Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96165 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mubyarto
Yogyakarta: Pusat Studi Ekonomi Pancasila, 2004
330.15 MUB p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mubyarto
Yogyakarta: Pusat Studi Ekonomi Pancasila, 2004
330.15 MUB p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mubyarto
Yogyakarta: Pusat Studi Ekonomi Pancasila, 2004
330.15 MUB r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurudin
"Disertasi menguraikan tentang implementasi kebijakan pendidikan agama di Sekolah Katolik Kota Blitar ditinjau dari aspek Content of Policy, Context of Implementation, aspek kegagalan, dan dampak kegagalan implementasi kebijakan. Penelitian menggunakan paradigma postpositivisme, dengan metode kualitatif dan tipe deskriptif.
Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan: Pertama, aspek content of policy menunjukkan bahwa rumusan kebijakan pendidikan agama dinilai tidak mewakili agregasi kepentingan kelompok sasaran, sehingga mengalami kegagalan dalam implementasi. Kedua, aspek context of implementation menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pendidikan agama tidak semata proses administrasi, namun dipengaruhi oleh 'interpenetrasi’ faktor politik dan nilai ideologi keagamaan. Ketiga, kegagalan implementasi kebijakan pendidikan agama disebabkan oleh adanya penolakan halus secara sistemik (sistemic subtle rejection), pendiaman pemegang kebijakan terhadap kendala implementasi (government silent on implementation gap), dan tidak adanya evaluasi terhadap kendala implementasi. Keempat, dampak kegagalan implementasi kebijakan pendidikan agama meliputi dampak pembelajaran, dampak psikologis dan dampak substansi nilai keagamaan.
Implikasi teoritik penelitian ini adalah bahwa nilai ideologi keagamaan (ideological values) merupakan faktor determinan dalam keseluruhan proses kebijakan publik semenjak formulasi, implementasi dan evaluasi. Konteks Indonesia, pada kasus dalam penelitian, ketaatan kepada agama lebih besar daripada ketaatan terhadap kebijakan negara. Nilai ideologi dalam hal implementasi kebijakan selama ini lebih menekankan pada dimensi ideologi politik. Sehingga ideologi dalam konteks keagamaan menjadi ruang koreksi bagi teori implementasi kebijakan.
Berkaitan dengan temuan penelitian, maka sebuah proses implementasi kebijakan memerlukan langkah-langkah. Pertama, optimalisasi sosialisasi isi kebijakan dengan harapan terjadi peningkatan respon masyarakat (citizens partisipation), baik dalam pemahaman rumusan kebijakan maupun partisipasi dalam implementasi sehingga agregasi kepentingan masyarakat maupun nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat terakomodir dalam sebuah proses kebijakan; Kedua, Implementasi kebijakan publik perlu mempertimbangkan pola hubungan struktural antar instansi (the structure of intergovermental relation) agar tidak terjadi konflik kewenangan. Ketiga, Implementasi kebijakan perlu merumuskan strategi pencapaian tujuan sesuai dengan karakteristik lingkungan implementasi dengan pola sintesis yaitu gabungan pendekatan top-down dan bottom up dan melakukan evaluasi dalam setiap tahapan kebijakan.

The dissertation describes the implementation of religious education policy in Catholic schools Blitar review of aspects: Content of Policy, Context of Implementation, aspect failure, and the impact of the failure of policy implementation. This research using postpositivisme paradigm, the qualitative and descriptive methods.
The research produce some finding: First, aspects of the content of the policy indicates that the religious education policy formulation is not considered to represent the interests of the target group aggregation, so that a failure in implementation. Second, aspects of the context of implementation indicate that the implementation of the policy of religious education is not only the administrative process, but were influenced by the 'interpenetration' political factors and the value of religious ideology. Third, religious education policy implementation failure caused by subtle rejection systemically (systemic subtle rejection), the standing of the constraints of implementation of the policy holder (government silent on implementation gap), and the absence of an evaluation of the implementation constraints. Fourth, the impact of policy implementation failure religious education includes learning impact, psychological impact and effects of the substance of religious values.
Theoretical implication of this study is that the value of religious ideology (ideological values) is a determinant factor in the whole process of public policy since the formulation, implementation and evaluation. The case study of Indonesian context, adherence to religion is greater than adherence to state policy. Value of ideology in terms of policy implementation has been more emphasis on the dimension of political ideology. So the ideology in religious context become a space correction to the theory of policy implementation.
