Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145400 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Damar Wibisono
"ABSTRAK
Pembuatan gemuk lumas dilakukan dengan reaksi saponifikasi
antara asam lemak 12hidroksistearat dengan alkali Ca(OH)2. Setelah
sabun terbentuk, minyak jarak dicampurkan dengan sabun sehingga
terjadi proses dispersi sabun dalam minyak.
Gemuk lumas merupakan pelumas yang berbentuk setengah padat
(semi solid). Komposisi gemuk lumas terdiri dari campuran minyak lumas
dasar (base oil) dengan bahan pengental (thickener), bahan tambahan
(additif), bahan pengisi, zat warna dan parfum. Minyak lumas dasar (base
oil) yang banyak digunakan dalam pembuatan gemuk lumas adalah
minyak mineral. Minyak jarak (Ricinus communis L.) merupakan minyak
nabati yang berpotensi menggantikan minyak mineral sebagai bahan dasar minyak lumas karena minyak jarak lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan minyak mineral, dapat terdegradasi secara biologis
(biodegradable) dan juga dapat diperbaharui (renewable).
Parameter pengujian yang diukur adalah pengujian cone
penetration dengan metoda ASTM D 217, uji dropping point dengan
metoda ASTM D 566 dan uji four ball berdasarkan metoda ASTM D 2266.
Dari hasil pengujian diperoleh gemuk lumas yang belum memenuhi
karakteristik kimia fisika gemuk lumas. Untuk mendapatkan gemuk lumas
dengan karakteristik yang baik perlu diperhatikan proses saponifikasi
(penyabunan), proses dispersi sabun ke dalam minyak jarak, proses
pemanasan yang stabil, proses pencampuran dan proses pendinginan."
2008
TA1689
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Suraputra
"
Minyak mineral merupakan bahan dasar yang umum digunakan
dalam pembuatan gemuk lumas (lubricating grease). Namun seperti yang
kita ketahui bahwa harga minyak dunia terus mengalami kenaikan,
disamping minyak mineral merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (non renewable), penggunaan minyak mineral juga
menimbulkan dampak yang kurang baik terhadap lingkungan karena
sifatnya karsinogenik, toksik, dan tidak dapat terdegradasi secara biologis
(non biodegradable), oleh karena itu dicari alternatif lain bahan dasar
pembuatan gemuk lumas. Minyak jarak (castor oil) merupakan salah satu
minyak nabati yang berpotensi untuk menggantikan minyak mineral
sebagai bahan dasar pembuatan gemuk lumas, karena minyak jarak
ramah lingkungan, dapat terdegradasi secara biologis (biodegradable) dan juga minyak jarak merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
(renewable).
Tujuan dari percobaan ini adalah membuat formula yang optimal
dan tahapan proses pembuatan gemuk lumas dengan bahan dasar
minyak jarak, untuk mendapatkan gemuk lumas sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan. Pada dasarnya proses pembuatan gemuk lumas diawali
dengan reaksi penyabunan antara asam lemak dan basa. Pada
percobaan ini asam lemak yang digunakan adalah 12-Hidroksi Asam
Stearat dan basa yang digunakan adalah Lithium Hidroksida. Setelah
proses penyabunan selesai, kemudian sabun Lithium Stearat yang
terbentuk didispersikan ke dalam minyak jarak.
Hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan
gemuk lumas sangat dipengaruhi oleh tatacara pencampuran bahan dasar
maupun bahan tambahan, serta suhu dan cara pengadukannya. Oleh
karena itu, perlu diperhatikan proses-proses yang dapat mempengaruhi
gemuk lumas yang dihasilkan, antara lain proses saponifikasi
(penyabunan), proses pencampuran bahan, proses dispersi sabun lithium
stearat ke dalam minyak jarak, proses pemanasan, dan proses
pendinginan."
2008
TA1688
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Juita Mayasari
"ABSTRAK
Gemuk lumas adalah semi cairan hingga padat yang merupakan campuran dari bahan dasar, pengental, dan aditif. Minyak jarak duri Ricinus communis L. memiliki peran potensial sebagai minyak dasar gemuk lumas, namun mudah teroksidasi. Penambahan aditif antioksidan dapat menunda reaksi oksidasi pada gemuk lumas food grade. Aditif antioksidan adalah BHT, TBHQ, dan HMWP. Li 12-hidroksistearat digunakan sebagai bahan pengental. Gemuk lumas food grade diformulasikan melalui proses saponifikasi-pelarutan-pendinginan-homogenisasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gemuk lumas food grade yang memiliki performa pelumasan yang baik, stabil dan dapat dioperasikan pada suhu yang cukup tinggi dengan menggunakan minyak jarak duri Ricinus communis L. sebagai bahan dasar. Serta mempelajari pengaruh variasi konsentrasi bahan pengental 15 dan 17 , variasi konsentrasi 0, 0.5, 1, 1.5, dan 2 dan jenis aditif antioksidan terhadap karakteristik gemuk lumas. Karakteristik tersebut meliputi dropping point, konsistensi, klasifikasi NLGI, dan ketahanan korosi, serta ketahanan oksidasi pada minyak jarak duri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gemuk lumas food grade yang dihasilkan memiliki dropping point 189-194 oC, konsistensi kekerasan lunak hingga sedang, NLGI 1-3, ketahanan korosi 1a, serta semua antioksidan efektif meningkatkan ketahanan oksidasi pada minyak jarak duri.

