Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188718 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Mira Yuliawati
"Pengolahan air limbah memerlukan suatu alat yang terdiri dari unit-unit pengolahan air limbah. Setiap unitnya sangat berpengaruh terhadap pengolahan yang dilakukan dan dapat ditunjukkan dengan parameter-parameter pengolahan air limbah seperti DO, BOD, CO dan lain-lain. Akan tetapi untuk mengolah air limbah yang akan dialirkan ke badan-badan air yang ada memerlukan biaya yang sangat besar. Hal ini disebabkan oleh mahalnya harga suatu unit pengolahan air limbah. Salah satu cara untuk mengurangi biaya pengolahan air limbah adalah dengan menggabungkan fungsi aerasi dan pompa. Penggabungan fungsi ini dilakukan dengan mengurangi pompa dan menggantinya dengan blower yang menggunakan prinsip airlift pump untuk menarik lumpur yang berasal dari bak sedimentasi. Alat yang menggunakan rotating blade atau baling-baling ini telah diterapkan selama -+ 9 tahun. Penggunaan alat ini (aerator pump) telah menunjukkan hasil yang cukup berarti akan tetapi alat ini kurang efektif untuk air limbah yang mengandung serat atau benang. Air limbah yang mengandung serat atau benang ini mengganggu prinsip kerja alat ini dimana serat atau benang ini tersangkut pada blade atau baling-baling dan menyebabkan kinerja alat menurun. Penggantian rotating blade dengan fixedscrew cylinder diharapkan dapat mengatasi dari air limbah yang berserat. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian penggunaan fixedscrew cylinder pada aerator pump dalam rangka untuk mengurangi biaya pengolahan air limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sudut 60-derajat dan luas kanal 1,266 cm-persegi yang digunakan pada alat pengolahan ini terhadap kinerja aerator pump sehingga aerator pump dengan fixedscrew cylinder dapat mengolah air limbah untuk semua kondisi termasuk air limbah yang mengandung serat atau benang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah air bersih, air tissue dan air yang ditambahkan dengan lempung. Dalam penelitian ini akan didapatkan besarnya perbandingan nilai debit udara dan debit air yang diperlukan untuk kinerja alat pengolahan ini. Sedang untuk mengetahui pengaruh pengoolahan air limbah dengan menggunakan alat ini, dilakukan pengukuran DO pada inlet dan outlet. DO yang dihasilkan merupakan parameter efektivitas kinerja alat ini.

The processing of waste water needs a kind of tool consisting of waste water processing units. Each unit greatly influences the process that has been done and can be shown by parameter like DO, BOD, CO, etc. Yet to process the waste water which will be flowed to water bodies is costly. It is caused by the expensive price ofwaste water unit. One way to decrease the cost of waste water processing is by combining the aeration function and pump. The function combining is done by decreasing the pump and replace it with blower which uses the the airlift pump principle to draw mud from sendimentation tub. This tool has been applied for 9 years. The tool (aerator pump) has shown a quite significant result but it is less effective for fibre - containing waste water. That kind of waste water disturbs the tool's working principle because fibre tends to stick on the blade and decreasing the tool's effectiveness. Replacing the rotating blade with fixedscrew cylinder is expected to overcome the condition of fibre - containing waste water. That also the main background of this research in order to lessen the cost of waste water processing. The research is conducted to find out the infuence of 60_ angle and canal area of 1,266 cm_ used on the tool toward the aerator pump performance, so that the aerator pump with fixedscrew cylinder can process waste water in any conditions including fiber - containing one. The sampel used in the research are clean water, clay + clean water and tissue + clean water. This research will show the comparisons between air pressure (Pu) and water debit (Qw) needed to make the tool work. While to find out the impact of waste water processing by using the tool, researchs measured the DO on the inlet and outlet. The DO result is the effectiveness parameter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alief Nasrullah Pramana
