Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190734 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Rafni Pamela Sari
"lnstalasi farmasi di Rumah sakit pcrlu mendapatkan pengelolaan yang baik, karena instalasi ini bcrperan penting dalam menenlukan baik tidaknya pclayanan Rumah Sakit dan juga pengeluaran Rumah Sakit unluk lnstalasi ini cukup besar. Di Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bekasi pengeluaran unmk Instalasi Faxmasi Tahun 2008 sebesar 36,24 % dari total pengeluaran Rumah Sakil, dan dari jumlah tersebut 46,19 % adalah untuk obat, sedangkan jumlah item obat adalah 11733. Dcngan jumlah investasi yang sangat besar tersebut (Rp. 8.000.000.000,-) dengan jumlah item obat yang cukup banyak memerlukan suatu sistem perencanaan yang akurat. Pengawasan obat dengan jumlah item yang banyak akan lebih mudah dilakukan apabila dibuat pengelompokkan obat tcrsebut menurut tingkat pemakaian, tingkat invcstasi dan tingkat kckritisannya. Sedangkan perencanaan dapat dilakukan dengan melakukan forecasiing menggunakan data tahun yang lalu.
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bckasi dan merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan operation research. Melalui pendekatan kualitatif diharapkan diperoleh informasi tentang Manajemen Farmasi, khususnya perencanaan. Sedangkan dengan operation research didapatkan bahwa dengan suatujumlah persedian yang optimal akan mengcluarkan biaya yang lebih rendah dan sekaligus dapat mengoptimalkan pelayanan. Objek yang akan cliteliti adalah obat golongan antibiotik, karena obat golongan ini banyak dipakai 30,55 % dari total pemakaian obat dan investasi umuk obat ini cukup besar yaitu 24,05 % dari total investasi obat selama tahun 2008. Dilakukan Analisis ABC indeks kritis untuk obat golongan ini dan dihitung prakiraanjumlah kebutuhan bulan januari, Februari dan Maret 2009 untuk antibiotik kelompok A dalam analisis ABC indeks kritis dengan metodc Sinynle Exponenfial Smoothing dengan dengan 0. = 0,3 dan patokan perhitungan adalah MAD. Selanjutnya dibandingkan dengan perencanaan yang dilakukan Rumah Sakit dengan uji peringkat bertanda Wilcoxon. Untuk antibiotik kelompok Ajuga dilakukan perhitunganjumlah pemesanan optimal.
Hasil yang dipcrolch dari pcnclitian ini dikctahui bahwa lnstalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bekasi. Dalam melakukan perencanaan memakai metode Moving Average dan pemesanan dengan Order Cyrcle Sysrem namun tidak diperolch alasan yang jelas mcngcnai pcmilihan metode ini. Dari analisis ABC indeks kritis diperoleh I2 item antibiotik yang termasuk kelompok A, 50 kelompok B dan 222 kelompok C. Ke-I2 item antibiotik yang termasuk kelompok A tersebut merupakan 51,99 % dari total pemakaian dan 20,73 % dari total invcstasi. Hasil jzrecastmg terhadap kelompok A setelah dibandingkan dengan perencanaan yang dibuat Rumah Sakit ternyata tidak ada perbedaan yang bermakna.
Mengacu pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan melakukan pengelompokan antibiotik menurut analisis ABC indeks kritis dapat mcmpcmwdah pcngawasan karena dapat ditentukannya prioritas pengawasan, untuk itu disarankan kepada Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bekasi untuk membuat pengelompokkan semua obat menurut analisis ABC indeks kritis untuk mcmudahkan pcngawasan. Dari hasil _/brecasiing yang dilakukan dan setelah diuji ternyala tidak ada pcrbedaan yang bermakna dengan yang telah dilakukan Rumah Sakit, artinya metode perencanaan yang dilakukan Rumah Sakit telah cukup baik, disarankan untuk dipcrtahankan.

Pharmacy unit should have good management in relation to its role in detemmining the quality of service in the hospital and the cost of this unit is quite high indeed. In Bekasi Public Hospital City 2008, the cost of this unit is about 36,24 % of total cost ofthe hospital from such amount 46,19 % is paid for |.733 items of medicine. Referring a large amount of such invest beside a large number of medicine (Rp. 8.000.000.000,-), the accurate planning is required. Managing of large number of medicine could be simplified by grouping the medicine according to level of use, level of invest and level of critical point. Therefore, the planning could be done by forecasting using the last data.
