Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116684 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Prinsip manajemen keperawatan mengacu pada berbagai macam bentuk tetapi yang
sering digunakan adalah POAC (planning, organizing, actualling and controlling). Salah
satu elemen dari POAC yaitu actualling adalah pelaksanaan kegiatan yang meliputi
berbentuk pengarahan. Adapun bentuk pengarahan banyak macamnya yaitu pengarahan,
pendelegasian, koordinasi, supervise dan ronde keperawatan.
Pengarahan diperlukan untuk menghindari terjadi komunikasi yang salah hingga timbulnya
konflik di dalam suatu organisasi. Tujuan Iainnya pengarahan yang dilakukan dapat
meningkatkan kemampuan perawat, motivasi hingga kepuasan perawat. Dampak
pengarahan yang baik dapat menimbulkan kinerja perawat yang baik dan dampak akhir
pada kepuasan pasien. Pengarahan yang baik dapat diiakukan dari manajer tingkat atas
kepada bawahan. Pengarahan yang baik diberikan segera dan tidak perlu ditunda-tunda,
Berikut ini akan dijabarkan bagian-bagian pengarahan secara detail yang meliputi:
pengarahan, pendelegasian, koordinasi, supervise dan ronde keperawatan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Keperawatan didefinisikan sebagai suatu upaya untuk membantu klien untuk
mencapai tujuan yang memungkiukan klien mampu menolong dirinya sendiri dalam
mencapai kesembuhan seperti yang diinginkannya tanpa bantuan dari orang lain
(Orem, 1995). Keberadaan perawat didalam pelayanan kesehatan adalah sangat unik
dan kompleks. Keadaan ini dapat dilihat dari dua hal yang sangat mendasar, yakni
perawat terlibat langsung dalam 24 jam tems menerus dalam pelayanan kesehatan
dan perawat merupakan tenaga profesional yang banyak membantu klien untuk
mencapai tingkat kemandiriannya."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Kusumawaty
"Pendokumentasian proses keperawatan merupakan suatu kegiatan yang sangat krusial, karena dapat menjadi bukti bahwa segala tindakan perawat telah dilaksanakan secara profesional dan legal sehingga dapat melindungi klien selaku penerima jasa pelayanan dan perawat selaku pemberi jasa pelayanan keperawatan. Kualitas pendokumentasian ini sangat tergantung pada kompetensi perawat pelaksana sebagai tenaga inti dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu dari perawat bersangkutan maupun supervisi kepala ruangan sebagai salah satu bentuk kegiatan manajerial.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian berupaya mengidentifikasi hubungan antara pemahaman perawat pelaksana tentang proses keperawatan dan persepsinya terhadap fungsi supervisi kepala ruangan, dengan tetap mempertimbangkan variabel karakteristik perawat pelaksana yang dapat mempengaruhi pemahaman dan persepsi yang terjadi.
Penelitian ini dilaksanakan di RS. Karya Bhakti Bogor dan merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan rancangan deskriptif korelasi dan bersifat cross sectional. Pada penelitian kuantitatif dilaksanakan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 91 responden perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap serta tidak memberikan perawatan intensif. Sedangkan penelitian kualitatif dilaksanakan melalui pelaksanaan diskusi kelompok terarah, dengan mengajukan empat pertanyaan terbuka kepada 10 responder. Hasil penelitian kuantitatif dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa secara rata-rata pemahaman perawat pelaksana terhadap proses keperawatan dan kompetensi mendokumentasikan proses keperawatan sudah cukup baik. Pemahaman ini tidak dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, jumlah pelatihan yang telah diikuti dan masa kerja. Terungkap pula bahwa perawat rata-rata mempersepsikan kepala ruangan masih belum cukup optimal dalam melaksanakan supervisi terhadap pendokumentasian proses keperawatan. Selanjutnya analisis bivariat memperlihatkan pertama, adanya hubungan bermakna yang sedang dan berpola positif antara pemahaman terhadap pendokumentasian proses keperawatan dengan kompetensi mendokumentasikan proses keperawatan. Kedua, adanya hubungan bermakna yang sedang dan berpola positif antara persepsi terhadap pengarahan sebagai salah satu fungsi supervisi dengan kompetensi mendokumentasikan proses keperawatan. Kemudian berdasarkan analisis multivariat diketahui bahwa variabel babas yang berhubungan paling erat dengan variabel terikat adalah variabel pemahaman terhadap proses keperawatan dan bimbingan sebagai salah satu bentuk fungsi supervisi. Namun diantara kedua variabel tersebut, variabel bimbingan memiliki kemampuan lebih besar dalam memprediksi kompetensi perawat dalam mendokumentasikan proses keperawatan, jika variabel lain dalam keadaan konstan.
