Ditemukan 869 dokumen yang sesuai dengan query
Ondaatje, Michael
Toronto: Coach House Press, 1973
811.54 OND r
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Yuliani
"
ABSTRAKJelly merupakan makanan kecil yang banyak beredar dipasaran dengan penainpilan menarik dan harga yang relatif murah. Sebagian besar konsumen Jelly tersebut adalah anak- anak, oleh karena,itu perlu dilakukan penelitian sejauh mana tingkat keamanan bahan-bahan yang terdapat dalam Jelly.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah peng- gunaan .bahan tambahan pengawet dan ■pemanis dalam Jelly sesuai dengan yang tertera dalam peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 722/MENKES/PER/IX/'88.
Untuk memisahkan pengawet dari zat-zat lain yang mengganggii digunakan kloroform dan dilanjutkan dengan kromatografi lapis tipis dehgan eluen n-heksan-asam asetat
glasial pada perbandingan 96:4. Penetapan kadar pengawet digunakan metode spektrodensitometri. Pada penetapan kadar pemanis, untuk sakarin dipakai metode kolorimetri. D.isini sakarin dengan penambahan fenol dan asam sulfat pada pemana- san 130-140*^0 dan dengan penambahan NaOH akan bdrwarna merah. Resapan maksimum diukur pada panjang gelombang 558 nm. . Sedangkan penetapan kadar siklamat menggunakan metode. gravimetri, dimana siklamat akan didestruksi menggunakan asam klorida pekat, keinudian diendapkan sebagai Barium
sulfat.
"
1995
S32020
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Iovine, julie
San Fransisco: Chronicle Books, 2002
720.92 IOV m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Berthelot, Joseph A.
New York: Twayne Publishers, 1967
821.3 BER m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Budiman Chandra
"Sebagai kemasan, Jelly Cup pada prinsipnya hanya sekali pakai saja (disposable) sehingga menjadi tuntutan utama agar kemasan seringan mungkin untuk menghemat biaya material dan juga isu lingkungan yang menganjurkan sesedikit mungkin penggunaan plastik. Optimasi awal produk Jelly Cup 100 ml dilakukan dengan simulasi CAE menggunakan perangkat lunak mpa (moldflow plastic advisor) dan dilanjutkan dengan mpi (moldflow plastic insight) dengan parameter utama ketebalan dinding yang berhubungan dengan berat produk Tujuannya adalah mendapatkan tebal dinding setipis mungkin untuk diproses pada cetakan injeksi. Analisis hasil simulasi komputer menunjukkan ketebalan yang optimum untuk produk Jelly Cup 100 ml ini adalah 0.5 mm. Optimasi berikutnya adalah desain cetakan yang dilakukan meliputi 4 bagian utama pada cetakan yaitu: konstruksi pada rongga cetak, sistem saluran masuk (feeding system), sistem pendingin (cooling system), sistem pengeluaran produk (ejection system). Percobaan eksperimental dengan metoda trial and error dilakukan dalam tiga macam ketebalan yaitu: 0.42, 0.46, dan 0.50 mm. Hasilnya menunjukkan pada ketebalan 0.46 dan 0.50 memungkinkan untuk mencetak produk yang baik, perbedaannya ada pada tekanan injeksi dan waktu siklus. Setelah dilakukan analisa dan diskusi, maka didapatkan bahwa ketebalan 0.50 mm memang merupakan ketebalan yang ideal dan mendekati hasil simulasi (waktu siklus 4.1-4.2 detik dan berat produk 4.1 gram), tetapi secara ekonomis, berdasarkan asumsi saat ini, ketebalan 0.46 mm lebih menguntungkan untuk diproduksi (waktu siklus 4.5-4.6 detik dan berat produk 3.8 gram). Produk Jelly Cup teroptimasi menjadi Thin Wall Product dengan flow length/wall thickness ratio (111) terbesar 128.111. Perubahan ketebalan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan impak produk setelah dilakukan percobaan drop test.
