Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismen
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T41246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutarto
"Di Indonesia malaria merupakan Salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena berpengaruh pada angka kesakitan dan kematian serta menurunkan produktivitas kexja. AMI Lampung Selatan tahun 2007 (8,93°/00), ummm di puskesmas Way Muli terlihat mga: fmggi (136,12°/00). Dacrah ini terdiri dari pantai, genangan air, bempa sawah, rawa, lagun, kubangan., kolam, dan kolam bibit udang yang terlantar. Genangan air tersebut berpotcnsi mcnjadi tempat yang cocok untuk perindukan nyarnuk Anopheles. Kondisi ini sangat ideal untuk dilakukan intcrvensi pada lingkungan dan perilalcu masyarakat. Tujuan penclitian ini untuk mengetahui hubungan dan dampak faktor lingkungan dan perilalcu terhadap penyakit malaria di Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan tahun 2008.
Disain penelitian ini mcnggunakzm studi kasus kontrol, dengan unit analisis individu yang menggunakan data sekunder dari kegiatan ldinik sanitasi puskesmas Way Muli Kec. Rajabasa periode Mamet - Desember 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan model logistik multivariat akhir kejadian malaria logit p (malaria) = 1,21 + 0,62 (tcmpat perindukan) - 1,32 (tempat istirahat) - 1,31 (kasa) - 2,72 (kclambu) - 1,39 (antinyamuk) ~ 0,82 (kebersihan lingkungan) + 0,45 keluar malam) + 0,74 (tcmpat_istirahat*kasa) + 1,56 (tempat perindukan*kelambu). Adanya perbedaan OR tcrnpat perindukan pada kelompok memakai kelambu (1,756) lebih kecil daripada OR tidak memakai (9,788). Demikianjuga OR tempat istirahat pada kelompok memasang kasa (4,67) lebih kecil daripada OR tidak memasang (7,769). Dampak kausalitas paling besar adalah tempat istirahat (40,64%) dan paling rendah : keluar malam (23,47%). Dampak pencegah paling besar : pemakaian kelambu (9l,43%) dan paling rendah : kcbersihan lingkungan (45,85%).
Penelitian ini menernukan faktor pentingyang menycbabkan tcrjadinya pcnyakit malaria di Kecamatan Rajabasa, yaitu tempat perindukan, tempat istirahat nyamuk dan kebiasaan keluar malam had sedangkan faktor pencegah adalah perilaku mcmakai kelambu, memasang kassa, memakai anninyarnuk dan kebersihan lingkungan. Tcmuan lain yang panting adalah keluarga yang memakai kelambu dan kasa dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit malaria walaupun di sekitar rumahnya tcrdapat faktor resiko.
Upaya pengcndalian di tingkat organisasi Dinas Kesehatan melalui program kampanyc kclambunisasi dan kassanisasi dengan metode pendekatan panisipasi masyarakat mandiri. lntervensi lain adalah pada tempat perindukan dan tempat istirahat nyamuk dengan cara kampanye jLun?at bersih, melalui penggalangan tokoh masyarakat dan pamong desa. Pemakaiau anti nyamuk tidak dianjurkan karena berefek samping buruk terhadap kesehatan. Sasaran di Lingkat individu pada pekerja malam di Iuar rumah adalah dengan selalu rnengenakan pakaian lengan dan kaki panjang untuk menghindari gigitan nyamuk.

In Indonesia, malaria is one of contagion which still become problem of public health because having an in with mobidity and mortality and also reduce productivity. AMI Lampung Sclatan in 2007 (8,93°/00), but in Way Muli health center seen very high (I36,72°/00). This area consist of coast, water pond, in the form of rice field, bog, lagoon, wallow, pool, and the unemployed prawn seed pool. The water pond of potency become place which suited for mosquito Anopheles breeding. This condition is very ideal to be done by intervention at area and behaviour of public. This research purpose to know environmental factor impact and relationship and behaviour of to malaria in Rajabasa of South Lampung District in 2008.
