Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
FX. Albino Prasodjo
"ABSTRAK
Cinta adalah suatu topik dalam hidup yang selalu menarik untuk dibahas. Segala hal yang bertemakan cinta mudah membuat orang terharu karenanya. Cinta kepada pasangan merupakan suatu emosi yang secara alamiah akan tumbuh ketika manusia memasuki suatu tahapan tertentu dalam perkembangannya. Manusia ketika memasuki tahap dewasa muda memiliki berbagai macam tugas perkembangan, salah satunya adalah membangun hubungan intim dengan orang lain (Erikson, dalam PaplĂ­a, Olds, & Feldman, 2001). Dalam membangun hubungan intim ini salah satuna diwujudkan dalam bentuk berpacaran. Dalam berpacaran ini kita selalu membayangkan sebagai situasi yang menggembirakan, penuh dengan belaian dan pujian. Namun pada kenyataannya dalam berpacaran tidak selalu diwarnai dengan hal-hal yang diindah seperti yang dibayangkan dan diharapkan. Seringkali terjadi kekerasan dalam bentuk apapun, baik secara fisik dan emosional. Dari kedua bentuk kekerasan tersebut, yang paling banyak ditemui adalah kekerasan emosional. Kekerasan ini memang tidak begitu kasat mata seperti kekerasan fisik, namun dampak yang diakibatkan jauh lebih dasyat dari yang diduga.
Banyak orang yang peduli tentang kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga (Domestic Violence), namun masih sedikit yang peduli pada kekerasan yang terjadi pada remaja, terutama kekerasan yang terjadi saat mereka sedang berpacaran (Kekerasan Dalam Pacaran/KDP) atau Dating Violence). Hal tersebut dapat dipahami sebagai salah satu bentuk ketidaktahuan akibat kurangnya informasi dan data dari laporan korban mengenai kekerasan ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah gambaran cinta pada usia dewasa muda yang mengalami kekerasan emosional dalam berpacaran? Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang cinta romantis pada pasangan tersebut berdasarkan teori segitiga cinta Sternberg. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan wawancara dengan 3 orang perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam berpacaran yang berada pada rentang usia dewasa muda Analisis terhadap hasil penelitian dilakukan dengan cara analisis tematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua subjek yang mengalami kekerasan emosional tidak merasakan adanya keintiman (intimacy) dan gairah secara fisik (passion) terhadap pacarnya. Namun, para subjek tetap ingin hubungan mereka berlanjut sampai pernikahan. Dengan kata lain, semua subjek hanya mempunyai komitmen terhadap pacarnya. Menurut Strenberg situasi demikian, sering disebut dengan nama empty love. Di mana sebetulnya hubungan tersebut terlalu dipaksakan untuk dijalani meski sudah berlangsung lama."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T38551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Camelia
"ABSTRAK
Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara komitmen dan motif berkorban pada individu yang mengalami kekerasan dalam berpacaran. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yang dilakukan dengan pengisian self-report dari alat ukur The Investment Model Scale dan The Motivation of Caregiving Scale oleh 113 partisipan yang mengalami kekerasan dalam berpacaran. Adapun usia partisipan yaitu berkisar antara 18-29 tahun atau sedang berada pada tahap perkembangan emerging adulthood. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara komitmen dan motif berkorban approach pada individu yang mengalami kekerasan dalam berpacaran. Namun, tidak terdapat hubungan antara komitmen dan motif berkorban avoidance pada individu yang mengalami kekerasan dalam berpacaran.

