Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118815 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1277
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1297
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1275
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iim Rohiman
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S29959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"lsolasi kitin dari kulit udang melalui dua tanap yaitu deproteinasi dengan
perendaman kulit udang dengan NaOH 10% pada sunu 70°C selama 1 jam,
kedua demineralisasi dengan perendeman kulit udang dengan HCI 10%
selam 1 jam. Konversi kitosan dari kitin dilakukan dengan proses
deasetalisasi dengan perendaman kitin dengan NaOH 60% selam 48 jam.
Besarnya kitosan yang didapat dari 300 g kulit udang sebesar 27,16%_
I\/lodifikasi kitosan menjadi kitosan-PAA dilakukan dengan metode ozonasi
secara simultan I\/lodifikasi dilakukan dengan variasi sunu dan konsentrasi
asam akrilat Sunu optimum modifikasi kitosan-PAA 27°C dan konsentrasi
optimum 1% asam akrilat Karakterisasi kitosan dan kitosan-PAA dilakukan
dengan FT-IR. Adsorpsi Iogam Cu2+, Cr3+ dan Zn” dengan kitosan dan
kitosan-PAA dilakukan dengan optimasi pH dan vvaktu kontak adsorpsi Studi
kinetik adsorpsi Iogam Cu2+, Cr3+ dan Zn” dengan kitosan dan kitosan-PAA
dilakukan dengan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlicn"
Universitas Indonesia, 2007
S30446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Raditya Rasyid
"Berdasarkan data yang diperoleh dari trace metal analysis diketahui bahwa daerah dengan kandungan konsentrasi logam Cu paling tinggi adalah Muara Kamal pada lokasi titik Mka2 sebesar 157 ppm, sedangkan kandungan logam Zn paling tinggi juga terdapat di Mka2 yaitu sebesar 468 ppm. Distribusi kandungan logam berat di teluk Jakarta diperoleh konsentrasi yang sangat tinggi di bandingkan dengan kandungan logam berat pada sungai pembanding yaitu hulu Ciliwung dan Penjaliran yang menunjukkan bahwa perairan teluk Jakarta mengalami pencemaran logam berat yang tinggi. Sedangkan persentase fraksinasi logam Cu dominan berada pada fraksi 5 yaitu berkisar sebesar 76-94%. Persentase fraksinasi logam Zn tidak terlalu dominan pada satu fraksi saja, namun fraksi 5 tetap dominan yaitu sebesar 37-50 %. Dengan demikian logam Zn memiliki potensi yang besar untuk terlepas kembali ke perairan dan berpotensi sebagai bioavalibilitas."
2007
S30676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Wiriawan
"ABSTRAK
Kandungan logam berat masih ditemukan pada beberapa biota budidaya di kawasan tambak Blanakan, Subang, seperti bandeng dan udang. Tambak Blanakan merupakan tambak tradisional sehingga bandeng dan udang akan tergantung pada makanan alaminya seperti fitoplankton. Bioakumulasi logam berat pada fitoplankton perlu diketahui karena air tambak yang tercemar logam berat berdampak pula pada fitoplankton.Logam berat seperti tembaga Cu dan seng Zn merupakan logam-logam esensial yang diperlukan oleh biota, namun konsentrasi yang berlebihan dapat membahayakan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bioakumulasi logam Cu dan Zn pada fitoplankton di tambak terhadap lokasi sumber pencemar, menganalisis hubungan bioakumulasi Cu dan Zn pada fitoplankton dengan akumulasi Cu dan Zn pada sedimen, menganalisis hubungan bioakumulasi Cu dan Zn pada fitoplankton dengan kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton, dan menganalisis hubungan bioakumulasi Cu dan Zn pada fitoplanktondengan kualitas perairan tambak. Pengukuran kandungan logam pada fitoplankton dan sedimen menggunakan Atomic Absorption Spectrometry AAS . Analisis data menggunakan analisis varians multivariat/multivariate analysis of variance manova dan analisis korelasi regresi. Disimpulkan bahwa bioakumulasi logam Cu dan Zn pada fitoplankton akan semakin tinggi jika tambak semakin dekat dengan lokasi sumber pencemar, kelimpahan fitoplankton semakin banyak, indeks keanekaragaman fitoplankton semakin kecil, suhu, pH dan oksigen terlarut perairan tambak semakin tinggi serta salinitas perairan tambak semakin rendah.
