Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171273 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2004
TA1227
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Titi Astini
Depok: Universitas Indonesia, 2000
TA968
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2008
TA1708
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Cucu Cakrawati
"Berkembangnya sektor industri di negara kita, selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif terutama terhadap lingkungan berupa pencemaran air karena merkuri. Salah satu kota yang berpotensi mengalami pencemaran air adalah Kota Pontianak. Hal ini disebabkan antara lain karena Kota Pontianak merupakan salah satu lokasi penambangan emas.
Polutan merkuri di Pulau Kalimantan diperkirakan sebesar 61 ton setiap tahunnya untuk kegiatan penambangan emas skala kecil dan berdasarkan hasil penelitian dari Universitas Tanjungpura pada Bulan Agustus 2000 diketahui bahwa kandungan merkuri di sepanjang Sungai Kapuas dan anak-anak sungainya, serta pada biota sungai (beberapa jenis ikan), dan pada contoh air PDAM telah melebihi ambang batas. Pencemaran tersebut perlu ditangani serius karena Sungai Kapuas sampai saat ini berfungsi sebagai bahan baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pontianak.
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai besarnya pajanan merkuri dalam rambut masyarakat Kota Pontianak. Disamping itu untuk mempelajari hubungan karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan lama tinggal) serta kebiasaan makan ikan dengan kadar merkuri dalam rambut.
Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari hasil studi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan Direktorat Penyehatan Air Ditjen P2M & PL tahun 2000, dengan rancangan Cross Sectional, populasi adalah masyarakat Kota Pontianak pelanggan PDAM. Sampel adalah kepala keluarga / anggota keluarga; umur minimal 15 tahun; tinggal minimal 1 tahun: bersedia diambil sampel rambut dan urin yang diambil dengan metode klaster sebanvak 240 responden.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata kadar merkuri dalam rambut responden 0,9512 µg,/g (95% CI: 0,4534-1,4490), median 0,2900 µg/g, modus 0,00: µg/g, kadar merkuri terendah 0,00 µg/g dan tertinggi 52,57 µg/g. Sebaran kadar merkuri dalam rambut vaitu sebanvak 79 orang mempunyai kadar merkuri antara 0,00-0,09 µg/g 26 orang > 1,47 µg/g, dan sisanya adalah 0,10-1,30 µg/g.
Pada kelompok usia 25 - 34 tahun mempunyai proporsi masyarakat yang rambutnya mengandung merkuri lebih besar dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Responden yang frekuensi makan ikan setiap hari memiliki proporsi masyarakat yang rambutuva mengandung merkuri lebih besar dibandingkan dengan kelompok frekuensi makan ikan lainnva. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin, pekerjaan, dan lama tinggal di Pontianak dengan kadar merkuri dalam rambut.
Melihat kecenderungan peningkatan pencemaran air karena merkuri, maka perlu ditingkatkan kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dengan sektor terkait, melakukan sosialisi / penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya akibat pencemaran merkuri, pemeriksaan kadar merkuri secara berkala baik pada air sungai dan ikannya maupun hasil laut, perlu teknologi altematif yang lebih tepat.
Perlu dilakukan penelitian yang serupa pada ?kelompok risiko tinggi? yang dilengkapi dengan mengetahui banvaknya ikan yang dikonsumsi setiap hari (beral) serta pemeriksaan kadar merkuri yang terkandung didalamnva. Metoda lain adalah dengan cara melakukan pemeriksaan kadar merkuri dalam rambut responden sentimeter per sentimeter karena setiap sentimeter helai rambut dapat disamakan dengan kira-kira 1 bulan pemajanan.

The development of industrial sector in Indonesia, beside its positive impacts, also generates negative impacts on environment such as mercury pollution in water. Pontianak City is one potential area to be polluted by mercury because, among others, Pontianak City is gold mining location.
