Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205408 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gurning, Nita Melinda
Depok: Universitas Indonesia, 1996
TA1163
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Andreas Nugroho Kurniadi
"ABSTRAK
Strategi secara umum dapat diartikan sebagai cara untuk
mencapai tujuan. Pengertian yang lebih mendalam mengenai
strategi adalah suatu rencana yang berorientasi ke depan,
mengintegrasikan sasaran utama organisasi, kebijakan, dan
urutan tindakan kedalam suatu kesatuan, yang disiapkan untuk
menghadapi lingkungan yang kompetitif dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan.
Analisis dan pemilihan strategi bersaing dibagi menjadi
dua bagian yaitu analisis strategi perusahaan dan analisis
strategi bisnis. Analisis strategi perusahaan adalah memper
timbangkan alternatif-alternatif strategi dan pemilihan
strategi tingkat perusahaan untuk menentukan pilihan jenis
usaha. Sedangkan analisis bisnis adalah mempertimbangkan
alternatif strategi, faktor kunci keberhasilan, dan pemilihan
strategi bisnis untuk menentukan pilihan arah dan jenis
unggulan usaha.
Metode penelitian mencakup penelitian dasar dan peneli
tian terapan. Penelitan dasar digunakan untuk mengembangkan
pengetahuan mengenai strategi bersaing. Penelitian terapan
menghubungkan dasar teori strategi bersaing dengan praktik
yang ada di lapangan.
Sebagai bahan evaluasi strategi bersaing, Penulis meng
ambil studi kasus PT. Argha Karya Prima Industry. PT. Argha
Karya Prima Industry memproduksi Film Biaxially Oriented
Polypropylene dengan merek dagang Arlene. Proses pembahasan
strategi bersaing dimulai dengan merumuskan misi dan tujuan
perusahaan, memahami lingkungan eksternal perusahaan menen
tukan profil perusahaan, merumuskan sasaran jangka panjang
dan strategi akbar kemudian merumuskan sasaran angka pendek
dan operasional.
Pembahasan misi dan falsafah dimaksudkan untuk memasti
kan bahwa perusahaan telah memantapkan kesatuan tujuan, dasar
motivasi pemanfaatan sumber daya dasar standar alokasi
sumber daya, nenciptakan iklim kerja nenjadi inti arah
tujuan, memudahkan penjabaran sasaran dan tujuan serta pe
ngendalian biaya, waktu dan hasil kerja.
Pembahasan lingkungan eksternal mencakup tiga faktor
lingkungan yang saling terkait yaitu lingkungan remote,
lingkungan industri dan lingkungan operasional. Lingkungan
remote terdiri dari faktor ekonomi, teknologi, politik
sosial dan ekologi. Lingkungan industri terdiri dari ancaman
pendatang baru, kekuatan tawar pemasok dan pembeli, substi
tusi dan intensitas persaingan industri sejenis.
Pembahasan profil perusahaan mencakup aktivitas utama
yaitu produksi dan pemasaran, serta aktivitas pendukung yang
terdiri dari manajemen umum, keuangan, sumber daya manusia,
penelitian dan pengembangan.
Pembahasan sasaran jangka panjang dikaitkan dengan
profitabilitas, produktivitas, posisi bersaing pengembangan
karyawan, hubungan kerja karyawan, kepemimpinan teknologi,
tanggung jawab publik.
pembahasan dan evaluasi strategi akbar menyangkut himpu
nan keputusan berupa rencana umum yang ringkas tentang kegia
tan utama dalam lingkungan yang dinamis untuk mencapai sasa
ran jangka panjang yang telah ditetapkan.
Pembahasan dan evaluasi strategi generik meliputi keung
gulan biaya menyeluruh, diferensiasi produk maupun pelayanan
dan fokus.
Hasil penelitian dan analisis menunjukkan bahwa misi
perusahaan telah ditetapkan secara baik, industri BOPP Film
pada tahun 1992 mencerminkan daya tarik industri yang tinggi
( 5.21 ), dan diperkirakan lima tahun mendatang daya tarik
industri akan bergeser menjadi kondisi sedang ( 4.36 ).
Lingkungan internal Perseroan pada tahun 1992 mencerminkan,
kekuatan Perseroan terhadap pesaing relatif kuat (5.15).
Perseroan masih dapat meningkatkan keunggulan daya saing
apabila melakukan peningkatan kekuatan yang telah dicapai dan
menghilangkan kelemahan yang telah teridentifikasi.
