Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136658 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mas Mokhamad Soedarmaji
"Penerapan teknologi informasi di dunia pasar modal memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap para pelaku pasar modal, baik dari sisi Bursa, Anggota Bursa, Investor, Penjamin dan Sentral Kustodian. Kemampuan untuk memberikan kinerja pelayanan secara cepat dan akurat sangat dibutuhkan karena waktu dan ketepatan informasi merupakan hal yang paling signifikan dalam proses transaksi yang terjadi di Bursa.
Pengaruh Teknologi informasi dalam memberikan mutu pelayanan yang cepat dan akurat tersebut juga tidak terlepas dari resiko gangguan pada kinerja operasional. Bila terjadi gangguan, resiko ini sangat berpotensi untuk menurunkan tidak hanya kinerja pelayanan, biaya yang ditimbulkannya cukup besar. Dan apabila tingkat gangguan yang terjadi cukup tinggi hal ini dapat menjatuhkan kredibilitas dari Bursa itu sendiri sebagai salah satu barometer perekonomian Indonesia. Karenanya diperlukan suatu sistem yang dapat menangani kegagalan sistem yang dapat terjadi setiap saat.
Tesis ini bertujuan untuk menentukan nilai kerugian usaha akibat kegagalan sistem komputer pada PT. Bursa Efek Jakarta dan menentukan pula sistem yang optimum dan sesuai untuk menangani kegagalan sistem yang dapat terjadi pada kinerja operasional Bursa. Nilai yang didapat dalam penentuan sistem tersebut berdasarkan perhitungan nilai "tangible" dan "intangible" dari penggunaan beberapa metode, seperti metode Provelt dan metode dari Kevin J. Ftizgerald, sehingga suatu sistem pemulihan yang sesuai dapat diterapkan untuk mengantisipasi kerugian usaha akibat kegagalan sistem di masa datang."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2000
T40360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Kurniawan
"Perusahaan Husky Energy Indonesia merupakan perusahaan asing yang berasal dari Kanada yang memiliki kegiatatan usaha di sektor industri minyak dan gas di Indonesia. Di dalam mendukung kegiatan operasional usahanya, Husky Enegy Indonesia menggunakan teknologi informasi yang memiliki fungsi yang berbeda untuk masing-masing unit bisnis perusahaan. Dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dari bisnis unit terhadap sistem teknologi informasi maka diperlukan suatu fasilitas pendukung terhadap sistem informasi yang dimiliki perusahaan agar ketersediaan sistem informasi dapat dijaga pada masa darurat atau bencana.
Disaster Recovery Center (DRC) merupakan salah satu solusi untuk menjaga ketersediaan sistem teknologi informasi perusahaan bagi keberlangsungan bisnis di dalam menghadapi situasi darurat atau bencana. Diperlukan metode perancangan sistem DRC yang tepat agar fasilitas DRC yang dibangun sesuai dengan kebutuhan bisnis atas teknologi sistem informasi pada masa darurat dan bencana.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun dokumen rancangan DRC bagi Husky Energy Indonesia dengan menggunakan metodologi yang mengacu kepada standar ISO 31010, 27005, 27031 dan 22301. Framework ini memiliki informasi mengeanai tahapan-tahapan dalam merancang fasilitas DRC yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Di dalam dokumen perancangan DRC ini dilakukan penilaian dampak suatu resiko terhadap fungsi dari bisnis unit. Selain itu dilakukan juga pengukuran tingkat kritikal dari fungsi dari sistem informasi yang dimiliki perusahaan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah usulan rancangan fasilitas DRC sebagai masukan bagi Husky Energy Indonesia.

Husky Energy Indonesia is a foreign company headquartered in Canada that operates in the Indonesian oil and gas industry. Husky Energy Indonesia supports its business operations using information technology that performs unique functions for each of the company's business units. With the business unit's high reliance on information technology systems, it is necessary to have a supporting facility for the company's information systems to ensure their availability during an emergency or disaster.