Mercury as pollutant in Kalimantan Island was predicted to be present as many as 61 tones each year for small-scale gold mining activity. Study by Tanjungpura University in August 2000 indicated that mercury level along the Kapuas River and its small canals, and in river biotic (several types of fish), as well as in PDAM (Local Office of Drinking Water) water supply had exceeded the accepted limit. This pollution needs to be seriously handled because Kapuas River is main water provider for PDAM of Pontianak City.
This study aims to obtain information on the magnitude of mercury exposure measured in hair mercury level among community of Pontianak City and to understand the relationship between respondent's characteristics (age, sex, working status/job, and length of stay) and fish eating habit with hair mercury level. This study was secondary data analysis from the primary study by Health Office of West Kalimantan and Directorate of Water Hygiene year 2000, employed a cross-sectional design, with community members subscribed to PDAM as population. 240 sample was chosen using cluster method, head/member of a family, minimum age of 15 years old, stay at least 1 year, and willing to participate in hair and urine tests.
The results showed that the average mercury level in hair was 0.9512 µg/g (95 % Cl: 0,4534-1,4490), median 0.2900 µg/g, the lowest mercury level was 0.00 µg/g and the highest was 52.57µg/g. The distribution of hair mercury level was 79 respondents had 0,00-0,09 µg/g, 26 respondents had > 1,47 µg/g and the rest had 0,10-1,30 µg/g mercury level.
The age group of 25-34 years old had greater proportion of respondents with higher level of hair mercury compared to other age ranges. Respondents who eat fish daily had higher proportion of high hair mercury level compared to other frequency of fish eating.
There is no relationship between sex, working status / job, and length of stay in Pontianak with hair mercury level.
Observing the increasing trend of water mercury pollution, the collaboration between Health Office of West Kalimantan and other related sectors needs to be improved, as to provide socialization / education to the community members on the dangers of mercury pollution, routine mercury level check both in the river and fish:, and needs more appropriate alternative technology.
There is a need to conduct similar research among "the high risk group" including the documentation on how many fish eaten daily (in weight) as well as checking its mercury content. Other method is by examining mercury level in hair centimeter by centimeter because each centimeter of hair shaft equals to a month exposure.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsanto Narendro
"ABSTRAK
PT. Inhutani I Administratur Industri Bekasi yang merupakan salah satu
industri dari PT Inhutani I dan didirikan pada tanggal 7 Desember 1979. Tujuan
dari didirikan industri ini adalah untuk memenuh anjuran pemerintah dalam
rangka industrialisasi di bidang perkayuan untuk menciptakan integrated wood
industry, untuk menaikkan added value (nilal tambah) dari bahan baku kayu bulat
menjadi hasil industri olahan berupa: Daun Pintu, Kayu Gergajian, Finger Joint
Stick (FIS), Dowel Kusen dimana mereka adalah jenis-jenis produk utama yang
diproduksi oleh PT. Inhutani 1. Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BIJMN ) tidak terlepas dari persaingan ketat dan para kompetitornya.
Ketiga jenis produk yang diproduksi tersebut harus mampu bersaing di
pasaran serta dapat memberikan keuntungan yang cukup bagus bagi perusahaan
karena mereka adalah jenis produk utama yang diproduksi oleh PT, Inhutani 1.
Apabila hal tersebut dapat dicapai berarti akan meningkatkan keuntungan/ laba
perusahaan.
Adapun permasalahan yang cukup mendasar dan dapat diindentifikasi di
perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan ingin mencari suatu metode analisis yang tepat untuk
memprediksi/ memperkirakan penghasilan penjualan produk perusahaan yang
dapat diperoleh di masa depan berdasarkan faktor-faktor dan lingkungan
eksternal yang dianggap mempengaruhi penghasilan penjualan produk
tersebut.
b. Perusahaan ingin mengetahui faktor-faktor Iingkungan eksternal apa saja yang
betul-betul mempengaruhi Penghasilan Penjualan produk-produk kayu
tersebut
Untuk mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh yang cukup signifikan
pada penghasilan penjualan produk kayu perusahaan dan memprediksi
penghasilan penjualan produk perusahaan yang dapat diperoleh di masa depan.