In connection with the research findings, a process of policy implementation requires some steps. First, the optimization of content dissemination policy in the hope of an increase in the response community (citizens partisipation), both in understanding participation in policy formulation and implementation so that the aggregation of the interests of society and the values that flourish in a society accommodated in the policy process; Third, policy implementation need to formulate strategies to achieve goals in accordance with the implementation of the environmental characteristics of the pattern of synthesis of a combined top-down and bottom-up evaluation in all stages of policy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elgetrisna
"Tesis ini berjudul Manajemen Pelatihan dan Pengembangan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri dan Perdagangan. Rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut : (a) apakah perencanaan pelatihan sudah berdasarkan kebutuhan pelatihan? (b) apakah pelaksanaan pelatihan sudah sesuai dengan rencana? (c) mengetahui pelatihan yang dibutuhkan oleh pegawai Departemen Perindustrian dan Perdagangan serta dunia usaha; (d) mengetahui bentuk peningkatan efektivitas dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan, dapat dijadikan bahan masukan bagi para pengambil kebijakan di lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang berkaitan dengan tugas peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan serta mampu mencipta dan memanfaatkan setiap peluang yang ada. Sehingga dapat menciptakan aparatur yang memiliki kemampuan dan wawasan yang luas khususnya mengenai substantif industri dan perdagangan; menyiapkan tenaga kerja baru serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaku usaha disektor industri dan perdagangan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Korelasi dengan menggunakan Skala Likert. Dari populasi sejumlah 46 responden diambil secara purposive. Metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa (a) perencanaan program diktat berhubungan langsung terhadap kesesuaian (efektivitas) atau keberhasilan diktat, artinya keberhasilan penyelenggaraan diktat sangat dipengaruhi oleh perencanaan terutama analisis kebutuhan pelatihan. Selanjutnya terdapat signifikan antara program pelaksanaan diktat dengan kesesuaian (efektivitas). Kedua faktor tersebut ternyata sangat berpengaruh terhadap kesesuaian (efektivitas)nya suatu diktat. Untuk meningkatkan efektivitas diktat, maka disarankan kepada pihak Pusdiklat Indag, dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan program pelatihan dan pengembangan memperhatikan kebutuhan pelatihan seperti yang telah disebutkan di atas. Juga dilakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan program Diktat Indag selalu dilakukan setiap selesai penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga untuk kegiatan berikutnya ada peningkatan mutu dan kualitas lulusannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Solha Elrifda
"Untuk menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran secara kontinyu, diperlukan upaya pemantauan dan penilaian mutu melalui pemantauan kejadian disquality, antara lain pemantauan adverse event (kejadian merugikan).
Data tentang kejadian merugikan di negara-negara luar (Amerika, Inggris, Australia) menunjukkan angka kejadian merugikan di sarana pelayanan bervariasi antara 0,006% s/d 36%. Di Indonesia, belum pernah diadakan penelitian tentang kejadian merugikan di pelayanan kesehatan, demikian pula di lingkungan pendidikan kesehatan yang dikhawatirkan potensial terdapat kejadian merugikan dalam pelaksanaan proses pembelajarannya.
PeneIitian ini bertujuan untuk menggali konsep kejadian merugikan dalam proses pembelajaran di institusi pendidikan DIII Keperawatan Depkes, dilaksanakan di tiga institusi pendidikan Depkes (Akper Depkes Kimia Jakarta, Akper Depkes Bogor, dan PAM Keperawatan Depkes Jambi). Metoda penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat eksploratif. Data diperoleh melalui diskusi kelompok terarah dengan mahasiswa, wawancara mendalam terhadap direktur, dosen dan praktisi pendidikan, dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan, kejadian merugikan yang dialami mahasiswa di kelas berkaitan dengan ketidaksesuaian jadwal tatap muka, strategi mengajar kurang tepat, kekurangan fasilitas/sarana, hubungan interpersonal dosen mahasiswa kurang akrab, perbedaan pendapat di antara dosen, dan libur yang dirasakan kurang. Sedangkan kejadian merugikan di lahan praktek berkaitan dengan kurangnya kesempatan praktek dan kurangnya bimbingan dari dosen/instruktur klinik. Dampak bagi mahasiswa berupa kerugian waktu, kurangnya konsentrasi belajar, kurang memahami materi yang diberikan, kurang pengetahuan, bingung mana materi yang benar, kelelahan dan kejenuhan, kurang motivasi belajar/praktek, kurang terampil, kurang percaya diri, mahasiswa menjadi pasif, kerugian nilai dan tidak lulus. Penyebab kejadian merugikan yang ditemukan meliputi penyebab yang sifatnya institusional (keterbatasan tenaga, fasilitas/sarana, biaya, perencanaan dan pengorganisasian yang kurang tepat), dan penyebab yang sifatnya individual (kelalaian dosen/instruktur klinik mengikuti jadwal atau ketentuan yang ditetapkan, sikap dosen, dan kemampuan dosen yang menyangkut kompetensi mengajar).
Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran bagi dosen/instruktur klinik diharapkan tetap menyiapkan rancangan pengajaran, meningkatkan wawasan, dan menghargai mahasiswa sebagai mitra. Bagi institusi pendidikan diperlukan pemantapan pengorganisasian, perencanaan, pemenuhan kebutuhan sumber daya, melibatkan staf dan mahasiswa/masyarakat dalam mengatasi masalah, menanamkan tanggung jawab pada staf/membina kerjasama, menetapkan standar kerja operasional secara eksplisit, dan melaksanakan pemantauan dan penilaian mutu melalui survey atau penelitian. Bagi Pusdiknakes/Depkes diharapkan tetap memantau pelaksanaan program pembelajaran, menggerakkan institusi pendidikan untuk menyusun standar kerja operasional, memperketat seleksi institusi yang akan menyelenggarakan program tambahan, meningkatkan bantuan fasilitas dan sarana, dan memberikan otonomi yang lebih luas pada institusi dalam hal pendanaan.

To assure and to improve quality of learning process continuously, it is needed to monitor and evaluate the quality by monitoring dis-quality events. This is called adverse event monitoring.
In several countries (USA, UK, Australia), incidence of adverse event in health care is around 0,006% - 36%. In Indonesia, there is no study of adverse event in health care, including in Diploma III Nursing Educational Institution like Academy of Nursing. There is some evidences that adverse event potentially occure on learning process in Academy of Nursing.
This is a qualitative study to explore the concept of adverse event on learning process in 3 Academics of Nursing (Jakarta, Bogor, and Jambi). Data gathered by focus group discussion with students, In-depth interview to directors, teaching staff, and educational instructors/facilitators in each institution and review documented data.
The result of the study showed that adverse event concept on learning process in Diploma III Nursing Educational Institution is interpreted as a matter of uncomfortable, disturbing, or decreasing student's concentration which resulted in temporary or permanent disability on absorbing the lesson during the learning process. These are related to mis-management of learning at the institutions.
The study revealed that adverse events on learning process were associated with inappropriateness schedule of session, inadequate teaching strategic, lack of resources and facilities, poor interpersonal relationship between student and lecturer, different opinion among the lecturer that lead confusion to the students, and inconsistent/unscheduled academic recess. All of adverse events gave rise disability such as unproductive, poor concentration, lack of understanding, lack of student learning, confusion, weary and tiredness, decreased motivation of [earning or practice, lack of skills on nursing, passivity, and low academic performance. These adverse events are related or caused by institutional factors such as lack of resources, inappropriate organizing or planning, and individual. factors such as negligence, inappropriate attitude, and poor competence of lecturer or instructors.
The result could be considered as an input for quality monitoring. Sfecifically for lecturer or clinical instructor, it is reccommended to prepare the instructional design continuously, to improve their competence and ability, and involve student in solving [earning process problem. Furthermore, for academic institutions, it is needed to improve their learning process management from planning, organizing, and evaluating; to fulfill resources needed for the learning process; to involve staff and students and or community in solving learning process problems; to provide standard operating procedures clearly for each staff; and to apply quality monitoring process.
Further, this study suggests to the Center for Health Personnel and Education Departement of Health to consistently monitor academic process, to stimulate institutions in developing quality standards, to improve selection process for additional academic program, to provide resources for academy, and to establish greater autonomy for academy in financing the institution.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riani Triesnawati
"One of the environmental changes caused by forest fire is air pollution by PM 10. Its impacts to the human health can be direct ill (acute diseases), chronic diseases and death. The other impacts are the restricted activity days and the work loss days. The aim of tleis study is obtaining information on the increase of health cases and economical loss of those health impacts of forest and land fire in Riau that happened in September November 1997. This study's design is cross sectional, using secondary data from Bapedal, Haze Distribution and Index-TOMS - NASA-Administrative Boundaries and Population-Center Statistic Bureau, BPS, Departemen kesehatan, Departemen Keuangan, Depnaker, and many other institutions.