"Pada penelitian ini dilakukan percobaan mengenai pengaruh suhu dan tekanan tangki destilasi terhadap kinerja permeasi uap dengan membran NaA-Ze dalam pemurnian larutan etanol-air. Pada variabel suhu, konsentrasi rententat tertinggi dan konsentrasi permeat terendah terjadi pada suhu 130oC dengan nilai masing - masing 62% dan 5%. Volume rententat dan permeat tertinggi terjadi pada suhu 130oC dengan nilai masing - masing 202mL dan 679mL. Sedangkan pada variabel tekanan tangki destilasi, konsentrasi rententat tertinggi dan konsentrasi permeat terendah terjadi pada tekanan 1½ bar dengan nilai masing - masing 66% dan 3%, Volume rententat dan permeat tertinggi terjadi pada tekanan 1½ bar dengan nilai masing - masing 180mL dan 1062mL. Untuk variabel suhu, fluks tertinggi diperoleh di suhu 130oC dengan nilai 0,0011 kg/m2.menit dan selektivitas tertinggi diperoleh sebesar 1,066. Sedangkan untuk variabel tekanan tangki destilasi, fluks tertinggi diperoleh di tekanan 1½ bar dengan nilai 0,0016 kg/m2.menit dan selektivitas tertinggi diperoleh sebesar 1,089.

In this study conducted experiments on the effect of temperature and pressure on the performance of the distillation tank with a vapor permeation membrane purification NAA-Ze in ethanol-water solution. At temperatures variables, the highest rententat concentration and the lowest permeat concentration occured at 130oC with value 62% and 5%. The highest rententat and permeat volume occurred at 130o with value 202mL and 679mL. While at the variable distillation tank pressure, the highest rententat concentration and the lowest permeat concentration occured at 1½ bars with value 66% and 3%. The highest rententat and permeat volume occured at 1½ bar with value 180ml and 1062mL. For variable temperature, highest flux obtained at 130oC with value 0,0011 kg/m2.min and the highest selectivity is obtained at 1,066. While at the variable distillation tank pressure, the highest flux is obtained at 1½ bar with value 0,0016 kg/m2.min and the highest selectivity is obtained at 1,089."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolli Fernanda
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ihsan Fuad Raksanagara
"Kinerja sebuah motor diesel ditentukan oleh cukup banyak hal, Salah satunya adalah tekanan pasokan udara (boost pressure). Kenaikan tekanan ini akan diikuti oleh kenaikan daya yang dihasilkan oleh sebuah motor diesel. Bagaimanakah caranya untuk mendapatkan kenaikan tekanan tersebut? Turbocharger adalah salah satu jawaban untuk memenuhi kebutuhan ini. Dari cara kerjanya yang mendorong pasokan udara masuk dengan memanfaatkan sumber tenaga gas buang (exhaust gas), menjadikan turbocharger suatu komponen penambah daya yang seolah-olah bebas dari konsumsi daya, karena tidak mengganggu daya yang clihasilkan motor diesel itu Sendiri. Namun demikian dalam menentukan turbocharger yang dapat digunakan pada suatu motor diesel tentu tidak sembarangan. Dari prosedur-prosedur yang telah ada untuk menentukan pemilihan turbocharger kita akan melihat tipe turbocharger yang bagaimana yang sesuai untuk digunakan pada motor diesel Cummins 6B5.9C Serta menguji motor tersebut dengan menggunakan turbocharger dan melihat perubahan kinerja yang terjadi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Rachel
"Latar belakang: Indonesia merupakan daerah endemis dengue, Pada tahun 2017, kasus demam berdarah dengue terbanyak di Indonesia terdapat di provinsi Jawa Barat. Salah satu factor yang mempengaruhi meningkatnya kasus dengue adalah faktor iklim, yaitu suhu udara. Perubahan suhu tersebut dapat mempengaruhi bionomic nyamuk. Belum terdapat data terbaru mengenai korelasi variabilitas suhu udara dengan angka kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data suhu udara, angka kejadian dengue dan korelasi variabilitas suhu udara dengan angka kejadian dengue di kota Depok tahun 2018-2020.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan studi ekologi kedokteran. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Depok dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Data dikorelasikan menggunakan uji korelasi Spearman.
