Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16510 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Adiningtyas
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada kualitas hidup keluarga pasien skizofrenia. Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui dan memberikan gambaran
mengenai kualitas hidup keluarga dari pasien skizofrenia, serta mengetahui
domain-domain manakah dari kualitas hidup yang paling terpengaruh oleh situasi
adanya penderita skizofrenia dalam keluarga. Penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif dengan disain deskriptif.
Metode penelitian menggunakan konstruk kualitas hidup yang diformulasikan
oleh World Health Organization (WHO) sebagai panduan wawancara. Responden
dalam penelitian ini terdiri dari 3 keluarga pasien skizofrenia yang saat ini sedang
menjalani rawat jalan, dan usia pasien berkisar antara 15-35 tahun. Pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara mendalam, sedangkan analisis dilakukan
dengan merujuk pada standar dan pendapat para peneliti dalam hal keluarga
skizofrenia dan kualitas hidup.
Dari analisis terhadap hasil wawancara, ditemukan bahwa : 1) dua keluarga
mempersepsi kualitas hidup mereka cukup baik, dan satu keluarga
mempersepsikan kualitas hidup mereka biasa-biasa saja; 2) ketiga keluarga
umumnya menilai kesehatan mereka cukup baik; 3) dua keluarga mempersepsi
kualitas hidup mereka secara psikologis cukup baik, dan satu keluarga
mempersepsi kualitas hidup mereka secara psikologis tidak terlalu baik ; 4) ketiga
keluarga umumnya tidak mengalami masalah dengan hubungan sosial, namun
satu keluarga sedikit menarik diri; 5) ketiga keluarga secara umum cukup puas
dengan kondisi lingkungan mereka, namun ketiga keluarga masing-masing masih
memiliki ketidakpuasan dalam aspek-aspek yang berbeda."
2007
T37872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ice Yulia Wardani
"Abstrak
Skizofrenia merupakan sekumpulan gejala atau sindrom yang dapat menyebabkan masalah kejiwaan yang sangat serius. Stigma diri muncul akibat efek negatif penilaian orang lain terhadap pasien Skizofrenia sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan kerja, fungsi sosial, harga diri, dan harapan. Kualitas hidup pasien Skizofrenia erat kaitannya dengan disabilitas yang dialaminya berupa perubahan kognitif dan persepsi dalam menjalani kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas hidup pasien skizofrenia melalui stigma diri. Desain penelitian ini adalah descriptive corelative dengan pendekatan cross sectional, sampel 92 responden yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Analisis uji statistik menggunakan correlation test. Hasil dari penelitian adalah ada hubungan antara stigma diri dengan kualitas hidup pasien Skizofrenia dengan korelasi negatif (r= -0,568, p= 0,00). Level stigma diri termasuk kedalam klasifikasi stigma tinggi dan klasifikasi kualitas hidup yang rendah. Penelitian ini merekomen-dasikan pelaksanaan intervensi keperawatan yang berorientasi pada pasien berupa pencegahan stigma negatif dan peningkatan kualitas hidup."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
610 JKI 21:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ellah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran family functioning dan kualitas hidup pada anggota keluarga yang merawat penderita skizofrenia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengukuran family functioning menggunakan Family Assessment Device (FAD) dan pengukuran kualitas hidup menggunakan alat ukur WHOQOL-BREF.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum family functioning anggota keluarga yang merawat penderita skizofrenia tidak mengalami masalah pada semua dimensi yang diukur dan kualitas hidup anggota keluarga yang merawat penderita skizofrenia berada pada tingkatan sedang.

This study was conducted to examine family functioning and quality of life of family member who take care for people with schizophrenia. This study used quantitative method. Family functioning was measured by Family Assessment Device (FAD) and quality of life was measured by WHOQOL-BREF.