The health cases were estimated by dose - response calculation of the ambieut concentration of the PM 10 on the increase of asthma attack, bronchitis attack on children, ART, death, hospitalized respiratory disease and clinic visits (including medicine cost), and the productive time loss. The estimation of economical loss was obtained by economical calculation due to the amount of the estimated health cases (medical treatment cost) and the estimated productive time loss (because of premature death, restricted activity days and work loss days). The estimations were calculated in five areas (Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu and Pekanbaru) exposed by haze index in level fourth and fifth.
The result shows that the minimal increase of health cases are 15.984 asthma attacks cases, 15.305 bronchitis attack on children cases, 75.606 ARI cases, 30 death cases, 3.815 hospitalized respiratory disease cases, and 8.838 respiratory disease clinic visit cases, 2.176.385 restricted activity days and 1.119.063 work loss days. The economical loss in lowest estimation is Rp. 23.455.416.625,- and in highest estimation is Rp. 91.558.663.585;
It is concluded that the great loss of this haze damage caused by the increase of FM 10 concentration far from the standard and manifested as a great number of health cases. This estimation is only for low loss, do not consider the impacts of the other pollutants and the long term health impacts in the consideration yet. Furthermore, it is necessary developing prolonged studies with more comprehensive method to get more accurate calculation.

Salah satu perubahan lingkungan yang merupakan akibat dari kebakaran hutan dan lahan adalah pencemaran udara oleh partikel yang berdampak bagi kesehatan manusia .Kasus kesehatan yang timbul dapat berupa sakit langsung, sakit keras maupun kematian. Dampak yang lain adalah timbulnya keterbatasan aktivitas harian dan hari kerja yang hilang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai dampak kesehatan yang timbul karena bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Riau yang terjadi pada bulan September-November 1997 dan kerugian ekonomi dari dampak kesehatan tersebut. Rancangan penelitiannya potong lintang dan data yang dipergunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai pihak, antara lain Bapedal, Haze Distribution and Index-TOMS-NASA-Administrative Boundaries and Population-Center Statistic Bureau, BPS, Departemen Kesehatan, Departemen Keuangan, Depnaker, dan institusi yang lain.
Estimasi kasus dan dampak kesehatan didapat dari perhitungan dosis-respon peningkatan kadar PM 10 di udara ambien terhadap peningkatan serangan asma, serangan bronkitis pada anak, dan LSPA, peningkatan kematian, peningkatan penyakit saluran pernafasan yang dirawat di rumah sakit, peningkatan kunjungan rawat jalan penyakit saluran pernafasan, kehilangan hari kerja dan keterbatasan aktivitas harian. Estimasi kerugian ekonomi dari dampak kesehatan yang diestimasi diperoleh dari perhitungan ekonomi akibat peningkatan jumlah kasus kesehatan yang diperkirakan terjadi yang berupa peningkatan biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan, ditambah dengan kerugian karena hilangnya waktu produktif (hari kerja, keterbatasan aktivitas harian dan kematian sebelum mencapai usia harapan hidup).
Hasil estimasi menunjukkan sekurang-kurangnya timbul peningkatan serangan asma sebanyak 15.984 kasus, serangan bronkitis pada anak 15.305 kasus, ISPA 75.606 kasus, kematian 30 kasus, penyakit saluran pernafasan yang dirawat di rumah sakit 3.815 kasus, kunjungan rawat jalan penyakit saluran pernafasan 8.838 kasus, kehilangan 1.1.19.063 hari kerja dan keterbatasan aktivitas harian sebanyak 2.176.385 hari. Estimasi dilakukan di lima daerah tingkat II (Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kampar dan Pekanbaru) yang terpapar kabut asap pada tingkat haze index 4 dan 5 menurut data dari Haze Distribution and Index-TOMS-NASA-Administrative Boundaries and Population-Center Statistic Bureau. Hasil estimasi kerugian ekonomi terbesar di kelima daerah tingkat II tersebut adalah sebesar Rp. 91.558.663.585,- dan estimasi terendah adalah Rp. 23.455.416.625.