Hasil analisis SWOT menunjukkan posisi Perseroan dalam
kurun waktu lima tahun mendatang terletak dalam kuadran
selectivity growth. Penulis merekomendasikan beberapa strategi akbar dan strategi bisnis yang sesuai dengan faktor kunci
keberhasilan dan karateristik industrinya.
Karya akhir ini ditutup dengan beberapa saran per
baikan dan beberapa Action Plans yang perlu dilaksanakan
untuk mencapai keunggulan bersaing berkesinambungan (sustain
able competitive advantagr) bagi PT. Argha Karya Prima Industry.
Saran perbaikan mencakup peningkatan efisiensi dalam
mendukung strategi keunggulan biaya secara menyeluruh dan
meningkatkan kapasitas internal khusus seperti kemampuan
tenaga penjual, konsistensi kualitas, penyerahan tepat waktu
untuk mendukung strategi diferensiasi pelayanan.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman Sulaiman
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
TA862
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Romauli, Maya Pada
"Salah satu pencemaran di dalam perairan disebabkan oleh logam berat. Logam berat merupakan bahan anorganik yang bersifat toksik dan dapat terakumulasi dalam tubuh biota air. Pada penelitian ini, biota yang digunakan sebagai bioindikator pencemaran logam berat tersebut adalah ikan bandeng. Selain itu, penelitian ini mengkaji kandungan logam berat Cd, Cr, dan Cu dalam sedimen. Sampel-sampel tersebut diambil di daerah Blanakan, Subang dan Marunda, Jakarta Utara. Hasil penelitian menunjukkan logam Cd tidak terdeteksi baik dalam ikan bandeng maupun sedimen pada kedua daerah sampling. Kandungan logam berat Cr dalam daging dan insang ikan bandeng serta sedimen di Blanakan, Subang diperoleh berurutan dengan rentang konsentrasi sebesar 0,92-2,47 µg/g; 0,15–3,00 µg/g; dan 8,23–24,79 µg/g. Sedangkan kandungan logam berat Cr di Marunda, Jakarta Utara dalam daging dan insang ikan bandeng serta sedimennya berurutan adalah 0–0,24 µg/g; 1,23–8,85 µg/g; dan 22,10–31,63 µg/g. Untuk logam Cu di Blanakan, Subang diperoleh konsentrasi dalam daging dan insang ikan bandeng serta sedimen dengan rentang sebesar 1,78–5,24 µg/g; 2,03– 3,40 µg/g; dan 16,71–20,48 µg/g. Sedangkan kandungan logam berat Cu di Marunda, Jakarta Utara dalam daging dan insang ikan bandeng serta sedimennya berurutan adalah 1,47–2,46 µg/g; 2,28–5,43 µg/g; dan 17,19–30,21 µg/g.

One of pollution in the water caused by heavy metals. Heavy metals are inorganic substances that are toxic and can accumulate in the body water biota. In this study, the organisms were used as bioindicator of heavy metal pollution is milkfish. In addition, this study examines the content of heavy metals Cd, Cr, and Cu in the sediment. The samples were taken in the area Blanakan, Subang and Marunda, North Jakarta. The results showed no detectable metal Cd in both milkfish and sediment sampling in both areas. Cr content of heavy metals in meat and milk fish gills and sediment Blanakan, Subang obtained sequentially with the concentration range of 0.92 to 2.47 µg/g, 0.15 to 3.00 µg/g and 8.23 to 24.79 µg/g. While the heavy metal content of Cr in Marunda, North Jakarta in meat and milk fish gills and sediment sequence is 0 to 0.24 µg/g, 1.23 to 8.85 µg/g and 22.10 to 31.63 µg/g. For Cu metal in Blanakan, Subang obtained concentrations in meat and milk fish gills and sediments range of 1.78 to 5.24 µg/g, 2.03 to 3.40 µg/g and 16.71 to 20.48 µg/g. While the heavy metal content of Cu in Marunda, North Jakarta in meat and milk fish gills and sediment sequence was from 1.47 to 2.46 µg/g, 2.28 to 5.43 µg/g and 17.19 to 30.21 µg/g."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Puspita Hukman
"Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar yang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah dari industri-industri logam dan petrokimia mengandung campuran logam-logam berat diantaranya besi, tembaga, dan nikel dan juga senyawa-senyawa organik salah satunya adalah fenol. Proses pengolahan limbah logam berat yang sedang berkembang adalah proses flotasi. Flotasi merupakan metode pengolahan limbah logam berat yang efektif karena proses yang mudah dan cepat. Diperlukan kondisi operasi optimum proses flotasi dalam pengolahan limbah buangan industri yang mengandung berbagai komponen logam dan senyawa organik agar proses pengolahan limbah berlangsung optimal.