A Disaster Recovery Center (DRC) is one method of ensuring the availability of a company's information technology systems in the event of an emergency or disaster. A suitable DRC system design methodology is required to ensure that the DRC facilities constructed meet business requirements for information system technology during emergencies and disasters.
The purpose of this study is to compile a DRC design document for Husky Energy Indonesia based on the ISO 31010, 27005, 27031, and 22301 standards. This framework contains information about the stages involved in designing a DRC facility that is customized to the needs of the business.
This DRC design document includes an assessment of the impact of a risk on the business unit's function. Additionally, the critical level of function of the company's information system is measured. The research's conclusion is a proposed DRC facility design for Husky Energy Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Reza Firdaus
"Teknologi Infomasi (TI) pada PT ABCD memiliki peran penting dalam dalam meningkatkan efisiensi, transparansi, dan keamanan operasional pasar modal. Beberapa aspek penerapan TI dalam PT ABCD meliputi sistem perdagangan elektronik, sistem penyelesaian transaksi, pengawasan pasar, serta informasi dan komunikasi kepada peserta pasar. Sistem ini memfasilitasi secara elektronik dengan menyediakan platform yang memungkinkan para investor bertransaksi terhadap Anggota Bursa. Ketersediaan Disaster Recovery System pada sistem perdagangan elektronik dilakukan guna menjawab kebutuhan dan tantangan Bisnis dalam terjaganya availibity System pada saat bencana. Namun saat ini penerapan Disaster Recovery System melalui colocation belum optimal, karena tingginya biaya operasional yang terus meningkat tiap tahunnya dan belum adanya standard Enterprise Architecture dalam penerapan Disaster Recovery System melalui Cloud sebagai standard acuan penggunaan dan pengembangan System. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah arsitektur menggunakan The Open Group Architecture Framework (TOGAF) sebagai panduan pengembangan arsitektur dengan menggunakan metode kualitatif dan studi kasus di PT ABCD. Pengolahan data dilakukan melalui wawancara dan observasi terhadap lingkungan organisasi serta proses bisnis yang terjadi di unit kerja terkait. Penelitian ini menghasilkan penyesuaian arsitektur saat ini yang disesuaikan untuk memastikan kesiapan Architecture Cloud meliputi rancangan data, bisnis, aplikasi dan infrastruktur guna mengoptimalkan proses operasional perdagangan dan perkantoran pada saat bencana. Selanjutnya penelitian ini dapat memberikan masukan, acuan dalam pengambilan keputusan pengembangan DRC pada mekanisme Cloud .

The implementation of Information Technology (IT) at PT ABCD plays a crucial role in enhancing the efficiency, transparency, and operational security of the capital market. Various aspects of IT implementation at PT ABCD include electronic trading Systems, transaction settlement Systems, market surveillance, as well as information and communication to market participants. These Systems facilitate electronic trading by providing a platform that enables investors to transact with Exchange Members. The availability of a Disaster Recovery System in the electronic trading System is essential to meet the business needs and challenges of maintaining System availability during Disasters. However, the current implementation of the Disaster Recovery System through colocation is suboptimal due to the high operational costs that continue to increase annually and the absence of an Enterprise Architecture standard in implementing the Disaster Recovery System through the Cloud as a reference for System usage and development. This research aims to design an Architecture using The Open Group Architecture Framework (TOGAF) as a guide for architectural development, employing qualitative methods and a case study at PT ABCD. Data processing will be conducted through interviews and observations of the organizational environment and business processes in the relevant work units. This research has resulted in adjustments to the current Architecture , tailored to ensure readiness for Cloud Architecture including data, business, application, and infrastructure design to optimize operational processes for trading and office functions during Disasters. Furthermore, this research can provide Input and references for decision-making in developing Disaster Recovery Centers using Cloud mechanisms."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anjar Widianti