Design this research apply case control study, with individual analysis unit using secondary data from activity of sanitary clinic Way Muli health center in Rajabsa period March - December 2008. This research result show logistics model multivariat end of malaria logit-p occurence (malaria) =' l,2l + 0,62 (breeding place) - l,32 (place of rest) - l,3l (gauze)- 2,72 (mosquito net)- 1,39 (anti mosquito)- 0,82 ( hygiene ol` environment)+ 0,45 (night time exit)+ 0,74(place of rest ' gauze)+ l,56(place of' breeding*mosquito net). Difference existence of OR breeding place at group of wearing mosquito net (I ,756) smaller than OR don't wear( 9,788). And So do OR place of rest at group of installing gauze (4,67) smaller than OR don't install (7,769), Biggest causality impact is place of rest ( 40,64%) and lowest : night time exit ( 23,47%). Biggest inhibitor impact : usage of mosquito net ( 9l,43%) and lowest : hygiene of environment (45,85%).
This research find important causing factor the happening of malaria in Rajabasa, that is breeding place, place of mosquito rest and habit of night time exit while inhibitor factor ls behaviour wearing mosquito net, installing gauze. wearing anti mosquito and hygiene of environment. The other important finding is family wearing gauze and mosquito net can reduce risk thc happening of malaria although around the house there are risk factor.
Control of malaria program in social level through using bed net campaign program with method of? approach of self`-supporting public participation. Other intervention is at breeding place and rest place of mosquito rest by the way Of?ffUI71'0l is bersih" campaign, through elite figure graving dock and countryside. Usage anti mosquito is not suggested by ugly side effects -to health. Target in level of individual at outdoors night worker is by always dress length foo'/feet and for avoidmg mosquito bite.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rodhi
"Untuk menyelenggarakan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Mayarakat, perlu dilakukan pengaturan secara terpadu terhadap dua hal yaitu (1) Pengaturan sub sistem pembiayaan dan (2) Pengaturan sub sistem pelayanan. Dalam aspek pembiayaan khususnya Puskesmas masih terlihat besarnya subsidi pembiayaan pemerintah dibanding pembiayaan masyarakat yang terkelola. Hal ini menunjukkan tidak efisiennya penyelenggaraan pelayanan tersebut. Aspek pelayanan kesehatan, ternyata juga mengalami penurunan kualitas dari tahun ketahun yang digambarkan dengan menurunnya nilai kepuasan pelanggan pada layanan kesehatan pemerintah. Sementara layanan kesehatan swasta cenderung mengalami peningkatan.
Secara teoritis penyelenggaraan jaminan asuransi pelayanan kesehatan akan dapat menurunkan harga efektif pelayanan yang harus ditanggung peserta sehingga akses dan konsumsi pelayanan kesehatan akan meningkat dengan tersedianya jaminan. Upaya inovatif tetah dikembangkan Puskesmas Way Muli Lampung Selatan melalui penjualan paket layanan kesehatan secara kapitasi, cara ini dimaksudkan sebagai upaya pembelajaran bagi masyarakat dalam mengorbankan biaya untuk memperoleh jaminan; sedangkan bagi petugas sebagai perbandingan dalam pengelolaan layanan kesehatan yang efesien.
Penelitian kepuasan dan minat beli ulang, dimaksudkan untuk mendapatkan informasi seberapa besar nilai kepuasan pelanggan yang sudah membeli dapat mencerminkan minat beli ulangan pelanggan pada tahun berikutnya. Penelitian ini bersifat cross sectional yang dilakukan pada bulan Juni 2004. Responden berjumlah 70 orang dengan kriteria pembeli yang sudah pernah memanfaatkan paket layanan yang ditentukan. Hasil analisis univariat, dan bivariat menyimpulkan : jumlah pelanggan yang puas sebanyak 52,86 %, sedangkan yang tidak puas sebanyak 47,14 %. Dari jumlah responden yang tidak puas tersebut, sebanyak 90-9 % menyatakan tidak berminat membeli ulang paket yang ditawarkan.
