Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42317 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sita Amalia
"Lumpur pengeboran merupakan bagian yang penting dalam proses pengeboran. Klasifikasi lumpur pengeboran dilihat berdasarkan fasa fluidanya : air (water base), minyak (oil base) atau gas. Lumpur pengeboran berbahan dasar air yaitu fasa kontinyunya adalah air. ini merupakan tipe lumpur pengeboran yang paling banyak digunakan. 75% lumpur pengeboran menggunakan air. Istilah oil base digunakan bila minyaknya lebih dari 95%.
Lumpur pengeboran memiliki fungsi utama antara lain mengangkat cutting ke permukaan, mendinginkan dan melumasi mata bor dan kawat bor, mengontrol tekanan formasi, memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake, melepaskan pasir dan cutting dipermukaan.
Pengaruh pH sangat penting dalam lumpur pengeboran. Pemilihan pH merupakan prioritas utama untuk mengoptimalkan karakteristik dari sifat lumpur pada saat pengeboran dilakukan yaitu dengan menaikkan pH. Salah satu cara menaikkan pH dengan penambahan berat KOH. Komposisi dan sifat-sifat lumpur sangat berpengaruh pada pengeboran. Untuk mengetahui kualitas lumpur berbahan dasar air dengan adanya pengaruh pH dilakukan uji sifat lumpur antara lain berat lumpur (density), sifat rheology (viskositas dan gel strength), API fluid loss, alkalinitas, total kesadahan, dan kalsium.
Dari data hasil pengukuran sampel diperoleh penurunan pada nilai yield point, gel strength serta kenaikan pada data fluid loss dan pH yang diakibatkan penambahan KOH pada jumlah yang bervariasi. Sampel Water Based Mud ini layak untuk digunakan dalam lumpur pengeboran dan biasanya parameter yang dilakukan dalam pembuatan sesuai dengan permintaan perusahaan minyak."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
TA1442
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andriana
"Karbon aktif adalah suatu karbon yang memiliki konfigurasi atom karbonnya terbebas dari ikatan dengan unsur lain dan porinya dibersihkan dari senyawa lain, sehingga permukaan serta pusat aktifnya menjadi luas, dan daya adsorpsinya meningkat.
Dalam penelitian ini, dilakukan pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa sawit untuk menurunkan konsentrasi gas CO dan menjernihkan asap kebakaran. Proses aktivasi dilakukan secara kimia dan fisika. Tahapan pembuatan karbon aktif meliputi karbonisasi, aktivasi kimia dan fisika.
Karbonisasi karbon aktif dilakukan pada suhu 400ºC dilanjutkan dengan aktivasi kimia dengan bahan pengaktif KOH dengan konsentrasi 75%. Aktivasi fisika dilakukan dengan mengalirkan gas N2 selama 1 jam pada suhu 850 ºC dan dilanjutkan dengan mengaliri gas CO2 selama 1 jam pada suhu 850ºC.
Penelitian ini menghasilkan karbon aktif yang memenuhi Standar Nasional Indonesia yang memiliki luas permukaan sebesar 1295 m2/gram dan juga dapat diaplikasikan untuk pemurnian gas polutan pada unit purifikasi asap dengan persen adsorpsisebesar 15,7%.

Activated carbon is carbon which has a configuration of carbon atoms free from bond with other elements and their pores are cleared of other compounds, so that the surface as well as its active center became widespread, and the adsorption increased.
This research performed the manufacture of activated carbon made from oil palm shell to reduce the concentration of CO gas and clear the fire smoke. The activation process is done chemically and physically. Stages of manufacture of activated carbon include carbonization, chemical and physics activation.
The carbonization of activated carbon is carried out at 400ºC, followed by chemical activation with KOH activator material of 75% concentration. Physical activation is done by flowing N2 gas for 1 hour at 850ºC and followed by flowing CO2 gas for 1 hour at 850 º C.
