Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Universitas Indonesia, 1996
TA881
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salmi Hayati
"Penggunaan timbal dan tembaga pada kosmetik mempunyai resiko yang cukup besar apabila dikonsumsi secara langsung. Efek toksik yang ditimbulkan di antaranya reaksi toksik topikal pada kulit dan kepala, kerusakan pada jaringan rambut, gangguan penyakit kulit seperti gatal-gatal, nyeri, dermatitis serta dapat juga menimbulkan keracunan sistemik (peradangan dan kerusakan organ ginjal dan hati, demam , gangguan syaraf). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kandungan timbal dan tembaga dalam pewarna rambut serta rambut pemakai pewarna rambut. Sampel pewarna rambut di destruksi dengan asam nitrat 65% dan asam perklorat 60% menggunakan lempeng pemanas (hot plate) pada suhu 100°C. Larutan hasil destruksi dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom. Sampel rambut dikeringkan dalam oven pada suhu 500C kemudian dilakukan destruksi basah dengan asam nitrat 65% dan asam perklorat 60% menggunakan lempeng pemanas (hot plate) pada suhu 1000C. Larutan hasil destruksi di analisis menggunakan spektrofotometer serapan atom.
Hasil penelitian menunjukkan kadar timbal dan tembaga dalam pewarna rambut merek A dan B masih dalam batas kadar yang diizinkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 376/MenKes/Per/VIII/1990 sebesar 2% dan berdasarkan Food Drugs Administration, maksimum kadar timbal asetat sebesar 0,6% w/v dan kadar tembaga sebesar kurang dari 0,6% w/v. Rata-rata kadar timbal dalam rambut pemakai pewarna rambut merek A dan B masih dalam batas normal yakni sebesar kurang dari 12,00 mg/kg. Pada rambut pemakai pewarna rambut merek A dan B kadar tembaga telah melebihi batas normal yakni sebesar lebih dari 2,30 mg/kg.

The use of lead and copper in cosmetics have more high risk if consumed directly. Toxic effects including toxic reaction to topical on the skin and head, damage to the hair tissue, skin disorders such as itching, pain, dermatitis and may also cause systemic toxicity (inflammation and organ damage to kidneys and liver, fever, neurological disorders). This study aims to analysis the content of lead and copper in hair and hair of hair dye users. Samples of hair dyes destructed with 65% nitric acid and perchloric acid 60% using hot plate at a temperature of 100oC. After phase of destruction, it was analyzed by atomic absorption spectrophotometer. Hair samples were dried in an oven at a temperature of 50oC and then destructed with 65% nitric acid and perchloric acid 60% using hot plate at a temperature of 100°C. After phase of destruction, it was analyzed by atomic absorption spectrophotometer.
Results showed levels of lead and copper in hair dye brand A and B are still within levels permitted by the Minister of Health Decree No. 376/MenKes/Per/VIII/1990 of 2% and according to the Food and Drugs Administration, the maximum levels of the lead is 0,6% w/v and levels copper metal is less than 0,6% w/v. The average lead content in hair of hair dyes users brand A and B are still within the normal range which is less than 12,00 mg/kg, while the copper content in hair of the hair dye users has exceeded the normal limit of copper content in hair which is more than 2,30 mg/kg."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33190
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi
"Pencemaran tanah oleh logam berat yang terakumulasi dalam tanaman dan produk olahan tanaman tersebut akan menimbulkan bahaya bagi manusia yang mengkonsumsinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui kadar logam timbal, tembaga, dan kadmium pada tepung gandum utuh dan tepung terigu dari negara importir yang berbeda, yaitu Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan Turki. Sampel tepung gandum ini kemudian didestruksi dengan 9 ml asam nitrat pekat menggunakan Microwave Digestion System (180ºC, 25 menit). Serapan logam dalam sampel diukur dengan spektrofotometer serapan atom (SSA) pada panjang gelombang yang spesifik, yaitu 283,3 nm untuk timbal; 324,8 nm untuk tembaga; dan 228,8 nm untuk kadmium. Asetilen-udara digunakan sebagai gas pembakar dan oksidannya.
Penelitian menunjukkan bahwa tepung terigu Turki mengandung timbal 0,2216 mg/kg, tembaga 2,5427 mg/kg, dan kadmium 0,1045 mg/kg; tepung terigu Australia mengandung timbal 0,3151 mg/kg, tembaga 1,3641 mg/kg, dan kadmium 0,1264 mg/kg; tepung gandum utuh Amerika Serikat mengandung timbal 0,7111 mg/kg, tembaga 5,5128 mg/kg, dan kadmium 0,1618 mg/kg; tepung gandum utuh Kanada mengandung timbal 0,3872 mg/kg, tembaga 3,4577 mg/kg dan kadmium 0,1375 mg/kg. Berdasarkan batas aman yang tertera pada Standar Nasional Indonesia 01-3751-2006, seluruh sample yang diuji, baik tepung terigu maupun tepung gandum utuh, masih di bawah batas aman dan layak untuk dikonsumsi.

