Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177820 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Laras Andria Wardani
"Asam askorbat adalah senyawa kimia yang disebut juga vitamin C dengan rumus molekul C6H8O6 larut dalam air dan memiliki sifat antioksidan. Karena sifatnya yang menguntungkan bagi kesehatan, maka kebutuhan manusia akan vitamin C semakin meningkat. Semakin berkembangnya produk-produk makanan, minuman, obatobatan dsb, yang mengandung vitamin C maka diperlukan pengawasan terhadap kadar vitamin C dalam produk tersebut. Dalam penelitian ini dilakukannya validasi metode analisis vitamin C dengan spektrofotometri UV-Visibel yang selanjutnya digunakan untuk analisis vitamin C pada minuman buah kemasan. Parameter metode validasi dalam penelitian ini meliputi uji presisi, uji linearitas, uji selektifitas, batas deteksi, batas kuantifikasi, uji sampel, dan uji akurasi.
Berdasarkan hasil penelitian didapat panjang gelombang yang terpilih untuk asam askorbat adalah 243 nm untuk 30 s/d 100 ppm dan 265 nm untuk 30 s/d 0 ppm. Hasil analisis data untuk linieritas, didapatkan koefisien relasi (r) pada 265 nm yaitu 0,997 dan pada 243nm yaitu 0,998. Dengan Limit deteksi adalah 0,607 ppm dan limit kuantitasi adalah 2,024 ppm. Akurasi dari metode ini ditentukan berdasarkan hasil perolehan kembali menggunakan metode spike standar, sedangkan presisi diukur dengan menghitung simpangan baku relative. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa metode analisis dalam penetapan kadar asam askorbat dengan spektrofotometri UV-Visible merupakan metode yang baik digunakan, relative murah dan mudah yang dapat menghasilkan ketelitian dan ketepatan yang tinggi.

Ascorbic acid is a chemical compound also known as vitamin C with molecular formula C6H8O6 dissolve in water and has antioxidant properties. Because it is beneficial to health, the human need for vitamin C increases. The continued development of food products, beverages, medicines, etc., which contain vitamin C it is necessary to supervise the levels of vitamin C in the product. In this study does validate methods of analysis of vitamin C with UV-visible spectrophotometry was then used for analysis of vitamin C in fruit drinks packaging. Parameter validation methods in the study include a test of precision, linearity test, test of selectivity, detection limit, quantification limit, the test sample, and test accuracy.
Based on research results obtained for the selected wavelength ascorbic acid was 243 nm for 30 s/d 100 ppm and 265 nm for 30 s/d 0.607 ppm. The results of analysis for linearity, obtained relation coefficient (r) at 265 nm is 0.997 and 243nm is 0.998. With the detection limit is 0.607 ppm and the limit of quantization was 2.024 ppm. The accuracy of this method is determined based on the results of spike recoveries using standard methods, while the precision is measured by calculating the relative standard deviation of repeated measurements by ten times. From the results of the study concluded that the method of analysis in the determination of ascorbic acid levels by UV-Visible spectrophotometry is an excellent method to use, relatively inexpensive and easy to produce high precision and accuracy.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1241
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fitry Oktavia Fatmi
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S32084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Rafika Sari
"ABSTRAK
Vitamin C digunakan untuk mencegah penuaan dini, pembentukan melanin dan merangsang pembentukan kolagen. Vitamin C dibuat dalam sediaan topikal agar dapat langsung diaplikasikan pada kulit seperti bentuk larutan. Akan tetapi dalam bentuk larutan, vitamin C tidak stabil karena mudah teroksidasi sehingga efektifitasnya berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis dan menetapkan kadar vitamin C dan turunannya dalam sampel dengan KLT densitometri menggunakan fase diam silika gel 60 F 254 dengan fase gerak butanol-asam asetat-air (5:1:1). Deteksi dilakukan menggunakan Camag TLC Scanner 3 pada panjang gelombang 266 nm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa batas deteksi dan batas kuantitasi vitamin C, magnesium askorbil fosfat, natrium askorbil fosfat, askorbil glukosida dan etil askorbil eter memenuhi persyaratan karena dibawah konsentrasi terkecil dari kurva kalibrasi. Hasil uji keterulangan vitamin C, natrium askorbil fosfat, askorbil glukosida dan etil askorbil eter memberikan nilai koefisien variasi ≤ 2% sedangkan magnesium askorbil fosfat memberikan nilai koefisien variasi lebih dari 2%. Hasil uji perolehan kembali vitamin C dan natrium askorbil fosfat berturut-turut adalah (99,98 ± 1,909)% dan (84,94 ± 1,533)%. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada sampel A mengandung vitamin C sebesar 8,62%, dalam sampel B mengandung natrium askorbil fosfat dengan sebesar 7,62% dan dalam sampel C tidak ditemukan vitamin C maupun turunannya.