This research produces activated carbon which meet the Indonesian National Standard that has a surface area of 1295 m2/gram and can also be applied for the purification of pollutan gas in the smoke purification unit by adsorption of 15.7% with optimum particle size of 50-37 μm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edrian Madyatama
"Dalam percobaan ini, bahan polipropilena yang kami gunakan adalah thermoforming grade homopolymer yang diperoleh dari PT. Chandra Asri Petrochemical, yang sudah dikenal dengan kualitas kekuatan dan kejernihan produknya yang ada di pasaran. Nucleating agent yang digunakan berbahan dasar calsium salt, diperoleh dari Milliken Chemical, Singapura.Prinsip kerja nucleating agent adalah menjadi inti kristal dan mempercepat inisiasi kristalisasi untuk meningkatkan Tc dan Tm hingga 10 dan memperbaiki sifat fisik hingga 15, mekanik hingga 30, dan optik material hingga 40. Menurut hasil yang telah analisis, variabel terbaik untuk menghasilkan produk dengan kinerja optimum dengan Nucleating Agent juga telah ditentukan.

In this experiment, the reference polypropylene material we used is thermoforming grade homopolymer, obtained from PT. Chandra Asri Petrochemical, which already known for their high quality of strength and of clarity of the thermoforming product in the market. The nucleating agent used is calcium salt based, obtained from Milliken Chemical, Singapore.The working principle of Nucleating agent is becoming the core of crystal and accelerate the initiation of crystallization in order to boost up Tc and Tm up to 10 and improve the physical properties up to 15, mechanical properties up to 30, and optical properties up to 40. According to result we have analyzed, the best variables of to produce an optimum performance thermoforming product with Nucleating Agent also determined."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Wulan
"Ruam popok merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi prematur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perawatan perianal dengan menggunakan tisu basah berbahan dasar air terhadap derajat ruam popok pada bayi prematur. Desain menggunakan uji acak terkontrol dengan pendekatan pre dan post test pada 40 responden dengan simple random sampling (n1=n2=20). Kelompok intervensi diberikan perawatan perianal dengan menggunakan tisu basah berbahan dasar air dan kelompok kontrol diberikan perawatan perianal dengan menggunakan kapas dan air. Perlakuan perawatan perianal dilakukan selama 4 hari. Penilaian kondisi kulit perianal dilakukan dengan menilai derajat ruam popok menggunakan Scoring System for Diaper Dermatitis Scale. Meskipun hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan perbedaan signifikan skor ruam popok antara kedua kelompok (p>0,01), perawatan perianal dengan menggunakan tisu basah berbahan dasar air cenderung lebih efektif dalam mempertahankan skor ruam popok setelah hari ketiga perlakuan. Pengamatan dengan waktu lebih lama dan jumlah sampel lebih besar dapat dilakukan untuk menilai pengaruh perawatan perianal terhadap skor ruam popok.