Soil contamination caused by heavy metals is accumulated in plants and the processed products. It will be harmful to human?s health. The aim of this research was to analyze and investigate the concentration of lead, copper, and cadmium in whole wheat flour and wheat flour from different importer countries, such as USA, Australia, Canada, and Turkey. The samples were destructed with 9 ml concentrated nitric acid using microwave digestion system (180ºC, 25 minutes). Absorption of metals contained in samples were measured with atomic absorption spectrophotometer (AAS) at the specific wavelengths, which were 283,3 nm for lead; 324,8 nm for copper; and 228,8 nm for cadmium. Acetylene-air was used as the fuel gas and oxidant.
This research showed that Turkey wheat flour contained lead 0,2216 mg/kg, copper 2,5427 mg/kg, and cadmium 0,1045 mg/kg; Australia wheat flour contained lead 0,3151 mg/kg, copper 1,3641 mg/kg, and cadmium 0,1264 mg/kg; USA whole wheat flour contained lead 0,7111 mg/kg, copper 5,5128 mg/kg, and cadmium 0,1618 mg/kg; Canada whole wheat flour contained lead 0,3872 mg/kg, copper 3,4577 mg/kg and cadmium 0,1375 mg/kg. Based on the safety limit that is allowed by National Standardization Agency of Indonesia 01-3751-2006, all of those analyzed samples either whole wheat flour or wheat flour are safe for human consumption.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S820
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Aryanti
"[ABSTRAK
Limbah lumpur yang dihasilkan dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik dapat dimanfaatkan melalui pengomposan karena mengandung kandungan organik yang tinggi. Namun, kandungan logam berat pada limbah lumpur dapat menjadi penyebab utama timbulnya dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan parameter fisik-kimia, konsentrasi dan spesiasi kimia logam Cu dan Pb pada dua campuran kompos sebagai penilaian kelayakan kedua kompos untuk digunakan sebagai pupu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter suhu, pH, dan rasio C/N pada kedua kompos telah memenuhi kualitas kompos sesuai SNI 19-7030-2004. Konsentrasi logam Cu pada kompos 1 dan kompos 2 berturut-turut adalah 150 mg/kg dan 237 mg/kg, sedangkan konsentrasi logam Pb sebesar 224 mg/kg dan 183 mg/kg. Besar konsentrasi kedua logam pada kedua kompos menghasilkan faktor resiko ekologi yang masuk ke dalam kategori resiko rendah (Er < 40). Selain itu, proses pengomposan pada penelitian ini telah mengurangi efek toksisitas kedua logam. Pada akhir pengomposan, fraksi logam Cu pada kedua kompos dominan pada fraksi organic bound yaitu sebesar 63,50% untuk kompos 1 dan 56,20% untuk kompos 2. Sedangkan logam Pb dominan pada fraksi residual yaitu sebesar 62,10% pada kompos 1 dan 71,50% pada kompos 2. Kedua fraksi ini merupakan fraksi stabil sehingga keberadaan logam Cu dan Pb tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan jika kedua kompos diaplikasikan ke tanah.

ABSTRACT
Sewage sludge generated from Waste Water Treatment Plant (WWTP) can be reused by composting because it contains a high organic content. However, the content of heavy metals in sewage sludge can be a major cause negative impacts on the environment and human health. The purpose of this study is to analyze the changes in the physical-chemical parameters, concentration and chemical speciation of Cu and Pb in two compost mixtures as an assessment of the feasibility of both composts to be used as fertilizer. The result showed that the parameters of temperature, pH, and C/N ratio in both compost met the standard quality of compost according to SNI 19-7030-2004. Concentration of Cu in compost 1 and compost 2 were 150 mg/kg and 237 mg/kg respectively, while the concentration of Pb were 224 mg/kg and 183 mg/kg respectively. The concentration of both metals in two composts resulted Ecological Risk factor (Er) that go into a low risk category (Er < 40). In addition, the composting process in this study reduced the toxicity effect of two metals. At the end of composting, fractions of Cu in two composts were dominant in organic bound fraction in amount of 63.50% for compost 1 and 56.20% for compost 2. While Pb were dominant in the residual fraction that is equal to 62.10% for compost 1 and 71.50% for compost 2. These fractions are the stable fracion so that the existence of Cu and Pb in two compost do not give negative impact to the environment if two composts will be applied to soil.;Sewage sludge generated from Waste Water Treatment Plant (WWTP) can be reused by composting because it contains a high organic content. However, the content of heavy metals in sewage sludge can be a major cause negative impacts on the environment and human health. The purpose of this study is to analyze the changes in the physical-chemical parameters, concentration and chemical speciation of Cu and Pb in two compost mixtures as an assessment of the feasibility of both composts to be used as fertilizer. The result showed that the parameters of temperature, pH, and C/N ratio in both compost met the standard quality of compost according to SNI 19-7030-2004. Concentration of Cu in compost 1 and compost 2 were 150 mg/kg and 237 mg/kg respectively, while the concentration of Pb were 224 mg/kg and 183 mg/kg