Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4517 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"South Asian Muslims and country expertise in the American immigration courts / Sylvia Vatuk -- When South Asians marry trans-jurisdictionally: some reflections on immigration cases by an expert? / Prakash Shah -- French law courts and South Asians litigants / Vronique Bouillier -- Being on and being in: exposure and influence of academic experts in contemporary Denmark / Stig Toft Madsen -- Witness statements and credibility assessments in the British asylum courts / Anthony Good -- Honour killing? or just plain homicide? / Roger Ballard -- Life and law: advocacy and expert witnessing in the UK / Werner Menski -- The case of S.: elaborating the right? narrative to fit normative/political expectation in asylum procedure in Italy / Tommaso Sbriccoli and Stefano Jacoviello -- Expert report writing: professional commitments and legal outcomes / Livia Holden.
"
New York, NY : Routledge, 2011
347.067 CUL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Byers, Steven N.
"This unique, step-by-step workbook introduces students to all the procedures of the forensic anthropology protocol while providing even, balanced coverage of the core topics. Each chapter contains detailed explanations of the terminology, osteological features, and measurements needed to understand each of the topics covered."
Boston: Prentice-Hall, 2016
614.17 BYE f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mindya Yuniastuti
"Latar Belakang
Penentuan usia seseorang memegang peranan penting dalam kedokteran forensik, tidak hanya untuk identifikasi tubuh, tetapi erat pula kaitannya dengan tindak kejahatan dan kecelakaan (1). Akibat dari tindak kejahatan dan kecelakaan ini, tidak jarang ditemukan kerangka manusia atau korban yang sulit diidentifikasi. Banyak prosedur dapat ditempuh dalam menentukan usia seseorang antara lain dari penutupan sutura tengkorak, penyatuan epifisis, dan diafisis tulang panjang, permukaan simfisis pubis serta dari gigi geligi seseorang (2,3,4,5,6,7,8,9,10,11).
Penentuan usia didasarkan pada gigi geligi seseorang menjadi sangat penting artinya terutama jika bahan lain yang diperlukan untuk identifikasi telah rusak, misalnya pada kasus kebakaran, kecelakaan pesawat terbang, atau telah terjadi proses pembusukan tubuh seseorang (7, 12). Pada keadaan tersebut biasanya gigi geligi merupakan jaringan satu-satunya yang relatif masih utuh (7,8,9), sehingga struktur maupun morfologinya tidak berbeda dengan orang hidup. Hal ini dapat terjadi karena gigi geligi dilapisi oleh email, yang merupakan jaringan tubuh yang paling keras (13,14,15). Oleh karena itu, perkiraan usia dan gigi geligi dapat merupakan sumbangan informasi yang amat berguna dalam hal penentuan usia tersebut, sehingga akan lebih memudahkan para ahli forensik melakukan identifikasi usia secara tepat (16).
Untuk menentukan atau memperkirakan usia didasarkan pada gigi geligi , ternyata gambaran radiografis memegang peranan penting (15,17, 18,19). Dengan foto radiografis dapat diketahui antara lain gambaran pertumbuhan gigi, urutan erupsi dan kalsifikasi gigi, yang semuanya berguna selain di bidang kedokteran gigi forensik, juga antropologi dan arkeologi, dalam kaitannya dengan identifikasi usia. Di bidang arkeologi ini biasanya gambaran radiografis digunakan untuk perkiraan usia pada penemuan sejumlah besar rangka, meskipun hal ini umumnya jarang digunakan untuk dasar pemeriksaan rutin (16). Selain itu, dengan foto radiografis identifikasi dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan tepat (18,19). Dan berbagai jenis foto radiografis, yang banyak digunakan adalah foto panoramik, karena dengan foto tersebut akan diperoleh seluruh gambaran gigi sulung maupun gigi tetap pada rahang atas dan bawah dengan jelas.
Beberapa penelitian tentang perkiraan usia berdasarkan gambaran radiografis pertumbuhan gigi telah dilakukan, namun penelitian gigi molar 3 rahang bawah masih langka. Beberapa kemungkinan langkanya penelitian ini disebabkan karena waktu erupsi gigi molar 3 sangat bervariasi dibandingkan dengan gigi lainnya (20,21). Penelitian tentang perkiraan usia berdasarkan pertumbuhan gigi molar 3 rahang bawah saja, akan mendapatkan kisaran usia yang pendek yaitu antara 14 - 20 tahun, sehingga hubungannya dengan identifikasi usia sangat terbatas.