Kepuasan dan minat beli ulang berkorelasi secara signifikan. Dari kelima dimensi kepuasan dan nilai total kepuasan, tingkat hubungan yang paling erat adalah nilai total kepuasan dengan r = 0,624 dan kepuasan dapat menerangkan 39,0 % minat beli ulang dengan hubungan bersifat positif Variabel sosiodemografi sebagai variabel pengontrol yang berkorelasi secara signifikan adalah jumlah pengeluaran, kemampuan membayar, jarak rumah dengan Puskesmas, serta frekuensi kunjungan.
Hasil analisis kepuasan dengan metode performance dan importance, dimensi empati dan dimensi wujud merupakan dimensi yang tingkat kesesuaiannya masih rendah dan memerlukan perhatian Puskesmas. Adapun substansi masalah yang perlu diperhatikan pada kuadran A diagram kartesius adalah (1) pelayanan yang tidak membedakan status pelanggan, dan (2) kelengkapan dan kebersihan peralatan yang digunakan dalam memberikan pelayanan pelanggan.
Untuk itu disarankan agar Puskesmas mengadakan pelatihan konseling dan teknik komunikasi kepada petugas, serta mengupayakan kelengkapan peralatan dan menjaga kebersihan sebagaimana yang diharapkan oleh pelanggan.
Daftar bacaan : 64 (1990 - 2003)

The Relationship between Client Satisfaction and Interest to Re-purchase Health Care Package Provided by Way Muli Public Health Center, South Lampung Year 2004In implementing the Public Health Care Insurance, there is a need to integrally regulate cost subsystem and health care subsystem. In cost subsystem, particularly in public health center, there is gap between government fund and managed public fund where government fund is much higher. This reflects the inefficiency of the health care. The health care subsystem shows decreasing trend in quality reflected by the decline of client satisfaction. On the other side, private health care tends to increase.
Theoretically, the implementation of Public Health Care Insurance would reduce effective price to be paid by participant and thus increase the access and consumption of health care. An innovative effort has been developed by Way Muli public health center through selling health care package in capitation, aimed at providing lesson to public to sacrifice cost while providing comparison for health worker in managing efficient health care.
The objective of this study is to obtain information on the relationship between client satisfaction and interest to re-purchase health care package provided by Way Muli Public Health Center, South Lampung year 2004. This was a cross sectional study conducted in June 2004. Respondents were 70 clients ever used health care package.
The univariate analysis shows that there were 52.86% satisfied clients, 47.14% unsatisfied clients, and out of those who unsatisfied, 90.9% showed no interest to re-purchase the package. The bivariate analysis shows that there was significant correlation between satisfaction and interest to re-purchase. The strongest correlation had r.624 and satisfaction could explain 39.0% of interest to re-purchase. Significant social-demographic variable was expenditure, capability to pay, distance to public health center, and frequency of visit.
Satisfaction analysis using performance and importance method shows that dimensions of empathy and substance were dimensions with low compatibility and need to be paid more attention. In the A quadrant of Cartesian diagram, substances to be acknowledged were 1) equal service and 2) adequacy and cleanliness of equipments used.
It is then suggested to public health center to conduct trainings on counseling and communication techniques to health workers, and to provide adequate equipment and maintain the cleanliness and hygiene as expected by clients.