This reseach was conducted in pharmacy unit of Bekasi Public Hospital City by qualitative and quantitative approach with operation research. By quantitative approach, we expect the information about pharmaceutical management especially planning. More over, operation research could be define that optimal amount of stock would cost less even optimize the sen/ice. Object the research are antibiobics, because the using of this kind of medicine is 30.55 % of total number of all kind of medicine and the invest of antibiotics is quite large number, namely 24.05 % of total invest all kind of medicine a long 2008. Critical index ABC analysis is carried out. Requirement in January, February and March 2009 have been estimated for A group of antibiotics by this analysis using Simple Exponential Smoothing method with U. = 0.3 and calculation point is MAD. Futhennore, the value were compared with the data of planning which done by the hospital by wilcoxon signed ranks test.
The result showed that phamiaceutical instalation in Bekasi Public Hospital City, planning was carried out by Moving Average Method, meanwhile ordering was carried out by Order Cycle System, unfortunately there are no definitive reason in choosing these methods. Critical index ABC analyses found that I2 items of antibiotics were belonging A groups, 50 were belonging B groups and 222 were belonging C groups. All of I2 items of antibiotics belonging A groups were 35.90 % of total using and 28.46 % of total invest. The result of forecasting to A groups compared with planning carried out by hospital showed no significant difference.
The data showed that grouping the antibiotics according to critical index ABC analyses could simply the controlling because the priority of controlling could be determined. Therefore, it could be adviced to the Bekasi Public Hospital City to grouping all the medicine according to the critical index ABC analyses. The result of foreecasting and test showed no significant difference with those carried out by the hospital. It meaned that planning method carried out by hospital is good enough and could be continue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34258
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Unggul Widodo
"ABSTRAK
Nama : Irwan Unggul WidodoProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Analisis Perencanaan Obat Berdasarkan Metode ABC Indeks Kritis diInstalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah CiawiPembimbing : Dr. Pujiyanto, SKM.,M.Kes.Instalasi farmasi berperan penting dalam menentukan pelayanan di rumah sakit.Untuk menunjang pelayanan, RSUD Ciawi menggunakan obat sesuai formulariumnasional yang berisi 1.176 jenis obat dengan nilai investasi sebesar Rp.17.315.126.250,-. RSUD Ciawi telah menjadi provider Jaminan Kesehatan Nasionalsejak tahun 2014 dengan pasien BPJS tahun 2016 mencapai 74,04 dan terus semakinmeningkat. Besarnya investasi yang dikeluarkan untuk obat dan jumlah obat yangbanyak sehingga memerlukan pengendalian perbekalan obat yang akurat di instalasifarmasi agar tercapai efektifitas dan efisiensi persediaan obat. Metode konsumsi yangdigunakan oleh RSUD Ciawi belum dapat memenuhi kebutuhan obat dengan tepat,masih banyak obat yang stock out dan stock over.Penelitian ini adalah penelitian analitik untuk melihat gambaran perencanaankebutuhan obat di RSUD Ciawi, dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dalampenelitian ini dilakukan wawancara mendalam, observasi, telaah dokumen danpenghitungan analisis ABC pemakaian, ABC investasi dan ABC indeks kritis darikelompok A pemakaian dan kelompok A investasi. Kemudian dilakukan peramalandengan metode moving average periode 4 bulan untuk obat kelompok A analisis ABCindeks kritis tahun 2018 dan dihitung jumlah obat yang harus dipesan EOQ , frekuensipemesanan, Safety Stock SS dan titik pemesanan kembali ROP .Hasil analisis ABC pemakaian menunjukkan tingginya obat kelompok Cmencapai 990 item 84,18 merupakan obat-obatan slow moving. Penghitungananalisis ABC indeks kritis kelompok A sebanyak 45 item obat dengan nilai investasisebesar Rp. 5.876.003.324,- kelompok B sebanyak 100 obat dengan nilai investasi Rp.9.147.434.944,-. Tingginya biaya investasi kelompok obat A dan B memerlukanperencanaan dan pengendalian obat dengan penghitungan EOQ, SS dan ROP. Denganmenghitung EOQ akan menghasilkan biaya total terkecil, sehingga efisiensi dapattercapai. RSUD Ciawi diharapkan dapat membuat rencana perbekalan obat denganmenerapkan prinsip efisiensi kendali mutu dan biaya serta memiliki penghitunganjumlah obat yang harus dipesan, Safety stock dan titik kapan dilakukan pemesanankembali.Kata kunci : Jaminan Kesehatan Nasional, Analisis ABC, EOQ, Safety Stock, ROP,pengendalian obat.