"ABSTRAK
organisasi dituntut untuk memberikan kinerja yang prima dalam operasionalnya, namun pada kenyataannya seringkali terjadi gangguan yang mengakibatkan terhambat atau terhentinya kegiatan operasional mereka. PGS Jakarta merupakan salah satu contoh organisasi yang dituntut untuk tetap bisa mempertahankan kelangsungan bisnis mereka di tengah gangguan operasional yang muncul. Namun sayang, PGS Jakarta belum memiliki sebuah dokumen DRP yang dapat dijadikan panduan dalam mengatasi gangguan untuk mempertahankan kelangsungan bisnis mereka.Penelitian ini berfokus pada kegiatan perancangan DRP. Gangguan yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah gangguan yang disebabkan oleh faktor SI/TI pada proses bisnis PGS Jakarta. Perancangan ini dilakukan secara bertahap dengan mengikuti kaidah perancangan DRP dari NIST. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pembuatan kebijakan DRP dengan memperhatikan peraturan Title 21 Part 11, Business Impact Analysis dari layanan-layanan aplikasi SI/TI yang ada, Preventive Control Analysis terutama mengenai kendali pencegahan di data center, Pengembangan Strategi Mitigasi terhadap risiko-risiko yang ada dan yang terakhir adalah Pengembangan dokumen DRP yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Hasil dari penelitian ini adalah usulan dokumen DRP untuk PGS Jakarta.
ABSTRAK
organizations are obliged to give excellent performance in their operations, but sometimes there are disruptions which hold or stop their operation activities. PGS Jakarta are one of organization which also need to keep their business continue running eventhough they have disruptions on their operational. Unfortunately PGS Jakarta do not have DRP document which can be their reference to anticipate disruptions in order to keep their business continue running.This research focused on the DRP designing activities to assure business continuity. Disruptions which being focused on this research are disruptions which caused by IS IT factor to PGS Jakarta business process. This designing process performed gradually by following DRP designing steps from NIST. Steps which performed on this research are DRP policy creation which observe Title 21 Part 11 regulation, Business Impact Analysis from existing IS IT application services, Preventive Control Analysis especially related to preventive control in data center, Mitigation Strategy Development against identified risks, and the final step is DRP document Development, which suits with organization needs. The outcome of this research is the draft of Disaster Recovery Plan document for PGS Jakarta."
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novera Krisnayanti
"ABSTRAK
Dengan semakin ketatnya persaingan dalam berbagai industri, setiap perusahaan
dituntut untuk melakukan strategi yang tepat. Untuk memantau sejauh mana strategi yang
dijalankan sudah tepat, perusahaan harus didukung oleh informasi yang relatif akurat. Salah
satu informasi yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya produk. Strategi manapun
yang dijalankan oleh perusahaan, biaya produk yang relatif akurat akan membantu dalam
melakukan strategic profitability analysis.
Sistem akuntansi biaya tradisional (sistem tradisional) yang masih banyak digu
nakan, mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk menggunakan dasar alokasi yang
sederhana seperti, jam atau biaya tenaga kerja langsung, penggunaan bahan baku atau jam
mesin. Semua dasar alokasi tersebut menunjukkan pembebanan yang proporsional antara
volume produksi dengan biaya tidak langsungnya.
Informasi biaya produk yang dihasilkan akan terdistorsi. Gejala-gejala yang
menunjukkan distorsi pada biaya produk adalah produk yang diproduksi dalam jumlah besar
atau ukuran besar atau menggunakan proses yang sederbana akan mendapat alokasi biaya
tidak langsung yang relatif terlalu besar, sebaliknya produk yang diproduksi dalam jumlah
kecil atau ukuran kecil atau, menggunakan proses yang rumit akan mendapat alokasi yang
relatif terlalu kecil.
Keadaan di atas dapat diatasi dengan menggunakan sistem ABC. Sistem ABC
mengatribusilcan biaya tidak langsung berdasarkan konsumsi aktivitas oleh masing-masing
produk. Untuk mengimplementasikan sistem ABC terlebih dahulu perlu diidentifikasikan
jenis-jenis aktivitas yang terjadi di sepanjang mata rantai penciptaan nilai, yaitu unit/vo
lume-related, batch related, product sustaining atan facility sustaining activities.