References: 64 (1990-2003)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Cahyani
"Malaria termasuk penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan, khususnya di Kabupaten Lampung Selatan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi malaria di Kecamatan Rajabasa telah dilakukan namun masih dijumpai adanya kasus malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik positif pencegahan malaria dan pengetahuan lokal dari masyarakat, yang menjadi faktor penting dilakukannya upaya pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan malaria melalui pendidikan kesehatan dan peningkatan perilaku sehat. Penelitian dilakukan Bulan April 2016, menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan positive deviance. Data didapatkan melalui wawancara mendalam dan observasi. Analisis data menggunakan content analysis ditemukan beberapa tema pada praktik positif yaitu pemakaian kelambu, pemakaian obat anti nyamuk, pemasangan kassa nyamuk, mengeringkan genangan, menutup jendela sebelum sore, membersihkan rumah dan halaman. Pada praktik negatif ditemukan tema kebiasaan keluar malam dan rendahnya partisipasi masyarakat, Dalam penelitian ini ditemukan praktik positif pencegahan malaria yang dilakukan masyarakat dengan menggunakan biji buah mahoni, menanam sereh dan minum air rebusan daun jambu batu untuk menolak gigitan nyamuk. Saran: Perlu melakukan penyuluhan kepada tokoh masyarakat dalam peningkatan dukungan kepada masyarakat, diperlukan fasilitasi dari puskesmas dan petugas kesehatan untuk membentuk forum silaturahmi antara tokoh masyarakat antar desa dalam rangka saling membagikan praktik positif yang dilakukan.

Malaria disease is still a public health problem, particularly in South Lampung regency. Efforts are being made to tackle malaria in Sub Rajabasa been made, but still met the malaria cases. This study aims to identify positive practices malaria prevention and local knowledge of the community, which is an important factor to do community empowerment efforts in the prevention of malaria through health education and increase healthy behaviors. The study was conducted in April 2016 using a qualitative design with positive deviance approach. Data were obtained by interviews and observations. Analysis of data using content analysis found several themes on positive practices, namely the use of mosquito nets, the use of anti-mosquito, the insect screen installation, drain the puddle, close the window before the afternoon, cleaning the house and yard. On the negative practices found out custom theme nights and low community participation, this study found positive practices that do community malaria prevention using mahogany fruit seeds, planting lemongrass and drink water boiled guava leaves to reject mosquito bites. Suggestion: Keep doing outreach to the community leaders to increase support for communities, necessary facilitation of health centers and health officials to establish the relationship between community leaders forum between villages in order to share with each other positive practices do."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46006
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melda Suryana
"Latar belakang Infeksi malaria dalam kehamilan berefek serius terhadap ibu hamil maupun janin. Di Purworejo, Jawa Tengah dimana transmisi malaria terjadi sepanjang tahun dan tergantung musim, program pencegahan malaria belum difokuskan pada wanita hamil. Penelitian mengenai infeksi malaria dalam kehamilan masih sangat jarang dilakukan di Indonesia.
Tujuan : Mengetahui karakteristik kasus malaria pads wanita usia reproduksi dan hubungan yang valid antara kehamilan dengan infeksi malaria pada wanita usia reproduksi di Indonesia. Metode: disain penelitian Studi Kasus Kontrol tidak berpadanan. Responden adalah wanita usia 15-49 tahun yang datang ke tempat pelayanan kesehatan di 9 kecamatan endemis di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Penelitian dilakukan bulan Juni-Juli 2003 dengan metode wawancara dan pengambilan sediaan apus darah tebal dan tipis.
Hasil : Terdapat 1065 subjek terdiri dari 64 kasus (4531% adalah wanita hamil) dan 1001 kontrol (33,17% hamil). Jenis parasit malaria menginfeksi adalah Pfalciparum (46.88%) dan sisanya P.vivax. kasus malaria asimptomatik terdapat pada 24 kasus (37.40%) dan dari 29 kasus wanita hamil sebanyak 44.83% asimptomatik. Wanita yang tinggal di daerah LCI dan tidak beraktivitas keluar rumah di malam hari bila hamil memiliki OR 6.42 (CI 95 % 1.34-30.79) dibandingkan wanita tidak hamil. Wanita hamil yang tinggal di daerah LCI namun beraktivitas keluar rumah di malam hari akan meningkat risikonya secara bermakna menjadi 27 kali (OR 27.39; CI 95 % 4.79-156.44) dibandingkan wanita tidak hamil yang tinggal di daerah dan memiliki aktivitas yang sama. Wanita yang tinggal di daerah dengan tingkat transmisi sedang (MCI) dan keluar rumah di malam hari, bila hamil memiliki OR 5.35 (CI 95 % 1.85-1232) dibandingkan wanita tidak hamil.