respectively. The concentration of both metals in two composts resulted Ecological Risk factor (Er) that go into a low risk category (Er < 40). In addition, the composting process in this study reduced the toxicity effect of two metals. At the end of composting, fractions of Cu in two composts were dominant in organic bound fraction in amount of 63.50% for compost 1 and 56.20% for compost 2. While Pb were dominant in the residual fraction that is equal to 62.10% for compost 1 and 71.50% for compost 2. These fractions are the stable fracion so that the existence of Cu and Pb in two compost do not give negative impact to the environment if two composts will be applied to soil., Sewage sludge generated from Waste Water Treatment Plant (WWTP) can be reused by composting because it contains a high organic content. However, the content of heavy metals in sewage sludge can be a major cause negative impacts on the environment and human health. The purpose of this study is to analyze the changes in the physical-chemical parameters, concentration and chemical speciation of Cu and Pb in two compost mixtures as an assessment of the feasibility of both composts to be used as fertilizer. The result showed that the parameters of temperature, pH, and C/N ratio in both compost met the standard quality of compost according to SNI 19-7030-2004. Concentration of Cu in compost 1 and compost 2 were 150 mg/kg and 237 mg/kg respectively, while the concentration of Pb were 224 mg/kg and 183 mg/kg respectively. The concentration of both metals in two composts resulted Ecological Risk factor (Er) that go into a low risk category (Er < 40). In addition, the composting process in this study reduced the toxicity effect of two metals. At the end of composting, fractions of Cu in two composts were dominant in organic bound fraction in amount of 63.50% for compost 1 and 56.20% for compost 2. While Pb were dominant in the residual fraction that is equal to 62.10% for compost 1 and 71.50% for compost 2. These fractions are the stable fracion so that the existence of Cu and Pb in two compost do not give negative impact to the environment if two composts will be applied to soil.]"
2015
T41481
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dira Aztiani
"Cemaran timbal, kadmium, dan tembaga pada hati ayam akan menimbulkan masalah kesehatan bila melebihi batas yang ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan kandungan timbal, kadmium, dan tembaga dalam hati ayam kampung jantan dan betina serta hati ayam broiler jantan dan betina. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C selama 48 jam kemudian didestruksi dengan HNO3 65% menggunakan metode analisis sistem tertutup dengan alat microwave digestion system. Larutan hasil destruksi dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom.
Hasil penelitian menunjukkan adanya cemaran timbal, kadmium, dan tembaga pada seluruh sampel. Berdasarkan Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, maksimum kadar cemaran timbal dan tembaga adalah 2,0 mg/kg dan 20,0 mg/kg dan berdasarkan FDA, maksimum kadar cemaran kadmium adalah 1,0 mg/kg. Kadar timbal, kadmium, dan tembaga dalam sampel (bobot basah) yang diteliti aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32725
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Devy Febriyani
"Perubahan lingkungan telah terjadi di Teluk Jakarta diakibatkan pencemaran oleh sampah dan banyaknya limbah industri yang semakin meningkat, namun dalam kondisi yang sedemikian tercemar masih ditemukan kenyataan lain bahwa beberapa jenis ikan, udang, kerang masih dapat ditemui di teluk Jakarta yang masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar tembaga, kadmium, dan timbal yang menyemari udang jerbung dan udang pacet dan untuk mengetahui apakah kandungan ketiga logam tersebut masih dalam batas aman untuk dikonsumsi mayarakat. Preparasi awal dilakukan dengan mencuci udang, pisahkan bagian badan, kulit, dan kepala, lalu keringkan dalam oven pada suhu 60° C selama 24 jam, setelah kering blender hingga menjadi serbuk.lalu destruksi dengan HNO3 65% di atas lempeng pemanas dalam lemari asam. Diperoleh rata-rata kadar tembaga dalam badan, kulit, kepala udang jerbung dan udang pacet dalam sampel (bobot basah) yang diteliti berturut-turut adalah 1,07 0,05; 2,23±0,08;4,30 0,29; 5,28 ± 0,13; 4,26 0,21; dan 11,86 ± 0,38 mg/kg. Rata-rata kadar kadmium dalam badan, kulit, kepala udang jerbung dan udang pacet dalam sampel (bobot basah) yang diteliti berturut-turut adalah 1,010,05; 0,69 ± 0,02; 0,83±0,11; 0,61 ± 0,02; 0,64 0,06; 0,80± 0,03 mg/kg. Rata-rata kadar timbal dalam badan, kulit, kepala udang jerbung dan udang pacet dalam sampel (bobot basah) yang diteliti berturut-turut adalah 0,21 ± 0,00; 0,48 ± 0,011,170,00; 0,56 0,00; 0,82 ± 0,00; 0,67 ±0,00 mg/kg. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tembaga, kadmium, dan timbal terdeteksi pada seluruh sampel dan masih dalam batas aman dikonsumsi berdasarkan maksimum kadar tembaga, kadmium, dan timbal yang telah ditetapkan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yaitu sebesar 20,0 mg/kg, 1,0 mg/kg, dan 2,0 mg/kg."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2010
S33138
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>