Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nina Candra Dewi
"Perilaku merokok sampai sekarang masih merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi dan menjadi masalah kesehatan dunia. Data Susenas 2004, jumlah perokok meningkat dari 32% menjadi 35%. Jakarta menempati urutan teratas untuk jumlah perokok terbanyak pada survei merokok tahun 2000. Di Kabupaten Cirebon, penyakit ISPA non spesifik menempati urutan teratas pada penyakit terbanyak tahun 2006, yang diperkirakan merupakan dampak dari kebiasaan merokok.
Salah satu upaya pemerintah menurunkan kebiasaan merokok adalah tulisan peringatan di bungkus rokok. Penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia di Jakarta dan Kabupaten Cirebon tahun 2007 menyatakan bahwa 76,3 % memilih peringatan kesehatan dalam bentuk gambar dan tulisan sebagai peringatan kesehatan yang efektif. Belum diketahui perbedaan persepsi masyarakat terhadap gambar peringatan bahaya merokok berdasrkan usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan status perokok.
Penelitian ini merupakan analisis lanjut data Penelitian Peringatan Bahaya Merokok Melalui Gambar Pada Bungkus Rokok di Jakarta dan Kabupaten Cirebon tahun 2007, menggunakan desain cross sectional. Jumlah responden sebanyak 138 orang yang berdomisili di Jakarta dan Kabupaten Cirebon. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Mann Whitney dan Kruskal Wallis.
Hasil penelitian memperlihatkan ada perbedaan persepsi terhadap gambar peringatan bahaya merokok berdasarkan usia terutama pada gambar yang paling efektif p=0,030. Ada perbedaan persepsi terhadap gambar peringatan bahaya merokok berdasarkan jenis kelamin terutama pada gambar yang paling jelas p=0,000, gambar yang paling mendorong p=0,002, gambar yang paling menakutkan p=0,000 dan gambar yang paling efektif p=0,001. Ada perbedaan persepsi terhadap gambar peringatan bahaya merokok berdasarkan status sosial ekonomi terutama untuk gambar yang paling mendorong p=0,022 dan gambar yang paling efektif p=0,000. Ada perbedaan persepsi terhadap gambar peringstsn bahaya merokok berdasarkan status perokok pada gambar yang paling menarik p=0,000, gambar yang paling jelas p=0,000, gambar yang paling mendorong p=0,000, gambar yang paling menakutkan p=0,000 dan gambar yang paling efektif p=0,000.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar dalam promosi kesehatan terhadap gambar peringatan bahaya merokok sebaiknya memperhatikan perbedaan usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan status perokok agar pesan-pesan kesehatan lebih mudah diterima masyarakat.

