Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 225752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Mugia Bayu Raharja
"Fertilitas remaja merupakan isu penting dari segi kesehatan dan sosial kare-
na berhubungan dengan tingkat morbiditas serta mortalitas ibu dan anak.
Tujuan penelitian adalah mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi fer-
tilitas remaja di Indonesia. Data yang digunakan adalah hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 dengan unit analisis wani-
ta usia subur yang termasuk dalam kategori usia remaja (15 - 19 tahun).
Jumlah sampel sebanyak 6.927 responden. Analisis dilakukan dengan
metode deskriptif dan inferensial menggunakan model regresi logistik biner.
Hasil analisis menunjukkan bahwa satu dari sepuluh remaja wanita terse-
but pernah melahirkan dan atau sedang hamil saat survei dilakukan; sebe-
sar 95,2% dari remaja yang sudah pernah melahirkan, memiliki satu anak
sisanya sebesar 4,8% memiliki dua atau tiga anak; sebesar 11,1% dari re-
maja wanita yang pernah kawin, pertama kali kawin pada usia 10 - 14 tahun.
Secara statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian fertili-
tas remaja dengan daerah tempat tinggal, pendidikan, status bekerja, ser-
ta tingkat kesejahteraan keluarga. Wanita berisiko tinggi mengalami fertili-
tas pada usia remaja adalah mereka yang tinggal di perdesaan, berpen-
didikan rendah, tidak bekerja dan berstatus ekonomi rendah. Rekomendasi
berdasarkan hasil penelitian adalah akses ke tingkat pendidikan formal
yang lebih tinggi bagi remaja wanita, penyediaan pelatihan usaha ekonomi
kreatif terutama pada daerah perdesaan, peningkatan pengetahuan kese-
hatan reproduksi bagi remaja melalui pendidikan.
Adolescent fertility is an important issue in terms of health and social care
as it relates to the morbidity and mortality of mothers and children. This
study aimed to know the factors that influence adolescent fertility in
Indonesia. The data used was the result of Indonesian Demography and
Health Survey in 2012 with units of analysis included women of childbear-
ing age in the adolescent age group (15 - 19 years). Total sample was 6927
respondents. The analysis was performed by descriptive and inferential
methods using binary logistic regression models. The analysis showed that
one from ten that women had given birth or are pregnant at the time of the
survey; 95.2% of teens who have never given birth, had a child born alive,
the remaining 4.8 % have two or three children born alive; 11.1% of young
ever married women, first married at age 10 - 14 years. There was a statis-
tically significant relationship between the incidence of adolescent fertility by
area of residence, education, work status, and family welfare. Women at
high risk of fertility age teens are those who live in rural areas, less educat-
ed, not working and low economic status. Recommendations based on the
results of this study are access to formal education is higher for young
women, providing business training for young women the creative econo-
my, especially in rural areas, an increase in knowledge about adolescent re-
productive health through education."
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Hubungan seksual sebelum nikah pada remaja merupakan masalah yang serius, berhubungan dengan peningkatan penularan penyakit menular seksual, mempunyai pasangan lebih dari satu, dan kehamilan dini. Suatu kerangka kerja model perilaku terintegrasi (Integrated Behavioral Model, IBM) digunakan untuk menilai berbagai faktor prediktor hubungan seksual prematur pada remaja. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi inisiasi hubungan seksual sebelum nikah pada remaja level 10 dan 11 berdasarkan kerangka kerja IBM, meliputi komunikasi tentang seks kelompok peers, orang tua, paparan perilaku pornografi, kepercayaan normatif, agen personal, dan keinginan hubungan seksual. Metode yang digunakan adalah menyertakan 626 responden dalam survei awal. Responden adalah siswa sekolah menengah atas level 10 - 11 di kota Denpasar. Data dikumpulkan dengan kuesioner laporan sendiri khususnya prediktor inisiasi hubungan seksual sebelum menikah. Penelitian ini menemukan bahwa pajanan pornografi, perilaku langsung dan tidak langsung berhubungan secara signifikan dengan inisiasi hubungan seksual sebelum nikah (nilai p < 0,05). Remaja laki-laki tampaknya melakukan lebih banyak aktivitas seksual daripada remaja perempuan. Penelitian ini berimplikasi terhadap pemahaman perilaku langsung dan pajanan pornografi mungkin digunakan dalam meningkatkan program kesehatan dan kesehatan remaja.