Kesimpulan : Kehamilan meningkatkan resiko untuk terkena malaria pada wanita usia reproduksi dan efeknya bcrbeda menurut aktivitas dan tingkat transmisi malaria daerah tempat tinggal. Program malaria perlu dimasukkan dalam pelayanan ANC pada program KIA.

Pregnancy as a Risk Factor of Malaria Infection among Women at Reproductive Age in Purwerejo Distric, Central Java, 2003Background : Malaria in pregnancy has serious effect for pregnant women and the fetus. In Purworejo where malaria is perennial and highly seasonal, malaria's program not yet focusing on pregnant women. Recently study about malaria and pregnancy still rare in Indonesia. Objective : To examine the characteristic of malaria cases among women at reproductive age and to prove the valid relationship between pregnancy and malaria infection among them.
Methods : Unmatched case control study. Subjects were collected from women (15-49 years old) who visited primaries health cares in 9 endemic subdistricts in Purworejo district, Central Java. Research was held on June - July 2003, by interviewing respondent using questionnaire and taking thick and thin blood smears.
Results: There were 64 cases (45.31% were pregnant) and 1001 controls (33.17% were pregnant). 46.88% cases were infected by P. falciparum and the rest were by P.vivax. There were 37.40% asymptomatic cases from all cases and 44.83% asymptomatic cases from 29 eases who were pregnant. Compare with nonpregnant women who lives in LCI areas and has no outdoor activity at night, pregnant woman who lives in the same areas and same activity, have risk 6 times fold to have malaria infection (OR 6.42; CI 95 % 1.34-30.79). But if pregnant woman, who lives in LCI areas, has outdoor activity at night then the risk become 27 times fold (OR 27.39%; CI 95 % 4.79-156.44) compare to nonpregnant women who lives in the same area and same activity. Woman who lives in MCI areas and has outdoor activity at night, if she become pregnant then she will have OR 5.35 (CI 95 % 1.85-12.72) than nonpregnant woman.
Conclusion: Pregnancy has a significant effect with malaria infection and the effect depend on the outdoor activity at night and level of malaria transmission of the living area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Sambodo
"Faktor manusia (host) yang pcnling dalam pcnccgahan malaria adalah Faklor perilaku, seperti perilaku pencegahan dan pencarian pengobatan. Salah satu Faktor pencegahan malaria berkaitan dengan pcngcmbangan program kelambunisasi adalah keteraturan masyarakat untuk tidur mcnggunakan kelambu sepanjang malam.
Penelitian ini bertujuan umuk mengetahui hubungan menggunakan kclambu dengan kejadian malaria, clengan mempertimbangkan faktor-faktor: umur, jenis keiamin, pendidikan, waktu bekerja, pengetahuan tentang malaria, penyuluhan lcelambu, kecukupan kelambu, lama tinggal, pemilikan temak besar, obat anti nyamuk, kassa, dan alat pellndung diri keluar mlam. Penelitian ini dilalcsanakan di Kabupaten Lampung Selatan, dengan pertimbangan prevalensi klinis malaria di Kabupaten Lampung Selatan sangat fluktuatifl yaitu ll,5%0 tahun 2000, cenderung meningkat menjadi l3,65%¢ pada tahun 2003 dan menurun kembali menjadi ll,3%¢ di tahun 2004, scdangkan pada tahun 2005 kcmbali turun mcnjadi 9,67_ disamping, itu program kelambunisasi baru bcrjaan, lokasi pcnelitian adalah salah salu puskesmas lercndcmis di Kabupatcn Lampung Selalan, yaitu Puskcsmas Hanura.
