Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15806 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2001
TA1142
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tresye Utari
"ABSTRAK
Alumina anhidrat terdapat dalam bentuk alumina metastabil (÷ -, ç -, ã-, ê-, ä- dan è-alumina) dan alumina stabil (á-alumina). Beberapa bentuk alumina mempunyai struktur berpori dan tuas permukaan besar, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai adsorben. Umumnya adsorben alumina dibuat dari bauksit dengan proses Bayer. Penelitian ini bertujuan membuat adsorben alumina dari kaolin.
Percobaan dilakukan dengan pemanasan campuran kaolin dan amonium sulfat pada suhu tertentu untuk menghasilkan amonium alum sebagai basil antara. Dekomposisi amonium alum untuk menghasilkan alumina dilakukan pada suhu tertentu. Suhu pembentukkan amonium alum dan suhu pembentukkan alumina ditentukan berdasarkan basil analisis DTA-TGA. Amonium alum dan alumina yang diperoleh dibuktikan dengan analisis difraksi sinar-X. Perbandingan dan waktu pemanasan campuran kaolin dengan amonium sulfat divariasikan untuk memperoleh jumlah amonium alum optimum. Untuk memperoleh alumina dengan daya adsorpsi terbesar, dilakukan variasi waktu pemanasan amonium alum. Data adsorpsi alumina yang dihasilkan ditunjang oleh pengukuran kehilangan berat, luas permukaan dan struktur kristal.
Dari penelitian ini, jumlah optimum amonium alum dihasilkan dari pemanasan campuran kaolin dan amonium sulfat dengan perbandingan berat 1:4 pada suhu 363°C selama 10 jam. Adsorben alumina dengan daya adsorpsi terbesar dihasilkan dari pemanasan amonium alum pada suhu 900°C selama 3 jam. Adsorben alumina tersebut mempunyai struktur kristal yang terdiri dari campuran ÷-, ç- dan ã-Al203 dengan struktur dominan ÷-Al203, luas permukaan 139,83 m2/g dan kapasitas adsorpsi ortofosfat 0,391 mek/g. Perolehan adsorben alumina dad kaolin sebesar 14,68%.

Anhydrate alumina, M203, consist of a stable- (á -alumina) and a metastable (÷ -, ç -, ã-, ê-, ä- dan è-alumina) forms. Some of the metastable form of alumina has a high porosity and very high surface area; these properties are commonly exploited as an adsorbent. The most commonly process for a preparation of alumina adsorbent is the "Bayer process", which employees of bauxite as a raw materials. The purpose of this research is to prepared adsorbent alumina from kaolin.
It is well that when the mixture kaolin and ammonium sulphate are heated at certain temperature, intermediate compound of ammonium alum will be produced. Later, this intermediate compound decomposes to form alumina. The forming temperature ammonium alum and alumina determined by using the DTA-TGA analysis. X-Ray Diffraction (XRD) analizes ammonium alum and alumina produced at the observed temperature. To obtain the maximum amount of ammonium alum, the ratio of kaolin and ammonium sulphate mixture and the heated time at certain temperature is varied. To obtained the alumina with the maximum adsorption, the heated time of the decomposition ammonium alum also varied. Measuring the reduced weight, surface area and structural analysis supports the adsorption data.
This research showed that the maximum amount of ammonium alum could be produced when the mixture kaolin and ammonium sulphate 1: 4 was heated at 363°C for 10 hours period. Alumina with maximum adsorption capacity could be produced when ammonium alum decomposed at 900°C for 3 hours period. Alumina produced from this method are dominantly composed of the -Al2O3 xstructure, with a measured surface area is 39,83 m21g and the phosphate adsorption capacity is 30,43 meg/g. The yield of alumina from kaolin is 14,68%.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Purwaningsih
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noris Rahmatullah
"Nata de coco adalah produk komersial yang terbuat dari air kelapa. Produk ini sangat digemari karena bermanfaat untuk memperlancar pencernaan dan cocok untuk menu diet. Hal ini disebabkan oleh kandungan seratnya yang tinggi. Secara kimiawi, serat yang terkandung di dalam nata de coco adalah selulosa. Suksesnya nata de coco dipasaran membuat banyak peneliti untuk mengembangkan makanan berserat ini, salah satu pengembangannya adalah nata de pina. Nata de pina menggunakan bahan dasar dari sari buah nenas. Selain menggunakan sari buah nenas, pembuatan nata de pina menggunakan beberapa bahan lainnya seperti gula, amonium sulfat, kalium hidrogen fosfat, natrium karbonat dan bakteri Acetobacter xyliium. Penelitian yang dilakukan adalah pengaruh ammonium sulfat dalam produksi nata de pina. Variasi yang digunakan adalah ammonium sulfat sebesar 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 gram. Selain ammonium sulfat, digunakan juga variasi buah nenas sebesar 10, 20, 30 ml (ditambahkan air hingga mencapai 1000 ml). Pada penelitian ini didapatkan bahwa variasi sari buah nenas tidak menghasilkan lapisan nata de pina. Lapisan nata de pina hanya dihasilkan dari sari buah nenas 20 dan 30 ml. Sedangkan untuk variasi ammonium sulfat didapatkan produksi maksimum ada pada variasi ammonium sulfat 0,5 gram yang jumlah sari buah nenasnya 20 ml dan produksi nata de pina minimum ada pada variasi amonium sulfat 0,1 gram pada sari buah nenas 30ml. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penambahan amonium sulfat menaikkan ketebalan lapisan nata de pina."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna
"Zeoiit merupakan mineral alumina silikat yang mempunyai struktur
berongga dengan dinding berupa jaringan polihedral dari atom Si dan Al. Rongga
ini dapat saling berhubungan membentuk terowongan yang biasanya diisi oleh
air dan kation yang dapat saling dipertukarkan. Molekul atau ion yang
mempunyai ukuran lebih kecil atau sama dengan ukuran rongga dapat masuk ke
dalamnya sehingga menyebabkan zeoiit bersifat sebagai penapis molekul.