Premarital sexual inisiation on adolescence is a serious problem, associated with increased transmition sexually transmitted disease/STD, had having more partners, and early pregnancy. An Integrated Behavioral Model (IBM) framework used to assess predictors of premarital sexual on adolescents. The purpose of this research is to explore predictors of premarital sexual inisiation in adolescents grade 10 and 11 based on IBM framework, includes: communication about sex with peers, parents, pornography exposure, attitude, normative belief, personal agency, and intention to have sex. Method that used is 626 respondent included in earlier survey, and respondent were students of senior high school grade 10 ? 11 in Denpasar City. Data collected with self reported questionaire particularly predictor of premarital sexual initiation. The result found that pornography exposure, indirectly attitude, and directly attitude were significantly associated with premarital sexual initiation (p < 0,05). Male adolescents engage in more sexual activity like premarital sexual inisiation than female adolescents. This study has implications for understanding how directly attitude and pornography exposure may be used in intervention to promoting adolescents health program and adolescents ressiliency."
Jakarta: Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Denpasar Bali, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rosdarni
"Perilaku seksual pranikah yang tinggi pada remaja disebabkan oleh faktor
personal seperti pengetahuan kesehatan seksual, Infeksi Menular Seksual
(IMS) dan HIV / AIDS, sikap terhadap seksualitas, harga diri dan efikasi diri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor personal seperti
pengetahuan tentang kesehatan seksual, IMS dan HIV / AIDS, sikap, harga
diri dan efikasi diri terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja di
Kota Kendari yang diukur melalui kuesioner dan wawancara mendalam.
Desain penelitian adalah studi potong lintang dengan jumlah sampel 200 remaja
yang berasal dari empat sekolah negeri di Kota Kendari mulai dari
Agustus sampai dengan Oktober 2014. Analisis regresi logistik menunjukan
bahwa remaja yang memiliki pengetahuan yang rendah tentang kesehatan
seksual, IMS dan HIV / AIDS berisiko sebesar 4,28 kali, sikap permisif terhadap
seksualitas berisiko 5 kali, harga diri rendah berisiko sebesar 3,3 kali
dan efikasi diri rendah sebesar 2,5 kali untuk melakukan perilaku seksual
pranikah berisiko. Analisis kualitatif menunjukan variabel sikap sebagai faktor
yang memberikan risiko terbesar di dalam berperilaku seksual pranikah
yang berisiko pada remaja.
High premarital sexual behavior among teenagers are caused by personal
factors, such as health sexual knowledge, Sexually Transmitted Infections
(STIs) and HIV / AIDS, attitudes towards sexuality, self-esteem and self-efficacy.
This study aimed to find out the influence of personal factor to premarital
sexual behavior among teenagers in the Kendari City as assessed
through questionnaires and in-depth interviews.The study design was
cross-sectional study with a sample of 200 adolescents from four public
schools in Kendari City from August to October 2015. Logistic regression
analysis showed teenagers having lack of knowledge of sexual health, STIs
and HIV / AIDS had 4.28 times risk having permissive attitude toward sexuality
had 5 times risk, having low self-esteem had 3.3 times risk and having
low self-efficacy had 2.5 times to perform premarital sexual behavior.
Qualitative analysis showed that attitude variable was the factor giving the
biggest risk in risky premarital sexual behavior among teenagers."
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran, Magister Kesehatan Ibu dan Anak-Kesehatan Reproduksi, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Christina S. Handayani
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T38334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian yang berjudul penggalangan dana untuk pundi amal sebagai upaya pencegahan kenakalan remaja bertujuan untuk mengetahui penggalangan dana melalui pundi amal mampu mencegah kenakalan remaja ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ariestina
"Kekerasan terhadap perempuan berhubungan dengan ketimpangan gender dan berdampak pada kesehatan dan hak asasi manusia. Di Jakarta, pada peri-
ode 2000-2002, sekitar 264 perempuan melaporkan mengalami KDP dan sekitar 11,6 % kekerasan tersebut terjadi pada masa pacaran. Secara menyeluruh,
satu dari sepuluh perempuan mengalami kekerasan dalam pacaran. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kejadian KDP pada siswi
SMAN 37 Jakarta serta faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian dengan desain potong lintang ini mengunakan sampel 418 siswi SMAN 37 Jakarta.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur menggunakan kuisioner yang sengaja dirancangg untuk penelitian ini. Ditemukan sekitar 72,1%
dari 337 siswi yang pernah mengalami KDP, berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, dan ekonomi. Umumnya faktor-faktor yang berhubungan dengan keja-
dian KDP adalah sosiodemografi, kelemahan fisik, pengetahuan, sikap, keterpaparan terhadap informasi, konflik dalam keluarga, teman sebaya, persepsi
sosial yang terdapat pada korban, sedangkan dari pelaku kekerasan ada karakteristik, penggunaan alkohol, dan penggunaan narkoba. Namun variabel ?