Hasil: Angka kejadian dengue di Depok pada tahun 2018-2020 tercatat 5226 kejadian. Data suhu udara di kota Depok pada tahun 2018-2020 memiliki rata rata 28.8707°C. Uji korelasi antara suhu udara dan angka kejadian dengue memiliki hasil korelasi positif sangat lemah (r = 0.001) dan tidak signifikan (p = 0.994). Uji korelasi antara median rerata suhu memiliki hasil korelasi positif sangat lemah (r = 0.024) dan tidak signifikan(p = 0.888). Uji korelasi antara rerata suhu maksimum memiliki hasil korelasi negative sangat lemah (r = -0.099) dan tidak signifikan (p = 0.564). Uji korelasi rerata suhu minimum memiliki korelasi positif lemah (r = 0.359) dan hubungan bermakna (p = 0.032).
Kesimpulan: Rerata suhu minimum memiliki korelasi lemah positif dan hubungan bermakna terhadap angka kejadian dengue di Kota Depok pada tahun 2018-2020. Tidak terdapat hubungan bermakna antara angka kejadian dengue dengan suhu rata rata, rerata median suhu dan rerata suhu maksimum.

Introduction: Indonesia is a dengue-endemic region. In 2017, the province of West Java had the highest number of cases throughout Indonesia. One of the factors that influence the increase in dengue cases is climatic factors, namely air temperature. Temperature changes can affect the bionomics of mosquitos. There are no recent data regarding the correlation of air temperature variability with the incidence rate. Therefore, this study aims to determine the temperature variability, dengue incidence and the correlation between temperature variability and dengue incidence in Depok City during the period of 2018-2020.
Method: This study used quantitative research methods. The data used in this study is secondary data obtained from the Depok City Health Service and the Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency. The data were analyzed using Spearman correlation test.
Result: There were 5226 case of dengue hemorrhagic fever in Depok city during the period of 2018-2020. The average air temperature of Depok City during the period was 28.8707°C. The correlation test between air temperature and the number of dengue cases has an insignificant positive correlation (r = 0.001, p = 0.994). The correlation test of the median daily mean temperature also has an insignificant positive correlation (r = 0.024, p = 0.888). The correlation test of the mean maximum daily temperature has an insignificant negative correlation (r = -0.099, p = 0.564). The correlation test of the mean minimum daily temperature has a significant positive correlation (r = 0.359, p = 0.032).
Conclusion: There is significant correlation between dengue incidences and mean of minimum temperature. There are no significant correlations between the number of dengue cases with either the mean temperature, the median of mean temperature, or the mean maximum temperature.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engkos Achmad Kosasih
"ABSTRAK
Analisa distribusi temperatur udara di dalam ruang anulus didefinisikan sebagai suatu analisa yang meninjau perubahan profiltemperatur karena adanya petpindahan kalor secara konduksi dan konveksi paksa pada suatu alalpenukar kalor dari air ke udara (water to air healtransfer apparatus).
Adapun pembatasan pada penelitlan ini diantaranya sebagai berikut : suhu dinding luar sillnder dalam dianggap konstan sepanjang arah aksial. Allran udara yang seragam pada arah radial serta tekanan udara da!am ruang anulus kurang lebih salu atmosfir.
Jenis aliran udara juga dlbatasi pada aliran turbulen dengan permodelan aliran turtmlen yang digunakan adalah model aljabar sederhana (simple algebraic model) yang disajlkan dalam bentuk persaman utama. Persamaan utama yang dimaksud adalah persamaan kontinultas, momentum dan energL Ketiga persamaan tersebut disusun dalam bentuk persamaan diferensial parsiaJ. Kemudian dengan metode beda hlngga secara !mplisit, persamaan-persamaan tersebut diubah ke dalam bentuk persamaan numerik dan diseJesaikan dengan metode IDMA Bersamaan dengan itu gradien tekanan yang terdapat dalam persamaan momentum dan energi tersebut dise!esaikan dengan metode Newton.