Pembentukan akar gigi molar 2 rahang bawah sudah dimulai pada usia antara 7-8 tahun (22,23). Oleh karena itu gabungan penelitian tentang pembentukan akar gigi molar 2 dan molar 3 rahang bawah akan mempunyai kisaran usia yang lebih lebar, sehingga penggunaannya untuk identifikasi usia seseorang lebih luas.
Pada saat ini di Indonesia belum banyak acuan untuk memperkirakan usia dari gambaran radiografis gigi geligi. Yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana mendapatkan data dasar untuk pedoman memperkirakan usia berdasarkan gambaran radiografis gigi geligi. Sehubungan dengan hal itu, dilakukan penelitian perkiraan usia dari gambaran panoramik radiografis dengan metode pengukuran panjang dan stadium pertumbuhan gigi molar 2 dan molar 3 rahang bawah. Dengan mengukur panjang gigi dan mengetahui stadium pertumbuhan gigi tersebut di atas, dapat diketahui perkiraan usia seseorang. Penelitian ini dilakukan bertitik tolak dari landasan pemikiran bahwa :
Gambaran radiografis merupakan cara yang tepat untuk mengetahui pertumbuhan gigi (1,16,17,21,24). Dengan membuat foto panoramik radiografis bisa diperoleh gambaran gigi geligi pada seluruh rahang. Selain itu prosedur pembuatannya cepat dan murah.
Gambaran radiografis gigi molar rahang bawah biasanya lebih jelas dibandingkan dengan gigi molar rahang alas . Hal ini disebabkan tidak adanya struktur lain di rahang bawah dibandingkan dengan rahang atas. Karena itu dengan memilih pertumbuhan gigi molar 2 dan molar 3 rahang bawah untuk perkiraan usia, diharapkan akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas, sehingga perkiraan usia diharapkan bisa lebih akurat."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dias Tarita Nurfitria
"Latar belakang : Dilatarbelakangi risiko pemalsuan usia rentang 16 - 21 tahun seperti pada kasus perdagangan manusia, maka metode identifikasi usia menjadi penting.
Tujuan : Menguji keakuratan rumus metode TCI-Benindra dibandingkan dengan metode lainnya.
Metode penelitian: Prakiraan usia dilakukan menggunakan rumus Tooth Coronal Index (TCI)-Benindra pada gigi P1 rahang bawah, dibandingkan dengan metode Al-Qahtani dan Blenkin-Taylor.
Hasil : Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara prakiraan usia menggunakan metode TCI-Benindra dengan metode Al-Qahtani dan metode Blenkin-Taylor.
Kesimpulan : Rumus metode TCI-Benindra, metode Al-Qahtani dan metode Blenkin-Taylor ketiganya mendekati usia sebenarnya pada rentang 16-21 tahun.

Background : Due to the risk for age manipulation in 16-21 years old such as in cases of human trafficking, age estimation method becomes imperative.
Aims : to test the accuracy of TCI-Benindra formula method compared with other methods.
Methodology : Age estimation is performed using TCI-Benindra formula method in mandibular first premolar, was compared with Al-Qahtani and Blenkin-Taylor methods.
Result : There was no significant difference (p>0.05) between age estimation using TCI-Benindra formula method and Al-Qahtani or Blenkin-Taylor methods.
Conclusion : TCI-Benindra formula, Al-Qahtani and Blenkin-Taylor methods are close to real age in range of 16-21 years.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Indriati, 1963-
"On forensic anthropology legal aspects of its implementation for human identification in Indonesia"
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 2004
614 ETT a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York, NY: CRC Press, 2010
614.18 FOR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Singh, Jyotsna G.
London: Routledge, 1996
820.9 SIN c (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chamberlain, Andrew, 1954-
London: Britis Museum Press , 1994
930.102 85 CHA h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hunter, John
New York : Routledge, 2005
930.1 HUN f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Historical dental investigations -- Dental detectives -- The next level in victim identification : materials properties as an aid in victim identification -- Forensic dentistry investigation protocols -- Recognition, documentation, evidence collection, and interpretation of bitemark evidence -- Bitemarks in England and Wales -- Legal issues concerning bitemark evidence in the United States -- DNA for first responders : recognizing, collecting, and analyzing biological evidence related to dentistry -- Missing and unidentified persons : The National Crime Information Center Dental Enhancements -- The Disaster Victim Identification System : its general structure and the Swiss involvement -- Recognizing, documenting, and analyzing physical evidence in abuse cases -- Managing a mass fatality incident -- Identifying victims of 9/11 at the Office of Chief Medical Examiner City of New York -- Australasian and multinational disaster victim identification -- Photography and forensic dental evidence -- The use of digital imaging in human identification and crime scene analysis."
London: Academic Press, 2011
614.18 FOR (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>