variabel yang berhubungan bermakna hanya variabel kelemahan fisik, sikap terhadap kekerasan, konflik dalam keluarga, keterpaparan terhadap informasi,
dan penggunaan alkohol oleh pacar.
Violence against women is related to gender inequality and influencing health and human rights aspects. In Jakarta, in 2000-2002 period, around 264 women
had reported violence and around 11.6% of that violence were happened during dating. In general, one out of ten women experience violence during dating.
This study aims at collecting information on violence during dating among high school girls in Senior High School 37 Jakarta and its related factors. The study
used cross-sectional design with 418 girl students as sample. Data were collected through structured interview using questionnaire. The study found around
72.1% of 337 students has experienced violence during dating in form of physical violence, psychological violence, sexual and economical violence. Factors
related to violence during dating include social-demographic factors, physical weakness, knowledge, attitude, exposure to information, conflict in family, peers,
and social perception. While from the actor of violence, factors related to violence include alcohol and drug abuse. Variables with statistical significant rela-
tionship were physical weakness, attitude toward violence, conflict in family, exposure to information, and alcohol abuse by boyfriend."
2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Siswo Murdwiyono
"Akhir abad ke-20 dan awal abad ke-2l, masalah moralitas dan budi pekerti menjadi keprihatinan dalam masyarakat kita. Realitas ini muncul dari berbagai kejadian yang meresahkan masyarakat, apalagi kejadian itu berkaitan dengan masalah remaja, sehingga kita patut bertanya bagaimana pendidikan moral yang selama ini diterapkan dalam keluarga kita? Kohlberg mengidentifikasi adanya enam tahap dalam perkembangan moral; dua tahap dalam tiga tingkatan yang dibedakan: pra-konvensional, konvensional, dan pascakonvensional. Tingkatan pra-konvensional, terdiri atas: tahap satu yang memiliki orientasi huk:uman dan kepatuhan, dan tahap dua yang mempunyai orientasi relativis instrumental. Tingkatan konvensional terdiri atas: tahap tiga yang berorientasi masuk dalarn "anak baik" dan "anak manis", tahap empat yang berorientasi pada hukum dan ketertiban. Sedangkan tingkatan pasca-konvensional yang memiliki ciri otonom dan berprinsip terdiri atas: tahap lima yang berorientasi pada kontrak sosiat legalistis, dan tahap enam orientasi pada azas etika universal. Pertumbuhan dalam pertimbangan moral merupakan proses perkembangan, yang menyangkut perubahan struktur kognitif. Pendidikan moral barns mempunyai tujuan untuk mencapai tahap pertimbangan moral yang lebih tinggi. Mutu lingkungan merupakan hal yang penting bagi penyusunan struktur moral yang barn. Tidak semua anak mengalami lingkungan yang menguntungksn, yang karena berbagai alasan barus berpisah dengan orangtuanya sejak kecil dan mereka harus menjadi penghuni penti asuban. Berdasarkan penelitian ini, pada umumnya remaja yang tinggal di panti asuban SOS Desa Taruna Jakarta memiliki tahap pertimbangan moral yang sesuai dengan perkembangan usianya, yaitu pada usia 16 sampai 20 tahun seseorang bergerak dalam empat tahap perkembangan moral. Tahap penirnbangan moral mereka sesuai dengan perilaku berdasarkan penilaian pengasuhnya. Namun, kesimpulan tersebut kurang menunjukkan kesesuaian dengan perilaku partisipan yang ditunjukkan dari pengakuan mereka sendiri. Penelitian ini roenunjukkan bahwa 83 % partisipan pernah melakukan pencurian, 69% membolos, 42% melihat film porno, 35% merokok, 21% tawuran, dan 9,5 % pernah melakukan hubungan seksual. Jadi 1 tidak selalu ada hubungan antar apa yang dipikirkan dan dikatakan oleh partisipan tentang moral dengan perilakunya. Dalam konteks pendidikan moral, hukuman menunjukkan ketidakerektifunnya, karena justru membuat akibat negatif yang dialami anak. Ketika remaja bersalah, harapan partisipan pada pengasuhnya adalah berkomunikasi, berdialog, dan menasebati. Demikian juga pengasuh mempunyai