Smoking habit is a cause of the highest mortality and becomes a world health problem. From Susenas data in 2004, smoker number increased from 32% became 35%. Jakarta is on the highest level and a large number of smoker on smoking survey in 2000. Non specific disease of ISPA is on the highest level and most number of disease in 2006. This is estimated that it is impact of smoking habit.
One of government effort to decrease smoking habit is warning writing on cigarette bale. This study which was conducted on Health Study Center, University of Indonesia at district of Jakarta and Cirebon in 2007 indicated that 76,3% choosed health warning in the form of picture and writing as an effective health warning. It is not known yet the difference of public perception on warning picture of smoking danger based on age, sex, economic social and smoker status.
This study is data analysis of warning picture of smoking danger on cigarette bale by using a cross sectional design at district of Jakarta and Cirebon in 2007. This study used 138 responders who live at district of Jakarta and Cirebon. Data analysis was conducted by using univariate and bivariate analysis with Mann Whitney and Kruskal Wallis test.
Study result indicated that there is perception difference on warning picture of smoking danger based on age especially for most effective picture p = 0,030. There is perception difference on warning picture of smoking danger based on sex especially for most effective picture p = 0,000, most support picture p = 0,002, most terrible picture p = 0,000, most effective picture p = 0,001. There is perception difference on warning picture of smoking danger based on economic social status especially for most support picture p = 0,022 and most effective picture p = 0,000. There is perception difference on warning picture of smoking danger based on smoker status especially for most attractive picture p = 0,000, clearest picture p=0,000, most support picture p = 0,000, most incredible picture p=0,000 and most effective picture p=0,000.
According to study result, it was suggested for health promotion on warning picture of smoking danger to see the differences of age, sex, economic social status and smoker status so health message can be understood well by public.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T41316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dora Handyka
"ABSTRAK
Faktor yang berhubungan dengan pasien berkontribusi terhadap meningkatnya prevalensi resistensi antibiotik. Hal tersebut menuntut dilakukan suatu upaya peringatan akan bahaya resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap respon penerimaan pesan gambar peringatan bahaya resistensi antibiotik yang dikembangkan dari Extended Parallel Process Model EPPM . 3 buah gambar peringatan yang berisi tentang resistensi antibiotik dapat menyebabkan kematian, makin lamanya penyembuhan luka operasi, dan hari perawatan di rumah sakit yang bertambah lama dipilih untuk diteliti, dan dengan desain potong lintang yang digunakan untuk melihat pengaruh faktor usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan terhadap respon penerimaan pesan dari ketiga gambar tersebut pada 402 orang responden. Hasil yang diperoleh adalah ketiga gambar tersebut menghasilkan komponen ancaman yang tinggi dan komponen efikasi yang tinggi pula. Respon penerimaan pesan yang dihasilkan adalah baik, sehingga dianggap efektif menyampaikan informasi mengenai bahaya resistensi antibiotik kepada masyarakat. Gambar peringatan mengenai bahaya resistensi antibiotik dapat mengakibatkan makin lamanya penyembuhan luka operasi menjadi gambar yang paling efektif dibanding gambar peringatan lainnya. Faktor yang meningkatkan respon penerimaan pesan yang baik mengenai bahaya resistensi antibiotik adalah kelompok usia dewasa awal, jenis kelamin perempuan, pendidikan tinggi dan yang tidak bekerja.

ABSTRACT
Patient related factors contribute to the increased prevalence of antibiotic resistance. It requires an attempt to warn of the dangers of antibiotic resistance. This study aims to analyze the factors that influence the response of receiving the antibiotic resistance warning picture message developed from the Extended Parallel Process Model EPPM . 3 warning images containing antibiotic resistance can cause death, increasing length of wound healing, and lengthy hospitalization days selected for study, and with cross sectional design used to examine the effect of age, sex, education and work on the response of receiving messages from these three images on 402 respondents. The results obtained are the three images produce high threat components and high efficacy components as well. The response of received messages generated is good, so it is considered effective to convey information about the danger of antibiotic resistance to the community. A warning picture of the dangers of antibiotic resistance may result in the longer duration of surgical wound healing being the most effective image than any other warning image. Factors that improve the response of good messages about the dangers of antibiotic resistance are the early adult age group, female gender, college education and non working."
2017
T48802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najib Salim
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1982
S4444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26814
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Dirraya Telafiani
"Kebakaran di lingkungan permukiman merupakan masalah yang sangat kompleks. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, jumlah kasus kebakaran di DKI Jakarta sepanjang tahun 2013 sampai bulan Oktober mencapai 739 kasus. Kejadian tersebut menimbulkan 36 korban jiwa dan 54 korban luka-luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang gambaran persepsi risiko masyarakat terhadap bahaya kebakaran di daerah permukiman pada warga RT 01 dan RT 03, RW 001, Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif, pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko warga terhadap bahaya kebakaran di permukiman sudah baik. Namun pengalaman warga dalam menghadapi kebakaran masih kurang. Selain itu nilai bobot rataan pada variabel keadaan lingkungan tempat tinggal merupakan yang terendah dibandingkan variabel lainnya. Maka dari itu, peneliti memberikan saran yang berkaitan dengan perbaikan kondisi lingkungan dan pengadaan pelatihan tanggap darurat untuk menambah pengalaman warga.