Penelitian ini menggunakan proses flotasi ozon untuk memisahkan campuran logam berat dari limbah sintetik. Pada penelitian ini digunakan zeolit sebagai bahan pengikat, surfaktan jenis SLS (Sodium Lauryl Sulfat) sebagai kolektor dan PAC (PolyAluminium Chloride) yang berfungsi sebagai koagulan. Pada penelitian ini dilakukan proses flotasi untuk memisahkan campuran logam dan campuran logam dengan kehadiran fenol. Untuk pemisahan campuran logam tanpa kehadiran fenol dilakukan dua variasi yaitu variasi pH awal pengadukan dan konsentrasi PAC. Untuk pemisahan campuran logam dengan kehadiran fenol dilakukan tiga variasi yaitu variasi waktu flotasi, dosis zeolit, dan konsentrasi fenol yang ditambahkan.
Dari hasil penelitian didapatkan pH awal pencampuran optimum adalah pH 7 dan konsentrasi PAC optimum sebesar 0,067 g/L untuk proses pengolahan campuran logam besi, tembaga dengan konsentrasi masing-masing logam 40 mg/L Pada kondisi operasi flotasi yang optimal yaitu pH awal 7, jumlah surfaktan 0,4 gr/L, PAC 0,067 gr/L, zeolit 2gr/L dan waktu flotasi selama 25 menit untuk pengolahan limbah campuran logam didapatkan % pemisahan logam yang lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pemisahan limbah campuran logam dengan kehadiran fenol. Hasil yang didapat untuk persentase pemisahan logam tanpa kehadiran fenol untuk logam besi, tembaga, dan nikel masing-masing sebesar 99,25%; 99,19%; 68,18%, sedangkan untuk pengolahan limbah campuran logam dan fenol %pemisahan yang didapat adalah: 98,25%; 98,80%; 55,04%. Selain mempengaruhi % pemisahan logam kehadiran fenol juga mempengaruhi parameter kualitas air yang lain. Kehadiran fenol akan meningkatkan nilai COD, dan menurunkan nilai pH dan DO air hasil proses flotasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Fatwa Triardianto
"Flotasi telah lama digunakan sebagai proses separasi logam-logam berat dari air limbah.biasanya pada proses ini digunakan oksigen sebagai difusernya. Akan tetapi, pada penelitian ini digunakan campuran udara-ozon sebagai ifusernnya. Dengan ditambahkan ozon yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan oksigen, proses kinerja proses flotasi diharapkan akan meningkat. Pada proses flotasi diperlukan beberapa bahan kimia tambahan, diantaranya surfaktan dan koagulan. Oleh karena itu perlu diketahui berapa dosis yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang optimum.
Pada proses flotasi ini digunakan tiga jenis limbah, yaitu limbah besi, limbah tembaga, dan limbah nikel. Pertama-tama air limbah yang dibuat dari garamnya dicampur dengan zeolit yang berfungsi sebagai bahan pengikat, Sodium Lauril Sulfat (SLS) sebagai surfaktan, NaOH sebagai pengatur pH, dan Polyaluminum chloride (PAC) sebagai koagulan. Kemudian limbah yang telah dicampur dimasukkan ke dalam tangki flotasi. Campuran udara-ozon sebagai difuser dialirkan sehingga dapat mengangkat limbah logam ke permukaan sehingga dapat dipisahkan dari air. Sebelum proses flotasi dilakukan, persiapan-persiapan yang dilakukan adalah preparasi zeolit dengan pemanasan dan karakterisasinya dengan uji analisis BET, serta uji produktivitas ozonator dengan metode iodometri. Sampel yang diambil dianalisis kandungan logamnya, pH, DO, dan CODnya.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penambahan dosis PAC dan SLS dapat meningkatkan persentase pemisahan logam dari air limbah hingga mencapai diatas 95%. Akan tetapi kenaikan tersebut memiliki kondisi optimum. Dosis PAC optimum untuk tembaga dan besi adalah 0,133 g/L sedangkan untuk nikel adalah 0,067 g/L. Dosis optimum SLS untuk ketiga logam tersebut adalah 0,4 g/L. Dengan dosis PAC dan SLS optimum didapat persentase pemisahan logam besi sebesar 99,67%, sedangkan persentase pemisahan logam tembaga sebesar 89.39%, dan persentase pemisahan logam nikel sebesar 99,15%.