Disimpulkan bahwa kerugian yang sangat besar dari kejadian kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Riau ini merupakan akibat meningkatnya kadar PM 10 jauh diatas baku mutu yang berlaku sehingga menyebabkan peningkatan kasus kesehatan yang besar pula. Estimasi kerugian ini adalah estimasi rendah, belum memperhitungkan dampak dari polutan yang lain dan dampak kesehatan jangka panjang. Selanjutnya perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mendapatkan metode yang lebih komprehensif agar diperoleh hasil perhitungan kerugian yang lebih akurat."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Skousen, Mark
Jakarta: Prenada Media , 2005
330 SKO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erialdy
"Di wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta terdapat 44 institusi Akademi Keperawatan dengan kepemilikan yang berbeda, kurikulum yang digunakan sama. Disamping itu untuk penentuan jumlah peserta didik mengacu pada Keputusan Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, namun tarif pendidikan antar institusi untuk tiap-tiap semester tidaklah sama.
Pada kondisi semacam ini, tarif yang tersedia perlu dimanfaatkan secara efektif dan efisian, agar sumber daya tersebut dapat memberikan hasil yang optimal. Analisa tarif pendidikan yang dilakukan secara cermat, diharapkan dapat dipergunakan sebagai pengambilan kebijakan untuk menetapkan tarif pendidikan, dengan mempertimbangkan kondisi pesaing dari program yang setara. Oleh karena itu perhitungan tarif pendidikan untuk program pendidikan Akademi Keperawatan Dharma Bakti Jakarta merupakan suatu kebutuhan yang sudah cukup sangat mendesak dengan ruang lingkup penelitian hanya pada area proses pendidikan saja. Penetapan biaya satuan yang dihasilkan pada Akademi Keperawatan Dharma Sakti Jakarta bersumber dari SPP / Biaya pendidikan yang pemanfaataannya diperuntukkan guna pemenuhan aktifitas di dalam gedung.
Dalam enam semester tarif pendidikan berdasarkan jumlah mahasiswa aktual adalah sebesar Rp. 6.512.238,-, sedangkan bila berdasarkan kapasitas adalah sebesar Rp. 5.568.168,- Besaran biaya satuan pada Akademi Keperawatan Dharma Bakti Jakarta disetiap semester tidaklah sama yaitu berkisar antara Rp. 909.035 sampai dengan Rp. 1.427.407,- untuk yang aktual dan Rp. 700.839 Rp. 1.427.407,- untuk yang normatif. Nilai CRR secara keseluruhan untuk aktual masih berada di bawah 100% yaitu sebesar 92%. Tarif pendidikan pesaing pada umumnya berada diatas biaya satuan dari tarif pendidikan Akademi Keperawatan Dharma Bakti Jakarta.

Cost Analysis and Education Tariff Setting in Dharma Bakti Nursing Academy JakartaThere are 44 nursing academies in Jakarta Capital Territory with different ownership but same curricula. Number of student is in accordance to Decree of Head of Center of Health Personnel Education, MOH-RI, however education tariff per semester between is different between institution.
In the above situation, the tariff should be utilized efficiently and effectively as to provide optimal result. Education tariff should be analyzed in detail and the result is to he used as input in policy making process to set education tariff, considering competitor's condition. Therefore, calculation of education tariff in Dharma Bakti Nursing Academy (DBNA) is urgently needed with scope of research limited to education process. Determination of unit cost in DBNA was based on tuition fee directed toward in-door activities.
Tuition fees based on actual number of student for six semesters was Rp. 6 512 238,-, while the tuition fees based on capacity was Rp. 5 568 168,ď·“ Unit cost in DBNA was not the same for each semester ranged from Rp. 909 035,- to Rp. 1427 407,- for actual one,'and from Rp. 700 839,- to Rp. 1 427 407,- for the normative one. The overall actual CRR value was below 100%, i.e. 92%, Competitor's tariff in general was higher than unit cost of DBNA.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11354
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyadi Joyoatmojo
"Praktek Klinik Keperawatan (1) merupakan salah satu bentuk pembelajaran aktif dan praktek bagi Mahasiswa AKPER Tk.I Semester Genap memperoleh pengalaman belajar dan mengujicoba semua kemampuan kognitif, komunikasi dan ketrampilan psikomotorik yang telah dipelajari di laboratorium dan di kelas kepada klien disemua lahan praktikum melalui belajar langsung ( Learning by doing) pada pekerjaan yang sesungguhnya. Karenanya Praktek Klinik Keperawatan adalah juga merupakan inti dari semua proses pembelajaran di institusi tersebut serta sebagai tolok ukur tingkat keberhasilan dari pengelolaan pendidikan.
