Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155090 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samosir, Inge Arissa
Depok: Universitas Indonesia, 2005
TA1261
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1458
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kurniati Hardaningsih
"ABSTRAK
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling sesuai untuk bayi karena ASI mengandung semua zat-zat yang dibutuhkan bagi pertumbuhan serta perkembangan bayi dan juga mengandung zat-zat yang dapat melindungi bayi terhadap penyakit infeksi (Sastroamidjojo, 1989).
ASI mempunyai banyak kelebihan dibanding susu sapi. Protein ASI lebih mudah dicerna daripada protein susu sapi, selain itu ASI mempunyai susunan asam amino esensial yang secara biologik paling sesuai bagi bayi (Ebrahim, 1979; Heine, dkk, 1991).
Pemberian nutrisi yang optimal pada bayi kurang bulan adalah pemberian nutrisi yang akan memberikan pertumbuhan yang cepat seperti pertumbuhan dalam kandungan pada trimester ke-III sehingga dapat dicapai tumbuh kembang yang memuaskan sekarang dan pada masa yang akan datang (American Academy of Pediatrics Commitee on Nutrition, 1977).
Protein penting untuk menunjang pertumbuhan. Bila bayi kurang bulan diharapkan tumbuh dengan memuaskan, maka harus terjadi kondisi keseimbangan nitrogen yang positif atau terdapat nitrogen yang tertahan dalam tubuh dalam jumlah yang cukup dan terus menerus, sehingga pertumbuhan dapat berlangsung normal (Davies, 1977; Atkinson, dkk, 1981; Lau, dkk, 1986; Brooke, dkk, 1987 dan De Curtis, 1987).
Hal tersebut telah terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh Atkinson, dkk, (1981), dimana bayi kurang bulan yang mendapatkan ASI dari ibunya sendiri akan menunjukkan keseimbangan nitrogen yang positif, penambahan berat badan, pertumbuhan linear dan lingkar kepala yang bermakna, dibandingkan dengan bayi kurang bulan yang mendapatkan ASI dari bank ASI (ASI ibu kurang bulan mengandung protein yang sesuai dengan kebutuhan bayi).
Lemak merupakan sumber energi terbesar didalam ASI (35-45%), juga merupakan bahan penyusun yang penting bagi sistem saraf yang mengalami perkembangan cepat pada waktu bayi, berperan dalam pengangkutan vitamin yang larut dalam lemak. Selain itu lemak merupakan unsur penting dari membran sel dan merupakan prekursor hormon (Benson, 1981).
Laktosa merupakan salah satu karbohidrat yang paling menonjol di dalam ASI. Kadar laktosa ASI lebih tinggi daripada laktosa susu sapi. Tekanan osmotik dalam ASI harus seimbang dengan plasma, keadaan ini diatur oleh kadar laktosa dan ion-ion Na, dan Cl (ion monovalen). Dalam hal ini laktosa memegang peran penting. Bila kadar laktosa lebih tinggi, maka kadar ion-ion monovalen akan lebih rendah daripada di dalam susu sapi. Keadaan ini sangat menguntungkan karena cairan dengan kadar ion monovalen yang rendah tidak membebani ginjal (Lawrence, 1989 c)."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Fancia Utari Sunny
"Ekstrak kering ragi dari Saccharomyces cerevisiae merupakan hidrosilat ragi kompleks yang bermanfaat sebagai sumber nutrisi yang dapat digunakan dalam bahan pangan tambahan. Selain itu ekstrak ragi juga memiliki kegunaan dalam bidang farmasi, kesehatan maupun industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan produksi dari ekstrak kering ragi dan menganalisis kandungan biomassa yang terdapat dalam sel khamir seperti penetapan kadar protein, asam lemak dan serat. Produksi ekstrak kering ragi dapat dioptimalisasi dengan beberapa media. Yeast extract Peptone Dextrose (YPD) terpilih sebagai media yang digunakan dalam produksi karena hasil optimasi menunjukkan absorbansi pada YPD lebih tinggi dibandingkan media molase dan mengikuti fase pertumbuhan mikroba. Analisis penetapan kadar protein diuji menggunakan metode Bradford. Penetapan kadar serat mengacu pada metode SNI 01-2891-1992. Penetapan kadar asam lemak dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas. Kondisi analisis yang optimum pada kromatografi gas diperoleh pada suhu kolom 170°C dan split 20. Metode yang digunakan dikatakan valid dengan hasil linearitas sebesar y = 4132,9x-13592 dan r = 0,9983. Nilai presisi ditunjukkan dari %KV adalah sebesar 1,6091%. Nilai LOD yang didapat sebesar 36,485 µg/mL dan LOQ sebesar 121,431 µg/mL. Hasil rata-rata kadar asam lemak dalam ekstrak kering ragi yakni sebesar 0,3357%. Pada penetapan kadar protein menghasilkan persamaan kurva kalibrasi sebesar y = 0,00096x + 0,3751 dan nilai r = 0,9988. Hasil dari kadar protein yang terkandung dalam ekstrak kering ragi sebesar 0,4332 mg/mL terhitung sebagai albumin. Untuk penetapan kadar serat, hasil yang didapat rata-rata sebesar 1,48%.