ABSTRACT
Name Irwan Unggul WidodoStudy Program The Study of Hospital AdministrationTitle Pharmacy Planning Analysis Based on ABC Crictical Index Method InPharmacy Unit at Ciawi Region Public HospitalCounsellor Dr. Pujiyanto, SKM.,M.Kes.Pharmacy unit has important role to determine service quality in hospital. Forsupporting patients service, Ciawi Region Public Hospital used drugs based on nationalformulatorium which is contain 1.176 kind of drugs with investation value Rp.17.315.126.250, . Ciawi Region Public Hospital already became National HealthCoverage provider since 2014 with 74,04 the Indonesian National HealthcareInsurance BPJS patients and getting increase everyday. The big investation andamount of drugs need to supervise for accurate drugs support and getting effectivity andeficiency. Consumption method which already used by Ciawi Region Public Hospital isnot fulfillt he drugs demand yet, still making drugs stock out and stock over.This is an analytic research to see the description of drugs need planning inCiawi Region Public Hospital, with qualitative and quantitative approach. This researchincluding deep interview, observation, document study and ABC method countinganalysis for drug using, ABC investation method anlysis and ABC critical index methodfrom Grup A using and Grup A investation . The research also doing moving averageforecasting method for 4 months period for Grup A, critical indeks ABC analysis in2018 and counting amount of drugs order EOQ , order frequency, Safety Stock SS and repeat order point ROP .ABC method counting analysis for drug using showed that Grup C has 990items 84,18 slow moving type. ABC critical index method from Grup A showed 45items with investation value Rp. 5.876.003.324, and Grup B has 100 items withinvestation value Rp. 9.147.434.944, . The Grup A and B investation cost is very highand need to plan and controll with EOQ, SS and ROP counting methods. EOQ willproduce smallest total cost that will give efficient result. Ciawi Region Public Hospitalis expected to make drugs supporting plan with quality controll and cost efficiency. Thehospital also expected for having drugs amount order counting, safety stock and repeatorder point.Keywords National Health Coverage, ABC Analysis, EOQ, Safety Stock, ROP, drugscontrol"
2018
T50026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sitanggang, Sariaman
"Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan diiimgsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modem, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Instalasi farmasi rumah sakit adalah salah satu unit di rumah sakit, yang berfimgi sebagai tempat menyelenggarakan semua kegiatan pekeljaan kefarmasian yang ditujukan untuk kcperluan rumah sakit.
Sebanyak 52% dari total pengeluaran rumah sakit dipergunakan untuk barang farmasi. Hal ini terlihat dari data keuangan rumah sakit Budhi Asih tahun 2007 di mana total belanja rumah sakit sebanyak Rp 28.?l78.580.633,- sedangkan untuk pengeluaran barang farmasi adalah sebesar Rp I5.060.666.858,-. Pengeluaran barang farmasi ini khusus untuk obat dan alat kesehatan habis pakai.
Jumlah item obat di instalasi farmasi sebanyak 1500 item. Pengendalian obat adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan stmtegi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak teljadi kelebihan dan kekurangan atau kekosangan obat di unit-unit pelayanan kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah rmtuk menganalisis jenis persediaan obat antibiotika yang ada di instalasi Farmasi dan melihat berapa besamya invwtasi serta indeks kritis agar tercapai persediaan yang optimum.
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta dcngan rancangan pcnclitian deskriptif kualitatif dan lcuantitatif dengan pendekatan studi kasus yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai proses pengendalian obat antibiotika dan analisis kebutuhan obat berdasarkan ABC indeks lcritis. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan kepala instalasi farmasi.
Hasil analisis berdasarkan nilai pemakaian didapatkan Kelompok A terdapat I8 item obat antibiotika yang merupakan 8,33% dari keseluruhan item dengan pemakaian sebanyak 348.219 (70% dari pemakaian keseluruhan), kelompok B terdiri dari 34 item obat antibiotika yang merupakan l5,74% dari keseluruhan item dengan jumlah pemakaian sebanyak 100.992 ( 20% dari pemakaian keseluruhan), kelompok C terdiri dari 164 item obat antibiotika yang merupakan 75,93% dari keseluruhan item dengan jumlah pemakaian 49.360 (10% dari pemakaian keseluruhan).