ABSTRACT
Vitamin C is used to aging and prevent melanin formation and also stimulate collagen formation. Vitamin C was formulation in topical dosage form to apply easily to the skin was like solution. Nevertheless in solution, vitamin C could be oxidation so its effectiveness was less. The purposes of this research were determined analysis method and the level of vitamin C and its derivates in samples by TLC scanner using silica gel 60 F 254 as stationary phase, with butanol-acetic acid-water (5:1:1) as mobile phase. Detection was using Camag TLC Scanner 3 at 266nm. The result showed that the limit of detection and the limit of quantitation of vitamin C, magnesium ascorbyl phosphate, sodium ascorbyl phosphate, ascorbyl glucoside and ethyl ascorbyl ether were suitable with the requirement because under the lowest concentration of calibration curve. The result of vitamin C, sodium ascorbyl phosphate, ascorbyl glucoside and ethyl ascorbyl ether repeatability have coeffisien variation 2%, while magnesium ascorbyl phosphate repeatability has coeffisien variation more than 2%. The accuration of vitamin C and sodium ascorbyl phosphate were (99,98 ± 1,909)% and (84,94 ± 1,533)% respectively. The result of analysis showed that in sample A the average concentration of vitamin C was 8,62%, sodium ascorbyl phosphate in sample B was 7,62% and in sample C did not detect vitamin C or its derivates.
"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2010
S33044
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Dian A. L.
"Asam askorbat (vitamin C), adalah vitamin larut air yang banyak digunakan dalam sediaan kosmetik. Vitamin C tidak stabil dan mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat terutama dalam larutan. Derivat vitamin C yang terfosforilasi, Mg dan Na askorbil fosfat lebih stabil, dan banyak digunakan dalam sediaan larutan. Larutan vitamin C saat ini banyak beredar di pasaran dengan komposisi yang bermacam-macam, ada yang mengandung hanya asam askorbat saja dan ada juga yang mengandung campuran asam askorbat dan derivatnya. Penelitian ini dilakukan untuk menetapkan kadar askorbil fosfat dan asam askorbat dalam larutan topikal vitamin C secara KLT densitometri. Kondisi optimal untuk memisahkan askorbil fosfat, asam askorbat dan dehidroaskorbat dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan fase diam lempeng KLT silika gel 60 F254 (Merck), dan kombinasi metanol-air (85:17) sebagai fase gerak. Lempeng dianalisa menggunakan Camag TLC scanner 3, menggunakan detektor uv pada panjang gelombang 244 nm. Hasil pengujian menunjukkan askorbil fosfat dan asam askorbat memiliki linearitas 0,5-3,0 μg. Batas deteksi masing-masing adalah 0,039 μg dan 0,059 μg untuk askorbil fosfat dan asam askorbat, sedangkan batas kuantitasi masing-masing 0,130 μg dan 0,196 μg untuk askorbil fosfat dan asam askorbat. Rata-rata uji perolehan kembali untuk askorbil fosfat adalah 100,15%±1,04%, dan untuk asam askorbat adalah 100,18%±0,98%. Dari tiga sampel yang diperiksa kadarnya, hanya sampel B yang mengandung askorbil fosfat dengan kadar 0,43%. Sedangkan kadar asam askorbat dalam masing-masing sampel adalah 7,5%; 0,34% dan 0,47% untuk sampel A, B dan C."
Universitas Indonesia, 2006
S32549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>