Twitter. With content analysis methods, this research showed that customer engagement is not define by the company size, but by contents’quantity and quality."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S53753
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sheila Diah Nurdamayastri
"Dalam rangka menciptakan customer engagement, praktisi Public Relations (PR) dapat melakukan berbagai cara, mulai dari meningkatkan komunikasi dua arah hingga melakukan berbagai kegiatan promosi menggunakan taktik Marketing Public Relations (MPR). Terdapat berbagai taktik MPR yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk mempromosikan, bukan hanya produk, namun juga citra dan brand perusahaan. Untuk membantu menyebarkan informasi mengenai kegiatan-kegiatan MPR, perusahaan sering menggunakan media sosial dan akun resmi di aplikasi pesan instan.
Dengan fakta tersebut, pembahasan inipun ditujukan untuk mengkaji hasil customer engagement Vanilla Hijab yang menggunakan marketing public relations melalui akun instagram @VanillaHijab dan akun resmi LINE @VanillaInfo. Selain itu dibahas juga taktik MPR yang digunakan serta sejauh mana hasil customer engagement yang dilakukan oleh Vanilla Hijab bila diukur menggunakan konsep tahapan customer engagement menurut Dave Evans. Setelah melakukan pengkajian, ditemukan bahwa Vanilla Hijab telah melaksanakan keempat tahapan customer engagement tersebut, yaitu mulai dari consumption, curation, creation, hingga collaboration.
In order to create customer engagement, public relations (PR) practitions can do many things, starting from increasing two way communications until doing many kinds of promotional activities using Marketing Public Relations tactics. There are many kinds of MPR tactics that usually used by companies to promotes not only their products, but also their company’s reputation and their brand. To help spreading informations about their MPR activities, companies often use social media and official account in instant messaging application. Based on that fact, this review focusing to analyze customer engagement Vanilla Hijab by their MPR activities through their instagram account @VanillaHijab and Official LINE @VanillaInfo. Another objective of this review is to finds out what kind of MPR tactics that been used by them and how far is the level of their customer engagements that they had been done measured based on Dave Evans’ customer engagement stage. After doing an analysis, researcher finds that Vanilla Hijab has done all four stages of Dave Evans’ customer engagement, starting from consumption, curation, creation, until collaboration stage."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Rifa Rizqi Simponi
"Social media merupakan salah satu media perusahaan untuk melakukan customer relationship. Akan tetapi saat ini sasaran perusahaan tidak hanya berhenti pada customer relationship saja, perusahaan lebih menekankan terjadinya customer engagement sebuah hubungan emosional yang terjalin antara perusahaan dengan konsumen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana customer engagement pada akun media sosial twitter Pocari sweat (@PocariID). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sample 100 responden. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa customer engagement pada akun media sosial twitter Pocari sweat (@PocariID) cukup baik.
Social media is one of the media that company used to do a customer relationship. But this time company does not stop at the customer relationship only, they emphasizes the occurrence of customer engagement in an emotional relationship that is created between the company and the. The purpose of this research is to determine customer engagement in the Pocari Sweat twitter account (@ PocariID). This research used a quantitative approach with 100 respondents. The results of this research shows that customer engagement on Pocari Sweat twitter account (@ PocariID) is good enough."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44941
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Arum Eka Larasati
"Kawasan Jakarta telah dipenuhi oleh banyak mal perbelanjaan, hal ini membuat adanya persaingan ketat antara mal satu dengan yang lain dalam menarik pengunjung (customer). Praktisi Public Relations (PR) harus semakin kreatif dalam mencari strategi untuk membentuk dan mencapai Customer Engagement. Dengan pengaruh kemajuan Web 2.0 di era milenium ini penggunaan media sosial seperti Twitter pada mal perbelanjaan Pacific Place menjadi salah satu strategi yang dijalankan untuk mencapai Customer Engagement. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengamati Customer Engagement yang dilakukan mal perbelanjaan Pacific Place kepada customernya melalui akun Twitter @pacificplace selama 15 hari dengan menggunakan tahapan Customer Engagement Dave Evans yakni consumption, curation, creation, dan collaboration untuk mengukurnya. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa Pacific Place telah melakukan keempat tahapan dalam Customer Engagement Dave Evans hingga tahap terakhir yaitu Collaboration.
Jakarta area has been filled with many shopping malls, this makes a tight competition between one another mall in attracting visitors (customers). Practitioners of Public Relations (PR) should be more creative in in finding strategies to establish and achieve Customer Engagement. With the advancement of Web 2.0 effect in this millennium the use of social media such as Twitter to the Pacific Place shopping mall to be one of the strategies implemented to achieve Customer Engagement. Thus this study aims to observe the Customer Engagement conducted the Pacific Place shopping mall to its customer through the Twitter account @pacificplace for 15 days by using the stage of Customer Engagement of Dave Evans consumption, curation, creation, until collaboration to measure it. Obseravations showed that Pacific Place has done all four stages in Customer Engagement of Dave Evans until the last stage which is collaboration."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library