Sedangkan hasil Analisis ABC berdasarkan nilai investasi terhadap obat antibiolika didapatkan kelompok A dengan nilai investasi 70% dengan biaya Rp 2.081.l06.832,- (dua milyar delapan puluh satu juta seratus enam ribu delapan ratus tigapuluh dua Rupiah) dengan jumlah item 32 dan merupakan 14,8l% dari jumlah item, kelompok B dengan nilai investasi Rp 60l.738.539,~ (enam ratus satu juta tujuh ratus tigapuluh delapan ribu lima rams tiga puluh sembilan Rupiah) dengan jumlah item 32 dan mempakan l4,81% dari jumlah item, kelompok C dcngan nilai investasi 10% dengan biaya Rp 304.129.346,- (tiga ratus empat juta seratus duapuluh sembulan ribu tiga ratus empatpuluh enam Rupiah) dengan jumlah item 152 dan merupakan 70,38% darijumlah item.
Hasil yang didapat berdasarkan nilai kritis adalah kelompok A adalah 8 item obat antibiotika atau 3,70 % dari total item antibiotika, sedangkan kelompok B sebanyak 164 item atau 75,93 % dari seluruh item dan kelompok C sebanyak 44 item atau 20,37% dari seluruh item obat antibiotika
Hospital is a complex organization, that apply the unification of special and complicated scientidc equipment, implemented by vary skilled and educated personal team to strive the solution for current medical issues, all together bounded in one goal to do health maintenance and recovery for the customers. Pharmacy Department is one unit ofthe Hospital that has limction to perform all pharmacy issues for hospital concern.
As much 52% of total hospital spending budget has utilized for pharmacy goods. It described by Budhi Asih Hospital financial report year 2007 where the total spending budget is as much IDR. 28.778.580.633, - and for pharmacy goods they spend as much IDR. 15.060.666.858,-. The spending budget for pharmacy goods at the hospital was especially for drug and single use equipment. Total item of drugs at phannacy department as much 1500 items.
Drugs controlling is an activity to ensure intended target achievement with established strategy and programme so that not affected to sufficiency and insufficiency of drugs supply at health services units.
The objectives of the study are to analyses vary antibiotic drugs supply at pharmacy department and to observes how much invest and critical index that atiected to the optimum supply. The study conducted at Pharmacy Department of Budhi Asih General Hospital jakarta with study design descriptive qualitative and quantitative and case study approach that aim to obtain the description of antibiotic dmgs controlling process and analyses of drugs demand based on ABC critical index.
Data collected by interview with head of pharmacy department. Analyses output based on usage value that obtain of Group A that has 18 items of antibiotic drugs is 8, 33 % of total item with utilize as much 348.219 (70% of total usage), Group B consist of 34 antibiotic drug items is 15, 74% of total item with utilize as much 100.992 (20% of total usage), Group C consist of 164 antibiotic drug items is 75, 93% of total item with utilize as much 49.360 (10% of total usage).
Meanwhile analyses of ABC based on invest value regarding antibiotic drug that obtained by Group A with infestation value 70 % with cost IDR. 2.081.106.832, - (Two billion eighty one million and one hundred six thousand eight hundred and thirty two rupiahs) with total 32 items is 14, 81 % of total item, Group B with invest value IDR. 60l.738.539,- (Six hundred and one million seven hundred thirty eight thousand Eve hundred and thirty nine Rupiahs) with total 32 items is 14,81% of total items, Group C with invest value I0 % with cost lDR.304.l29.346,- (Three hundred four million one htmdred and twenty nine thousand three htmdred and forty six Rupiahs) with total 152 items is 70,38% of total items.
The study output that obtained based on critical value is Group A with 8 antibiotic drug items or 3,70 % of total antibiotic item, meanwhile Group B as much 164 items or 75,93 % of total item and Group C as much 44 items or 20,37% of total antibiotic drug item.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arius Karman
"Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, rumah sakit perlu meningkatkan kemampuan manajemennya dengan meningkatkan pengelolaan sumber daya yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna. Salah satu sumber daya rumah sakit yang terpenting adalah persediaan farmasi, karena merupakan komponen terbesar dari biaya operasional rumah sakit selain upah. Pengeluaran rata - rata farmasi rumah sakit Qadr, dari tahun 1994 sampai dengan 1996, merupakan 37,68 % dan total pengeluaran rumah sakit, dan dari jumlah tersebut 84,37% adalah investasi obat, selain itu juga terjadi peningkatan sisa stok obat sebanyak 50 % dari tahun 1995 ke tahun 1996.