Sedangkan hasil penelitian kualitatif yang diperoleh melalui diskusi kelompok terarah menyimpulkan bahwa perawat pelaksana merasakan kompetensinya masih belum optimal, memerlukan tambahan pengetahuan baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Selain itu supervisi kepala ruangan sangat diperlukan guna meningkatkan kompetensi perawat pelaksana dalam mendokumentasikan proses keperawatan.
Adapun saran yang peneliti ajukan kepada kepala ruangan adalah mengoptimalkan pelaksanaan bimbingan kepada perawat pelaksana dan perawat pelaksana diharapkan meningkatkan pemahamannya terhadap proses keperawatan. Sub bidang keperawatan disarankan melakukan upaya-upaya yang dapat meningkatkan pemahaman proses keperawatan dan fungsi supervisi. Direktur rumah sakit dianjurkan untuk menyusun kebijakan yang berkaitan dengan sistem penghargaan terhadap kegiatan pendokumentasian dan supervisi serta pengaruhnya terhadap jenjang karir perawat. Selanjutnya kepada pihak pendidikan diharapkan agar lebih banyak memberikan latihan kasus. Peneliti lain seyogyanya memperdalam penelitian kualitatif jika ingin meneliti bidang yang sama.

Relationship between Understanding on Nursing Process and Function of Supervision with Competency to Document Nursing Process at Karya Bhakti Hospital BogorNursing process documenting is a crucial activity because it could be a proof that all nurses' actions have been done professionally and legally so it could protect client as service receiver and nurses as nursing service grantor. The quality of this documentation depends on executing nurses' competency as core personnel and could be influenced by same factors, namely the nurses themselves, or unit manager's supervisory as a managerial activity.
Pertaining to the case above, the conductor of this research tried to identify relation between executing nurse's understanding on the nursing process and their perception to unit manager's supervisory function, yet the conductor still consider executing nurses' characteristic variable that could effect an understanding and perception that occurred.
This research was carried out at Karya Bhakti Hospital Bogor and constitutes qualitative and quantitative research with descriptive correlation design and had cross sectional nature, The quantitative research was run by distributing questioner to 91 respondents of executing nurses who work at inpatient unit and they do not serve intensive nursing. Meanwhile the qualitative one was carried out through focused group discussion by presenting four open questions to 10 respondents.
The quantitative research was analyzed in univariat, bivariat and multivariat way. Based on the univariat analysis, it was known that in average, executing nurses' understanding on nursing process and competency to document nursing process was good enough. This understanding was not influenced with educational background, number attaining that has been attended and tenure. And it was also disclosed that they percept unit manager less- enough-optimal in handling supervisory toward nursing process documentation. Further, bivariat analysis indicated first, there was a moderate and positive significant relation between understanding on nursing process documentation and competency to document nursing process. Second, there was a moderate and positive significant relation between perception on direction as one of supervisory function and competency to document nursing process. And then, based on multivariate analysis, it was comprehended that the independent variable most related with dependent variable understood of nursing process and guiding, as one of supervisory functions. Yet among the two variables, guiding variables had bigger ability in forecasting nurses' competency in documenting nursing process provided that the other variables were in constant situation.