Hasil akhir yang didapat sec.ara numerik dibandingkan dengan data hasil percobaan yang telah dilakukan pada penelitia:n sebelumnya. Sehingga dapat dilarik beberapa kesimpulan.
Sehingga dari penefitian lni diperoleh bahwa metode numerik dapat dijadikan alternatif yang berguna dengan hasil yang cukup baik dalam penyelesaian masalah perpindahan kalor pada ruang anulus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Wijaya
"Sistem tenaga listrik di seluruh dunia menghadapi masalah teknis dalam pengoperasian, perencanaan, dan pengontrolan agar suplai tenaga listrik menjadi lebih efektif dan efisien. Namun, daya yang dikonsumsi oleh konsumen tidaklah selalu konstan, apalagi khususnya daya yang dipakai oleh pendingin ruangan. Ketika suhu meningkat, tentunya mengakibatkan banyak orang menggunakan pendingin ruangan dengan suhu yang lebih rendah dan ini berarti mengakibatkan daya yang dikonsumsi pun meningkat, begitu juga sebaliknya. Agar mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu peramalan beban yang tepat dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil.
Peramalan yang akan dilakukan dalam skripsi ini adalah peramalan jangka pendek dengan rentang waktu tiap satu jam dengan membuat pemodelan antara daya yang dikonsumsi konsumen tiap jam sebagai fungsi temperatur dan beban sebelumnya. Data beban dan temperatur yang digunakan untuk membuat pemodelan adalah data selama tahun 2010 yang didapat dari PLN dan BMKG. Pemodelan yang akan dibuat berupa pemodelan linier dengan satu varibel terikat dan empat belas variabel bebas. Koefisien dari pemodelan dicari dengan menggunakan metode kuadrat terkecil analisis regresi berganda. Hasil dari pemodelan yang telah dibuat menunjukan tingkat kesalahan rata-rata yang cukup kecil setiap harinya, yaitu sekitar 2% untuk hari biasa dan 5% untuk libur hari raya.

Power system in overall the world is facing technique problems in operating, scheduling, and controlling in order power supply can more effective and efficient. In contrast, power consumed by consumers is not constant, especially power used by air conditioner. When the temperature increase, it makes most people use air conditioner by low temperature and it means that power consumed by the air conditioner is increase, and also the reverse. To achieve the purpose, needed an accurate load forecasting with very low error.
Forecasting that has been done in this undergraduate thesis is short term forecasting with one hour interval by constructing the model between consumer power consumption every hour as the last temperature and load function. Load and temperature data used to make the modeling is data obtained during 2010 from PLN and BMKG. Modeling that will be made is linear modeling with one independent variable and fourteen dependent variable. The coefficients of modeling were searched using the least squares method of multivariate regression analysis. The result of the modeling that has been created showing the average error rate is small enough each day, about 2% for weekdays and 5% for the holiday feast.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S87
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Habiburrachman Alfian H. F.
"ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan kota-kota besar di Indonesia, permasalahan sampah yang diakibatkan oleh aktivitas manusia menjadi isu besar yang harus diperhatikan. Sampah tersebut dibebankan kepada Tempat Pembuangan Akhir TPA dan lokasi sejenisnya. Suhu sebagai indikasi penting dalam memberikan gambaran karakteristik lokasi pembuangan menjadikannya salah satu variabel yang harus dipantau pada setiap Landfill. Penelitian ini menggunakan 23 citra landsat untuk mengetahui karakteristik variasi spasial dan temporal suhu permukaan pada landfill pada periode 2013 ndash; 2016. Kerapatan vegetasi, analisis multi citra dengan klasifikasi musim dan volume sampah digunakan sebagai variabel untuk mengetahui variasi tersebut. Dari hasil penelitian ini terdapat hubungan antara suhu permukaan dengan kerapatan vegetasi, sedangkan ditemukan nilai suhu yang signifikan tinggi pada bulan Agustus dengan klasifikasi musim kering. Pola spasial suhu ditemukan pada lokasi timbunan tertentu dengan trend nilai tinggi dibandingkan lokasi timbunan sampah lainnya dan suhu disekitar landfill relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

ABSTRACT
Along with the development of big cities in Indonesia, waste problems caused by human activities become a big issue that must be considered. The waste is charged to Final Disposal TPA and similar locations. Temperature as an important quality indicator makes it one of the variables that must be monitored in each Landfill. This research used 23 landsat images to understand the spatial and temporal variation of surface temperature in landfill within 2013 ndash 2016 as 4 year period. Variables such as Vegetation density using NDVI, multi image analysis with seasonal classification, and waste volume is used to understand the variation. Results of this study showed there is a relationship between surface temperature with vegetation indice, whereas found a significant high temperature value in August with the classification of dry season. Spatial patterns of temperature are found at certain waste dump sites within the disposal area with high trends value compared to other heap location of landfill 39 s site. It is also found that the overall landfill temperature is relatively higher than the surrounding area."
2017
S69630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Zuhriyanto
"Peningkatan tekanan darah dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung iskemik dan strok. Pemandu Lalu Lintas Udara PLLU di Jakarta Air Traffic Services Centre JATSC yang terpajan dengan temperatur ruang kerja yang dingin dapat berisiko dengan peningkatan tekanan darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko peningkatan tekanan darah pada PLLU di JATSC. Penelitian ini memakai desain potong lintang dengan random sampling pada PLLU di JATSC selama periode 29 Mei sampai 14 Juni 2017. Sebanyak 134 subjek didapatkan selama penelitian ini. Data diperoleh dengan pengisian kuesioner, pengukuran tekanan darah dengan Sphygmomanometer air raksa, dan temperatur ruang kerja dengan termometer digital. Peningkatan tekanan darah terjadi bila sistolik ge; 140 mmHg atau diastolik ge; 90 mmHg setelah bekerja.
Hasil menunjukkan subjek yang berusia ge; 40 tahun memiliki risiko peningkatan tekanan darah 2,2 kali lebih tinggi dibandingkan usia dibawah 40 tahun [RRa= 2,18; IK 95 = 1,15-4,11; p= 0,016]. Subjek dengan temperatur ruang kerja dibawah 21 C memiliki risiko peningkatan tekanan darah 2,1 kali lebih tinggi dibandingkan subjek dengan temperatur ruang kerja ge; 21 C [RRa= 2,10; IK 95 = 1,12-3,93; p= 0,020]. Dapat disimpulkan bahwa usia ge; 40 tahun dan temperatur ruang kerja dibawah 21 C mempertinggi risiko peningkatan tekanan darah.

Increased blood pressure can increase the risk of ischemic heart disease and stroke. Air Traffic Controller ATC in Jakarta Air Traffic Services Centre JATSC exposed to cold working room temperatures may be at increased risk of blood pressure. The purpose of this study was to determine the risk factors for increased blood pressure among ATC in JATSC. This study used cross sectional design with random sampling on ATC in JATSC during Mei 29th to June 14th, 2017. 134 subjects were obtained during the study. The data were collected using a questionnaire, a Mercury Sphygmomanometer for blood pressure, and a digital thermometer for room temperature. Increased blood pressure were defined by systolic ge 140 mmHg or diastolic ge 90 mmHg after work.
The results showed that subjects with Age ge 40 years compared to under 40 years were 2.2 times higher risk to increased blood pressure RRa 2.18 CI 95 1.15 4.11 p 0.016 . Those who work at room temperature below 21 C compared to ge 21 C were 2,1 times higher risk to increased blood pressure RRa 2.10 CI 95 1.12 3.93 p 0.020 . In conclusion age ge 40 years and working room temperature below 21 C increase the risk for increased blood pressure."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>