Berdasarkan pcnelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara menggunakan kelambu dengan kejadian malaria, dimana respondcn yang tidak mcnggunakan kelambu berisiko 4,82 kali terkena malaria dibandingkan dengan responden yang leralur tidur menggunakan kclambu. Faktor resiko yang berpotensi menjadi konfounder sehubungan dengan keteraturan tidur mcnggunakan kelambu dengan kejadian malaria adalah pengetahuan responden tentang cara pencegahan malaria dan status penyuluhan tentang kelambu yang dilerima oleh responden. Respondcn yang tidak tahu cara pencegahan malaria berisiko 6,64 kali dibanding responder; yang tahu tentang cara pencegahan malaria. Variabcl umur responden kelompok muda < 15 tahun beresiko terkena malaria pemah menerima pcnyuluhan kelambu akan terlindungi dari malaria 2,37 kali dibandingkan dengan responden yang beumur > 15 tahun.
Berdasarkan penclitian ini diketahui menggunakan kelambu sangal mcmpengamhi keberhasilan program pengendalian malaria jika dilaksanakan dcngan mempertimbangkan upaya pcningkatan pcngetahuan masyarakat temang pencegahan malaria Serta manfaat penggunaan kelambu. Oleh karcna itu kiranya perlu dilakukan penyuluhan ulang temang manfaal penggunaan kclambu dalam pcnccgahan tcrjadinya pcnularan malaria, karcna berdasarkan penclilian ini hal tersebut dapat mcningkalkan cakupun pcnggunaan kelambu di masyarakul.

An important human factor in malaria prevention activities is behavioral factor, such as prevention behavior and care seeking. One of prevention factor of malaria which is related with bednets program is the using of bednets by the community during night-rest time.
This research aims to determine correlation between the using ot' bednets by the community with malaria incidence in Hanura Health Centre, South Lampung District. The correlation will be considered to variables, which are age groups, gender, educational level, working hours, the community knowledge regarding malaria prevention, health education, length stay, ownership of cattle, mosquito coils, kassa, the using of self protection clothes during night time. The prevalence of clinical malaria in South Lampung District is fluctuated, from ll.5%o in 2000 to l3.65%o in 2003 and decreases to ll.3%a in 2004 and 9.67%o in 2005. The location of this study is Hanura Health Centre due to thc most endemic malaria condition of this health center in South Lampung District.
This research finds that there is statistical significant relationship between the using of bednets by the community with malaria incidence. Non using bednets group risks 4.67 times to have malaria infection compare to using bednets group. Confounder risk factors are knowledge of the community regarding malaria prevention efforts and health education to use bednets. Lack knowledge of malaria prevention respondents risk 6.64 times compares to good knowledge of malaria prcvcntion respondents. Responden age group is risk factor for malaria incidence. Age group responden < I5 years more risk 2,32 times compare to age group 2 IS years.
In conclusion, successful bednets distribution program in malaria control activities should be followed with increasing the knowledge of malaria prevention among the community and increasing health education to use bednets. Therefore, malaria control program in South Lampung District should continue malaria health education program on regular basis for the community in Hanura Health Centre. The message could consist of malaria prevention activities and the using ofbednets.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T29205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Aji Perdana
"Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh suatu parasit yang hidup di dalam darah melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Malaria masih merupakan masalah di Indonesia karena hingga tahun 2015 jumlah keseluruhan kasus malaria sebesar 217.025 kasus. Pada tahun 2015 Provinsi Lampung memiliki jumlah kasus paling banyak setelah Papua, NTT, Papua Barat, Maluku Sumatera Utara dengan jumlah kasus positif 3.991 kasus dimana Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten endemis malaria.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan perilaku dan tempat perindukan nyamuk terhadap kejadian malaria setelah dikontrol dengan variabel potensial confounder lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian case-control dengan jumlah sampel 180 responden, dengan kasus 60 dan kontrol 120 berusia ≥ 15 tahun, menggunakan data insiden. Data dianalisis dengan uji chi-square, stratifikasi, dan regresi logistik.