Effect of perianal care using water-based wet wipes to degrees of diaper rash in premature infant. Diaper rash is a problem that often occurs in premature infants. This study aims to determine the effect of perianal care by using water-based wet wipes on the degree of diaper rash in premature infants. The design uses randomized controlled trials with a pre and post test approach on 40 respondents with simple random sampling (n1 = n2 = 20). The intervention group was given perianal care using water-based wet wipes and the control group was given perianal treatment using cotton and water. Perianal treatment is carried out for 4 days. Assessment of perianal skin conditions was carried out by assessing the degree of diaper rash using the Scoring System for Diaper Dermatitis Scale. Although the results showed no significant differences in diaper dermatitis scores between the two groups were found (p> 0.01), perianal treatment using water-based wet wipes more effective in preventing the occurrence of diaper rash in premature infants. Longer time observations and larger sample sizes can be done to assess the effect of perianal care on diaper rash scores.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hassel Angelyn Sabathini
"ABSTRACT
Kebutuhan akan alternatif bahan kemasan yang ramah lingkungan semakin meningkat. Salah satu solusi dari masalah tersebut adalah dengan mengembangkan plastik biodegradabel. Plastik biodegradabel dapat dibentuk dari campuran biopolimer dengan polimer sintetis dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi. Penelitian ini mengkaji sifat fisik mekanik bioplastik berbahan dasar Chlorella-polyvinyl alcohol PVA dengan pra-perlakuan penghomogen ultrasonik atau ultrasonikasi pada Chlorella. Variasi konsentrasi Chlorella dan suhu dilakukan pada tahap ultrasonikasi bubuk Chlorella. Sebelum dijadikan bahan dasar bioplastik, larutan Chlorella tersonikasi dengan konsentrasi berbeda disamakan konsentrasinya. Film bioplastik kemudian dibuat dengan campuran Chlorella tersonikasi dan PVA menggunakan metode solvent casting. Hasil karakterisasi sifat fisik mekanik bioplastik yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan bioplastik kontrol berbahan dasar Chlorella tanpa sonikasi. Hasil studi mekanis menunjukkan terjadi peningkatan nilai kuat tarik bioplastik hingga 15,3 kgf/cm2 dan peningkatan nilai elongasi hingga 99,63. Hasil analisis Field emission scanning electron microscopy menunjukkan peningkatan homogenitas campuran bioplastik dan membentuk permukaan yang lebih halus dan tidak berongga. Fourier transform infrared menunjukkan bahwa terjadi ikatan antara Chlorella dan PVA. Analisis termal menunjukkan bahwa bioplastik berbahan dasar Chlorella memiliki sifat termal yang menyerupai bioplastik berbahan dasar PVA murni. Sifat fisik mekanik bioplastik tersebut membuat bioplastik berbahan dasar Chlorella berpotensi menjadi bahan alternatif kemasan yang ramah lingkungan.

ABSTRACT
Public demand for environmentally friendly packaging material is increasing. One of the solutions invented for this problem is the development of biodegradable plastic. Biopolymer can be mixed with synthetic polymer to produce biodegradable films with properties suitable for varying applications. This study examines the mechanical physical properties of Chlorella polyvinyl alcohol PVA based bioplastic by pre treating the Chlorella powder with ultrasonic homogenizer. Variation of Chlorella concentration and temperature was done during the ultrasonication. Before being used as bioplastic base, pre treated Chlorella with different concentrations were equated. Bioplastic films were then prepared with the pre treated Chlorella powder and PVA using solvent casting method. Mechanical physical properties of the pre treated Chlorella films then compared with non pre treated Chlorella film as control. Mechanical test shows the increasing of bioplastic tensile strength up to 15,3 kgf cm2 and elongation percentage up to 99,63. Field emission scanning electron microscopy test shows the increasing of bioplastic homogenity and smoother surface with less pores. Fourier transform infrared analysis shows that there are crosslinkages between Chlorella and PVA. Thermal analysis by thermogravimetric analysis shows that Chlorella based bioplastic has similar thermal properties as PVA based bioplastic. These mechanical physical properties shows that Chlorella is a potential biomass alternative for bioplastic."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Eka Purnama