Dengan proses pembelajaran tersebut diharapkan nantinya dapat menghasilkan tenaga perawat professional pemula yang memiliki tingkat ketrampilan yang tinggi (bermutu) dan siap didayagunakan disemua unit pelayanan kesehatan khususnya yang berhubungan dengan asuhan keperawatan.
Tetapi kenyataan yang ada sekarang bahwa lulusan dari banyak tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan di Indonesia termasuk pendidikan keperawatan hasilnya masih memprihatinkan , mutunya masih rendah terutama dalam hal kemandirian , akuntabilitas dan daya saingnya lemah, terkait dengan itu maka perlu dilihat bagaimana yang sesungguhnya ?.
Agar mendapatkan gambaran nyata maka pada kajian ini bertujuan unutuk mengetahui pengelolaan Praktek Klinik Keperawatan I pada penyelenggaraan pendidikan AKPER Kotabumi Kabupaten Lampung Utara, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Metode yang digunakan dalam kajian ini metode kualitatif, data primer atau sekunder di peroleh dari Diskusi Kelompok Terfokus, Wawancara Mendalam dengan Direktur Akper Kotabumi, Kasubbag Tata usaha dan staf kearsipan, Koordinator praktikum dan tim pembimbing serta kelompok mahasiswa terpilih. Selanjutnya data diolah menjadi informasi dan kemudian dianalisis secara 'content assessment' yaitu menganalisa hasil kajian dan membandingkan dengan tolok ukur atau teori-teori pada tinjauan pustaka dan untuk keabsahan data ditempuh cara triangulasi data.
Hasil kajian menunjukkan bahwa pelaksanaan Praktek Klinik Keperawatan pada penyelengaraan pendidikan Akademi Keperawatan Kotabumi Lampung Utara belum berfungsi secara optimal, bila dilihat dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Berdasarkan hasil temuan yang didapat maka disarankan agar jajaran Akper Kotabumi, dapat menyusun 'Job Description' , perincian pekerjaan , rencana kerja , meningkatkan biaya , pembinaan pembimbing, peningkatan pendidikan berkelanjutan bagi pembimbing, melengkapi alat bahan pendukung praktek, monitoring dan mengevaluasi hasil kegiatan Praktek Klinik Keperawatan secara periodik serta meningkatkan peran serta berbagai pihak yang terkait agar mutu lulusan pendidikan tersebut dapat tercapai dan dipertahankan.

The Study of nursing clinical Practice Performance (I) on Nursing Academy Education Implementation of Kotabumi, Northern Lampung, 1999/2000 (Case Study)Nursing Clinical Practice (I) is one of active learning and practice for First Year students of Nursing Academy on Even Semester to have learning and testing of all cognitive abilities, communication and learned psychomotor skill an Laboratory and classrooms for all experiment fields from learning by doing ( direct learning ) to actual employment. Therefore, Nursing Clinical Practice is also an essence of all learning process in this institution and as measurement of educational management and successful level.
With this learning process, it is hope that later it will provide novice professional nurses that have higher skill level (qualified) and ready to employ in all medical service units in particular that related with nursing care.
However, the result of current existing reality that graduates of many health worker training and educational fields in Indonesia include nursing educational is quite worrying, its quality is still low especially for independency , accountability and competitive power, relation with that that, it is necessary to understand how does it really happens ?
In order to provide an actual description, objective of this study is to find out about Nursing Clinical Practice I management on Nursing Academy Educational implementation of Kotabumi, Northern Lampung, included performance planning and its evaluation Method that being used in this study is qualitative method, primary and secondary data that provided from Focused - Group Discussion, Deepening Interview with Director of Nursing Academy of Kotabumi, Head Department of Administration and File of Staff, Experiment Coordinator and counselor Team and chosen student groups. Moreover, these data are arranged into information and then to analyzed its assessment content, its objective is to analyze study result and to compare measurement or theories on reference review and for data validity used with data triangulation.
This study showed that performance of Nursing Clinical Practice on Nursing Academy Educational implementation of Kotabumi, Northern Lampung has not been functioned optimally, if it seen from planning , performance and evolution aspects. Based on these findings, it suggest that for of staff of Nursing Academy of Kotabumi can arrange job descriptions, working details, working plan, increasing cost, counseling management, continuing educational leveling for counselors to equip with tools and/or materials of experiment supporting, monitoring and evaluating of nursing clinical practice activities periodically and to increase role of related institutions and / or parties to reach and depend educational quality for graduates."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T3365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>