Setelah dikontrol variabel confounding didapatkan variabel pemasangan kawat kasa berhubungan dengan kejadian malaria (OR : 3,15 ; 95% CI : 1,099-9,074; p = 0,033). Sedangkan variabel keluar malam, obat nyamuk, penggunaan kelambu, tempat perindukan nyamuk dan jarak tempat perindukan nyamuk tidak berhubungan dengan kejadian malaria. Umur merupakan efek modifikasi terhadap hubungan antara penggunaan kelambu dan kejadian malaria. Masyarakat hendaknya melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pemasangan kawat kasa pada setiap ventilasi rumah dan menutup setiap lubang pada dinding rumah yang berpotensi nyamuk bisa masuk serta menggunakan kelambu pada saat tidur malam.

Malaria is an infectious disease caused by a parasite that lives in the blood through the bite of a female Anopheles mosquito. Malaria is still a problem in Indonesia since 2015 the total number of 217.025 of malaria cases. In 2015, Lampung province has the most number of cases after Papua, East Nusa Tenggara, West Papua, Maluku, North Sumatera amount of positive 3,991 cases in which the District Pesawaran a malaria endemic districts.
The main purpose of this study was to determine the relationship of behavior and breeding places on the incidence of malaria after controlling for potential confounders. This study is a case-control study with a sample size of 180 respondents, with 60 cases and 120 controls aged ≥ 15 years, using incident data. Data were analyzed by chi-square test, stratification and logistic regression.
After adjusting confounding variables installation of wire netting significant relationship with the incidence of malaria (OR : 3,15 ; 95% CI : 1,099-9,074; p = 0,033). Out of the house at night, insect repellent, use of mosquito nets, mosquito breeding places and distances breeding places are not relationship with the incidence of malaria. Age is a modification effect on the relationship between the use of mosquito nets and malaria. The people should take steps to prevent the installation of wire netting perform at every home ventilation and close any holes in the walls of houses that potentially could enter and use mosquito netting when sleeping at night. The people should take steps to prevent malaria by doing the installation of wire netting at each home ventilation and close any holes in the walls of houses that potentially could enter and use mosquito netting when sleeping at night.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Kurniadi
"ABSTRACT
Artikel ini menganalisis berbagai faktor penyebab konflik laten di Balinuraga menjadi konflik terbuka,serta bagaimana upaya transformasi konflik dilakukan untuk mengubah kondisi yang konfliktual menjadi harmonis, destruktif menjadi konstruktif. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mencatat Lampung, dengan konflik Balinuraga tahun 2012, masuk kedalam lima (5) wilayah dengan tingkat diskriminasi terburuk pasca reformasi. Selain itu, belum ada penelitian yang mengkaji tentang bagaimana upaya transformasi konflik di Balinuraga, sehingga penulis merasa perlu untuk mengangkat tema transformasi konflik Balinuraga sebagai judul dan pokok pembahasan dalam tulisan ini. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan dalam proses analisis kasus, penulis menggunakan beberapa teori dan konsep, seperti Teori Konflik, Teori Transformasi Konflik, Teori Kerja Sama, Teori Identitas Sosial, Konsep Segitiga ABC Konflik Galtung, Konsep SAT, dan Konsep Perdamaian. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik Balinuraga dipicu oleh kenakalan remaja, diperluas dengan isu etnisitas dan arogansi antar kelompok sebagai akselerator, dan dilatarbelakangi kebijakan transmigrasi serta isu kesenjangan ekonomi sebagai faktor struktural. Upaya transformasi konflik dilakukan dalam empat dimensi, yaitu personal, relasional, kultural, dan struktural demi mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan dan keamanan nasional."
