Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13052 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Hasan Utojo
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional-Departemen Kehakiman, 1980
365.660 HAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Effendi
"Buku dan bahan-bahan pustaka lainnya, harus disediakan untuk memenuhi permintaan, keinginan, kebutuhan informasi, dan kebutuhan penerangan seluruh warga masyarakat (Library Bill of Rights). Berangkat dari pemikiran tersebutlah, penelitian mengenai perpustakaan lembaga pemasyarakatan dilaksanakan. Karena bagaimanapun narapidana tetap memiliki hak dan kewajiban sebagaimana warga negara lainnya, bedanya ia hanya sedang dijatuhi hukuman hilang kemerdekaan saja. Penelitian ini mengevaluasi koleksi Perpustakaan Lembaga Pemasyarakataan Anak Wanita Kelas IIB Tangerang, Evaluasi koleksi dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menanyakan pendapat pemakai terhadap koleksi perpustakaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pemakai meliputi, persepsi terhadap koleksi, pemanfaatan, kebutuhan bahan bacaan dan manfaat bahan bacaan terhadap diri mereka. Populasi dalam penelitian ini adalah anak narapidana. Sampel dalam penelitian ini berjumlah enam orang anak narapidana yang telah memanfaatkan perpustakaan. Sampel dipilih berdasarkan kriteria lama menghuni lembaga pemasyarakatan, kemampuan membaca, dan pemanfaatan perpustakaan. Selanjutnya guna memperoleh data yang diperlukan enam orang responden tersebut diwawancarai. Selain itu diwawancarai pula Kepala Perpustakaan LP Anak Wanita Kelas IIB Tangerang dan Kepala Seksi Bimbingan Narapidana 1 Anak Didik dan Kegiatan Kerja sebagai data pembanding. Hasil wawancara dikelompokkan berdasarkan pertanyaan yang diajukan serta dianalisis untuk melihat kecenderungan sikap sebagian besar responden terhadap pertanyaan yang diajukan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa para responden cenderung mengatakan bahwa keseluruhan koleksi perpustakaan lembaga pemasyarakatan masih Kurang Baik dari segi kualitas, meskipun untuk kuantitas beberapa koleksi sudah Cukup Baik. Namun berbanding terbalik dengan persepsinya, pemanfaatan para responden terhadap beberapa koleksi dapat dikatakan cukup tinggi, walaupun sebenarnya tingkat pemanfaatan tersebut dikarenakan program-program yang diadakan di dalam lembaga pemasyarakatan. Para responden sendiri mengatakan lebih membutuhkan buku cerita dibandingkan buku lainnya. Dengan kata lain para responden dapat didorong atau dipaksa untuk memanfaatkan koleksi tertentu dengan menerapkan program-program tertentu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S15220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Abdurrahman
"ABSTRAK
Telah menjadi kenyataan bahwa perpustakaan mempunyai peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dunia per_pustakaan semakin berkembang seiring dengan majunya ilmu penge_tahuan dan teknologi. Perkembangan perpustakaan dapat dilihat antara lain dengan semakin banyaknya perpustakaan, baik yang berukuran besar maupun kecil.
Adanya perpustakaan lembaga pemasyarakatan merupakan salah satu hasil dari perkembangan sistem kepenjaraan. Yaitu perubahan dari sistem pembalasan fisik semata-mata menuju ke_pada sistem pembinaan.
Perpustakaan untuk narapidana banyak terdapat di negar-_negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat. Perpustakaan lembaga pemasyarakatan di Indonesia masih sederhana. Menurut Soemadipradja pada umumnya perpustakaan lembaga pemasyarakatan di Indonesia masih belum memadai baik dalam jumlah maupun ma_teri bahannya. Mengenai pentingnya buku-buku bacaan untuk narapidana sebagaimana dijelaskan oleh Waston) bahwa dengan membaca buku akan dapat mengalihkan suasana yang jenuh dan mem_bosankan dan dapat memperbaiki sifat dan tabiat serta dapat me_ningkatkan daya pikir dan moralnya. Jadi penyediaan bahan ba_caan untuk narapidana sangat perlu sebagai pengobatan men_tal/rokhani (bibliotrapi) agar mereka tersembuhkan dari keadaan_

"
1985
S14923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ponny Retno Astuti
Jakarta: Grasindo, 2008
364.15 PON m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 2006
345 Sah m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
F. Haru Tamtomo
"Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang tayak dan sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Hal ini juga berlaku bagi anak yang berkonflik dengan hukum dan sedang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak. Pendidikan selain merupakan hak juga merupakan kebutuhan bagi anak sebagai bekal kehidupannya kelak di masyarakat.