"Inovasi dalam bidang rekayasa jaringan dan manufaktur aditif mendorong pengembangan scaffold tulang cerdas yang dapat disesuaikan secara kustomisasi. Scaffold cerdas ini meniru sifat mekanik dan biologis tulang asli, dan memiliki kemampuan self-fitting. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penambahan senyawa bioaktif hidroksiapatit (HAp) pada scaffold berbahan PLA yang dibuat menggunakan metode pencetakan 3D FDM. Scaffold PLA kemudian dilapisi dengan lapisan HAp melalui proses perlakuan alkali selama 1 jam, diikuti dengan coating dispersi 1% w/v HAp. Penambahan HAp bertujuan untuk meningkatkan biokompatibilitas dan bioaktivitas scaffold. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah waktu agitasi coating dispersi HAp, yaitu 0,5, 1, dan 2 jam. Pengaruh waktu agitasi terhadap bioaktivitas dan sifat mekanik scaffold diamati melalui pengujian imersi dalam larutan simulasi cairan tubuh (r-SBF), pengujian swelling, observasi visual menggunakan mikroskop optik, SEM & EDS, dan pengujian kompresi dinamis. Hasil pengujian imersi menunjukkan bahwa scaffold PLA/HAp memiliki bioaktivitas enam kali lipat dibandingkan dengan scaffold PLA dengan variabel 1% w/v HAp-1 jam sebagai kondisi optimal. Deposisi mineral apatit terjadi selama tujuh minggu imersi dalam r-SBF, sedangkan perubahan warna PLA terjadi pada minggu ketiga hingga keempat. Hasil SEM & EDS pada scaffold imersi r-SBF selama 7 minggu menunjukkan ukuran deposisi apatit lebih besar pada sampel PLA/HAp, munculnya porositas pada permukaan scaffold, dan retakan permukaan. Hasil pengujian swelling menunjukkan peningkatan rasio swelling seiring peningkatan waktu agitasi, yang menunjukkan peningkatan sifat hidrofilik scaffold. Namun, penambahan waktu agitasi juga berhubungan dengan penurunan kemampuan self-fitting scaffold. Scaffold PLA dapat mengalami enam siklus kompresi dan pemulihan sebelum mengalami kegagalan, sebesar 97-99%. Sementara itu, scaffold PLA/HAp mengalami kegagalan setelah dua siklus kompresi dan pemulihan, dengan pemulihan mencapai 90-91% akibat intrusi HAp pada penampang strut. Secara keseluruhan, penambahan HAp pada scaffold berbasis PLA meningkatkan biokompatibilitas dan bioaktivitas. Kondisi optimalnya adalah 1% w/v HAp-1 jam, memberikan solusi yang menjanjikan untuk aplikasi regenerasi medis dan rekayasa jaringan.

Innovation in the field of tissue engineering and additive manufacturing is driving the development of customizable smart bone scaffolds. These smart scaffolds mimic the mechanical and biological properties of natural bone and possess self-fitting capabilities. This research aims to investigate the influence of adding bioactive compound hydroxyapatit (HAp) to PLA-based scaffolds produced using the FDM 3D printing method. The PLA scaffold was subsequently coated with an HAp layer through an alkaline treatment process for 1 hour, followed by a 1% w/v HAp dispersion coating. The addition of HAp aims to enhance the biocompatibility and bioactivity of the scaffold. The variable observed in this study is the agitation time for the HAp dispersion coating, which was set at 0.5, 1, and 2 hours. The influence of agitation time on the bioactivity and mechanical properties of the scaffold was evaluated through immersion testing in simulated body fluid (r-SBF), swelling testing, visual observation using optical microscopy, SEM & EDS analysis, and dynamic compression testing. The immersion test results revealed that the PLA/HAp scaffold exhibited six times higher bioactivity compared to the PLA scaffold, with the optimal condition being 1% w/v HAp-1 hour. Apatit mineral deposition occurred during a seven-week immersion in r-SBF, while PLA color change was observed from the third to fourth week. SEM & EDS analysis of the scaffolds immersed in r-SBF for seven weeks showed larger apatit deposition on the PLA/HAp samples, the appearance of surface porosity in the scaffold, and surface cracking. Swelling testing demonstrated an increase in swelling ratio with longer agitation time, indicating improved hydrophilic properties of the scaffold. However, longer agitation time was also associated with a decrease in the self-fitting ability of the scaffold. The PLA scaffold endured six cycles of compression and recovery before failure, with a recovery rate of 97-99%. In contrast, the PLA/HAp scaffold failed after two cycles of compression and recovery, with a recovery rate of 90-91% due to HAp intrusion into the strut cross-section. In summary, adding HAp to PLA-based scaffolds enhances biocompatibility and bioactivity. The optimal condition is 1% w/v HAp-1 hour, providing a promising solution for regenerative medicine and tissue engineering applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmi Dadang Ardiansyah
"Ice Slurry adalah sebuat teknologi langka di Indonesia. Bentuk dan proses pembuatan yang sangat unik membuat ice slurry mempunyai kelebihan diantara es dan air. Dalam aplikasinya sudah mulai banyak diterapkan sebagai pendingin gedung dan pendingin ikan nelayan. Indonesia adalah negara maritime sehingga mata pencaharian nelayan sangat banyak. Namun mata pencaharian tersebut tidak populer karena pendapatan yang kecil. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perekonomian nelayan salah satunya penerapan ice slurry sebagai media pendingin ikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik ice slurry berbahan dasar air laut dengan variasi salinitas. Variasi salinitas yang digunakan maksimum 30 ppt, 26 ppt, 22 ppt dan 18 ppt. Untuk pengujian dilakukan pada alat scraper ice slurry generator karena hasil fraksi es yang lebih besar. Temperatur fan condenser, rpm motor, dan volume beban sama untuk semua variasi. Selain itu juga dilakukan variasi beban evaporator dari sistem pendingin.