Kondisi-kondisi yang menunjukkan diperlukannya sistem ABC adalah perusa
haan menghasilkan multi produk dengan diversitas volume atau ukuran atau proses produk
si, porsi biaya tidak langsung sudah menjadi semakin besar.
Keputusan untuk sistem ABC ditentukan oleh cost of
measurement, cost of error dan diversitas produk.
PT DBBC menghasilkan berbagai minuman dengan diversitas volume dan
botol di tiga line. Alokasi biaya tidak langsung yang terdiri dari factory overhead
bahan tidak langsung dilakukan berdasarkan jumlah liter produksi (volume-based)
dengan mengabaikan perbedaan konsumsi sumberdaya dan aktivitas oleh masing-masing
line. Akibatnya, minuman yang mepunyai rasa dan volume produksi yang berbeda tetapi
ukuran botolnya sama serta diproduksi di line yang berbeda-beda akan mendapat alokasi
biaya tidak langsung yang sama besar. Minuman yang permintaannya tinggi sehingga
diproduksi dalam volume besar atau dikemas dalam botol besar (1 liter) memperoleh alokasi
biaya tidak langsung yang terlalu besar. Sebaliknya, minuman yang diproduksi dalam
volume kecil atau dikemas dalam botol kecil memperoleh alokasi yang terlalu kecil.
Distorsi biaya produk di atas timbul karena tidak semua biaya tidak langsung
proporsional dengan hasil produksinya, contohnya perbaikan dan perawatan yang dilakukan
oleh departemen Technical & Maintenance, pemakaian air dan bahan kimia untuk sanitasi,
pemakaian listrik dan bahan bakar solar.
Walaupun biaya produk bukanlah satu-satunya faktor penentu dalam penetapan
harga, biaya produk yang relatif akurat yang dihasilkan oleh sistem ABC akan berrnanfaat
bagi PT DBBC dalam melakukan strategic profitability analysis, antara lain dalam mene
tapkan batas maksimum pemberian potongan harga, negosiasi manufacturing fee, penetapan
product mix, perbaikan atau penyederhanaan proses kerja dan sebagainya. Perubahan dari
sistem tradisional ke ABC sangat dianjurkan karena manfaat yang dapat diperoleh jauh lebih
besar daripada biayanya.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Indrawati R.
"Seiring dengan dilakukannya berbagai deregulasi dan debirokratisasi oleh Pemerintah dalam upaya mendorong peran serta sektor swasta dalam menopang perekonomian Indonesia, maka iklim dunia usaha pun cenderung kian kompetitif. Hal ini menuntut adanya pengalokasian dan pemanfaatan sumber daya organisasi secara optimal dalam usaha mempertahankan eksis-tensi organisasi. Kemampuan organisasi dalam menjaga kesinam-bungannya perlu dievaluasi dari waktu ke waktu. Pengevalua-sian prestasi organisasi merupakan suatu proses penandingan standar dan hasil yang dicapai sehingga tidak saja didapat suatu penyempurnaan hasil tapi juga pencapaian tujuan bersama. Sarana efektif untuk mengkomunikasikan standar kepada obyek yang dievaluasi adalah akuntansi.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menelaah peran akuntansi sebagai sarana pengendalian, khususnya dalam pengukuran prestasi. Penulisan skripsi didasarkan atas penelitian terhadap sebuah anak perusahaan dari sebuah kelompok usaha. Dengan mengaitkan penelitian sumber-sumber kepustakaan, diharapkan dapat diambil suatu kesimpulan yang relevan mengenai peran akuntansi dalam penngukuran prestasi perusahaan. Dari penelitian disimpulkan bahwa akuntansi ternyata lebih berperan sebagai sarana penginformasi keberhasilan perusahaan kepada pihak-pihak di luar perusahaan, dibanding sebagai sarana pengendali untuk manajemen. Mengingat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan semua sarana dan prasarana merupakan suatu nilai kompetitif bagi mereka, maka adalah pada tempatnya bila pemanfaatan akuntansi sebagai sarana pelaksa-naan fungsi-fungsi manajerial lebih ditingkatkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Cahyadi
