Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natalia Setiawati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38537
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
FX. Albino Prasodjo
"ABSTRAK
Cinta adalah suatu topik dalam hidup yang selalu menarik untuk dibahas. Segala hal yang bertemakan cinta mudah membuat orang terharu karenanya. Cinta kepada pasangan merupakan suatu emosi yang secara alamiah akan tumbuh ketika manusia memasuki suatu tahapan tertentu dalam perkembangannya. Manusia ketika memasuki tahap dewasa muda memiliki berbagai macam tugas perkembangan, salah satunya adalah membangun hubungan intim dengan orang lain (Erikson, dalam PaplĂ­a, Olds, & Feldman, 2001). Dalam membangun hubungan intim ini salah satuna diwujudkan dalam bentuk berpacaran. Dalam berpacaran ini kita selalu membayangkan sebagai situasi yang menggembirakan, penuh dengan belaian dan pujian. Namun pada kenyataannya dalam berpacaran tidak selalu diwarnai dengan hal-hal yang diindah seperti yang dibayangkan dan diharapkan. Seringkali terjadi kekerasan dalam bentuk apapun, baik secara fisik dan emosional. Dari kedua bentuk kekerasan tersebut, yang paling banyak ditemui adalah kekerasan emosional. Kekerasan ini memang tidak begitu kasat mata seperti kekerasan fisik, namun dampak yang diakibatkan jauh lebih dasyat dari yang diduga.
Banyak orang yang peduli tentang kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga (Domestic Violence), namun masih sedikit yang peduli pada kekerasan yang terjadi pada remaja, terutama kekerasan yang terjadi saat mereka sedang berpacaran (Kekerasan Dalam Pacaran/KDP) atau Dating Violence). Hal tersebut dapat dipahami sebagai salah satu bentuk ketidaktahuan akibat kurangnya informasi dan data dari laporan korban mengenai kekerasan ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah gambaran cinta pada usia dewasa muda yang mengalami kekerasan emosional dalam berpacaran? Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang cinta romantis pada pasangan tersebut berdasarkan teori segitiga cinta Sternberg. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan wawancara dengan 3 orang perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam berpacaran yang berada pada rentang usia dewasa muda Analisis terhadap hasil penelitian dilakukan dengan cara analisis tematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua subjek yang mengalami kekerasan emosional tidak merasakan adanya keintiman (intimacy) dan gairah secara fisik (passion) terhadap pacarnya. Namun, para subjek tetap ingin hubungan mereka berlanjut sampai pernikahan. Dengan kata lain, semua subjek hanya mempunyai komitmen terhadap pacarnya. Menurut Strenberg situasi demikian, sering disebut dengan nama empty love. Di mana sebetulnya hubungan tersebut terlalu dipaksakan untuk dijalani meski sudah berlangsung lama."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T38551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsi Wedyarto
"Penelitian ini mengenai hubungan antara komponen cinta dari Strenberg yang terdiri dari intimacy, passion dan commitment dengan kepuasan pernikahan pada pernikahan tahap akhir. Penelitian ini dilakukan berdasarkan teori yang mengatakan bahwa pada pernikahan tahap akhir, kepuasan pernikahan akan meningkat. Namun ternyata ada beberapa pasangan pada pernikahan tahap akhir yang justru bercerai. Faktor cinta dalam hal ini komponen cinta dianggap berpengaruh pada kepuasan pernikahan pada pernikahan tahap akhir. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah responden sebanyak 60 orang yang terdiri dari 30 pria dan 30 perempuan. Dalam penelitian ini dipakai 2 jenis kuesioner, yaitu kuesioner komponen cinta dan kusioner kepuasan pernikahan. Semua data yang diperoleh dianalisa menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment yang terdapat pada program SPSS. Dari perhitungan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa komponen cinta yaitu intimacy, passion dan commitment memiliki korelasi yang positif dengan kepuasan pernikahan pada pernikahan tahap akhir. Untuk memperoleh hasil yang lebih pada penelitian selanjutnya, perlu kiranya menambahkan subjek penelitian dari berbagai kelompok usia pernikahan yang berbeda.