ABSTRACT
Purpose of this quantitative study is to determine the relationship between commitment and motives of sacrifice in person who are experiencing in dating violence. This research is a non experimental research conducted by self report with The Investment Model Scale and The motivation of Caregiving Scale of 113 participants who are experiencing in dating violence. The age of participant is ranged between 19 29 years old or in the stage of development emerging adulthood. The result of this study indicate there is a relationship between commitment and approach motives of sacrifice in person who are experiencing in dating violence. But, there is no relationship between commitment with avoidance motives of sacrifice in person who are experiencing in dating violence. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinastuti
"Tindak kekerasan adalah suatu hal yang dianggap biasa dan terjadi di seluruh dunia., juga dalam hubungan berpacaran. Bentuk kekerasan paling umum adalah emotional abuse. Emotional abuse meliputi tingkah laku dan sikap yang secara tidak langsung mengintimidasi, memanipulasi, dan menolak perhatian dari pasangarmya (Engel, 2002). Hubungan berpacaran dibina serius saat memasuki usia dewasa muda yaitu umur 20 tahun ke atas untuk mengambil keputusan menikah atau tetap melajang (Papalia dan Olds, 1995). Pertanyaan penelitian ialah bentuk emotional abuse apa yang dialami korban dalam hubungan berpacaran, penghayatan korban terhadap emotional abuse, pertimbangan korban untuk bertahan dalam hubungan berpacaran, dan tindakan korban untuk menghentikan emotional abuse. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum emotional abuse pada dewasa muda yang berhubungan berpacaran di Jakarta. Hasil penelitian bennanfaat untuk membuat program pencegahan kekerasan dalam hubungan berpacaran pada dewasa muda.
Penelitian ini menggunkan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara terfokus dan mendalam. Analisa hasil penelitian dilakukan dengan teknik analisa isi. Hasil penelitian meliputi awal terjalinnya hubungan pacaran dan emotional abuse, bentuk-bentuk emotional abuse, penghayatan subyek terhadap emotional abuse, pengambilan kepumsan untuk mempertahankan atau memutuskan hubungan berpacaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hublmgan berpacaran yang diwamai dengan emotional abuse biasanya terjalin cepat, penyebab utama emotional abuse adalah perasaan cemburu yang berlebihan, subyek kaget dan bingung saat emotional abuse telj adi serta berusaha menerima hal. Reaksi pasangan saat akan ditinggalkan subyek umumnya adalah menangis. Subyek yang telah mantap untuk memutuskan hubungan biasanya telah lelah menanggung beban psikologis. Sedangkan yang memilih untuk bertahan memiliki perasaan sayang dan keyakinan bahwa pasangannya dapat berubah.
Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian terhadap perspektif laki-laki sebagai korban dan kepada pasangan yang hubungan berpacarannya mengalami emotional abuse. Penelitian ini juga dapat dijadikan acuan untuk membuat program pelatihan bagi pelajar dan mahasiswa mengenai hubungan interpersonal yang sehat dan setara."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indry Nalal Iza
"Salah satu jenis kekerasan dengan kasus yang meningkat setiap tahunnya adalah kekerasan dalam berpacaran. Pengalaman buruk masa kecil diketahui menjadi salah satu faktor risiko dari kekerasan dalam berpacaran. Namun, terdapat faktor lain yang diduga dapat memoderasi hubungan antara pengalaman buruk masa kecil dan kekerasan dalam berpacaran, yaitu self-compassion. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran self-compassion sebagai moderator antara pengalaman buruk masa kecil dan kekerasan dalam berpacaran dari sudut pandang korban. Partisipan berjumlah 102 dewasa awal (77.5% perempuan, M usia = 21.9, SD = 2.012) yang sedang berada dalam hubungan berpacaran selama minimal satu tahun. Pengalaman buruk masa kecil diukur menggunakan Childhood Trauma Questionnaire Short Form (CTQ-SF), kekerasan dalam berpacaran diukur menggunakan The Revised Conflict Tactics Scale Short Form (CTS2-SF), dan self-compassion diukur menggunakan Self-Compassion Scale (SCS). Berdasarkan analisis moderasi menggunakan PROCESS Macro, ditemukan bahwa pengalaman buruk masa kecil memprediksi kekerasan dalam berpacaran secara signifikan (b = -0.303, t(97) = -2.563, p < 0.05) dan self-compassion memoderasi hubungan keduanya secara signifikan (b = 0.091, t(97) = 2.728,p < 0.05). Selain itu ditemukan pula bahwa self-compassion secara mandiri memprediksi kekerasan dalam berpacaran secara signifikan (b = -1.577, t (97) = -2.201, p < 0.05). Demikian, penelitian ini menunjukkan pentingnya peran self-compassion sebagai faktor protektif dari kekerasan dalam berpacaran.