"PT. Garuda Indonesia adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi udara di mana dalam bisnis ini persaingan sangat ketat dan resiko sangat tinggi serta kebutuhan dana sangat besar. Hal ini mengakibatkan kebutuhan Teknologi Informasi (TI) yang semakin meningkat diantaranya sistem aplikasi untuk mendukung strategi bisnis, baik itu untuk operasional maupun pengambilan keputusan bagi manajemen. Untuk menghindari kerusakan atau kegagalan sistem tersebut, maka perlu adanya perlindungan dan keamanan bagi infrastruktur TI yang mendukung sistem aplikasi tersebut, agar operasional proses bisnis dapat terus berjalan dengan baik. Usaha untuk menjaga ketersediaan sistem TI pada suatu organisasi, diantaranya dengan membuat backup sistem.
PT. Garuda Indonesia yang menggunakan sistem aplikasi SAP (System Application Product in Data Processing) R/3 sebagai aplikasi back office dan ARGA (Automatic Reservation GAruda) sebagai aplikasi front office, pada saat ini baru menggunakan backup sistem berupa tape backup atau disk backup. Hal ini tidak akan mencukupi kebutuhan untuk menjamin ketersediaan sistem apabila terjadi bencana atau kerusakan infrastruktur TI. Backup sistem yang masih sederhana akan mengakibatkan recovery menjadi sulit dan membutuhkan waktu yang lama, sehingga akan mempengaruhi operasional bisnis perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan merencanakan untuk membuat infrastruktur TI di tempat lain agar pemulihan terhadap kegagalan sistem yang dilakukan jika terjadi kerusakan di pusat komputer menjadi lebih mudah, sehingga waktu terjadinya kegagalan sistem tidak terlalu lama. Business Continuity Plan (BCP) adalah suatu perencanaan dalam mengantisipasi terjadinya kegagalan sistem. Perencanaan ini diperlukan dan harus disusun dengan baik agar kegagalan sistem dapat diantisipasi dan diperkirakan sebelumnya dampak yang akan terjadi.
Ada beberapa alternatif pendekatan BCP yaitu Replikasi, Hot Sites, Warm Sites dan Cold Sites di mana yang membedakan dari alternatif pendekatan BCP tersebut adalah infrastruktur TI dan fasilitas pendukung, sehingga akan berdampak pada biaya yang akan diperlukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kuantifikasi terhadap nilai manfaat tangible maupun intangible dari sistem aplikasi untuk mengetahui kerugian bisnis dan potensi biaya yang akan timbul bila sistem tidak berfungsi serta biaya untuk mengimplementasikan masing-masing alternatif pendekatan BCP tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan skema replikasi dalam BCP memberikan biaya yang efisien dan cukup mengatasi resiko kerugian bisnis yang besar.

Garuda Indonesia is a state-owned company in airline business where competition and risk as well as budget required are high. This leads to the increasing need of Information Technology (IT) among other application system to support business strategies in both operation and management decision making. To avoid damage or failure of the system, it is necessary to provide protection and security for IT infrastructure supporting the application system to keep the business process operation running smoothly. The way to keep IT system availability in the organization is by making back up of the system. Garuda Indonesia uses SAP as a back office application and ARGA (Automatic Reservation Garuda) as a front office application.