In the same time. the qualitative research that gained through focused group discussion concluded that executing nurses felt that the competency had not been optimal. It still needed extended knowledge either through formal education or non-formal one. Besides, the unit manager's supervisory was badly needed to improve executing nurses' competency in documenting nursing process.
The researcher recommended that unit manager should optimize guiding implementation to the executing nurses, the executing nurses is expected to enhance their understanding on the nursing process. Sub nursing division should carry out some efforts to increase : understanding on nursing process and supervisory function. The director of the hospital is suggested to compose some policies in line with rewarding system to documentation and supervisory activities as well as their influence to nurses' career stage. And finally the education and training division in learning process should grant more cases training. And the further researcher should utilize and deepen qualitative research when they wish to conduct the same research."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T3709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriyanti
"ABSTRAK
Pelayanan keperawatan Profesional dan bermutu memerlukan koordinasi tim dan dapat
dilakukan melalui kegiatan konferensi, ronde keperawatan dan presentasi kasus.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara motivasi kerja dan supervisi
dengan penerapan konferensi, ronde keperawatan dan presentasi kasus setelah
dipengaruhi oleh faktor confounding pada perawat pelaksana di RSUD, A. Yani Metro
Lampung. Desain penelitian dengan desain deskriptif korelasional dengan rancangan
potong lintang. Populasi penelitian adalah 103 perawat pelaksana yang bekerja di Unit
Rawat Inap yang merupakan total sampling. Untuk menguji hubungan antara motivasi
kerja dan supervisi terhadap penerapan konferensi, ronde keperawatan dan presentasi
kasus digunakan Koefisien Korelasi Partial. Hasil penelitian menunjukkan Penerapan
konferensi, ronde keperawatan dan presentasi kasus yang dilakukan oleh perawat
pelaksana masih kurang optimal. Rata-rata faktor motivasi kerja yang dilakukan masih
kurang baik dan supervisi yang persepsi oleh perawat pelaksana juga masih kurang baik.
Hasil analisa korelasi dengan α =0,05 diperoleh p value : 0,0001 menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan tiga subvariabel (motif, harapan
dan insentif) dan supervisi dengan penerapan konferensi, ronde keperawatan dan
presentasi kasus, dengan hubungan yang sedang dan berpola positif artinya semakin
tinggi motivasi kerja dan supervisi maka penerapan konfrensi, ronde keperawatan dan
presentasi kasus semakin baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa harapan dan supervisi
merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan penerapan konferensi, ronde
keperawatan dan presentasi kasus, tetapi hanya 34,3 % dijelaskan oleh faktor tersebut
sisanya dijelaskan oleh faktor lain. Hal ini dapat terjadi karena belum optimalnya
motivasi kerja dan supervisi . Untuk itu pelayanan keperawatan khususnya rumah sakit
perlu mengembangkan metode tim secara efektif, penataan sistem jenjang karir,
pemberian insentif secara adil dan pemberian supervisi profesional kepada perawat
pelaksana sehingga penerapan konferensi, ronde keperawatan dan presentasi kasus dapat
lebih optimal

ABSTRACT
A professional and qualified nursing service required a team coordination by means of
the implementation of conferences, nursing rounds and case presentation. This study
aimed to examine the correlation between work motivation and supervision and the
implementation of conferences, nursing rounds and case presentation after having been
influenced by factors confounding of nurses in A. Yani District General Hospital Metro
Lampung. The correlational descriptive design using a cross sectional method was
applied to this study. One hundred and three nurses considered as a total sample,worked
in several inpatient wards participated in this study. Partial correlation coefficient was
used to evaluate the correlation between variables. The result showed that the
implementation of conferences, nursing rounds and case presentation had not been
optimally implemented among nurses. Furthermore, the result of this study suggested that
in average, the work motivation among nurses was considered low, while the supervision
was not perceived good by nurses. Analysis of correlation(α =0,05, p value : 0,0001)
revealed a statistically significant correlation between work motivation and the three sub
variable (motive,expectation,and incentive), and there was a positive correlation between
supervision and the implementation of conferences, nursing rounds and case presentation
meaning that the higher the motivation and better supervision corresponded to the better
implementation of conferences, nursing rounds and case presentation. This study
concluded the expectation and supervision were regarded as a dominant factor(34.3%)
which related to the implementation of conferences, nursing rounds and case
presentation, while the rest was explained by other factor. Finally, this study suggested
that nursing service in the hospital in particular should develop an effective team method,
structure professional career development, afford incentive fairly and provide a
professional supervision to nurses so that conferences, nursing rounds and case
presentation can be optimally implemented."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Doenges, Marilynn E.