Dry yeast extract from Saccharomyces cerevisiae is a complex yeast hydrosylate that is useful as a source of nutrients that can be used in food additives. In addition, yeast extract also have uses in the pharmaceutical, health and industrial fields. This study aims to optimize the production of dry yeast extract and analyze the biomass content contained in ragi cells such as determination of protein, fatty acid and fiber content. The production of dry yeast extract can be optimized with several media. Yeast extract Peptone Dextrose (YPD) was chosen as the medium used in the production because the optimization results showed that the absorbance of YPD was higher than that of molasses and followed the microbial growth phase. Analysis of protein assay using the Bradford method. Determination of fiber content refers to the method of SNI 01-2891-1992. Fatty acid content was determined using gas chromatography. The optimum analytical conditions in gas chromatography were obtained at column temperature of 170°C and split 20. The method used was valid with linearity results of y = 4132.9x-13592 and r = 0.9983. The precision value result from % CV is 1.6091%. The LOD value obtained was 36.485 µg/mL and the LOQ was 121.431 µg/mL. The average yield of fatty acid levels in the dry yeast extract was 0.3357%. The determination of protein content resulted in a calibration curve equation of y = 0.00096x + 0.3751 and the value of r = 0.9988. The results of the protein content in the dry yeast extract was 0.4332 mg/mL were counted as an albumin. For the determination of fiber content, the average results obtained are 1.48%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Amanda
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara asupan karbohidrat, protein dan lemak dengan kadar C-Reactive Protein pada pasien kanker paru stadium IIIB-IV. Progresivitas kanker paru dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh, faktor genetik dan respon inflamasi. CRP sebagai salah satu marker inflamasi dapat diandalkan sebagai salah satu parameter untuk memprediksi perkembangan kanker. Subjek didapatkan melalui consecutive sampling yang melibatkan 49 subjek kanker paru stadium IIIB ndash; IV yang tidak sedang menjalani terapi di RS Kanker 'Dharmais'. Hasil penelitian didapatkan rerata usia 55,82 12,26 tahun, sebanyak 63,3 berjenis kelamin laki-laki. Nilai median CRP yaitu 23,82 0,30 - 207,29 mg/L. Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya korelasi yang bermakna antara asupan karbohidrat dengan kadar CRP serum p = 0,919 , asupan protein dengan kadar CRP serum p = 0,257 dan asupan lemak dengan kadar CRP serum p = 0,986 . Kesimpulan: pada penelitian ini tidak didapatkan korelasi antara asupan karbohidrat, protein dan lemak dengan kadar CRP serum sebagai penanda perkembangan kanker.

The aim of the study was to determine the correlation between carbohydrate, fat and protein intake with the serum C Reactive Protein level in lung cancer patients stage IIIB ndash IV. The progression of lung cancer is influenced by immune system, genetic factors and inflammatory response, therefore CRP can be relied as one of the parameters for predicting cancer cell growth. Subjects were recruited by consecutive sampling, 49 subjects with lung cancer stage IIIB IV who currently not receving any treatment in Dharmais Cancer Hospital participating in this study. The mean age of subject was 55,82 12,26 years old and 63,3 were male. The median value of CRP was 23,82 0,30 207,29 mg L. This study did not showed significant correlation between carbohydate, protein and fat intake with serum CRP value p 0,919 p 0,257 p 0,986, respectively. In conclusion, there is no correlation between carbohydrate, protein and fat intake with serum CRP level in lung cancer stage IIIB ndash IV."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Pungkasari
"Roti merupakan makanan yang digemari masyarakat di Indonesia karena praktis untuk dikonsumsi dan dapat dijadikan sumber karbohidrat utama manusia. Namun, roti yang beredar dipasaran umumnya mengandung tepung terigu yang tidak dapat dikonsumsi oleh pasien penderita seliak. Penyakit seliak merupakan penyakit intoleransi terhadap gluten yang terkandung pada tepung terigu. Pada penelitian ini dilakukan subtitusi tepung terigu dengan tepung kentang yang tidak memiliki kandungan gluten sehingga aman dikonsumsi oleh penderita seliak. Penderita seliak juga banyak dikaitkan dengan diabetes tipe I. Oleh karena itu, tepung kentang dimodifikasi dengan metode HMT untuk menghasilkan roti dengan daya cerna yang rendah sehingga akan mengurangi resiko gangguan metabolik. Pati kentang berhasil dimodifikasi dengan menunjukkan perubahan pada bagian tengah granula patinya. Pati kentang termodifikasi kemudian digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan roti. Selain itu, penambahan hidrokoloid: xanthan gum, CMC, dan psyillium pada tiga konsentrasi berbeda (0,5, 1, dan 2% berdasarkan berat pati) digunakan untuk meningkatkan kualitas roti bebas gluten. Sifat fisika (volume spesifik dan sensoris) dan sifat kimia (kadar air dan uji daya cerna) dianalisis. Penambahan CMC 2% menunjukan hasil terbaik dalam meningkatkan volume spesifik roti, tingkat penerimaan konsumen, dan penurunan daya cernanya.

