Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199037 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mouna F. Bayuni Dewangga
"ABSTRAK
Dewasa ini, makin banyak orangtua yang menyadari pentingnya pendidikan anak usia dini. Dan dengan berbagai pertimbangan, banyak diantara orangtua yang lebih suka mempercayakan pendidikan anaknya pada lembaga pendidikan yang terpercaya untuk mengembangkan potensi anaknya. Selain pengembangan potensi kognitif, afektif serta psikomotorik anak yang umumnya terdapat di semua lembaga pendidikan dini usia, terdapat pula orangtua yang menyerahkan pendidikan agama kepada pihak sekolah. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui apakah sasaran pembelajaran dalam pendidikan agama untuk anak dini usia telah memenuhi kriteria perumusan sasaran pembelajaran yang tepat guna. Hal ini penting dilakukan mengingat sasaran pembelajaran akan turut menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan. Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi modul program pendidikan agama dari Raudatul Athfal PERWANIDA Nurul Fajar (RA PNF), yang merupakan RA (atau juga dikenal dengan istilah TK Islam Terpadu) percontohan dari seluruh Indonesia.
Dari hasil evaluasi, diketahui bahwa ternyata masih terdapat beberapa kekurangan dalam perumusan sasaran pembelajaran program pendidikan agama dan akhlak perilaku RA PNF tersebut, sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk menghindari interpretasi yang beragam dari guru dalam pelaksanaan kegiatan sekolah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38275
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Uji Arum Ismartini
"Homeschooling merupakan metode pengajaran yang baru di Indonesia. Dalam homeschooling, anak disekolahkan di rumah dengan orang tua atau dengan mendatangkan tutor ke rumah. Lembaga Pendidikan L (LPL) merupakan lembaga yang menerapkan metode homeschooling di Indonesia dengan mendatangkan tutor ke rumah. Dengan metode ini, LPL telah membantu sebagian orang tua mengenai pendidikan anaknya.
Salah satu program yang ditawarkan LPL adalah Program Pengenalan Islam (PPI). PPI menawarkan pengajaran agama Islam dengan metode yang berbeda dari metode yang diterapkan di sekolah. Pendekatannya yang individual membuat anak mendapat kesempatan untuk merasakan pengalaman batiniah yang seharusnya mereka peroleh saat mempelajari agama Islam. Namun, PPI sebagai program yang baru tidaklah lepas dari kekurangan, dan oleh karenanya dilakukan evaluasi ini.
Evaluasi ini dilakukan dengan meninjau sasaran pembelajaran PPI dari tiga teori pendidikan, yaitu teori perkembangan kognitif Piaget, teori perkembangan moral Kohlberg, dan taksonomi afektif Krathwohl. Sebagai tambahan, peneliti juga berusaha memperbaiki format modul PPI sehingga sesuai dengan format modul standar. Adapun tujuan dilakukannya evaluasi ini adalah untuk memberi masukan pada PPI LPL yang sudah ada sehingga terdapat kesesuaian antara kondisi belajar yang diciptakan dengan kondisi yang diharapkan.
Setelah melalui analisis mendalam terhadap PPI, terdapat beberapa usulan perbaikan dari aspek format modul, dan sasaran pembelajaran dari setiap pertemuan. Umumnya, sasaran pembelajaran tersebut kurang sesuai dengan teori perkembangan kognitif Piaget, perkembangan moral Kohlberg, dan taksonomi Krathwohl. Saran-saran yang diberikan terhadap sasaran pembelajaran merupakan penyelarasan sasaran pembelajaran terhadap tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Amelia Syafarina
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengukur efektivitas intervensi dengan pendekatan
proyek kelompok untuk meningkatkan perilaku kerjasama pada anak usia 5-6
tahun. Dilakukan pengukuran berulang pada kelompok intervensi ( 8 murid TK)
dan kelompok kontrol (8 murid TK). Pada kelompok intervensi (KI) diberikan
program pendekatan proyek kelompok untuk meningkatkan perilaku kerjasama,
sedangkan kelompok kontrol (KK) mengikuti kegiatan TK seperti biasanya.