The result of this study showed that generally family member who take care for people with schizophrenia don't have any problem on each dimension of family functioning and the result showed that they had moderate quality of life.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Rakhmawati
"Keluarga merupakan lembaga sosial pertama dan terpenting bagi manusia untuk berinteraksi. Keluarga memprmyai peran yang sangat panting bagi perkembangan kepribadian dari sejak ia kecil sampai dewasa. Menurut Lidz,Fleck, dan Comelison (1965) keluarga dipandang sebagai kekuatan pembentuk kepribadian anak. Keluarga memberikan dasar yang sangat penting untuk pembentukan kepribadian anak melalui keturunan (hereditas), dan akan memberikan kontribusi yang terus menerus baik melalui contoh, pembelajaran, ataupun melalui interaksi dengan anggota keluarga yang lainnya. Di lingkungan keluargalah seorang manusia mulai mengenal rasa cinta kasih, memberikan rasa cinta kasih kepada sesama manusia, mulai belajar cara-cara melakukan hubungan interpersonal, dan menyesuaikan diri dengan orang lain di sekitarnya, serta berbagai kemampuan dasar bagi kehidupan seseorang nantinya yang akan sangat menentukan keberhasilannya dalam menghadapi hidup di masa yang akan datang. Oleh kanena itu segala bentuk komunikasi, kepribadian orang tua, serta situasi di dalam keluarga akan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anggota keluarga. Karena di dalam unit keluarga inilah anak dipersiapkan untuk berada dalam huhungan sosial dengan orang lain dan kelompok sosial di masyarakat. Beberapa penelitian menyatakan bahwa dalam keluarga dengan kondisi yang patologis dapat memunculkan simtom skizofrenia pada anggota keluarga,terutama pada anak. Yang dimaksud dengan kondisi patologis disini terutama adalah hubungan antara anak dengan ibu, pola komunikasi yang tidak tepat, serta pola asuh orang tua yang kurang sesuai (Lidz, Fleck, & Cornelison,l965). Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap keluarga-keluarga dengan anak yang menderita skizofrenia menujukkan adanya masalah komunikasi dalam struktur keluarga, lebih jauh lagi, ternyata terdapat pola komunikasi yang berbeda antara keluarga dengan anak-anak yang yang menderita skizofrenia dengan keluarga dengan anak»anak yang normal (Salzinger, 1973). Meskipun dari berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan belum cukup meyakinkan untuk membuktikan bahwa pola komunikasi yang patologis menyebabkan skizofrenia, tetapi Clausen (dalam Salzinger, 1973) berpendapat bahwa pola komunikasi tetap memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan kepribadian anak. Beberapa pasien skizofrenia biasanya berasal dari keluarga yang gagal menjalankan fungsinya dan memiliki perilaku patologis. Di dalam keluarga seperti itu secara signifikan akan meningkatkan stres pasien skizofrenia (Lidz,Fleck, & Comelison, 1965). Menurut Lidz (1965), skizofrenia juga merupakan defciency disease. Yang dimaksud dengan deficiency disease disini adalah gangguan ini muncul akibat kurangnya pengasuhan dan arahan untuk beradaptasi dari masa kanak-kanak ke arah hidupnya untuk menjadi orang dewasa yang mandiri (Lidz, Fleck,& Comelison, l965). Oleh ketiga tokoh tersebut, defisiensi ini dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu defisiensi pengasuhan orang tua, dimana biasanya anggota keluarga menjadi tidak mampu untuk mencapai otonomi diri. Defisiensi yang kedua adalah kegagalan keluarga sebagai institusi sosial untuk menggali kemampuan anak, menciptakan lingkungan keluarga yang bebas konflik, serta memberikan peran yang sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Defisiensi yang terakhir adalah adanya kerusakan atau gangguan pola komunikasi dan budaya dalam keluarga Beberapa penelitian menemukan bahwa pola komunikasi yang salah dari orang tua secara signifikan memainkan peranan dalam etiologi/penyebab munculnya skizofrenia. Penelitian ini dilakukan untuk melihat latar belakang keluarga pasien skizofrenia. Yang dimaksud dengan latar belakang keluarga, meliputi karakteristik orang tua; fungsi keluarga yang mencakup pengasuhan orang tua, fungsi keluarga sebagai institusi sosial, serta fungsi keluarga dalam transmisi komunikasi dan teknik adptasi; dan gaya komunikasi yang digunakan oleh keluarga, mencakup double bind, serta ekspresi emosi. Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang memiliki anak dengan diagnosa skizofrenia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap kedua orang tua pasien skizofrenia. Hasil penelitian ini adalah, bahwa ketiga keluarga memilikj keunikan karakteristik orang tua. Kesamaan karaktenstik yang menonjol dari sosok ayah adalab sikap tidak mau terpengaruh oleh kebutuhan anak. Sedangkan karakteristik yang menonjol dari sosok ibu adalah memanjakan anak Dari ketiga keluarga, satu keluarga secara menonjol menampilkan kegagalan dalam menjalankan fungsi keluarga, sedangkan dua keluarga lainnya walaupun tidak menonjol tetap mengarah kepada kegagalan fungsi keluarga, yaitu adanya dekctive transmission of instrumenral techniques. Ketiga keluarga juga memiliki kecenderungan untuk melakukan double bind pada anak-anak, dengan tidak konsistennya reward dan punishment yang diberikan Hasil lainnya menunjukkan bahwa dua dari tiga keluarga responden menampilkan ekspresi emosi yang tinggi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susy Ria Marlise
"ABSTRAK
Permasalahan yang terjadi pada penderita skizofrenia sangat kompleks.