Penelitian ini dilakukan di gudang famwasi rumah sakit Qadr, pada penggunaan obat - obatan periode Januari 1996 sampai dengan Desember 1996, dengan tujuan mengidentifikasi tingkat persediaan obat di gudang farmasi, merencanakan dan mengendalikan jumlah pemesanan obat yang ekonomis. Penelitian ini bersifat riset operasional, dengan pendekatan analisis ABC, analisis indeks kritis ABC, serta model pengendalian persediaan EOQ dan ROP. Populasi penelitian terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder terdiri dari 370 item obat yang selalu tersedia di gudang farmasi rumah sakit Qadr, periode Januari 1996 sampai dengan Desember 1996 sedangkan data primer didapatkan melalui kuesioner yang dikumpulkan dari responden yang terdiri dari dokter - dokter pengguna obat - obat tersebut.
Dari hasil penelitian didapatkan ternyata alur pemenuhan kebutuhan obat di rumah sakit Qadr, dipengaruhi oleh banyak hal antara Iain ; bentuk organisasi dan job description yang belum baku, kekurangan sumber daya manusia terutama di bagian farmasi, jabatan rangkap, dan beban kerja yang tidak merata. Hal lainnya adalah belum dibuatnya formularium obat - obatan, belum pernah dilakukannya pengelompokan obat berdasarkan analisis ABC, analisis indeks kritis ABC, serta trend penggunaan obat - obatan oleh para dokter.
Berdasarkan analisis indeks kritis ABC, didapatkan 19 jenis obat yang termasuk kategori A, harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup, dengan nilai investasi sebesar Rp 64.941.796,- (19,82%), 188 jenis obat kategori B, yang mempunyai nilai investasi sebesar Rp 231.932.246,- (70,76%), sedangkan kategori C mempunyai nilai investasi sebesar Rp 30.860.540,- (9,42%). Pada kelompok A analisis indeks kritis ABC, ternyata terdapat dua macam obat dengan nilai investasi sedang, lima jenis obat dengan nilai pemakaian sedang, satu jenis obat dengan nilai pemakaian rendah, dan tiga macam obat dengan nilai kritis sedang.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit Qadr, dalam hal penyediaan obat - obatan di gudang farmasi. maka perlu dibuat model pengendalian persediaan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Pada penelitian ini, kita melakukan pengendalian pembelian terhadap ke 19 jenis obat kelompok A analisis indeks kritis ABC, dengan model pengendalian EOQ dan ROP. Perhitungan model EOQ dan ROP ini, menggunakan program QSB + ( Quantitative Systems for Business), dimana hasil perhitungannya akan digunakan dalam perencanaan pemesanan persediaan selanjutnya.

As a consequence of an increasing demand on quality medical services, hospitals have to improve their managerial capability with a more effective and efficient resource management system. One of hospitals most important resources is pharmaceutical supplies, which become the biggest operational cost component, next to the human resource costs. During the period of 1994 and 1996, average pharmaceutical expenses of "Qadr" hospital comprised of 37,68% of the hospital total expenses, in which 84,37% of that amount is for medicines. In addition, there was a 50% increase in stock of unused medicines between 1995 and 1996. This study was performed on the pharmaceutical supplies of "Qadr" hospital available and consumed from January 1996 until December 1996.
The objective of this study is to identify the level of stock availability, planning and controlling the reasonable stocks. This study is an Operational Research, using the ABC analytical approach, ABC critical index analysis and EOQ-ROP stock control modelling.This study used primary and secondary data. The secondary data consist of 370 medicines which are available on stock in "Qadr" hospitals at any time between January 1996 and December 1996. The primary data were sampled from doctors working at the hospital, using a specially designed questionnaires.
The study found that the fulfillment of medicine needs in "Qadr" hospital was influenced by several factors such as organizational structure & job descriptions, shortage of human resources in the pharmaceutical unit, multi functional persons in charge, and inbalanced workload. Other important factors are the lack of formularium, medicinal classification according to ABC analysis, ABC critical index analysis, and trend on utilization of medicines by doctors.