Peneliti merancang program intervensi dengan pendekatan proyek. Perilaku
kerjasama diukur melalui observasi dengan menghitung frekuensi tingkah laku
yang terdapat pada senarai perilaku kerja sama yang disusun oleh peneliti. Alat
ukur perilaku kerja sama berupa senarai terdiri atas 15 item perilaku kerjasama
dengan reliabilitas yang tinggi (Kappa Cohen = 0.73). Efektivitas intervensi akan
ditunjukkan oleh perbedaan skor rata-rata frekuensi perilaku kerja sama antara KI
dan KK. Selain itu perbedaan frekuensi perilaku kerja sama antar setiap
pengukuran ( pada KI ) juga akan memperkuat gambaran mengenai efektivitas
intervensi. Sebelum intervensi tidak terdapat perbedaan frekuensi perilaku
kerjasama antara KI dan KK. Pada pengukuran ketiga (setelah 7 sesi intervensi)
terdapat peningkatan perilaku kerja sama pada KI, peningkatan terus terjadi pada
pengukuran keempat. Kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan frekuensi
perilaku kerja sama pada pengukuran 1 dan terakhir

ABSTRACT
This research aimed at exploring the effectiveness of an intervention using project
approach in increasing cooperative behavior among preschoolers. Repeated
measurement were conducted to monitor changes in cooperative behavior in
intervention-group (IG: 8 preschoolers were given intervention) and control-group
(CG: 8 preschoolers were given usual kindergarten activities). An intervention
program to increase cooperative behavior using project approach was designed by
the researcher. A checklist of 15 items of cooperative behavior was used to count
the frequency of cooperative behavior conducted by the participants in each
group. The researcher devised the checklist and in the current research has high
reliability (Kappa Cohen = 0.73). The effectiveness of the program was indicated
by the existence of a significance difference between scores attained by IG and
CG. Comparison between scores of each measurement showed increasing
frequency of cooperative behavior among children in IG, whereas CG showed no
significant changes. IG showed increased frequency of cooperative behavior after
7 sessions of intervention and keep increasing at the last measurement. CG did
not show significant changes of cooperative behavior"
2016
T46555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sistha Widyaresmi
"Mental-state yang dipergunakan oleh ibu merupakan faktor yang penting dalam perkembangan theory of mind pada anak. Meskipun demikian, penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai mental-state dan theory of mind, hanya berfokus pada komponen false belief. Padahal dalam theory of mind, false belief hanyalah salah satu dari enam komponen yang ada. Selain itu, komunikasi tidak hanya terjadi antara ibu dan anak, melainkan juga komunikasi juga terjadi dalam sistem keluarga. Sejauh ini, masih sedikit penelitian yang mempelajari peran pola komunikasi keluarga dan penggunaan mental-state term ibu secara bersamaan dalam kaitan pemahaman theory of mind anak usia 5-6 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi kontribusi mental-state term dan pola komunikasi keluarga terhadap pemahaman theory of mind anak usia 5-6 tahun. Sebanyak 104 ibu dan anak mengikutikegiatan penelitian ini. Kemampuan theory of mind anak diukur melalui 6 komponen theory of mind dengan metode tanya jawab, sedangkan penggunaan mental state term ibu dan pola komunikasi keluarga diukur menggunakan kuesioner. Mental-state term ibu dan pola komunikasi keluarga conversation orientation memprediksi pemahaman theory of mind anak, dengan mengontrol variabel usia anak dan interval pendidikan ibu. Di sisi lain pola komunikasi keluarga conformity orientation tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman theory of mind anak. Penelitian ini memberikan informasi penting mengenai pentingnya penggunaan mental-state term dan menerapkan pola komunikasi keluarga yang tepat terhadap pemahaman theory of mind anak di periode usia 5-6 tahun.

Mother rsquo s mental state is one of crucial factors in the children rsquo s theory of mind understanding. Nonetheless, numerous research related to children rsquo s theory of mind understanding, had focused only on the false belief domain. Whereas in theory of mind, false belief is one of six component. Other than that communication not only between mother and children interaction, but also in family system. On top of that, there is still a limited number of studies covering the up rearing of both family communication pattern and mother rsquo s mental state term in relation to the children rsquo s theory of mind understanding. The current study investigated the contribution of mother rsquo s mental state term and family communication pattern to theory of mind understanding among 5 6 years old children. 104 mothers and children are participated in this study. Children rsquo s theory of mind understanding were measuring using 6 component of theory of mind, while mother rsquo s mental state term and family communication pattern was measuring by questionnaire. It was revealed that mother rsquo s mental state term and family communication pattern conversation orientation could predict children rsquo s theory of mind understanding, taking into account their age and mother rsquo s interval of education. On the other hand, family communication pattern conformity orientation had no significant contribution to children rsquo s theory of mind understanding. This study gave new insight regarding the importance of using mental state term and applying an appropriate pattern to theory of mind understanding at 5 6 years old children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Konda A. Melontige
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah program psikoedukasi kesehatan reproduksi efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perlindungan diri dari kekerasan seksual pada anak usia 5-6 tahun. Tiga belas anak berpartisipasi dalam psikoedukasi kesehatan reproduksi yang diberikan dengan menggunakan pendekatan observational learning. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan perlindungan diri yang diukur adalah pengetahuan pencegahan kekerasan seksual, sentuhan pantas dan tidak pantas, serta kemampuan merespon secara verbal dan non verbal. Penelitian ini menggunakan before and after design.