Hasilnya adalah salinitas rendah lebih menghasilkan fraski es dibanding salinitas tinggi, namun terdapat es balok pada hasil ice slurry. Enthapi terendah pada salinitas rendah sedangkan viskositas dan konduktivitas termal tertinggi di salinitas terendah. Kesimpulan ini didukung oleh variasi beban evaporator yang menunjukkan hasil sama untuk kalor 1.718 kW dan 2.947 kW.

Ice Slurry is a rare technology in Indonesia. Shape and procces ice slurry is unique, so ice slurry have many advantages between ice and water for cooling system. Ice slurry application has been applied as building cooling and fish cooling. Indonesia is maritime country so many people work as fisher. But actually that job now isn?t popular because small income. Many effort to increase economic of Indonesia fisher, the one of solution is ice slurry as fish cooling in above their ship.
The purpose from this research is to know characteristic of ice slurry based on sea water with salinity variant. The variations are 30 ppt, 26 ppt, 22 ppt and 18 ppt. The experiment used scraper ice slurry genearator because result of ice fraction is bigger than the others. Temperature fan in condenser, rpm motor, and volume are same every experiment. The others variation is evaporator load with same parameter.
The result in low salinity produced big fraction es compare with high salinity, but in the result ice slurry contain ice beam. Conclutsion from calculated of result ice slurry is low enthapy on low salinity, the big value of viscous and conductivity thermal on low salinity. The conclusion has supported with variation of load evaporator that presented result as trend as for 1.718 kW and 2.947 kW.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42071
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ruhama Sidqy
"[ABSTRAK
Sistem generator ice slurry berbasis air laut diteliti secara eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kecepatan putaran pompa (rpm) terhadap beberapa karakteristik dari ice slurry. Berdasarkan data eksperimen diketahui bahwa kecepatan putaran pompa sentrifugal pada suatu kecepatan putaran pengaduk tertentu berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan penurunan temperatur air laut. Kecepatan penurunan temperatur tertinggi adalah 1.08oC/menit yang terjadi pada putaran pompa 3000 rpm dan putaran pengaduk 800 rpm. Selain itu, waktu keluar ice slurry dari evaporator, waktu berhenti pengaduk, dan selisih antara kedua waktu tersebut juga bergantung pada kecepatan putar pompa dan pengaduk. Sebaliknya, daya listrik masukan pompa tidak bergantung pada kecepatan putar pengaduk. Daya pompa hanya bergantung kepada kecepatan putaran pompa. Beberapa parameter kinerja maksimum teoritis untuk siklus refrigerasi pada sistem ini telah dihitung dan didapatkan bahwa nilai koefisien performa maksimum teoritis adalah 4.89. ice slurry berbasis air laut diteliti secara eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kecepatan putaran pompa rpm terhadap beberapa karakteristik dari ice slurry Berdasarkan data eksperimen diketahui bahwa kecepatan putaran pompa sentrifugal pada suatu kecepatan putaran pengaduk tertentu berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan penurunan temperatur air laut Kecepatan penurunan temperatur tertinggi adalah 1 08oC menit yang terjadi pada putaran pompa 3000 rpm dan putaran pengaduk 800 rpm Selain itu waktu keluar ice slurry dari evaporator waktu berhenti pengaduk dan selisih antara kedua waktu tersebut juga bergantung pada kecepatan putar pompa dan pengaduk Sebaliknya daya listrik masukan pompa tidak bergantung pada kecepatan putar pengaduk Daya pompa hanya bergantung kepada kecepatan putaran pompa Beberapa parameter kinerja maksimum teoritis untuk siklus refrigerasi pada sistem ini telah dihitung dan didapatkan bahwa nilai koefisien performa maksimum teoritis adalah 4 89.