Tidak hanya pikiran dan emosi yang terganggu, perilaku penderita juga terganggu.
Menurut Kaplan (1997), banyak faktor yang diduga dapat menyebabkan
skizofrenia, salah satu faktor berasal dari dalam keluarga. Tujuan dari penelitian
ini adalah memberikan gambaran mengenai terjadinya gangguan skizofrenia pada
seseorang di dalam keluarga.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi. Penelitian
dilakukan terhadap 2 orang subyek beserta keluarganya yang saat ini tinggal di
Jakarta. Kriteria subyek adalah telah didiagnosa oleh seorang ahli (dr psikiater),
jenis kelamin tidak dibatasi, berusia antara 20-40 tahun dan masih berada di
bawah pengawasan ahli.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadinya gangguan skizofrenia pada
kedua subyek diduga dapat disebabkan oleh faktor diatesis stress dimana stressor
yang dialami berasal dari faktor lingkungan (psikis). Faktor lainnya adalah faktor
keluarga yang patologis, kondisi sosioekonomi yang rendah, dan faktor biologis.
Temuan lain dalam penelitian ini adalah bahwa gangguan skizofrenia tidak
hanya terjadi pada kondisi ekonomi keluarga yang rendah. Pengasuhan keluarga
yang penuh kasih sayang juga memiliki kemungkinan mempunyai anak penderita
skizofrenia. Selain itu diketahui juga bahwa gangguan skizofrenia mengalami
proses yang panjang, tidak terjadi begitu saja. Hal lain yang ditemukan adalah
penderita skizofrenia dapat menjalani kehidupan aktifitas mereka sehari-hari
seperti sebelum didiagnosa skizofrenia.
Beberapa saran praktis dari penelitian ini adalah pemberian informasi
kepada masyarakat mengenai pengetahuan skizofrenia terutama gejala awalnya
sehingga keluarga dapat mengantisipasi sedini mungkin dan si penderita dengan
segera mendapat pertolongan. Selain itu juga adanya pemberian informasi kepada
keluarga yang memiliki anggota keluarga skizofrenia mengenai bagaimana cara
mencegah agar penderita tidak dirawat berulang kembali."
2004
S3401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helen
"[ABSTRAK
Kanker merupakan masalah serius di Indonesia, khususnya kanker kolorektal. Salah satu pengobatan kanker kolorektal adalah pembuatan stoma. Stoma merupakan masalah serius yang mempengaruhi kualitas hidup pada pasien kanker. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kualitas hidup pasien stoma di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Desain penelitian ini adalah diskriptif kategorik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan tehnik total sampling sebanyak 37 pasien dengan stoma permanen. Instrumen yang digunakan adalah Quality of Life Questionnaire Patient with an ostomy yang sudah dimodifikasi. Penelitian ini menggambarkan kualitas hidup pasien stoma permanen dengan empat dimensi yaitu fisik, psikologis, sosial dan spiritual . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan stoma permanen memiliki kualitas hidup yang baik.

ABSTRACT
Cancer is a serious problem in Indonesia, particularly colorectal cancer. The most common of therapy colorectal cancer is stoma creation. Stoma is a serious problem that affects the quality of life in cancer patients. This study aims to an overview the quality of life in stoma patients at Dharmais Cancer Hospital. The study was conducted using a descriptive categorical. This study using total sample technique of 37 patients with a permanent stoma. The instrument used is the Quality of Life Questionnaire Patient with an ostomy that has been modified. This study was an overview quality of life permanent stoma patient with four dimension are physical, pschychological, social and spiritual. The result shown quality of life patient with permanent stoma is good., Cancer is a serious problem in Indonesia, particularly colorectal cancer. The most common of therapy colorectal cancer is stoma creation. Stoma is a serious problem that affects the quality of life in cancer patients. This study aims to an overview the quality of life in stoma patients at Dharmais Cancer Hospital. The study was conducted using a descriptive categorical. This study using total sample technique of 37 patients with a permanent stoma. The instrument used is the Quality of Life Questionnaire Patient with an ostomy that has been modified. This study was an overview quality of life permanent stoma patient with four dimension are physical, pschychological, social and spiritual. The result shown quality of life patient with permanent stoma is good.]"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S58252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Sumekar
"ABSTRAK
Lansia merupakan bagian dari keluarga, sehingga kualitas hidupnya perlu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga dan kualitas hidup pada lansia di Kelurahan Kemiri Muka, Kota Depok. Desain penelitian analitik deskriptif ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan sampel lansia yang berusia 60 tahun ke atas yang dipilih secara cluster sebanyak 97 lansia dan 97 pelaku rawat lansia di keluarga. Instrumen yang digunakan adalah Instrumen Quality of Life Enjoyment and Satisfaction Questionnaire (Q-LES-Q) dan Instrumen Dukungan Keluarga. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian ini antara lain persentase lansia young old 83,5%, lansia perempuan 87,6%, pelaku rawat lansia terbanyak perempuan 60,8%, pendapatan anggota keluarga kurang dari UMR Kota Depok sebesar 74,2%, dukungan keluarga tidak adekuat sebesar 52,6% dan kualitas hidup lansia tinggi sebesar 57,7%. Keluarga diharapkan untuk meningkatkan komunikasi dan dukungan keluarga kepada lansia.