Hasil uji statistik dengan menggunakan the Wilcoxon sign ranks menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada tiga aitem pengetahuan dan kemampuan perlindungan diri yang diukur sesudah intervensi. Artinya program psikoedukasi kesehatan reproduksi efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan kekerasan seksual, kemampuan mengenali sentuhan yang tidak pantas; dan kemampuan perlindungan diri dalam merespon secara vebal dan non-verbal.

The aim of this study is to know the effectiveness of reproductive health psyhoeducation program to enhance knowledge and ability of self protection from sexual abuse for children aged 5 6 years old. Thirteen children participated in reproductive health psychoeducation which given by using observational learning approach. Knowledge and protection capabilities increased by measured of sexual violence prevention knowledge, appropriate and inappropriate touches, and the ability to respond verbally and non verbal. Research was conducted using before and after design.
Statistical test using the Wilcoxon sign ranks shows there are significant difference in three item being measured after intervention. It means that reproductive health psyhoeducation program efective to enhance sexual violence prevention knowledge, the ability to recognize inappropriate touches, and the ability to respond verbally and non verbal.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviani Indrasari Ranakusuma
"Peta dapat membantu seseorang dalam mengenali lingkungan sekitarnya dengan lebih cepat karena peta mampu menggambar suatu konfigurasi lingkungan hingga kita dapat mengetahui lingkungan tersebut dengan satu titik pandang. Anak kecil yang kemampuan kognitifnya terbatas kurang dapat memahami obyek dan hubungan-hubungan antar obyek dalam suatu ruang. Hal tersebut menyulitkan anak dalam menemukan jalan yang dapat membawanya kembali ke tempat semula (jalan pulang). Oleh karena itu, peta yang menggambarkan suatu lingkungan dengan hubungan-hubungan yang ada di dalamnya tentu akan sangat membantu anak dalam meningkatkan pengetahuan lingkungan sehingga ia akan lebih mudah menemukan jalan pulang. Peta untuk anak tidak dapat disamakan dengan peta orang dewasa. Anak yang kemampuan kognitif dan kemampuan membacanya terbatas akan sulit memahami peta yang sarat dengan simbol-simbol abstrak. Peta untuk anak kecil sebaiknya peta yang meminimalkan perbedaan antara obyek di lingkungan sebenarnya dengan yang tergambar pada peta (Presson, 1987). Anak akan dapat mudah mengenali obyek di lingkungan apabila obyek-obyek tersebut digambar dengan nama dan bentuk yang serupa (Dale, Blades dan Spencer dalam Matthews, 1992), Penelitian ini bertujuan untuk melibat pengaruh pengganaan peta terhadap pengetahuan lingkungan pada anak usia 5 hingga 6 tahun. Penggunaan peta diharapkan akan meningkatkan pengetahuan lingkungan anak yang diukur melalui skor keberhasilannya menemukan arah yang benar di setiap persimpangan dalam perjalanan kembali ke tempat semula (jalan pulang). Peta yang digunakan berukuran 46x48 cm dengan warna dan bentak diusahakan serupa dengan sebenarnya. Pengecilan ukuran tidak terlalu besar (kurang lebih 1:125). Pengujian bipotesa dilakukan dengan menggunakan disain penelitian one group prefest-posttest (Robinson, 1981) Dari hasil pengolahan data ditemukan bahwa penggunaan peta meningkatkan pengetahuan lingkungan pada anak usia 5 hingga 6 tahun. Rata-rata skor keberhasilan anak menemukan jalan pulang sebelum diberikan peta hanya 6,17 dan setelah diberikan peta meningkat menjadi 6,77. Selain peningkatan pengetahuan lingkungan, sebagai hasil tambahan terlihat bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kemampuan anak menemukan jalan pulang baik sebelum diberikan peta maupun setelah diberikan peta. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah memaksimalkan kontrol dengan menggunakan kelompok kontrol dan pengkontrolan yang kuat terhadap tingkat intelegensi dan pengetahuan spasial yang telah dimiliki anak. Selain itu penelitian berikutnya dapat menggunakan rute yang lebih panjang dan peta yang lebih diperkecil skalanya. Untuk pengembangan penelitian mengenai pengetahuan lingkungan pada anak kecil, khususnya anak prasekolah, penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan subyek anak usia 4 tahun sebagai tahap awal dati masa transisi praoperasional. Pada para pengelola diharapkan menyediakan petal petunjuk untuk pengunjung kecilnya sehingga peristiwa anak tersesat dapat dikurangi. Sedangkan bagi para orangtua sebaiknya mengenalkan anak kepada bentuk dan simbol-simbol peta sejak dini sehingga anak akan trampil dalam menggunakan peta pada masa dewasanya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesmita Regar
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas metode math talk untuk
meningkatkan kemampuan numerasi pada anak usia 5-6 tahun. Desain penelitian
adalah nonrandomized pretest – posttest control group design pada 15 orang anak
PAUD AKI. Terdapat dua kelompok dalam penelitian ini yaitu kelompok kontrol
dan kelompok intervensi. Kelompok intervensi diberikan pengajaran sembilan
aspek numerasi. Analisis data secara kuantitatif dengan membandingkan
kemampuan numerasi kelompok intervensi dan kelompok kontrol serta analisis
kualitatif setiap aspek dan subjek kelompok intervensi. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan numerasi
kelompok intervensi yang menggunakan metode math talk dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Dengan demikian, metode ini diharapkan dapat membantu
guru dalam pembelajaran numerasi di dalam kelas.