Dating violence cases increase every year. Adverse childhood experiences is known to be one factor that causes dating violence. However, there is another factor that might moderate the correlation between adverse childhood experiences and dating violence: self-compassion. This study aims to determine the role of self-compassion as a moderator between adverse childhood experiences and dating violence from the victim's perspective. There were 102 emerging adults (77.5% female, M age = 21.9, SD = 2.012) in a dating relationship for at least one year as participants. Adverse childhood experiences was measured using the Childhood Trauma Questionnaire Short Form (CTQ-SF), dating violence was measured using The Revised Conflict Tactics Scale Short Form (CTS2-SF), and self-compassion was measured using the Self-Compassion Scale (SCS). Based on moderation analysis using PROCESS Macro, the result shows that adverse childhood experiences significantly predicted dating violence (b = -0.303, t(97) = -2.563, p < 0.05) and self-compassion significantly moderated the correlation between the two (b = 0.091, t(97) = 2.728, p < 0.05). Furthermore, self-compassion significantly predicted dating violence (b = -1.577, t(97) = -2.201, p < 0.05). Thus, this study shows the importance of self-compassion as a protective factor from dating violence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasuhut, Saskia Fenna Sari
"Mahasiswa yang berpacaran memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami pemerkosaan dalam hubungan berpacaran. Penerimaan mitos pemerkosaan pada mahasiswa dianggap dapat menjadi faktor pendukung pemerkosaan, dengan religiositas sebagai faktor yang menginternalisasi penerimaan tersebut. Selama ini ditemukan hubungan yang tidak konsisten antara religiositas dan penerimaan mitos pemerkosaan. Ideologi tentang peran gender yang diyakini individu diduga dapat memperkuat atau melemahkan hubungan keduanya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan religiusitas dengan penerimaan mitos pemerkosaan pada mahasiswa yang berpacaran, serta pengaruh ideologi peran gender yang memengaruhinya. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa laki-laki dan perempuan yang sedang menjalin hubungan berpacaran di wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan mitos perkosaan dan religiositas pada mahasiswa yang berpacaran sebesar 0,309 pada los 0,01 p=0,00 two-tail dan ideologi perangender berperan sebagai moderator.

Dating college student has greater chance to experience rape in their relationship. Acceptance to rape myths has been considered as one factor that endorse rape,with religiosity as the factor that internalized acceptance. For recent times, some in consistencies has been found in the study of correlation between religiosity and rape myth acceptance. Ideology of gender role that ones have believe in are expected to increase or decrease correlation between them. The purpose of this study is to examine the relationship between rape myth acceptance and religiosity, as well as how gender role ideology could affect the relationship. This study is conducted to male and female college students in Jabodetabek region. Result founds signifancy between rape myth acceptance and religiosity as 0,309on los 0,01 p 0,00 two tail and effects of gender role ideology as moderator in between."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisya M. Safri
"ABSTRACT
Pendahuluan: Kekerasan emosional atau kekerasan psikologis merupakan tindak penganiayaan secara emosional pada seseorang yang berlangsung lama sehingga menimbulkan efek samping pada perkembangan emosi dan kognitifnya. Tindakan kekerasan emosional pada anak sering tidak terdeteksi baik disebabkan oleh faktor individu, keluarga, dan lingkungan. Metode: Desain penelitian cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan total subjek adalah 209 subjek. Subjek mengisi data demografi dan Childhood Trauma Questionnaire sebagai alat skrining perlakuan salah pada anak dan selanjutnya dinilai apakah anak terebut memiliki riwayat kekerasan emosional atau tidak. Setelah itu nilai rapor individu tahun ajaran 2016/2017 pada semester genap dikumpulkan untuk mengukur prestasi belajar. Hasil: Hasil dari proses pengisian data demografi didapatkan sebaran usia, jenis kelamin, suku, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua, dan jumlah tanggungan orang tua. Uji Chi-square antara riwayat kekerasan emosional dan prestasi belajar memberikan hasil berupa nilai p = 0.176 dan RR = 1,135 (95% CI 0,850-1,516). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara riwayat kekerasan emosional dengan prestasi belajar siswa sekolah menengah atas di Kecamatan Beji, Depok. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor perancu yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa Sekola Menengah Atas.