maka dípilih suatu metode analisa statistik yang dapat memenuhi keperluan
tersebut. Adapun metode analisa statistik yang dipilih ialah : Multiple Regression
Model atau persamaan model regresi dimana faktor-faktor yang diharapkan
memiliki pengaruh dan kontribusi secara signifikan terhadap Penghasilan
Penjualan Produk diterjemahkan sebagai variabel-variabel independen sedangkan
Penghasilan Penjualan Produk kayu ini sendiri ditejemahkan sebagai variabel
dependen. Setelah melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan
dengan penjualan produk kayu perusahaan maka diperoleh suatu keterangan/
informasi bahwa penjualan produk-produk kayu tersebut lebih banyak terserap
oleh Industri Perkayuan Furniture dalam negeri. Sedangkan kemungkinan adanya
produk-produk kayu tersebut diserap oleb industri perumahan yaitu Real Estate
Indonesia ( REI ) ternyata kecil sekali bahkan hampir tidak ada, hal ini
disebabkan oleh jalur distribusi dari kerja sama yang kurang terjalin dengan balk.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka Industri Furniture dalam negeri dan
lndustri Paumahan (Real Estate indonesia) dijadikan sebagai variabel-variabel
independen dan diíkutsertakan kedaiam perhitungan model regresi dengan tujuan
untuk membuktikan kebenaran hasil wawancara dan pengaruhnya terhadap
Penghasilan Penjualan Produk Kayu Perusahaan.
Disamping kedua variabel independen yang telah disebutkan sebelumnya maka
diikutsertakan beberapa variabel independen berupa indikator-indikator makro
ekonomi yaltu : Consumer Price Index (CPI), Indeks Harga perdagangan Industri
Perkayuan, dan Produk Domestik Bruto (GDP) yang dianggap turut memberikan
pengaruh dan kontribusi terhadap Penghasilan Penjualan Produk Kayu
Perusahaan.
Saran-saran yang diusulkan berdasarkan hasil model regressi yang dibuat
adalah sebagai berikut:
1. Gunakan Multiple Regression model tersebut sebagai sebuah alat analisis
yang dapat memberikan hasil analisa yang akurat untuk mendukung suatu
pengambilan keputusan karena memiliki beberapa keuntungan yang sangat
bermanfaat antara lain:
Dapat membantu pihak manajemen untuk menentukan bagaimana sesuatu
yang telah diketahui dengan sesuatu yang belum diketahui dapat memiliki
hubungan keterkaitan yang erat.
Hasil prediksi atau Forecast yang dihasilkan cukup meyakinkan bagi si
pemakai karena dapat dibuktikan berdasarkan hubungan saling terkait
antara sesuatu yang telah diketahui dengan sesuatu yang belum diketahui.
Pihak manajemen akan memiliki kcpercayaan yang cukup kuat dengan
keputusan yang akan dibuat berdasarkan hasil kuantitatif dan model
regressi yang dibuat.
2. Pihak manajemen sebaiknya melakukan peningkatan kualitas produk-produk
kayu yang diproduksinya agar produk-produk tersebut dapat diserap lebih
banyak oleh Pasar industri Perkayuan Furniture Indonesia yang diketahui
membenkan pengaruh / kontribusi yang cukup besar bagi Penghasilan
Penjualan Produk Kayu Dalam Negeri.
3. Pihak manajemen sebaiknya membuka jalur distribusi dan jalinan kerja sama
dengan pihak REI ( Real Estate indonesia) agar dapat memasarkan produk
produk kayunya baik berupa produk kayu buiat maupun produk kayu olahan.
Hal ini bertujuan agar Penghasilan Penjualan Produk Kayu dapat ditingkatkan
dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
4. Gunakan Multiple Regression Model untuk mendukung suatu pengambilan
keputusan bagi pihak manajemen
5. Gunakan prediksi perolehan penjualan keseluruhan sebagai bahan acuan
penentuan target penjualan keseluruhan di masa depan.