ABSTRACT
The study is aimed to seek effectiveness math talk method for improving
numeracy ability 5-6 years children. Research desain was used nonrandomized
pretest – posttest control group for 15 PAUD AKI students. There are two group
in this study, control group and intervention group. Intervention group was taught
nine numeracy aspects with math talk method. Data were analyzed quantitatively
and qualitatively . Result of this study showed there was significance numeracy
ability in intervention group which used math talk method than control group. As
result, this method can help teacher teach numeracy lesson in class later., The study is aimed to seek effectiveness math talk method for improving
numeracy ability 5-6 years children. Research desain was used nonrandomized
pretest – posttest control group for 15 PAUD AKI students. There are two group
in this study, control group and intervention group. Intervention group was taught
nine numeracy aspects with math talk method. Data were analyzed quantitatively
and qualitatively . Result of this study showed there was significance numeracy
ability in intervention group which used math talk method than control group. As
result, this method can help teacher teach numeracy lesson in class later.]"
2015
T44159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Anita Widyarti
"Temuan Proyek The Indonesian Early Childhood and Development (ECED) menyebutkan bahwa anak-anak usia dini di Indonesia perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius dalam hal pembentukkan kesiapan belajar mereka di sekolah formal. Atas dasar itu peneliti membuat modul pembelajaran numerasi untuk anak usia 5-6 tahun sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan matematika, agar anak-anak usia dini di Indonesia memiliki kesiapan yang cukup memadai untuk belajar di sekolah formal tingkat dasar. Modul pembelajaran numerasi yang disebut dengan Metode ABA (Ayo Belajar Angka) ini dibuat dengan menggunakan design based research yang didasarkan pada analisis terhadap Standar Nasional dan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia dan kemudian diperkaya dengan Learning Pathway in Numeracy yang dibuat oleh Julie Wagner berkerja sama dengan Mathematic Teaching and Learning Department at The Offife of Superintendent of Public Instruction Washington. Sedangkan untuk menguji keberhasilan modul dalam meningkatkan kemampuan numerasi anak, digunakan desain Quasi Experimental dalam bentuk Nonequivalen Control Group Design, yaitu dengan mengukur kemampuan numerasi anak dengan cara membandingkan skor pretest dan post test pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang tidak dipilih secara random. Hasil pengolahan data statistik uji t berpasangan pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa nilai sig = 0.001 < 0.05, yang berarti rata-rata skor pretest dan skor post test pada kelompok intervensi berbeda nyata secara statistik, atau dengan kata lain terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan numerasi anak setelah mereka mengerjakan modul pembelajaran numerasi metode ABA.

The Indonesian Early Childhood Education and Development (ECED) Project found that children aged 5-6 years in Indonesia needs to get more serious attention in preparing their readiness to study at formal schools. Based on the finding, the researcher creates a numeracy learning module to improve their ability in math, so they are ready to study in formal schools, in this case at primary level. A numerical learning module called ABA Method (abbreviation for "Ayo Belajar Angka" in Bahasa Indonesia - "Let's Learn Numbers" in English) was created by using a research based design that was conducted based on an analysis from the National Standards and Curriculum of Early Childhood Education in Indonesia enriched with Learning Pathway in Numeracy by Julie Wagner who worked with the Mathematic Teaching and Learning Department at The Office of the Superintendent of Public Instruction Washington. A nonrandomized pretest-post test control group design was used to check the effectiveness of the module which measures their numeration abilities by comparing the pretest with the post test score. The result of paired t-statistical data test within the intervention group showed that the value of sig = 0.001 < 0.05, which means the average pretest score and post test score in the intervention group was statistically different or in other words there was a significant increase on their numeration abilities after they do the ABA method of numerical learning module."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>