This research is about correlation between love component theory frora Stemberg wich is consist of intimacy, passion and commitment with marital satisfaction in laterlife marriage. This research is based on a theory that emphasize in laterlife marriage, marital satisfaction will increase. But there are some couples in laterlife marrige get divorced. Love in this case, love component come across as being influential in marital satisfaction in laterlife marriage. This research use quantitative approach with research subject counted 60 persons, wich is consist 30 male and 30 female.There is any two type quesioners in this research, one is love component qusioner and second one is marital satisfaction quesioner. All the data are being analysed use correlation technique of Pearson Product Moment with SPSS Software methode. The result of this research, obtained that intimacy, passion and commitment have positive correlation with marital satisfaction in laterlife marriage. To obtain a better result in the next research, it is suggested to enhance research subject from diffrent group of marriage."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S3532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S3531
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naufaludin Ismail
"ABSTRACT
This paper focuses on the experience of women across generation living and interpreting love as part of their lives. Their experiences in living an interpreting love will be seen in two points, their romantic relationship and marriage or family institution. Based on the data of six subjects of research with different backgrounds like age, marital status and sexual orientation, showed that they have different perspective on love and marriage or family institution compare to mainstream society. They assume and believe love or romantic relationship has close relation with patriarchal cultural values, like mens domination, subordination and ownership if we agreed with mainstream societys thought on love. They also believe that marriage is an institution where patriarchys cultural values is produced there and will disadvantage women if the marriage is not built on equal and just relation. These six subjects of research agree with grand feminism narrative that love supposed to be not always related with ownership, mens domination and must be liberating women as an independence and autonomous person."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2018
305 JP 23:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Adiningtyas
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3323
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Gressy S. Cornelia
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Fajar Arcana
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas RI, 2009
398.3 PUT g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bety Diana
"ABSTRAK
Gangguan autis adalah suatu gangguan perkembangan kompleks yang gejalanya mulai tampak pada tiga tahun pertama (Simpson, 2005). Gangguan ini khususnya ditandai dengan adanya kesulitan dalam interaksi sosial, hendaya pada kemampuan berbahasa dan komunikasi, serta tidak dapat disembuhkan. Kehadiran seorang anak autis seringkali membawa kesedihan bagi suami-istri tersebut. Hasil diagnosis anak juga akan memunculkan banyak masalah baru. Selain itu menurut Powers (1989), pasangan suami-istri yang mempunyai anak autis harus melakukan beberapa perubahan yang signifikan dalam kehidupan mereka. Mereka akan memperoleh banyak tambahan tugas rumah tangga (domestic tasks), seperti menyediakan lebih banyak waktu untuk mengurus dan mengawasi perilaku anak mereka, memikirkan bentuk pengobatan atau terapi yang diperlukan, memikirkan permasalahan seputar pendidikan yang akan diberikan bagi anak autis mereka, dan masih banyak lagi. Semua ini menuntut ekstra waktu, perhatian, dan tenaga, serta memerlukan kerja keras dan adaptasi yang besar. Perjuangan yang terus menerus dari orangtua seringkali dapat membuat mereka lupa menjaga keseimbangan hidupnya dan hubungannya dengan orang lain, khususnya dengan pasangan. Ekstra perhatian dan investasi waktu yang diberikan oleh orangtua kepada anak autisnya secara pasti akan berdampak pada pola interaksi di antara pasangan suami-istri tersebut. Misalnya pada frekuensi interaksi, komunikasi, pembagian peran, cara penyelesaian konflik, kedekatan fisik maupun emosional (keintiman), kehidupan seksual, dll yang pada akhirnya akan mempengaruhi kepuasan pernikahan pada masing-masing pasangan. Kepuasan pernikahan adalah suatu evaluasi subjektif mengenai keseluruhan aspek pernikahan dari individu yang bersangkutan (www.charismatest.comlresearch141what-is marital-satisfaction,1999). Menurut Rosen-Grandon, Myers, & Hattie (2004) kepuasan pernikahan ini dapat dilihat dari 6 (enam) pola interaksi yang terjalin di antara pasangan suami-istri. Berdasarkan fenomena di atas maka penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan mendalam mengenai kepuasan pernikahan pada pasangan suami-istri yang mempunyai anak autis. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara dan observasi. Subjek penelitian yang digunakan terdiri dari 2 (dua) pasang suami-istri yang diambil dengan menggunakan metode "snowball". Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa kehadiran anak autis sedikit banyak akan mempengaruhi pola interaksi yang terjalin di antara pasangan suami-istri dan seringkali menambah keragaman konflik yang terjadi. Pada satu pasangan, kehadiran anak autis menyebabkan menurunkya kepuasan pernikahan mereka. Kehadiran anak autis cukup menyita waktu mereka sehingga waktu yang diberikan kepada pasangan semakin berkurang. Pada akhirnya hal ini akan mempengaruhi keintiman dan kemesraan (ekspresi afeksi) di antara mereka, komunikasi juga menjadi memburuk. Sedangkan kehadiran anak autis pada satu pasangan lainnya tidak menurunkan kepuasan pernikahan mereka. Waktu dan perhatian yang mereka berikan untuk pasangan masing-masing tidak jauh berbeda dari sebelumnya sehingga keintiman di antara mereka tetap terjaga. Pada akhirnya keintiman yang terjalin juga akan mempengaruhi kehidupan seksual mereka dan pola interaksi yang lain. Perbedaan penghayatan kepuasan pemikahan di antara kedua pasangan ini dapat disebabkan oleh perbedaan mereka dalam menghayati kehadiran anak autis. Kemungkinan lainnya juga dapat disebabkan karena urutan anak yang menderita autis pada kedua pasangan responden ini berbeda sehingga besarnya stres atau tekanan yang dialami oleh kedua pasangan juga berbeda. Oleh karena itu kedua hal di atas perlu dipertimbangkan untuk dikontrol atau diteliti pada penelitian selanjutnya."
2006
T18092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hegar Ayu Utami
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3553
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>