Nowadays Garuda Indonesia has already used back up of the system in the form of tape back up or disk back up. It will be insufficient to guarantee system availability if there is a damage or failure in IT infrastructure. Simple back up of the system will cause complicated recovery and take long time, so it will influence company business operation. To anticipate them, company plans to make IT infrastructure in other locations so when the system fails, the recovery can be done easier and faster. Business Continuity Plan (BCP) is a planning in anticipating system failure. This planning is required and must be arranged well, so the system failure can be anticipated and predicted before all impacts happened. There are several BCP approach alternatives, i.e., Replication, Hot Sites, Warm Sites, and Cold Sites.
These alternatives are differentiated by IT infrastructure and supporting facilities, which consequently will affect the required cost. Therefore, quantification is required on tangible and intangible benefit values of the application system(s) to identify business loss and cost if the system fails and implementation cost of each BCP approach alternative. The result from this research indicates that the usage of replication scheme in BCP gives efficient price and sufficiently covers big business loss."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dolly Irham
"Call Center adalah salah satu aplikasi teknologi informasi suatu perusahaan untuk memelihara hubungan dengan pelanggannya. Bagi industri perbankan, Call Center adalah penghubung antara perbankan dengan nasabahnya. Oleh karena itu Call Center berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dalam membangun Call Center, perusahaan perbankan harus senantiasa memperhatikan kondisi dan kebutuhan perusahaan dan juga kebutuhan perusahaan lain yang sejenis. Salah satu cara mengidentifikasi hal tersebut adalah dengan melihat best practice yang ada di negara luar. Namun sebelum menerapkan best practice yang ada, perlu diidentifikasi kecocokannya dengan kondisi industri perbankan di Indonesia. Untuk menjaga kontinuitas layanan dari Call Center, perlu diantisipasi kemungkinan terganggunya layanan Call Center akibat dari berbagai hal. Untuk itu Disaster Recovery Center dari sebuah Call Center mempunyai peran yang sangat penting untuk menjaga kontinuitas layanan Call Center. Bagaimana sebuah Disaster Recovery Center dari sebuah Call Center memberi efek pada kontinuitas layanan Call Center digambarkan.

Call Center is an information technology application in order to maintain relationship between corporate and customers. In banking industry, Call Center is also a connection between banking corporate and customer. That is why Call Center is very important to make corporate exist for a long time. In developing Call Center, banking corporate must specify its need and the other banking corporate needs. One way to identify this need is to apply best practice. Before applying best practice, corporate has to identify the suitable best practice to Indonesia corporate culture. To assure service continuity of Call Center, it is need to anticipate all aspect that could interfere Call Center services. This is why Disaster Recovery Center of a Call Center is very important to assure Call Center service continuity. How can a Disaster Recovery Center of a Call Center effect the service continuity of a Call Center is described."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-734
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Ridwan Indari
"Dalam kondisi informasi yang tidak seimbang, maka keputusan investasi perusahaan dipengaruhi oleh keputusan dividen dan keputusan pendanaannya. Pernyataan tersebut telah diteliti dan diuji terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur yang sudah terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari sejumlah sampel sebanyak lima puluh perusahaan dengan pengamatan data dari tahun 1988 sampai dengan tahun 1994.
Dalam penelitian ini digunakan model Multivariate Autoregressive yang merupakan model persamaan simultan, dan model ini telah digunakan dalam penelitian sebelumnya oleh Mbodja Mougouo bersama Tarun K. Mukherjee pada perusahaan manufaktur di Amerika Serikat. Pengolahan data menggunakan program paket statistika MicroTSP dan perintah yang paling tepat untuk menganttsipasi model diatas adalah perintah VAREST. Dari hasil . pengamatan dan analisis tergambar bahwa informasi masa lalu dari ketiga elemen diatas, mempunyai pengaruh satu dengan lainnya dalam keputusan-keputusannya.
Keberhasilan dari penelitian ini terutama karena model yang digunakan dan ditunjang dengan fasilitas pengolahan datanya, sehingga dapat menyelesaikan secara benar dari suatu hubungan yang sulit dan saling terintegrasi. Namun dalam penelitian ini belum dapat ditunjang oleh jumlah data pengamatan yang masih terbatas."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>