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2019
343.01 JPBN 9:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Indrayani
"Penyakit malaria mcrupakan masalah kesehatan penyakit yang disebabkan oleh parasil yang discbut plasmodium. Upaya yang telah dilakukan untuk pemberantasan pcnyakit malaria meliputi upaya pencegahan, penemuan dan pemberantasan vektor serta pcrbaikan lingkungan. Salah satu upaya pencegahan penyakit- malaria adalah dengun penggunaan kelambu yang telah dikombinasikan dengan insektisida (Long Lmzing Insecticide Nets). Dalam upaya pencegahan malaria melalui penggunaan kelambu lerdapat faktor-faktor yang berhubungan, antara lain faktor sosiodemografi, persepsi kerentanan dan keseriusan serta persepsi manfaat dikurangi hambatan.Oleh karena itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang herhubungan dengan penggunaan kelumbu. Penelitian ini adalah penelitian survei dengnn rancangan pcnelitian non eksperimental dan dilakukan secara potong lintang (cru.v.>' scclional), dilakukan di Kabupaten Lampung Selatan. Setelah dilakukan pcnclilian didapatkan hasil bahwa persentase penggunaan kclambu sebesar 72.9% Falalor yang bcrhubungan dengan pcnggunan kelambu adalah pekerjaan, persepsi kcseriusan dan persepsi hambatan yang dirasakan dalam penggunaan kclambu. Penting bagi pcmerintah daerah untuk meningkatkan promosi kesehatan dalam mcningingkatkan pengetahuan masyarakat khususnya yang bekerja di sektor informal dcngan pekerjaan beresiko penularan penyakit malaria, serta upaya mcningkutkan pengetahuan akan pcntingnya penggunaan kelambu sebagai upaya pcnccgalmn pcnyakit malaria.

Malaria is known as a disease caused by a parasite called plasmodiutn. Many efforts have been done to eradicate the disease, including preventing, vectors finding and eradicating. as well as environment improvement. One ofthe way to prevent the disease is to by using a bed-net with have insecticide on it, called Long Lasting insectide nets However, there some factors related to the use of bed-net for malaria prevention, such as socio-demographic factors, perception to vulnerability and to seriousness, and perceived benefit minus perceived barrier. A study is developed with a purpose on finding the factors related to bed-net utilization. There is a survey with a non-experimental of cross-sectional design at the District of South Lampung. The study found that the bed-net utilization is around seventy three percent (72.9%) Factors related to the situation are found to be occupation, perception to seriousness and to obstacles on using the bed-nets. There is a needed for regional authority that escalating the health promotion in order to increase community knowledge, especially to those who work on informal sectors with a risk on acquiring malaria transmission. as well as the knowledge on the importance of using bed-net in malaria prevention."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T29194
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Aisyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemakaian kelambu berinsektisida dengan kejadian malaria pada anak usia 0-4 tahun diwilayah Puskesmas Galang Kecamatan Galang Kota Batam tahun 2013. Desain penelitian adalah cross-sectional pada 132 responden. Hasil penelitian membuktikan bahwapada tingkat signifikansi 5% terdapat hubungan bermakna antara jenis kelambu (OR=4,6), lama pemakaian kelambu (OR=2,9), cara pencucian kelambu (OR=3,6), cara menjemur kelambu (OR=2,8), dan pencelupan ulang kelambu (OR=3,6) memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian malaria. Begitu juga pendidikan (OR=2,9), pekerjaan (OR=2,8), dan lama bermukim (OR=3,1) memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian malaria. Analisis regresi logistik menemukan bahwa odds ratio tertinggi dan terendah berturut- turut adalah jenis kelambu yang tidak berinsektisida, lama bermukim ≤ 2 tahun dan cara mencuci dengan dikucek, disikat dan direndam.

This research aimed to know the relation of the use of Insecticide Treated Nets (ITNs) with incidence of malaria in children aged 0-4 years in Primary Helath Care Galang Galang Sub District Batam City 2013. Design research was a crosssectional in 132 respondents. The research has proves that there were meaningful relationship between types of nets (OR = 4.6), while the use of Insecticide Treated Nets (OR = 2.9), the way in washing nets (OR = 3.6), job (OR = 2.8), and retreated insecticide (OR = 3.6) have a meaningful relationship with incidence of malaria. So are education (OR = 2.9), employment (OR = 2.8), and leugth of stay (OR = 3.1) had a significant association with the incidence of malaria. Logistic regression analysis found that the odds ratio is the highest and the lowest row is not the type of insecticide-treated bed nets, long settled ≤ 2 years and by washing with dikucek, brushed and soaked."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>