ABSTRACT
Introduction: Emotional or psychological violence is an act of emotional abuse to a person that lasts a long time, causing side effects on his emotional and cognitive development. Acts of emotional abuse in children are often not detected either due to individual, family, and environmental factors. Method: A cross-sectional study design was used in this study with a total of 209 subjects. Subjects filled out demographic data and Childhood Trauma Questionnaire as a screening tool for mistreatment of children and then assessed whether the child had a history of emotional abuse or not. After that, the individual report cards of the 2016/2017 school year in the even semester are collected to measure learning achievement. Results: The results of the demographic data filling process obtained the distribution of age, gender, ethnicity, parental education, parental occupation, parental income, and the number of dependent parents. Chi-square test between the history of emotional abuse and learning achievement gave the results in the form of p = 0.176 and RR = 1.135 (95% CI 0.850-1.516). Conclusion: There is no relationship between the history of emotional violence with the high school student achievement in Beji District, Depok. Further research is needed to find out the confounding factors that can affect the learning achievement of senior high school students."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This article explores violence against women reality in heterosexual dating relationship which has been so far ignored by public. This article also descnbes how victims recognize and response to the violence and its impact. This article consists of case study about dating violence relationship which is faced by ?Dara?, ?Gadis", and ?Putrl?. Data analysis is based on in depth inten/iew with three victims. The result shows how women are threatened injustice and discrimination b y their partner that is caused by unequal power relation. Result also shows law enforcement on handling violence against women in dating relationship is still ineffective because legal products are still inappropriate to protect women and not use
feminist paradigm."
[Departemen Kriminologi. FISIP UI, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Winarsih Nur Ambarwati, suthor
"ABSTRAK
Dampak yang diakibatkan KDRT jelas merugikan perempuan baik fisik maupun
psikologis. Berbagai bentuk intervensi pada korban di Indonesia belum banyak
diteliti kefektifannya. Tujuan penelitian adalah mengetahui efektifitas ?Paket
PASUTRI? terhadap kondisi psikologis perempuan korban KDRT di Karisidenan
Surakarta. Jenis penelitian kuasi eksperimen dengan design pre and post test two
group control design. Hipotesis yang dibuktikan adalah kondisi psikologis
perempuan korban KDRT lebih baik setelah diberikan Paket PASUTRI pada
kelompok intervensi dan kondisi psikologis perempuan korban KDRT setelah
memperoleh Paket PASUTRI lebih baik pada kelompok intervensi daripada
kelompok kontrol. Teknik sampling yang digunakan adalah porposive
sampling.Instrumen yang digunakan adalah Anxiety Hamilton Scale, Depression
Hamilton Scale dan PTSD Scale. Uji analisis menggunakan uji McNemar dan uji
Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan kondisi psikologis perempuan korban
KDRT lebih baik setelah diberikan Paket PASUTRI pada kelompok intervensi
dan kondisi psikologis perempuan korban KDRT lebih baik pada kelompok
intervensi daripada kelompok kontrol. Kesimpulan Paket PASUTRI efektif
memperbaiki kondisi psikologis perempuan korban KDRT. Berdasarkan hasil
diatas Paket PASUTRI perlu dipertimbangkan sebagai Paket untuk pemulihan
korban dan pelaku KDRT.