idealisme dalam mendidik anak yang terbaik yaitu dengan melakukan dialog dan komunikasi. Jadi, terdapat kesesuaian harapan antara anak asuh dan pengasuh dalam konteks pendidikan moral Kedisiplinan menurut partisipan masih perlu ditingkatkan, yaitu dengan membuat peraturan yang lebih ketat, tetapi tidak dengan rnenggunakan hukuman keras (fisik} Maka dalam pendidikan moral, dialog dan komunikasi antara anak dan orang tua pada umumnya, menjadi sarana yang diharapkan oleh kedua belah piilak, dan diharapkan dapat membuat suatu perilaku yang diharapkan. Keterbatasan penelitian ini adalah hanya melibatkan satu panti asuhan. Banyak masalah yang dapat diperbandingkan, diperluas dan didalami, sehingga akan menjawab permasalahan yang muncul setelah membaca tulisan ini."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mery Ramadani
"Sebanyak 10,3% kematian tidak langsung pada ibu disebabkan kehamilan usia remaja (< 20 tahun). Di Kabupaten Tanah Datar, masih terjadi peningkatan kehamilan usia remaja dalam tiga tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran tenaga kesehatan, dukungan keluarga, dan pengetahuan remaja dengan kehamilan usia remaja di wilayah kerja Puskesmas Singgalang, Kabupaten Tanah Datar tahun 2014. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei ? Juni 2014 menggunakan desain potong lintang. Populasi adalah seluruh remaja putri berusia < 20 tahun yang telah menikah berjumlah 215 orang. Sampel berjumlah 68 orang dan pengambilan sampel dilakukan secara proporsional di delapan jorong/desa. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Kemudian, analisis bivariat dilakukan dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 55,9% responden hamil di usia remaja. Sebanyak 52,9% responden kurang merasakan peran dari tenaga kesehatan, 66,2% kurang mendapat dukungan keluarga, dan 58,8% memiliki pengetahuan rendah. Didapatkan hubungan peran tenaga kesehatan (nilai p 0,032), dukungan keluarga (nilai p = 0,025), dan tingkat pengetahuan (nilai p = 0,002) dengan kehamilan usia remaja. Dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan, keluarga dan tingkat pengetahuan berperan dalam kehamilan remaja. Tenaga kesehatan perlu memberikan penyuluhan mengenai risiko kehamilan remaja kepada remaja serta keluarga.
Worth 10.3% of indirect maternal death is due to teenage pregnancy (< 20 years old). In Tanah Datar District, the increase of teenage pregnancy has occured in the last three years. This study aimed to determine health worker's role, family's support and teenagers? knowledge with teenage pregnancy in work area of Singgalang Primary Health Care, Tanah Datar District in 2014. This study was conducted on May ? June 2014 using cross-sectional design. Population was 215 married teenage girls < 20 years old. A total of sample was 68 selected proportionally in eight villages. Data were collected through interview using questionnaire. Then bivariate analysis was conducted using chi-square test and multivariate analysis using multiple logistic regression test. Results of study found 55.9% of respondents were pregnant in teen age. Respondents worth 52.9% got less health worker's role, 66.2% got less family's support and 58.8% had low level of knowledge. There was a relation found between health worker's role (p value = 0.032), family's support (p value = 0.025) and knowledge level (p value = 0.002) with teenage pregnancy. In conclusion, health workers, family and knowledge level play a role in teenage pregnancy. Health workers need to provide counseling concerning teenage pregnancy risks for both teenagers and families."
Padang: Bagian Kesehatan Reproduksi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Seperti telah disebutkan pada awal karangan penelitian yang dilakukan adalah penelitian mengenai penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja dengan mengambil lima orang remaja sebagai informan pokok, guna memperoleh keterangan mendalam mengenai latar belakang keterlibatan mereka."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S12774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>