ABSTRACT
The heavy metal content is still found in some cultivation biota in the area of Blanakan pond, Subang, like milkfish and shrimp. Blanakan pond is a traditional pond so milkfish and shrimp will depend on natural food such as phytoplankton. Bioaccumulation of heavy metals in phytoplankton should be known because the pond water contaminated by heavy metals also affects phytoplankton. Copper Cu and zinc Zn are the essential metals required by the biota, but excessive concentration can be dangerous. The purpose of this study was to know Cu and Zn bioaccumulation in phytoplankton at ponds against the location of pollutant sources, to analyzethe relationship between Cu and Zn bioaccumulation in phytoplankton with Cu and Zn accumulation in sediments, to analyzethe relationship between Cu and Zn bioaccumulation in phytoplankton with phytoplankton abundance and diversity, and to analyzethe relationship between Cu and Zn bioaccumulation in phytoplankton with pond water quality. Measurement of metal content in phytoplankton and sediment using Atomic Absorption Spectrometry AAS . Data analysis using multivariate analysis of variance manova and regression correlation analysis. It was concluded that Cu and Zn bioaccumulation in phytoplankton will be higher if the pond closer to the location of pollutant source, the more phytoplankton abundance, the smaller phytoplankton diversity index, the higher temperature, the pH and the dissolved oxygen of pond water and the lower salinity of pond water. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Hartanto
"Meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak dari penggunaan Pb dari sisi kesehatan mendorong industri-industri elektronik mulai mencari material solder bebas Pb. Paduan yang berpotensi sebagai material solder pengganti Sn-Pb adalah Sn-0,7Cu, tetapi paduan tersebut memiliki titik leleh tinggi yaitu 216-227 ◦C, paduan lain yang berpotensi besar adalah Sn-9Zn dengan titik leleh 199° C, tetapi Zn sangat mudah teroksidasi dan mengalami korosi. Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan dan karakterisasi paduan 3 logam (ternary system) yaitu Sn-Zn-Cu, paduan baru ini diharapkan dapat memperbaiki kelemahan dari paduan Sn-Cu dan Sn-Zn. Karakterisasi paduan logam Sn-Cu-Zn menggunakan XRF (X-Ray Fluorescence) dan XRD (X-Ray Diffraction) menunjukkan adanya logam Sn, Cu dan Zn dalam setiap paduan logam dengan komposisi (% berat) Sn-0,8Cu, Sn-0,6Cu-10,4Zn dan Sn-0,5Cu-23,6Zn. Paduan logam Sn-0,5Cu-23,6Zn adalah paduan logam yang paling berpotensi sebagai pengganti Sn-37Pb, dengan titik leleh terendah 204,13 oC, nilai pasty range 9,33 oC yang mendekati paduan logam Sn-37Pb dan nilai heat of fusion/ΔH 65,33 J/g yang lebih rendah dari paduan Sn-37Pb.

Increasing concerns over the impact of the use of Pb from the health side drive electronics industries began to search for Pb-free solder material. Alloy material that has potential as a substitute for Sn-Pb solder is Sn-0.7Cu, but these alloys have high melting point is 216-227 ◦C, another potential alloys are Sn-9Zn in melting point of 199 ° C, but Zn is susceptible to oxidation and corrosion experience. This research will be done the manufacture and characterization of metal alloy 3 (ternary system) the Sn-Zn-Cu, the new alloy is expected to improve the weaknesses of the alloy Sn-Cu and Sn-Zn. Characterization metal alloy Sn-Cu-Zn used XRF (X-Ray Fluorescence) and XRD (X-Ray Diffraction) indicate the presence of metallic Sn, Cu and Zn in each metal alloy with a composition (wt%) Sn-0.8Cu, Sn-0.6Cu-10.4Zn dan Sn-0.5Cu-23.6Zn. Sn-0.5Cu-23.6Zn is metal alloy with the most potential as a replacement for Sn-37Pb, with the lowest melting point 204.13 °C, the pasty range is close to 9.33 ° C metal alloy Sn-37 Pb and the heat of fusion/ΔH 65.33 J/g lower than Sn-37Pb alloy. Surface characterization using SEM (Scanning Electron Microscopy) show the existence of phases rich in Sn, Cu-Zn and Zn-rich alloy surfaces supported by the data of EDS (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T31222
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Handayani
"ABSTRAK
Pada makanan dan minuman sering terdapat unsur-unsur yang
tidak mempunyai nilai nutrisi. Adanya unsur-unsur tersebut selalu
dihubungkan dengan sifat-sifat yang tidak diinginkan dan kadang-kadang
beracun sehingga membahayakan kesehatan konsumen. Oleh karena itu,
diperlukan syarat-syarat untuk industri makanan dan minuman agar
produksinya tidak membahayakan bagi konsumen, sehingga dilakukan
pengujian cemaran logam sesuai dengan SNI.
Menurut SNI 01-3542-1994, kopi bubuk adalah biji kopi yang
disangrai (roasted) kemudian digiling dengan atau tanpa penambahan
bahan lain dalam kadar tertentu yang tidak membahayakan kesehatan.
Analisis yang dilakukan yaitu penentuan kadar cemaran logam Pb,
Cu, Sn, Zn yang kemungkinan terkandung dalam kopi bubuk dengan
menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom.
Hasil analisis pada sampel kopi bubuk adalah sebagai berikut:
Untuk logam Pb ketujuh sampel kopi bubuk berkisar antara 0,199
mg/kg sampai 2,832 mg/kg, sehingga tidak melebihi syarat maksimum
kadar Pb menurut SNI 01-2983-1994, yaitu sebesar 20 mg/kg
Untuk logam Cu ketujuh sampel kopi bubuk berkisar antara 0,375
mg/kg sampai 24,889 mg/g, sehingga tidak melebihi syarat maksimum
kadar Cu menurut SNI 01-2983-1994, yaitu sebesar 30 mg/kg
Untuk logam Sn sebagian besar sampel tidak terdeteksi dan salah
satu sampel kopi bubuk sebesar 8,631 mg/kg, sehingga tidak melebihi
syarat maksimum kadar Sn menurut SNI 01-2983-1994, yaitu sebesar
40 mg/kg
Untuk logam Zn salah satu sampel tidak terdeteksi dan sebagian
besar sampel kopi bubuk berkisar antara 0,001 mg/kg sampai 18,239
mg/kg, sehingga tidak melebihi syarat maksimum kadar Zn menurut
SNI 01-2983-1994, yaitu sebesar 40 mg/kg"
2007
TA1451
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>