ABSTRACT
Women abuse occurs in all countries. Women who are abused by their partners suffer from depression, anxiety and PTSD. The aimed of the research was to know differences of psychologic condition women abuse after given PASUTRI package to the intervention group and to know differences of psychologic condition between intervention and control group after given PASUTRI Package. This research was a quasi experimental study. The design of this research was pre post two group with control design. The population is women abuse in Surakarta. The sampling method was purposive sampling. The instrument used were Depression Hamilton Scale, Anxiety Hamilton Scale and PTSD Scale. The analysis of variable used were McNemar test and Chi Square test. The results indcated that psychologic condition women abuse after given PASUTRI Package in intervention group was more better than previous & phsycologic condition after given PASUTRI Package in intervention group is more better than control
group. The conclusion of this research was that PASUTRI Package is effective to improve phsycologic condition women abuse in Surakarta. It is recommended that PASUTRI Package is appropriate to treat women abuse and to interven the perpetrators. "
2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Rossiningtias
"Dating violence di kalangan remaja merupakan suatu masalah yang mempunyai dampak psikologis yang serius bagi remaja (Girls Incorporate, 2004). Perilaku agresif atau kekerasan dapat dijelaskan dengan berbagai teori, misalnya teori lasting (Lorenz, 1966) dan drive theory (Dollard, et al, 1939), namun teori-teori tersebut mempunyai keterbatasan karena hanya menjelaskan perilaku agresif secara umum. Teori-teori tersebut tidak dapat menjelaskan perilaku kekerasan dalam dating violence karena merupakan perilaku agresif yang hanya ditujukan pada pasangan. Untuk menjelaskan terbentuknya perilaku kekerasan dalam dating violence lebih tepat dengan menggunakan teori social learning.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran umum dating violence yang terjadi di kalangan remaja dan memahami bagaimana remaja mempelajari kekerasan dari lingkungannya sehingga terjadinya dating violence. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk melihat gambaran umum dating violence yang terjadi pada remaja SMU dan pendekatan kualitatif untuk memahami perilaku remaja dalam dating violence.
Hasil dari kuesioner yang diisi oleh 240 siswa SMU terlihat bahwa rernaja perempuan dan laki-laki sama-sama menjadi korban dan pelaku dalam dating violence, sehingga bentuk hubungan kekerasan yang terjadi adalah reciprocal. Kekerasan yang banyak terjadi adalah kekerasan emosional, dan kombinasi kekerasan fisik dan emosional. Pendekatan kualitatif digunakan untuk melihat secara mendalam proses terjadinya dating violence dengan menggunakan social learning theory. Hasil wawancara terhadap tujuh partisipan (satu laid-laid dan enam perempuan) yang kesemuanya adalah korban dan korban yang menjadi pelaku menunjukkan bahwa perilaku kekerasan tidak dipelajari dart keluarga maupun teman. Kekerasan dipelajari dalam hubungan berpacaran dimana korban meniru kekerasan dart pacamya sehingga kemudian melakukan tingkah laku kekerasan yang lama terhadap pacarnya. Reciprocal juga terjadi sebagai salah satu upaya untuk membela diri dari perlakuan pacarnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuanita Zandy Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekerasan dalam pacaran dan self esteem pada perempuan dewasa muda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 101 perempuan dewasa muda. Pengukuran kekerasan dalam pacaran menggunakan alat ukur The Revised Conflict Tactics Scales 2 dan pengukuran self esteem menggunakan Rosenberg Self Esteem Scale. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kekerasan dalam pacaran dan self esteem perempuan dewasa muda (r = -0,252, p<0,05). Ketiga bentuk kekerasan yaitu psikologis, fisik dan seksual juga berhubungan signifikan dengan self esteem.

This research investigates the relationship between dating violence and self esteem on young women. This study uses a quantitative approach with cross sectional study design. One hundred and one young women were served as a participants in study. Measurement of dating violence using The Revised Conflict Tactics Scales 2 and measurement of self esteem using Rosenberg Self Esteem Scale. The result of study authenticate that there is a significant relationship between dating violence and self esteem on young women (r = -0,252, p<0,05). The third form of violence, that is psychological, physical, and sexual has a significant relationship with self esteem."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S44811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>