Fires in residential environment is a very complex problem. Data from Jakarta Fire Department, the number of fires cases in Jakarta during the year 2013 to reach 739 cases in October. These events cause 36 fatalities and 54 injuries. This research aims to find out information about the image of public's risk perception against fire in settlement areas on the residents of RT 01 and RT 03, RW 001, Jagakarsa Sub-District, South Jakarta, 2014. The kind of research used is crosssectional study with quantitative approach, data collect from distributed questionnaires and observation.
The results showed that the citizens risk perception to fire incident in the settlements has been good. But the experience of citizens in the face of fires is still lacking. In addition the average weight value in the variable state of the neighborhood is the lowest compared to other variables. Therefore, researchers provide advice relating to improvement of the environmental conditions and the provision of emergency response training to increase the experience of residents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susy Ekandari
"Dalam mengembangkan teori pemasaran jasa, penting sekali dalam memahami apa yang menyebabkan pelanggan tersebut puas dan tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Ganesh et al. (2000) telah melakukan penelitian mengenai customer base dari penyedia pelayanan dalam menguji perbedaan pelanggan yang berpindah dan tetap dengan penyedia pelayanan yang ada. Hal ini menarik bagi penulis untuk meneliti topik perbedaan persepsi kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan salon rambut di Jakarta.
Penelitian ini mengacu pada model penelitian Zeitharnl dan Bitner (2004, dimana diteliti mengenai falktor-faktor kualitas pelayanan yang memberikan kepuasan dan ketidakpuasan bagi pelanggannya.
Untuk menguji kerangka konseptual, regresi logistik dimana variabel indikator diolah dengan menggunakan SPSS 11, 5. Peneliti kemudian menganalisis variabel apa yang dapat membedakan kelompok pelanggan yang puas dan pelanggan yang tidak puas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruk "mutu interaksi" antara karyawan dan pelanggan telah memberikan kinerja yang baik; sehingga tercipta kepuasan bagi pelanggan. Sedangkan pada konstruk "mutu fisik", "mutu hasil", "mutu produk" dan "harga" yang menunjukkan terdapat perbedaan persepsi pelanggan yaitu puas dan tidak puas. Maka dengan perbedaan persepsi terhadap kinerja yang dirasakan oleh pelanggan, peneliti merumuskan beberapa upaya yang dapat ditempuh oleh pihak pengelola dan pemilik salon rambut di Jakarta, Selain itu, penulis juga mengajukan beberapa saran untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

To develop a theory of service marketing, it is imperative to understand what is the cause that a customer is satisfied or dissatisfied with the service that is given. Ganesh et al. (2000) has done a research about customer base from the service provider by testing the difference between the customer who switches and stays with the service provider. These topics are interesting enough for the researcher to study the differences between the perception of satisfied and dissatisfied customer of a hairdresser in Jakarta.
This research is based on the model by Zeithami and Bitner (2004), in which they are researching about factors of service quality that create satisfied and dissatisfied customers.
To test the conceptual framework a regression logistic model is utilized in which the indicator variables are processes by using SPSS 1I.5. The research analyzes which variables that distinguishes between the group of satisfied and dissatisfied customers.
The results of the research demonstrate that the construct of interaction quality between employees and customers has contributed a good performance that creates customer satisfaction. While, the construct of physical quality, result quality, product quality and price demonstrate the differences of customer's perception which is satisfied or dissatisfied. Thus, by these differences perception of the performance from the customer, the research has formulated a few actions the can be done by the owners and management of the hairdresser in Jakarta. Besides that, the research has also made a few suggestions for the future researches.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarita, Imelda Megawati
"Merokok merupakan masalah memprihatinkan khususnya di kalangan remaja. Meskipun banyak remaja sudah mengetahui bahaya merokok, tidak rnenjamin remaja bersikap menjauhi rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingl-cat pengetahuan dan sikap remaja terhadap bahaya merokok di SMI( Jaya Kelapa Gading. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pengolahan data menggunakan Chi-Square.
Hasil penelitian didapatkan tingginya tingkat pengetahuan remaja tidak membuat remaja memiliki silcap untuk tidak merokok, Hal ini ditunjukan dengan data uji statistik yaitu dari jumlah 94 responden, remaja yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan bersikap negatif terhadap bahaya merokok sebanyak 30 orang (56,6%). Sedangkan yang tingkat pengetahuan tinggi dan bersikap positif sebanyak 21 orang (51,2%). Untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang bahaya merokok, perlu keterlibatan berbagai instansi terkait terutama dari pihak keluarga dan pendidik untuk lebih peran aktif menjadi role model yang baik demi terselamatkannya generasi muda dari bahaya merokok.