Based on the ABC critical index analysis, the study disclosed that 19 medicines of the A category must always be available the sum of sufficiently with the investment of Rp 64.941.796,- (19.82%). The sum of 188 medicines of the B category consumed Rp 231.932.246,- (70.76%) of investment, and the C category of medicines cost the hospital of Rp 30.860.540,- (9.42%) during 1996. There were two medicine of those 19 medicines in critical index have a medium investment, five medicines were of medium consumption level, one from the low consumption level, and three were from medium critical level.
To improve the service quality of Qadr hospital, spefically in pharmaceutical management, it is essential to create a stock control model that meets the supply needs. In this study, l performed a purchasing control mechanism over 19 medicines of category A from ABC critical index analysis, using EOQ and ROP control model. Calculation of this model was carried out by QSB (Quantitative systems for business) program, and the results will be used for pianning and management of pharmacy in the next period.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirah Wijaya
"Manajemen logistik dalam sektor kesehatan, khususnya dalam rumah sakit, memiliki peran krusial dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Penelitian ini mengambil kasus Rumah Sakit Azra sebagai studi, dengan fokus pada perencanaan persediaan obat antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan metode ABC indeks kritis, safety stock, dan reorder point (ROP) yang efektif untuk meningkatkan efisiensi manajemen logistik obat di Instalasi Farmasi RS Azra. Penelitian ini melibatkan analisis ABC indeks kritis untuk mengkategorikan obat antibiotik menjadi tiga kelompok: A, B, dan C, serta menghitung safety stock dan ROP untuk setiap obat antibiotik. Hasil analisis akan diimplementasikan dalam manajemen logistik di RS Azra. Evaluasi dilakukan dengan memantau dampak implementasi metode tersebut terhadap kejadian backorder, frekuensi pembelian obat di luar jadwal pemesanan, nilai Inventory Turn Over Ratio (ITOR), dan fill rate di Instalasi Farmasi RS Azra. Hasil penelitian diharapkan akan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang perencanaan obat dalam lingkungan rumah sakit, khususnya obat antibiotik. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan akan membantu RS Azra dalam meningkatkan ketersediaan obat yang tepat waktu dan jumlah sesuai dengan kebutuhan pasien, serta mengoptimalkan anggaran pembelian obat. Penelitian ini juga memiliki potensi untuk memberikan manfaat bagi institusi pendidikan dengan menghasilkan penelitian yang relevan dan berkontribusi dalam pengembangan praktik perencanaan obat di rumah sakit, serta memfasilitasi kolaborasi antara institusi pendidikan dan rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Logistic management in the healthcare sector, particularly in hospitals, plays a crucial role in providing quality healthcare services. This research focuses on the case of Azra Hospital, with a specific emphasis on antibiotic drug inventory planning. The objective of this study is to formulate the ABC critical index, safety stock, and reorder point (ROP) methods that are effective in improving the efficiency of drug logistics management in the Pharmacy Department of RS Azra. The research involves an analysis of the ABC critical index to categorize antibiotic drugs into three groups: A, B, and C, and calculates safety stock and ROP for each antibiotic drug. The results of the analysis will be implemented in the logistics management of RS Azra. The evaluation is conducted by monitoring the impact of the implementation of these methods on backorder occurrences, the frequency of out-of-schedule drug purchases, the Inventory Turn Over Ratio (ITOR), and the fill rate in the Pharmacy Department of RS Azra. The research is expected to provide deeper insights into drug planning in a hospital environment, especially for antibiotic drugs. Furthermore, it is expected to assist RS Azra in improving the timely availability and quantity of drugs according to patient needs and optimizing drug procurement budgets. This research also has the potential to benefit educational institutions by producing relevant research and contributing to the development of drug planning practices in hospitals, facilitating collaboration between educational institutions and hospitals in enhancing healthcare service quality."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Nur Zuliani
"Biaya pemakaian obat di Indonesia mencapai 39% dari biaya kesehatan, variasi obat yang luas menyebabkan banyaknya obat-obatan yang tidak berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kelompok obat antibiotik dengan nilai investasi dan pemakaian tinggi, sedang dan rendah, mengetahui tingkat kekritisan obat serta pengendalian persediaan dengan menggunakan analisis ABC Indeks Kritis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh dokter-dokter yang terlibat dalam peresepan dan data sekunder diperoleh dari telaah dokumen dan studi kepustakaan. Dengan menggunakan analisis ABC Indeks Kritis di dapatkan kelompok A sebanyak 12 item. Pada kelompok B terdapat 84 item, sedangkan item obat pada kelompok C berjumlah 176 item. Pengendalian pada kelompok A Indeks Kritis dilakukan dengan menggunakan model Economic Order Quantity (EOQ) dan Reroder Poin (ROP).