ABSTRACT
The quality of life in elder is important. Family has a role in promotions elder’s quality of life, considering that elder is part of the family. The aim of this research is describe family support and quality of life towards elder in Kemiri Muka Village, Depok. This research uses descriptive-analytic with cross-sectional approach using of elder samples whom are 60 years or above, which is using cluster sampling in the amount of 97 elder respondents and 97 caregivers in family. This researh using Quality of Life Enjoyment and Satisfaction Questionnaire (Q-LES-Q) and Family Support Instrument. The results of the study include the persentage of young old 83,5%, 87,6% elderly woman, the most caregivers are woman 60,8%, the income of family members less than minimal average are 74,2%, inadequate support family 52,6% and higher quality of life are 57,7%. Families are expected to increase communication and family support to elderly."
2015
S58244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurindah
"Prevalensi orang dengan skizofrenia Sulawesi Barat menempati urutan kesebelas yang tidak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan jiwa yang tersedia untuk memberikan dukungan sosial kepada pasien dan keluarganya. Mengingat dukungan sosial memegang peran penting dalam proses penyembuhan pasien skizofrenia dan keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dukungan sosial yang diberikan oleh pihak poli jiwa rumah sakit umum daerah Polewali Mandar kepada pasien skizofrenia dan keluarganya, dan untuk mengetahui bagaimana faktor pendukung serta penghambat dalam memberikan dukungan sosial kepada pasien skizofrenia dan keluarganya yang dilakukan oleh pihak poli jiwa rumah sakit umum daerah Polewali Mandar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengumpulan data meliputi studi literatur, dokumentasi, wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosi dan dukungan kelompok adalah dukungan yang dominan yang didapatkan oleh pasien dan keluarga pasien dari tenaga kesehatan poliklnik jiwa rumah sakit umum daerah Polewali Mandar. Penelitian ini melihat bahwa poliklinik jiwa rsud Polewali Mandar belum mampu memenuhi dukungan informasi dan dukungan kelompok untuk pasien dan keluarganya, sehingga perlunya optimalisasi dukungan sosial lainnya yang di dukung oleh program-program dan terapi-terapi yang dibutuhkan.

The prevalence of people with schizophrenia in West Sulawesi ranks eleventh which is not proportional to the number of mental health personnel available to provide social support to patients and their families. Given that social support plays an important role in the healing process of schizophrenic patients and their families. This study aims to describe the social support provided by the psychiatric department of the Polewali Mandar general hospital to schizophrenia patients and their families, and to find out how the supporting and inhibiting factors in providing social support to schizophrenia patients and their families are carried out by the hospital psychiatrist. general Polewali Mandar area. This study uses a qualitative approach with a descriptive design. Data collection techniques include literature study, documentation, in-depth interviews and observation. The results showed that emotional support and group support were the dominant support received by patients and their families from the mental health personnel of the Polewali Mandar general hospital. This study found that the Polewali Mandar hospital psychiatric clinic has not been able to fulfill information and group support for patients and their families, so that it is necessary to optimize other social support supported by the required programs and therapies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Asiah
"Tesis ini disusun untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pasien adolescence idiopathic scoliosis (AIS). Desain penelitian merupakan studi potong pada 100 pasien AIS yang berusia di atas 13 tahun dengan menggunakan kuesioner Scoliosis Research Society 30 (SRS-30) sebagai alat ukur kualitas hidup. Dilakukan analisis faktor-faktor yang berhubungan yang meliputi faktor penyakit (usia terdiagnosis, derajat keparahan kurva, tipe kurva) faktor terapi (exercise, brace, operasi) dan faktor sosiodemografik (kelompok usia, jenis kelamin, body mass index). Hasil penelitian didapatkan skor total yaitu 3.42 ± 0.46. Didapatkan skor tertinggi pada domain nyeri yaitu 3.66 (2-5), serta skor terendah pada domain citra diri yaitu 3.33 ± 0,9. Pada faktor penyakit, didapatkan skor domain kepuasan terhadap manajemen yang lebih tinggi secara bermakna pada kurva derajat ringan. Pada faktor terapi, didapatkan skor total dan skor domain fungsi yang lebih tinggi secara bermakna pada kelompok exercise, skor domain citra diri dan kepuasan terhadap manajemen yang lebih rendah secara bermakna pada kelompok brace, serta skor domain citra diri yang lebih tinggi, tetapi skor domain fungsi dan kepuasan terhadap manajemen yang lebih rendah secara bermakna pada kelompok operasi. Tidak didapatkan perbedaan skor yang bermakna pada faktor sosiodemografi (usia, jenis kelamin, body mass index).