Pada penelitian ini dilakukan sintesis zeoiit dari kaolin secara tiidrotermal.
Zeoiit yang disintesis meliputi dua jenis yakni zeoiit A dan X. Modifikasi pada
proses hidrotermal dilakukan dengan menggunakan variasi basa, waktu
pengadukan dan temperatur pemanasan. Zeoiit yang diperoleh pada proses
zeolitisasi kaolin mengalami perubahan dibandingkan kaolin asalnya. Perubahan
tersebut dapat dilihat pada basil pengukuran menggunakan XRD.
IV
Selanjutnya zeolit hasil sintesis ini digunakan sebagai penapis molekul
saturat yang merupakan hasil frakslonasi minyak bumi. Zeolit A digunakan
sebagai penapis molekul normal alkana sedangkan zeolit X sebagai penapis
molekul hidrokarbon dalam bentuk siklik. Untuk zeolit A dilakukan variasi waktu
tinggal dalam kolom yakni selama 1, 5. 10, 20 dan 30 menit dan dilakukan
desorpsi fraksi alkana dari zeolit A hasil perlakuan molekular sieve. Penelitian ini
merupakan preparasi awal untuk memudahkan kegiatan analisis komponen
biomarker.
Kemampuan zeolit dalam menyerap normal alkana dapat dilihat dari hasil
pengukuran menggunakan kromatografi gas dimana rasip C-20 - C-34/ Pristan
sebelum dan sesudah perlakuan molekular sieve dapat dibandingkan. Melalui
pengukuran ini ternyata diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa semakin besar
atom karbon semakin besar pula prosentase penyerapannya. Bila dibandingkan
antara variasi waktu tinggal ternyata waktu tinggal selama 10 menit memiliki
kapasitas maksimum.
Ada 2 kelas molekul yang ingin dilihat dalam penyaringan hidrokarbon
dalam bentuk siklik ini, yakni molekul triterpana (m/z = 191) dan molekul sterana
(m/z = 217). Pengukuran ini dilakukan menggunakan kromatografi gasspektroskopi
massa. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa zeolit X hasil
sintesis cukup efektif dalam memisahkan komponen-komponen dalam kedua
kelas molekul tadi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Morina
"Mineral kaolin merupakan salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan penyangga (support) katalis alumina (y-alumina). Untuk mendapatkan y-alumina dari mineral kaolin diperlukan perlakuan awal yaitu dengan proses pengaktifan menjadi metakaolin pada suhu550°C. Senyawa aluminium yang terkandung dalam meta kaolin dapat diekstraksi dengan menggunakan pengekstrak HCl-dietil eter, setelah direfluks dengan HCl selama 2 jam. Senyawa aluminium dalam bentuk kristal diendapkan menjadi Al(OH)3 dengan penambahan larutan amonia pada pH 9,24. Setelah pengendapan, dibiarkan atau dituakan dengan variasi waktu yaitu 0, 10, 48, 96 jam. Endapan yang diperoleh, setelah dituakan, dikeringkan pada temperatur 120°C selama 24 jam. Kemudian dikalsinasi pada suhu 550°C selama 13 jam. Hasil dari kalsinasi (oksida alumina) ini dikarakterisasi yaitu dengan alat XRD dan luas permukaannya. Luas permukaan yang diperoleh bertambah dari penuaan 0 sampai dengan 10 jam yaitu sebesar 240,9 dan 250,7 m2/g, tetapi menurun pada penuaan selanjutnya yaitu sebesar 238 dan 168,6 m2/g. Oksida alumina yang diperoleh merupakan penyangga katalis dan dipreparasi untuk katalis konverter dengan menambahkan logam aktif tembaga, Cu (5% berat), dengan metoda impregnasi basah dan diikuti dengan pengeringan dan kalsinasi. Katalis tersebut dikarakterisasi yaitu luas permukaan dengan hasil 221 m2/g . Uji aktivitas dilakukan dengan umpan model gas huang CO pada suhu 100° sampai dengan 400°C. Pada suhu 400°C katalis mampu mengkonversi gas huang sebesar 81,7%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T40309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Widajanti Wibowo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Firdaus
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S29687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Inayati
"Pada penelitian ini nanozeolit dibuat dengan menggunakan tetraethyi ortosilicate(TEOS) sebagai sumber silika, aluminium isopropoxide [(CH3)2CHO)]sebagai sumber aluminium dan tetrapropylammoniumbromide (TPABr) sebagai template (zat pengarah).
Penelitian ini bertujuan membuat nanozeolit dengan menggunakan template (zat pengarah) TPABr serta memodifikasi elektroda glassy carbon dengan zeolit-Fe secara layer by layer yang kemudian mengaplikasikan elektoda glassy carbon yang telah dimodifikasi sebagai sensor arsen (ll).
Kondisi optimum untuk pengukuran arsen menggunakan glassy carbon yang telah dimodifikasi menggunakan zeolit-Fe dengan metode voltametri siklik adalah pada pH 8 dengan jumlah lapisan polimer (PDDA dan PSS) sebanyak 5 lapisan, lama perendaman di dalam larutan Fe 3+ selama 60 menit,dengan scan rate 100 mV/s dan kisaran potensial dari-1500 sampai1100 mV.
Diperoleh nilai batas deteksi sebesar 0,084 μM. Presisi pengukuran respon arus terhadap larutan arsen (III) 20 μM diperoleh sebesar 1, 94%."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;;;, ], 2008
S30686
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>