Medicine Cost in Indonesia reaches 39% of health cost. The purpose of this research to describe high, medium and low investation and use antibiotic medicine group, know medicine critical level and stock control with ABC Critical Index analysis. Method used in this research is quantitative descriptive. Primary data was gotten from questionnaire filled by doctors involved in medicine preparation and secondary data was gotten from analyzed document and literature study with ABC Critical Index analysis reached 12 items in Group A. These are 84 items in group B and there are 176 items in group C. Controlling in group A, Critical Index Analysis is done with Economic Order Quantity (EOQ) Model and Reorder Point (ROP) Model."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmad Ramadhan
"Instalasi Farmasi di Rumah sakit perlu mendapatkan pengelolaan yang baik, karena Instalasi ini berperan penting dalam menentukan baik tidaknya pelayanan Rumah Sakit dan juga pengeluaran Rumah Sakit untuk Inslalasi ini cukup besar. Di Rumah Sakit Karya Bhakti pengeluaran untuk Instalasi Farmasi tahun 2002 sebesar 36,24 % dari total pengeluaran Rumah Sakit dan dari jumlah tersebut 46,19% adalah untuk obat, sedangkan jumlah item obat adalah 2388. Dengan jumlah investasi yang sangat besar tersebut (Rp.8.571.147.483,00) dengan jumlah item obat yang cukup banyak memerlukan suatu sistem perencanaan dan pengendalian yang akurat.
Pengawasan obat dengan jumlah item yang banyak akan lebih mudah dilakukan apabila dibuat pengelompokkan obat tersebut menurut tingkat pemakaian. tingkat investasi dan tingkat kekritisannya. Sedangkan perencanaan dapat dilakukan dengan melakukan forecasting menggunakan data tahun yang lalu.
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Karya Bhakti dan merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan operation research. Melalui pendekatan kualitatif diharapkan diperoleh informasi tentang manajemen Farmasi, khususnya perencanaan dan pengendalian, sedangkan dengan operation research didapatkan bahwa dengan suatu jumlah persediaan yang optimal akan mengeluarkan biaya yang lebih rendah dan sekaligus dapat mengoptimalkan pelayanan. Objek yang akan diteliti adalah obat golongan antibiotik, karena obat golongan ini banyak dipakai 30,55 % dari total pemakaian obat dan investasi untuk obat ini cukup besar yaitu 24,05 % dari total investasi obat selama tahun 2002.
Dilakukan Analisis ABC indeks la-ids untuk obat golongan ini dan dihitung prakiraan jumlah kebutuhan bulan Januari, Februari dan Maret 2003 untuk antibiotik kelompok A dalam analisis ABC indeks kritis dengan metode Simple Exponential Smoothing dengan at = 0.3 dan patokan penghitungan adalah MAD. Selanjutnya dibandingkan dengan perencanann yang dilakukan Rumah Sakit dengan uji peringkat bertanda Wilcoxon. Untuk antibiotik kelompok A juga dilakukan perhitungan jumlah pemesanan optimal (Economic Order Quntity) serta perhitungan frekuensi pemesanan optimal.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diketahui bahwa Instalasi Farmasi Rumah Sakit Karya Bhakti dalam melakukan perencanaan memakai metode Moving Average dan pemesanan dengan Order Cyrcie System namun tidak diperoleh alasan yang jelas mengenai pemilihan metode ini. Dari analisis ABC indeks kritis diperoleh 15 item antibiotik yang terrnasuk kelompok A, 44 kelompok B dan 148 kelompok C. Ke-15 item antibiotik yang termasuk kelompok A tersebut merupakan 35,90 % dari total pemakaian dan 28,46 % dari total investasi. Hasil forecasting terhadap kelompok A setelah dibandingkan dengan perencanaan yang dibuat Rumah Sakit ternyata tidak ada perbedaan yang bermakna. Sedangkan dari perhitungan jumlah pemesanan optimal yang apabila dihitung total cost nya dan dibandingkan dengan yang dilakukan RS didapatkan bahwa yang total cost dengan Cara yang dilakukan peneliti hanya 0,36 kali total cost yang dilakukan Rumah Sakit. Frekuensi pemesanan optimal yang dapat dilakukan untuk setiap item antibiotik berkisar antara 36 - 61 kali/tahun, dimana rata ratanya adalah 47,46 kali dan standar deviasi 7,78.