Penyelenggaraan pendidikan formal dan non formal bagi anak didik pemasyarakatan di Lapas Anak, khususnya di Lapas Anak Pria Tangerang, masih kurang sesuai dengan kebutuhan anak untuk bekal kehidupannya di masa depan. Hal ini mengingat penyelenggaraan pendidikan bagi anak didik pemasyarakatan dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Secara internal, faktor-faktor yang mempengaruhi berkaitan dengan kondisi anak didik yang berbeda, yaitu : latar belakang kehidupan, latar belakang perbuatan, lamanya pidana, jenis pelanggaran hukum, serta keterbatasan sumber daya dari pihak Lapas untuk dapat mengakomodasikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Sedang secara ekstemal, faktor yang mempengaruhi adalah masih adanya stigma negatifmasyarakat terhadap anak didik pemasyarakatan.
Untuk mengkaji model pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak didik, make kerangka berfikir mengacu pada Teori Konstruktivisme oleh Bodnar (Didang Setiawan, 2004) yang mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan proses sosial yang aktif. Lingkungan pembelajaran perlu di kondisikan agar memiliki situasi yang mampu membuat murid dapat menciptakan pengetahuannya melalui aktivitasnya sendiri, baik fisik maupun mental. Mengacu teori tersebut penulis mengumpulkan data dengan pendekatan kualitatif dengan jumiah responden 24 prang, terdiri dari : tokoh pendidikan dan pemerhati anak, Pejabat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Pejabat Direktorat Pendidikan Luar Sekolah, Kepala-kepala Lapas Anak, Tenaga pengajar/guru, dan anak didik pemasyarakatan.
Dari hasil anaiisis data, penyelenggaraan pendidikan formal dan non formal bagi anak didik pemasyarakatan di Lapas Anak saat ini masih dirasakan masih kurang optimal memenuhi kebutuhan anak didik, oleh karena itu diperlukan bentuk pendidikan alternatif yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter anak didik berupa pendidikan khusus.

Every people have the right to receive good education and learning based on their needs. This is also applied for children who are in conflict with law and/or are currently in Juvenile Correctional Center (Lembaga Pemasyarakatan Anak). Education is not only a right for children but is also a need for their future Iife.
The current implementation of formal and non formal education for children in Juvenile Center has not met the need for their future life. There are internal and external factors that influence the quality of education in the Center. The internal factors include the condition of children such as their life background, behaviour background, the length of their sentence, type of the cases, and the limitation of the Center's resources to implement the teaching learning activities that meet to children' needs. The external factor mainly is the negative stigmatisation to the convicted children from the community.
The Constructivism theory by Bodner (Didang Setiawan, 2004) was applied to study the education model that perfectly meet the children need. The theory believes that learning is an active social process and the learning environment should be conditioned to support the situation to encourage children to improve their knowledge through exploring their activities, both physically and mentally. The study use qualitative research to collect the data from 24 respondents include education specialist and children right expert, the Directors from Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, the Director of Directorate of Special Education, several Head of Juvenile Correctional Center, Educator/teachers and children in the Juvenile Correctional Center.
The analysis data show that the implementation of formal and non formal education at Juvenile Correctional Center are still unable to meet the children's need. Therefore, it is important to have an alternative education, called Special education, which meet the children' need and character in the JuveniIse Correctional Center.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2007
T20759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Kamaluddin
"Karya tulis ini mengkaji layanan perpustakaan di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria dan Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita, Tangerang, yang berlangsung selama bulan September 1995 sampai dengan Oktober 1995. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan yang ada pada layanan perpustakaan yang dijalankan di Lembaga Pemasyarakatan Anak, Tangerang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara bebas dengan petugas lembaga pemasyarakatan, petugas perpustakaan lembaga pemasyarakatan dan narapidana.