ABSTRACT
An ice slurry generator system based on seawater is studied experimentally in order to find out the influence of centrifugal pump rotation speed (rpm) to some characteristics of ice slurry. Based from experimental data it is known that pump rotation speed in certain mixer rotation speed is significantly influence the seawater temperature drop rate. The highest temperature drop rate is 1.08oC/minute that occur at pump speed 3000 rpm and mixer speed 800 rpm. Besides, time of ice slurry to come out from evaporator, time of mixer to stop, and time difference between them are depend on pump and mixer rotation speed.
Otherwise, electrical power input of pump is not dependent on mixer rotation speed. Power input of pump is only depend on pump rotation speed. Some parameter of theoretical maximum performance has been calculated and obtained that theoretical maximum coefficient of performance is 4.89., An ice slurry generator system based on seawater is studied
experimentally in order to find out the influence of centrifugal pump rotation
speed (rpm) to some characteristics of ice slurry. Based from experimental data it
is known that pump rotation speed in certain mixer rotation speed is significantly
influence the seawater temperature drop rate. The highest temperature drop rate is
1.08oC/minute that occur at pump speed 3000 rpm and mixer speed 800 rpm.
Besides, time of ice slurry to come out from evaporator, time of mixer to stop, and
time difference between them are depend on pump and mixer rotation speed.
Otherwise, electrical power input of pump is not dependent on mixer rotation
speed. Power input of pump is only depend on pump rotation speed. Some
parameter of theoretical maximum performance has been calculated and obtained
that theoretical maximum coefficient of performance is 4.89.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan
"ABSTRAK
Ice slurry generator is a technology that is currently potential applied to
fishermen. The solution from seawater, moreover characteristict of ice is soft and the
temperature can be below 0 °C can make the fish quality will remain intact. The
current study focused to find the value of the scraper shaft motor rotation optimal to
obtain the optimum point of the process of making ice slurry of seawater with a
scraped surface ice slurry generator. Experimental data obtained by doing variation of
the pump and the auger shaft RPM conducted respectively by 4 variations. From the
sixteen trials, it was found that the optimum point on the pump rotation is 2000 rpm
and 1000 rpm for motor rotation.

ABSTRACT
Ice slurry generator merupakan teknologi yang saat ini potensial jika
diterapkan kepada nelayan. Bahan dasar dari air laut, serta karaktekteristik es yang
lembut dan suhunya bisa di bawah 0 oC membuat kualitas ikan akan tetap terjaga.
Penelitian kali ini memfokuskan untuk mencari nilai putaran auger shaft untuk
mendapatkan titik optimal dari proses pembuatan bubur es dari air laut dengan
scraped surface ice slurry generator. Data ekesperimental diperoleh dengan
melakukan variasi RPM pompa dan auger shaft yang dilakukan masing-masing
sebanyak 4 variasi. Dari 16 kali percobaan, ditemukan titik optimum berada pada
putaran pompa 2000 rpm dan motor 1000 rpm"
2015
S65717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>