6. Gunakan persamaan model regressi yang diperoleh sebagai suatu model
simulasi (simulation model).
7. Dengan adanya model simulasi tersebut rnaka pihak manajemen dapat
memperkiraknrj Penghasilan Penjualan Produk Kayu Dalam negeri yang dapat
diperoich di masa depan.
"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhreza D. Suparyadi
"Penelitian ini membahas predictor niatan untuk membajak dan niatan untuk membayar dalam memprediksi perilaku pembajakan. Model Theory of Reasoned Action digunakan sebagai landasan untuk memprediksi niatan untuk membajak. Untuk semakin memahami perilaku dalam pembajakan produk digital deterrence theory dan sosiodemografis ditambahkan untuk memprediksi apakah variabel-variabel tersebut dapat memperjelas dari niatan untuk membajak. Selain itu niatan untuk membayar digunakan untuk memprediksi perilaku pembajakan agar kelihatan kecenderungan mana yang dimiliki oleh sampel yang diteliti. Niatan untuk membayar sendiri diprediksi melalui etika dan sosiodemografis untuk melihat kecenderungan seberapa penting isu pembayaran digital bagi sampel diteliti.

This research explain the predictor of intention to pirate and willingness to pay digital product to understand piracy behaviour. Theory of Reasoned action used as based model to predict intention to pirate. Deterrence Theory and socio demographic used to make better understanding on intention to pirate digital product. Willingeness to pay is counterpart of intention to pirate in predicting piracy behaviour so researcher get to know which one have the most correlation over piracy behaviour. Ethics and sociodemograhics used to explained intention to pirate in digital product.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Fishes are an economical and healthy source of protein for the majority of the world community. However the concentration of mercury in fish due to anthropogenic emissions pose health risks to humans. The concentration of organic mercury (methylmercury) dominates 80-90 persen total mercury concentrations in fish flesh. The Accumulation of mercury increases with the rise of water temperature, organism age, time of exposure, and the concentration of protein- bound mercury. The decline in salinity or hardness, pH, organic matter content, and the presence of Zn, Cd, or Se in solution will also increases the accumulation of mercury. The rate of accumulation of methylmercury in fish affects the toxicity, in which a low rate of accumulation associates with a higher tolerance. "
575 OSEANA 39 (4) 2014
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irnamanda D H
"Delesi GSTT1 dan GSTM1 mempengaruhi detoksifikasi xenobiotik seperti merkuri dari dalam tubuh. Amalgam merupakan salah satu sumber paparan merkuri pada tubuh manusia.
Tujuan : mengetahui pola distribusi sebaran genotip delesi GSTT1 dan GSTM1 pada populasi Indonesia, menganalisis perbedaan kadar merkuri dalam urin antara subjek dengan dan tanpa amalgam serta keterkaitan antara delesi gen dengan merkuri dari amalgam serta jenis
kelamin.
Metode : Cross-sectional, 264 ekstrak DNA, 50 sampel urin sebagai subjek penelitian.
Hasil dan Kesimpulan : Frekuensi delesi GSTT1 lebih besar dibandingkan GSTM1 pada populasi Indonesia. Tidak terdapat hubungan antara delesi gen dengan kadar merkuri serta jenis kelamin.

Background : GSTT1 and GSTM1 deletion affected xenobiotic detoxification such as mercury from inside the body. Amalgam is one source of mercury exposure on the human body.
Aim : To describe the distribution pattern of of GSTT1 and GSTM1 deletion on the Indonesian population, analyze the differences in urinary mercury levels between subjects with and without amalgam and also the relationship between gene deletions with amalgam?s mercury and gender.
Methods : Cross-sectional study. 264 DNA extracts, 50 urine samples as a research subjects.
Results and Summary : The GSTT1 deletion frequency is bigger than GSTM1 on the Indonesian population. There was no correlation between gene deletions with mercury levels and gender.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>