Kesimpulan yang diperoleh adalah pada umumnya layanan perpustakaan lembaga pemasyarakatan anak, Tangerang, kondisinya sangat memprihatinkan karena masih banyak kekurangan yang ada dalam hal anggaran, koleksi, surnber daya manusia, kegiatan perpustakaan, dan organisasi dan administrasi perpustakaannya. Tidak adanya anggaran berakibat pada buruknya kondisi koleksi dan tidak adanya kegiatan yang seharusnya dijalankan oleh suatu perpustakaan; Sumber daya manusia yang ada jugs tidak berlatar belakang ilmu perpustakaan sebagaimana yang disarankan, selain itu tidak ada kejelasan tentang struktur organisasi perpustakaan.
Untuk meningkatkan layanan perpustakaan, beberapa usaha perlu ditempuh, antara lain :
1. Anggaran yang ada hendaknya direalisasikan untuk menjamin kelangsungan layanan perpustakaan dengan baik.
2. Sumber daya manusia yang ada kualitasnya perlu ditingkatkan dengan membekali mereka dengan latar belakang ilmu perpustakaan yang baik.
3. Koleksi perpustakaan perlu dibina, sesuai pedoman yang ada, misalnya mengikuti pedoman pembinaan koleksi perpustakaan umum.
4. Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan Anak , Tangerang, perlu menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lain misalnya dengan perpustakaan umum, guna peningkatan layanannya.
5. Perlu kejelasan tentang organisasi dan administrasi perpustakaan dan letak perpustakaan dalam struktur organisasi lembaga pemasyarakatan. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S15025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Sylviani Biafri
"ABSTRAK
Fokus penelitian ini adalah pada program pembinaan bagi anak didik pemasyarakatan pidana pendek di Lapas Anak Pria dan Lapas Anak Wanita Tangerang. Selama ini program pembinaan bagi anak didik pemasyarakatan diberlakukan sama dengan narapidana dewasa. Oleh sebab itu dalam tesis ini penulis membuat program pembinaan alternatif bagi anak didik pemasyarakatan sesuai dengan kebutuhan anak, tugas dan tahap perkernbangannya. Pokok permasalahan dalam penelitian ini ada dua yaitu bagaimanakah program perencanaan pembinaan dan implementasi pembinaan bagi anak didik pemasyarakatan pidana pendek serta bagaimanakah program pembinaan alternatif bagi anak didik pemasyarakatan pidana pendek. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses perencanaan pembinaan dan implementasi pembinaan bagi anak didik pemasyarakatan pidana pendek serta untuk memperoleh gambaran program pembinaan alternatif bagi anak didik pemasyarakatan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Focus group discussion juga penulis gunakan dalam rangka memperoleh masukan dan kritikan terhadap program yang dibuat dari basil wawancara.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa proses perencanaan pembinaan dilakukan dalam sidang TPP lapas. Assessment dilakukan untuk memperoleh informasi tentang latar belakang pendidikan anak, latar belakang pekerjaan orang tua dan minat anak terhadap kegiatan yang akan diikuti. Proses pembinaan dilakukan setelah anak menjalani masa pengenalan lingkungan (mapenaling) yang dilaksanakan sekitar satu sampai dengan dua minggu. Program pembinaan yang diberikan terbagi dua yaitu pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Pembinaan kemandirian lebih mengutamakan kepada kemampuan life skill (keterampilan). Program pembinaan bagi anak didik pemasyarakatan pidana pendek masih diberlakukan sama dengan narapidana dewasa. Oleh sebab itu perlu kiranya untuk dibuat suatu program pembinaan yang khusus bagi anak didik pemasyarakatan yang sesuai dengan kebutuhan anak, tugas dan tahap perkembangan anak."
2007
T20808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimly Asshiddiqie, 1956-
Jakarta: Konsorsium Reformasi Hukum Nasional, 2005
342 JIM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: [publisher not identified], [date of publication not identified]
362.7 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>