Mengacu pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan melakukan pengelompokkan antibiotik menurut analisis ABC indeks kritis dapat mempermudah pengawasan karena dapat ditentukannya prioritas pengawasan, untuk itu disarankan kepada Rumah Sakit Karya Bhakti untuk membuat pengelompokkan semua obat menurut analisis ABC indeks kritis untuk memudahkan pangawasan, Dari hasil forecasting yang dilakukan dan setelah di uji ternyata tidak ada perbedaan yang bermakna dengan yang telah dilakukan Rumah Sakit, artinya metode perencanaan yang dilakukan Rumah Sakit telah cukup baik, disarankan untuk dipertahankan.
Total cost yang dilakukan peneliti dengan metode Economic Order Quantity lebih ekonomis dibanding Rumah Sakit (36 %). Frekuensi pemesanan optimum sebaiknya dilakukan Rumah Sakit karena akan menekan biaya dan juga mengurangi jumlah persediaan.
Kepustakaan : 25 (1980 - 2002)

Planning Analyses and Medicine Control on Pharmaceutical Instalation at Karya Bhakti Hospital in 2003Pharmaceutical instalation deserve good management because this instalation have an important role in determining the quality of service in the hospital and the cost of this instalation is quite high indeed. In Karya Bhakti hospital on 2002, the cost of this instalation is about 36.24% of total cost of the hospital from such amount 46.19% is paid for 2.388 items of medicine. Referring a large amount of such invest beside a large number of medicine (Rp.8.571.147.483,00), the accurate planning and control system is required. Managing of large number of medicine could be simplified by grouping the medicine according to level of use, level of invest and level of critical point. Therefore, the planning could be clone by forecasting using the last data.
This research was conducted in pharmaceutical instalation of Karya Bhakti Hospital by qualitative and quantitative approach with operation research. By qualitative approach, we expect the information about pharmaceutical management especially planning and control. More over, operation research could be define that optimal amount of stock would cost less even optimize the service. Object the research are antibiotics, because the using of this kind of medicine is 30.55% of total number of all kind of medicine and the invest of antibiotics is quite large number, namely 24.05% of total invest all kind of medicine a long 2002. Critical index ABC analyses is carried out. Requirement in January, February and March 2003 have been estimated for A group of antibiotics by this analyses using Simple Exponential Smoothing method with a = 0.3 and calculation point is MAD. Furthermore, the value were compared with the data of planning which done by the hospital by wilcoxon signed ranks test. Economic order quantity and economic order frequency have been calculated.
The result showed that pharmaceutical instalation in Karya Bhakti hospital, planning was carried out by Moving Average Method, meanwhile ordering was carried out by Order Cycle System, unfortunately there are no definitive reason in choosing these methods. Critical index ABC analyses found that 15 items of antibiotics were belonging A groups, 44 were belonging B groups and 148 were belonging C groups. All of 15 items of antibiotics belonging A groups were 35.90% of total using and 28.46% of total invest. The result of forecasting to A groups compared with planning carried out by hospital showed no significant difference. Meanwhile, calculation of economic order quantity by calculating total cost and compared with those carried out by hospital showed 0.36 times of total cost. Frequency of optimal order for each items of antibiotics is 36-61 times/year with average 47.46 times and standard of deviation 7.78.
The data showed that grouping the antibiotics according to critical index ABC analyses could simply the controlling because the priority of controlling could be determined. Therefore, it could be adviced to the Karya bhakti hospital to grouping all the medicine according to the critical index ABC analyses. The result of forecasting and test showed no significant difference with those carried out by the hospital. It meaned that planning method carried out by hospital is good enough and could be continued. Total cost that was done by researcher by economic order quantity more economic compared by hospital was done (36%). Optimal order frequency better be deducted by hospital because it decreased the cost and amount of stock.
Bibliography : 25 (1980-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati Ummi Masitha
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26653
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>