Smoking is a matter of concern especially among adolescence. Although many adolences already know the danger of smoking does not guarantee them of being away from the smoke. The aim of this research is to know about relation between degree of knowledge and attitude among adolescence to danger of smoking in SMK Jaya Kelapa Gading. Research design is used Correlation descriptive and anablsed by Chi-square and Anova test.
The result of research found that high degree of knowledge in adolesecences, did not make them have positif attitude to avoid smoking. From 94 respondences, adolescence who have high degree of knowledge are 3 0 people(56.6%) and have negative attitude related to danger of smoking, however adolescence who have high degree of knowledge with positive attude are 21 people (51,2%). To increase awareness among adolescence about danger of smoking, we need to involve especially family and educator to more participate as a good role model to make our generation safe from the danger of smoking.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5859
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sulaiman
"ABSTRAK
Pembangunan sektor kesehatan sangat dipengamhi oleh faktor sumber daya
manusianya, sumber daya manusia yang diperlukan adalah sumber daya manusia yang
berkualitas. Puskwmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dituntut
mempunyai sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas, pcningkatan kualitas
tidak lepas dari peran Kepala Puskesmas. Kcpala Puskesmas harus memenuhi standar
kompctensi dasar yang ditetapkan pemeximah. Tujuan penelilian ini adalah ingin
mengetahui hubungan karakteristik Kepala Puskesmas dengan kompctensi dasamya
yang berstancQarkan keputusan Kepala BKN nomor 46.A tahun 2003 di lingkungan
Dinas Keschatah Kabupaten cirebon tahun 2007.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan
cross-seclional. Data dikumpulkan dari seluruh Kepala Puskesmas sebanyak 53 orang,
dengan cara wawancara menggunakan kuesioner swuai standar BKN. Penelitian
dilakukan pada bulan Juni 2007 dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan
muitivariat.
Dari data yang dikumpulkan dipcroleh Kepala Puskesmas yang scsuai standar
jabatan struktuml sebesar 20,8 %, kepemimpinan yang sesuai standar scbesar 45,3 %,
fleksibilitas yang scsuai standar sebesar 30,2 %. Karakteristik Kepala Puskesmas yang
berhubungan sccara signifikan dengan variabcl dcpcnden adalah : masa kelja dengan
pendelegasian wewenang, pengambilan kcputusan stmtegis, pengendalian diri,
perbajkan terus menerus dan kamus kompetensi jabatan; umur dengan pembclajaran bcrkclanjutan, pengcndalian diri dan pcrbaikan terus mencrus; pcndidikan dcngan
kompetensi jabatan berorientasi pada pelayanan, pcngendalian diri; diklatpim IV
dengan kompetensi jabatan keahlian telmikal/profcsional/manajerial, pengambilan
keputusan strategis; tanggungan keluarga dengan kompelensi jabatan struktural dan
inisiatiti tempat lahir dengan kreatititas dan motivasi; status kawin dengan
pembelajran berkelanjutan.
Untuk meningkatkan kompetensi dasar Kepala Puskesmas perlu pcmbinaan
lebih intensif mengenai pengetahuan dan perilaku yang sesuai dengan standar dalam
keputusan Kepala BKN nomor 46.A tahun 2003. Bagi Dinas Kesehatan yang
mempunyai kewajiban membina kepala puskesmas maka harus selalu membina dan
mengevaluasi kinenja kcpala puskesmas.

ABSTRACT
Health sector development is very influenced by its human resources factor.
A person who is needed in this sector is workers with a good quality. Public Health
Center (Puskesmas) as point of spear of health service is prosecuted to have workers
with good quality and the quality improvement depends on role of head Puskesmas.
Head of Pusltesmas have to fulfill basic competency standard established by
govemment. Objective of this study is to know relationship between characteristic of
heads Puskesmas with its basic competency based on decision from Head of BKN
No. 46 A year 2003 in Health Agency Cirebon District City year 2007.
This study is quantitative study that uses crow-sectional design study. Data is
collected from all of Heads Puskesmas numbered 53 people with interview using
questioner adapted with BKN standard. This study held on June 2007 with using
univariate, bivariate and multivariate analysis.
Result of this study refer that Head of Puskcsmas that appropriate with
structural position standard is 20.8 %, appropriate leadership is 45.3 %, flexibility
that appropriate with standard is 30.2 %. Characteristic of Head Puskesmas has
correlation significantly with these dependent variable, that is: work period with
delegation of authority. taking strategic decision, self control, sustainability improvement and dictionary of position competency; age with sustainability of
lcaming, self control and sustainability improvement, education with position
competency orientation toward service, self control, education and training program
for leader (diklatpim) IV with position competency on technicallprofessional/
managerial skills, taking strategic decision, family burden with stmctural position
competency and initiative, place of binh with creativity and motivation, married
status with sustainability study.
The effort to increase basic competency of lleads Puskesmas is with
founding more intensively about knowledge and behavior that appropriate with
standard on Decision of Head BKN No. 46 A year 2003. Health Office that h.s
obligation to build Head ol' Puskesmas must always build and evaluating
professionalism of Head of' Puskesmas.