Bread is a food that is popular with people in Indonesia because it is practical to consume and can be used as the main source of carbohydrates for humans. However, bread on the market generally contains wheat flour, which cannot be consumed by patients with celiac disease. Celiac disease is a disease of intolerance to gluten contained in wheat flour. In this study, wheat flour was substituted with potato starch which does not contain gluten so it is safe for consumption by celiac sufferers. Celiac sufferers are also often associated with type I diabetes. Therefore, potato flour is modified by the HMT method to produce bread with low digestibility so that it will reduce the risk of metabolic disorders. Potato starch was successfully modified by showing changes in the center of the starch granule. Modified potato starch is then used as an additive in bread making. In addition, the addition of hydrocolloids: xanthan gum, CMC, and psyillium at three different concentrations (0.5, 1, and 2% by weight of starch) was used to improve the quality of gluten-free bread. Physical properties (specific volume and sensory) and chemical properties (moisture content and digestibility tests) were analyzed. The addition of 2% CMC showed the best results in increasing the specific volume of bread, the level of consumer acceptance, and decreasing its digestibility."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dewi Setyowati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
TA493
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Awal Try Surya
"Lemak, laktosa, dan protein merupakan tiga komponen penting yang dimiliki pada susu sebagai komponen kualitas susu. Kadar lemak, laktosa, dan protein susu dapat diukur menggunakan instrumen pengukur spektrofotometer, laktoscan, dan metode konvensional lainnya. Namun dari instrumen-instrumen pengukuran tersebut masih cukup mahal, memerlukan waktu yang lama untuk mempersiapkan sampel dengan prinsip kemometrik, sehingga dapat merusak sampel. Dalam penelitian ini dirancang sistem pengukuran kadar lemak, laktosa, dan protein pada susu yang lebih murah, efisien, dan tidak merusak sampel menggunakan kamera hiperspektral sebagai instrumen pengukuran dan berbasis convolutional neural network sebagai algoritma pengukuran. Kamera hiperspektral yang digunakan pada rentang panjang gelombang 400 -1000 nm (VIS-NIR) digunakan untuk mengakuisisi karakteristik spasial dan spektral pada susu ultra high temperature (UHT), sapi, kambing. Algoritma regresi convolutional neural network digunakan untuk melakukan prediksi nilai kadar lemak, laktosa, dan protein pada susu. Pada model regresi Modified CNN-GoogLeNet menghasilkan RMSE sebesar 0,66 dan R2 sebesar 0,95 pada data uji untuk pengukuran kadar lemak. Lalu RMSE sebesar 0,45 dan R2 sebesar 0,88 pada data uji untuk pengukuran kadar laktosa. Kemudian RMSE sebesar 0,36 dan R2 sebesar 0,76 pada data uji untuk pengukuran kadar protein. Hal ini menunjukan sistem pengukuran kadar lemak, laktosa, dan protein menggunakan kamera hiperspektral berbasis algoritma Modified CNN-GoogLenet dapat digunakan untuk prediksi kadar lemak, laktosa, dan protein.

Fat, lactose, and protein are three important components in milk as a component of milk quality. The fat, lactose, and protein content of milk can be measured using a spectrophotometer, lactoscan, and other conventional methods. However, these measurement instruments are quite expensive, require a long time to prepare samples with chemometric principles, so it can damage the sample. In this research, a system for measuring fat, lactose, and protein content in milk is designed that is cheaper, and does not damage the sample (non-destructive) using hyperspectral camera as a measurement instrument and based on a convolutional neural network as a measurement algorithm. Hyperspectral camera used in the wavelength range of 400 -1000 nm (VIS-NIR) was used to acquire the spatial and spectral characteristics of ultra high temperature (UHT), cows, goats milk. Convolutional neural network regression algorithm was used to predict the content of fat, lactose, and protein in milk. The CNN-GoogLeNet Modified regression model give RMSE value is 0.66 and R2 value is 0.95 in the test data to measure fat content. Then RMSE value is 0.45 and R2 value is 0.88 on the test data to measure lactose content. Then RMSE value is 0.36 and R2 value is 0.76 on the test data to measure protein content. This shows that the measurement system for fat, lactose, and protein content using a hyperspectral camera based on the Modified CNN-GoogLenet algorithm can be used to predict fat, lactose, and protein levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>