Flotation has been use for separation heavy metals from wastewater for many years. In convencional flotation, oxygen is used as diffuser. But in this research, ozon-air mixed is used as diffuser. By adding ozon which has advantage over oxygen, the efectivness of the process may increase. Flotation process need some chemical agent, such as coagulant and surfactant. Because of that, important to know how much its needed to get the optimum result.
On this research is used three kind of metal as a wastewater, that is: iron, copper, an nickle. The first step of this experiment is mix the wastewater with zeolit as a bonding agent, Sodium Lauryl Sulfate (SLS) as a surfactant, NaOH as a pH adjuster, and Polyaluminum chloride (PAC) as a coagulant. After that, the mixed wastewater is put on the flotation tank. Ozone-air diffuser is flowed from the bottom of the tank to make the bubble which pushed the flok up so it can be remove from the water. Before the flotation process, the thing that should do is preparation and caracterisation of bonding agent, sng ozonator productivity test. The analysis for the sampel is metal contens, pH, DO, and COD.
The result is by using PAC and SLS, the efficiency of the process is increase up to 95 %. But ther is an optimum point. For iron and copper, the optimum dosage of PAC is 0.133 g/L, and for nickel is 0.067 g/L. The optimum dosage of SLS for each of three metal is 0.4 g/L. With this optimum dosage, iron removal persentage is 99.67%,, copper removal persentage is 89.39%, an nickle removal persentage is 99.15%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian bioflokulan ini dilakukan untuk membantu memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan akibat pencemaran limbah cair industri tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja GSHN sebagai bioflokulan. Parameter-parameter yang dioptimasi adalah pH, konsentrasi koagulan FeCl3, konsentrasi flokulan GSHN dan waktu sedimentasi. optimasi dilakukan dengan metoda jar test sedangkan untuk penurunan kadar logam Cu, digunakan instrument spektroskopi serapan atom (AAS). Efektivitas kinerja GSHN diperoleh dengan membandingkan nilai EPT (Efisiensi penurunan turbiditas) pada tahap optimasi dan membandingkan nilai EPT pada tahap aplikasi. Pada tiap tahap tersebut diberikan dua perlakuan yaitu tanpa penambahan flokulan dan dengan penambahan flokulan. Keadaan optimum dari parameter-parameter yang dioptimasi yaitu pH = 8, konsentrasi koagulan 700 ppm, konsentrasi flokulan 1000 ppm dan waktu sedimentasi 30 menit. Pada optimasi pH tahap pertama perbandingan EPT dari dua perlakuan itu adalah 4.04 % tanpa penambahan flokulan dan 10 % dengan penambahan flokulan. Optimasi konsentrasi koagulan 84,8 % tanpa menggunakan flokulan dan 85,3 % tanpa penambahan flokulan. Optimasi pH tahap kedua 86,29 % tanpa penambahan flokulan dan 86,89 % dengan penambahan flokulan. Optimasi konsentrasi flokulan menghasilkan EPT sebesar 88.64 %. Optimasi waktu sedimentasi EPT 90,21 % berbanding 92,04 %. Tahap aplikasi menghasilkan EPT 90,42 % tanpa penambahan flokulan dan 92,32 % dengan penambahan flokulan. Bioflokulan GSHN dapat menurunkan kadar logam sebesar 802,95 ppm"
541 JSTK 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Nurmayanti
"Telah dilakukan penelitian tentang kandungan kromium (Cr) pada Polychaeta dan sedimen di perairan Teluk Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kromium (Cr) pada Polychaeta dan sedimen serta untuk mengetahui hubungan antara kandungan kromium pada Polycaheta dan sedimen di perairan Teluk Jakarta. Pengambilan sampel di lapangan menggunakan Peterson Grab Sampler dan analisis kandungan kromium sampel Polychaeta dan sedimen menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom atau Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Polychaeta dari kelompok Sedentaria yang sering ditemukan adalah suku Spionidae (80%), sedangkan dari kelompok Errantia yang sering ditemukan adalah suku Nephtyidae (53,33%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan rata-rata kromium pada Polychaeta bervariasi antara 59,19--348,43 ppm, sedangkan kandungan rata-rata kromium pada sedimen berkisar antara 15,41--33,43 ppm. Hasil analisis data (menggunakan korelasi jenjang Spearman) adalah tidak adanya korelasi antara kandungan kromium pada Polychaeta dengan kandungan kromium pada sedimen."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S31383
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>