"
2007
T34579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibagariang, Renta Nilawati
"ABSTRAK
Stigma terhadap penderita kusta masih mempakan masalah utama di
Indonesia, dimana hal ini secara program berdampak pada keterlambatan pendedta
untuk diobati dan secara individu bcrdampak negatif pada kondisi fisik, mental,
sosial, dan ekonominya. Namun sampai saat ini masih sangat sedikit penelitian yang
menggali masalah stigma masyarakat terhadap penderita kusta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang mendalam
tentang pcngetahuan, persepsi, kepercayaan, sikap masyarakat terhadap pendenta
kusta yang berhubungan dengan teljadinya stigma terhadap penderita kusta.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi dengan
menggunakan metode kualitatiil dimana pengumpulan data dilakukan dengan telaah
dokumen, Focus Group Discussion (FGD), dan wawancara rnendalam. lnforman
kunci terdiri dari wasor kusta, juru kusta, tokoh masyarakat, penderita kusta, mantan
penderita kusta, dan infonnan terdiri dari petugas kcschatan di puskesmas dan
masyarakat non pcnderita kusta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teljadinya stigma bcrhubungan dengan
pengetahuan yang rendah temang cara penularan pcnyakit kusta, persepsi bahwa
penyakit kusta adalah penyakit yang sangat menular dan dapat menyebabkan
mutilasi bahkan kematian. Terjadinya stigma di Kecamatan Simpenan juga
berhubungan dcngan sikap masyarakat yang takut tertular dan ketika melihat
kecacatzm yang mengerikan yang ditimbulkan oleh penyakit kusta. Ditemukan juga
bahwa penderita kusta yang cacat mendapatkan perlakuan negatif yang Iebih berat dibanding dengan penderita yang lidak cacat Selain itu ditemukan juga bahwa
penderita kusta dcngan tingkat kecacatan yang sama namun bcrbeda status sosial
ckonominya, akan mendapatkan perlakuan negatif yang berbeda pula. Dengan
demikian disarankan untuk meningkatkan pengetahuan melalui KIE dcngan metode
dan media yang diinginkan kepada seluruh lapisan masyarakat dan petugas
kesehatan. Lcbih lanjut, penemuan dan pengobatan penderita secara dini oleh
petugas kesehatan dan dibantu dengan peranserta tokoh masyarakat mennpakan hal
yang esensial.

ABSTRACT
Stigma related to leprosy is still a big problem in Indonesia, where regarding
to leprosy control program it influences to patient delay for treatment and regarding
to person affected it aH`eets negatively to his/her physical, mental, social and
economic status. Particularly, studies that have explored stigma in community
toward people aifected leprosy are rare.
The purpose this study was to get deep information of knowledge, perception,
belief, attitude of community toward people affected leprosy relating to occurrence
of stigma. It is based on qualitative study conducted at Simpenan, in Sukabumi
district where data collecting were obtained through document observation, Focus
Group Discussion (FGD), and in-depth interview. Key informant of this study
consists of district leprosy supervisor, leprosy health worker, community leader,
people affected leprosy, ex-leprosy patient and others informant are health worker at
hea.lth center and community (non people affected leprosy).
This study shows that the occurrence of stigma are related to lack of
knowledge about the course of infection of the disease, perception that leprosy is
very contagious disease and might caused mutilation and death. The occurrence of
stigma in Simpenan also related to community attitude who afraid of to be contracted
and Scare t0 the appearance of terrible impainnent due to leprosy. Also found that
people affected with disability get more negative treatment from community
compare to people affected without disability. it is highlight further that even with
similar grade of disability, social-economical differentiation makes significant difference on treatment by community. Therefore it suggests to improve knowledge
of community and health workers through IEC which use appropriate media and
method. One most important in preventing of disability is to find and treat patient
timely by health worker with community leader participation.

"
2007
T34519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>