Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5564 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"De tweede druk van Het Indische boek der zee wordt door de commissie van redactie met buitengewoon veel genoegen hierbij ingeleid. De tweede uitgaaf immers is een verblijdend feit, want er wordt door bewezen dat het boek gewild is, en dat het algemeene belangstelling heeft mogen vinden ook buiten de kringen waarvoor het speciaal bestemd was ..."
Leiden: G. Kolff, 1927
K 623 RIN i
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
La Malihu
"ABSTRAK
Informasi mengenai pelayaran tradisional di Buton telah disinggung dalam Ligtvoet (1878), Dick (1975a, 1975b, 1985, 1987), Horridge (1979a, 1981), Hughes (1984), Evers (1985), Schoorl (1985), Liebner (1990), dan Southon (1995). Bagian terbesar dari kajian mereka, kecuali Southon, masih menempatkan pelayaran tradisional Buton dalam kerangka kajaian umum, balk secara spasial maupun tematis. Secara spasial perhatian mereka terutama diarahkan pada kegiatan pelayaran di Kepulauan Tukang Besi, terutama Wanci dan Kaledupa, kecuali Southon yang memusatkan perhatian pada Desa Gerak Makmur di Kecamatan Sampolawa, Secara tematis mereka melihat pelayaran terutama dari aspek kegiatan ekonominya, sementara aspek perkembangan dan kemundurannya masih luput dari perhatian.
Studi ini mencoba mengisi "celah" tersebut dengan mencoba menganalisis tradisi maritim serta perkembangan dan kemunduran pelayaran tradisional di Buton Timur, dengan fokus perhatian pada Kecamatan Pasarwajo. Untuk keperluan ini beberapa pendekatan teori, seperti pendekatan Mentaliteit (Ladurie 1986), pendekatan ekologi (Steward 1955, Binford 1967, dan Geertz 1993), pendekatan Sea System (Braude! 1971, Chauduri 1985, Lapian 1987, Leirissa 1996), serta teori pemilihan kerja (Hommans 1961), teori modernisasi (Tipps 1973) dan teori invohrsi (Geertz 1993), digunakan untuk menganalisis masalah-masalah yang relevan.
Dari hasil analisis disimpulkan bahwa orang Buton sesungguhnya berakar dari suatu masyarakat dengan tradisi maritim yang sangat kuat. Hal ini diindikasikan oleh, antara lain: (1) pola pemukirnan penduduk yang terkonsentrasi di pinggiran pantai, (2) pandangan ideologis yang menempatkan "laut" pada tataran yang seimbang dengan "darat", (3) ideologi barala yang diilhami oleh keseimbangan pada perahu bercadik ganda, (4) konsep pertahanan kerajaan yang ditekankan pada matra laut, dan (5) berkembangnya pelayaran yag secara konkrit dapat diidentifikasi sejak abad ke-17.
Wilayah Buton Timur tumbuh menjadi pusat pelayaran tradisional terkait dengan (1) kondisi lingkungan geografisnya yang terdiri dari ratusan pulau, (2) keadaan alamnya yang kering dan tandus, dan (3) letak geografisnya di tengah jalur pelayaran yang menghubungkankawasan barat dan timur Indonesia.
Perahu lambo -- perahu yang digunakan dalam pelayaran -- dilihat sebagai sesuatu yang bermakna simbolik. Lamho dipersepsikan seperti manusia, sehingga dalam kesetaraannya dengan rumah, dipersepsiskan sebagai "suami". Desain dan konstruksinya merupakan paduan antara desain barat dengan metode konstruksi tradisional.
Pelayaran tradisional di Pasarwajo berkembang seiring dengan dinamika perkembangan sosial, ekonomi, politik, dan keamanan; baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional. Pembatasan-pembatasan yang didterapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk menjamin monopoli KPM, misalnya, telah membuat pelayaran tradisional makin tersisih dalam perebutan pangsa angkutan barang (dan penumpang); bahkan mengalami stagnasi sema sekali setelah masuknya Jepang pada Maret 1942 hingga Agustus 1945.
Demikian pula gejolak politik selama beroperasinya DIITII di Sulawei Tenggara sepanjang tahun 1950-an dan awal 1960-an, yang terus berlanjut hingga pecahnya G.30S serta proses penumpasan dan pembersihannya sejak akhir 1965 hingga 1967.
Kemajuan berarti baru dapat dicapai setelah memasuki Repelita I, ketika keadaan ekonomi, sosial, dan politik mulai membaik; dan mencapai puncaknya pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an. Namun memasuki paruh kedua dasawarsa 1980-an terjadi apa yang oleh Geertz disebut involusi, yang disebabkan terutama oleh merosotnya harga dua komoditas unggulannya, yaitu kopra dan cengkeh; adanya saingan perahu layar motor; kelangkaan kayu; terjadinya alih profesi menjadi nelayan penangkap ikan; dan kurang positifnya pandangan generasi muda terhadap pelayaran tradisional. "
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berns, Jan
's-Gravenhage: BBZToH, 1991
BLD 439.312 BER w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jong, Louis de, 1914-
's-Gravenhage: Staatsdrukkerij- en Uitgeverijbedrijf, 1969-1991
BLD 940.3 JON k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati, Badan Riset Kelautan Perikanan (BRKP), Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006
629.045 SEJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2001
959.8 ARU
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maerlant, Jacob van
Amsterdam: Querido, 1989
BLD 839.31 MAE b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Roorda, Taco, 1801-1874
"Buku ini menceritakan Raja Pirangon di negeri Mesir dan Nabi Musa Kalamollah. Diawali ketika Pirangon masih seorang petani, hingga menjadi Raja di Mesir, akhirnya karena begitu kuatnya daya kemarahannya ia menyuruh Allah Taala. Allah menitahkan Nabi Musa, Raja Pirangon disuruh memeluk agama Islam, namun tidak mau, maka terjadilah peperangan. Akhirnya Raja Pirangon dan bala tentaranya tewas semua terbenam di air Sungai Nil. Cerita diakhiri dengan Nabi Musa diberi kitab Toret oleh Sang Hyang Agung."
Leiden: E.J. Brill, 1881
BKL.0377-CI 14
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Jansen, Bert
Amsterdam: Uitgeverij Bert Bakker, 1989
BLD 839.36 JAN sc
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schierbeek, Bert
Amsterdam: Bezige Bij, 1965
BLD 839.36 SCH bo
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>