As a packaging, Jelly Cup in principle only for one time use (disposable), so the main factor is the cup has to be as light as possible to save material cost and considering of environment issues suggesting a few possible plastic uses. CAE simulation with mpa (moldflow plastic adviser) software and continued by mpi (moldflow-plastic insight) conducted as early optimization stage and the main parameter is wall thickness which deal with product weight. The target is get wall thickness as thin as possible to be processed at injection molding. Analyze result of computer simulation show the optimum wall thickness for the product of this Jelly Cup 100 ml is 0.5 mm. Next stage is optimization of molding design that consist of 4 main system i.e. cavity, feeding system, cooling system, and ejection system. Experimental process done to validate the optimization. Method that used in this experiment is trial and error of injection molding of Jelly Cup 100 ml with 3 kind of wall thickness i.e. 0.42, 0.46, and 0.50 mm. These trials used practical process parameters as close as the real production condition. The result shows Jelly Cup with wall thickness 0.46 and 0.50 mm have possibility to produce. The differences between them are the value of injection pressure and cycle time. After analysis and discussion, wall thickness 0.50 mm is the ideal wall thickness and very close to simulation result (cycle time is 4.1-4.2 s and product weight is 4.1 g), but according to economic calculation, with recent assuming, show the advantage to produce 0.46 mm product slightly higher than another (cycle time is 4.54.6 s and product weight is 3.8 g). Jelly Cup product optimized to thin wall product with flow length 1 wall thickness ratio (1J) 128.111. The drop test result shows the changes of thickness not significant for drop impact resistance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16152
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dita Amalia Wijanarko
"Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai peneliti menunjukkan bahwa kandungan teripang tinggi akan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, polisakarida, lemak, asam amino dan menunjukkan aktivitas anti bakteri, anti fungi dan anti oksidan yang sangat baik untuk tubuh. Melihat keterangan di atas, suplemen dengan bahan dasar teripang dapat menghasilkan suplemen yang kaya nutrisi. Jenis suplemen dengan bahan dasar yang sama telah muncul di negara Malaysia dengan spesies Stichopus variegatus dengan bentuk jelly. Pada penelitian ini penulis akan membuat suplemen dengan bahan dasar teripang yang paling sering ditemui di Indonesia yaitu Holoturia scabra dengan bentuk yang sama dan akan melakukan uji identifikasi kandungan serta melakukan uji aktivitas anti bakteri, anti fungi dan anti oksidan. Hasil protein yang didapat adalah Jelly terbuat dari 35% hidrolisat, 45% air, 15% gelatin dan 5% gula. Hasil protein sampel jelly 5.1% dan sampel komersil 0.175%, hasil lemak sampel jelly 0.03% dan sampel komersial 0.06% dan hasil karbohidrat sampel jelly 2.6% dan sampel komersial 2.9%. Uji antioksidan dan antimikroba pun menunjukkan bahwa jelly teripang buatan memiliki aktivitas lebih tinggi. Dapat disimpulkan bahwa jelly teripang memiliki kandungan nutrisi yang baik dan aktivitas anti oksidan dan anti mikroba yang baik pula.
Sea cucumber is known for their low cholesterol and high protein content that has good effect for human health. Based on the research done before, sea cucumber is proved to have the essential nutrition needed for human body such as proteins, polysaccharides, fat acid, amino acid and shows anti bacteria, anti fungi and anti oxidant activity that is useful in maintaining human health. Making supplement from sea cucumber is a very ideal choice. The same type of supplement with Stichopus variagetus as the ingredient has been produced commercialy by Malaysia. In this research, the product produced will be a supplement in the form of jelly made from Holothuria scabra and the product will go through several content identification process such as protein, carbohidrate and fat acid amount. Also there will be anti bacteria, anti fungi and anti oxidant activity of the sample and the commercial product from Malaysia. The ingredients for the jelly are 35% sea cucumber hydrolisate, 45% water, 15% gelatine dan 5% sugar. The protein content in sea cucumber jelly sample (sample 1) is 5.1% and in commercial product sample (sample 2) is 0.0175%. The fatty acid content for sample 1 is 0.03% and for sample 2 is 0.06%. The carbohydrate content for sample 1 is 2.6% and for sample 2 is 2.9%. The results for anti oxidant and anti microbial activity test shows high activity for the sea cucumber jelly made. We can conclude that the jelly made has great nutritions and also high activity in antioxidant and anti microbes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58828
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bakker, Piet
Amsterdam: Elsevier, 1948
839.36 BAK c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Clavell, James
New York: Dell Publishing, 1979
813 CLA k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library