This thesis aimed to determine the quality of life of patients with adolescent idiopathic scoliosis (AIS). The study design was a cross-sectional study of 100 AIS patients aged over 13 years using the Scoliosis Research Society 30 (SRS-30) questionnaire as a measurement tool of quality of life. Analysis of related factors including disease factors (age at diagnosis, degree of curve severity, type of curve), therapeutic factors (exercise, brace, surgery), and sociodemographic factors (age group, sex, body mass index) was performed. The results showed a total score of 3.42 ± 0.46. The highest score was in the pain domain (3.66 (2-5)), and the lowest score was in the self-image domain (3.33 ± 0.9). In the disease factors, a significantly higher score of satisfaction for management was found in mild degree curve. In the therapeutic factors, a significantly higher total score and function domain score was found in the exercise group, a significantly lower in self-image and satisfaction with management domain score in the brace group, and a significantly higher self-image domain score but lower in function and satisfaction with management domain score was found in the operating group. There were no significant differences in sociodemographic factors (age, gender, body mass index)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Asiah
"Tesis ini disusun untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pasien adolescence idiopathic scoliosis (AIS). Desain penelitian merupakan studi potong pada 100 pasien AIS yang berusia di atas 13 tahun dengan menggunakan kuesioner Scoliosis Research Society 30 (SRS-30) sebagai alat ukur kualitas hidup. Dilakukan analisis faktor-faktor yang berhubungan yang meliputi faktor penyakit (usia terdiagnosis, derajat keparahan kurva, tipe kurva) faktor terapi (exercise, brace, operasi) dan faktor sosiodemografik (kelompok usia, jenis kelamin, body mass index). Hasil penelitian didapatkan skor total yaitu 3.42  0.46. Didapatkan skor tertinggi pada domain nyeri yaitu 3.66 (2-5), serta skor terendah pada domain citra diri yaitu 3.33  0,9. Pada faktor penyakit, didapatkan skor domain kepuasan terhadap manajemen yang lebih tinggi secara bermakna pada kurva derajat ringan. Pada faktor terapi, didapatkan skor total dan skor domain fungsi yang lebih tinggi secara bermakna pada kelompok exercise, skor domain citra diri dan kepuasan terhadap manajemen yang lebih rendah secara bermakna pada kelompok brace, serta skor domain citra diri yang lebih tinggi, tetapi skor domain fungsi dan kepuasan terhadap manajemen yang lebih rendah secara bermakna pada kelompok operasi. Tidak didapatkan perbedaan skor yang bermakna pada faktor sosiodemografi (usia, jenis kelamin, body mass index).

This thesis aimed to determine the quality of life of patients with adolescent idiopathic scoliosis (AIS). The study design was a cross-sectional study of 100 AIS patients aged over 13 years using the Scoliosis Research Society 30 (SRS-30) questionnaire as a measurement tool of quality of life. Analysis of related factors including disease factors (age at diagnosis, degree of curve severity, type of curve), therapeutic factors (exercise,
brace, surgery), and sociodemographic factors (age group, sex, body mass index) was performed. The results showed a total score of 3.42  0.46. The highest score was in the
pain domain (3.66 (2-5)), and the lowest score was in the self-image domain (3.33  0.9). In the disease factors, a significantly higher score of satisfaction for management was found in mild degree curve. In the therapeutic factors, a significantly higher total score and function domain score was found in the exercise group, a significantly lower in selfimage and satisfaction with management domain score in the brace group, and a significantly higher self-image domain score but lower in function and satisfaction with management domain score was found in the operating group. There were no significant differences in sociodemographic factors (age, gender, body mass index).
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>