Jakarta : EGC, 1998
610.73 DOE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Tutik Sri Hariyati
Jakarta: Rajawali Pers, 2016
610.73 TUT k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Yulianita
"Mutu asuhan keperawatan dapat dinilai dari pendokumentasian yang dilakukan perawat. Kualitas pendokumentasian dapat ditingkatkan melalui kegiatan supervisi kepala ruangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan supervisi kepala ruangan dengan kualitas dokumentasi keperawatan di Instalasi rawat inap RSU X Depok. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 52 perawat pelaksana yang diambil dengan teknik total sampling dan 93 dokumen keperawatan yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan kuisioner valid (0,31) dan lembar observasi dokumentasi Depkes R.I.
Hasil penelitian ditemukan ada hubungan antara pelaksanaan supervisi dengan kualitas dokumentasi keperawatan (p=0,008, OR=9,286). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas dokumentasi keperawatan adalah pelaksanaan supervisi. Kepala ruangan perlu meningkatkan frekuensi supervisi pada tindakan keperawatan dan pendokumentasian keperawatan. Perawat melakukan pendokumentasian segera setelah berinteraksi dengan pasien.

The quality of nursing care can be assesed from documentation that nurses have done. The quality of documentation can be improved through the head nurse’s supervision activity. This study aimed to determine the relationship between supervision of head nurse and quality of nursing documentation in the wards of X Hospital in Depok. This study was a descriptive correlation research with cross sectional approach. A number of 52 nurses were involved using total sampling and 93 nursing documentation were taken using consecutive sampling technique. Instruments used were validated questionnaires (0,31) and documentation observation sheets by Indonesia Ministry of Health.
The research found a relationship between the implementation of supervision and quality of nursing documentation (p=0,008, OR=9,286). The most dominant factor related to the quality of nursing documentation was the implementation of supervision. Head nurse needs to increased their frequency of supervision in the nursing actions and nursing documentation. Nurse should be documented immediately after interacting with patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Effendi
Jakarta: Salemba Medika, 2009
610.734 FER k (1);610.734 FER k (2);610.734 FER k (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Keliat, Budi Anna
"ABSTRAK
Asuhan keperawatan pada gangguan mental organik dapat menjemukan, mengecewakan karena tidak tapak perubahan dengan segera. Akibatnya, pelayanan yang diberikan monoton, utin, bersifat umum dan jauh dari pendekatan komprehensive yang memandang setiap klien unik berdasarkan aspek bio-psiko-sos-bud-spiritual mereka masing-masing
Kesadaran perawat tentang gangguan mental organik, baik proses terjadi, faktor penyebab, keterbatasan, tingkat kemampuan klien dan asuhan keperawatan yang spesifik akan memotivasi perawat melakukan praktek keperawatan yang berkualitas."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Tanggung jawab professional para perawat dalam pelayanan kesehatan saat ini sangat
diperlukan. Seiring dengan tanggung jawab yang diemban timbul suatu harapan bahwa
para perawat akan makin mengambil peran aktif dalam meningkatkan pelayanan mereka
kepada masyarakat. Keterlibatan dalam kegiatan teknis prosedural ataupun perubahan
metodologis sangat diharapkan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>