ABSTRACT
Grease is a semi fluid to solid mixture of a fluid lubricant, a thickener, and additives. Castor oil Ricinus communis L. has a potential roles as a grease lubricating base oil, but it has easily oxidized. The addition of antioxidant additives can delay oxidation reaction on food grade grease. Antioxidant additives are BHT, TBHQ, and HMWP. The thickening agent for the grease is Lithium 12 hydroxystearate soap. The food grade grease formulated through a saponification dilution cooling homogenization process. The aimed of this research is to obtain food grade grease which has a good lubrication performance, stable and can be operated at high temperature by using castor oil Ricinus communis L. as the based oil. And studying the effect of concentration variations of thickening agents 15 and 17 , concentration variations 0, 0.5, 1, 1.5, and 2 and types of antioxidant additives to the characteristics of grease. These characteristics included dropping point, consistency, NLGI classification, and corrosion resistance, and also oxidative resistance to castor oil. The results showed that the food grade grease had dropping point 189 194 oC, soft to moderate hardness consistency, NLGI 1 3, corrosion resistance 1a, and all the antioxidants effective to increased oxidative resistance of castor oil."
2018
T49758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirenden, Anfiyus Hendry
"Gemuk Lumas merupakan suatu jenis pelumas yang banyak digunakan oleh sebagian besar mesin-mesin industri. Dalam Menjalankan tugasnya, gmuk lumas harus mempunyai day pelumasan yang baik. Selain itu, gemuk lumas juga harus mempunyai ketahanan konsistensi untuk melumasi mesin-mesin yang cukup berat. Gemuk lumas terdiri dari minyak dasar, pengental, dan zat aditif yang mendukung keefektifan kerja dari gemuk lumas. Gemuk lumas yang beredar di kalangan perindustrian umumnya mempunyai bahan minyak dasar yang berasal dari minyak mineral. Minyak mineral mempunyai sifat tidak ramah lingkungan, oleh karena itulah dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan, pembuatan gemuk lumas menggunakan minyak dasar yang berasal dari minyak nabati yaitu minyak jarak (Ricinus Communis L.).
Alasan menggunakan minyak jarak sebagai bahan dasar pelumasan adalah: untuk memanfaatkan potensi minyak jarak sebagai bahan alternatif menggantikan minyak mineral dan minyak jarak adalah sumber daya yang dapat diperbaharui. Dalam kegiatan Praktik Kerja lapangan, pembuatan gemuk lumas memakai pengental sabun Kalsium 12HidroksiStearat. Yang diperoleh dari reaksi penyabunan antara Ca(OH)2 dan 12Hidroksi Asam Stearat. Serta zat aditif yang digunakan adalah antioksidan dan Tekanan Ekstrim. Selain pembuatan gemuk lumas, dilakukan juga pengujian karakteristik sifat fisika-kimia dari gemuk lumas yang telah dibuat, seperti uji Dropping point, uji Penetrometer serta uji Fourball Wear."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
TA1699
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti
"Dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap produk minyak pelumas, telah dipelajari formulasi salah satu minyak pelumas untuk metal working, yaitu rolling oil. Bahan dasar yang digunakan adalah minyak jarak (Ricinus communis L). Minyak pelumas yang baik adalah memiliki indeks viskositas yang tinggi. Minyak jarak adalah salah satu minyak nabati yang berpotensi dikembangkan menjadi rooling oil karena memiliki indeks viskositas yang tinggi, tetapi nilai tersebut belum memenuhi nilai standar rolling oil yang ada di pasaran. Indeks viskositas minyak jarak adalah 87, sedangkan indeks viskositas rolling oil standar yang ada di pasaran adalah di atas 100.
Dalam penelitian ini dilakukan sintesa rolling oil dengan cara dehidrasi minyak jarak menggunakan katalis campuran natriun bisulfat dan atapulgit Dehidrasi minyak jarak ini menghasilkan rolling oil yang memiliki indeks viskositas 142. Selanjutnya untuk memperbaiki karakteristik rolling oil tersebut dilakukan penambahan aditif antioksidan dan aditif extreme pressure (EP).
Dari hasil penelitian ini diperoleh perbandinganan konsentrasi katalis natrium bisulfat dengan atapulgit optimum yaitu 0,5% : 2%(b/b), diperoleh antioksidan dengan konsentrasi terbaik yaitu TBHQ 0,12% dan konsentrasi optimum aditif extreme pressure AP-2337 sebesar 3,5% (b/b).

In order to reduce the dependence upon lubricant oil product, it has been studied one of formulation type lubricant oil which is use for metal working namely rolling oil. Castor oil (Ricinus Communis L) was used as raw material. The characteristic of good lubricant oil has high viscosity index. Castor oil is one kind of vegetable oil which the potential to be developed for rolling oil due to high viscosity index. Raw castor oil has viscosity index about 83,5 cSt which has not met the market requirement on viscosity index above 100 cSt.
In this study, the synthesis of rolling oil was done by catalysis dehydration using NaHSO4 and attapulgite. The catalysis dehydration product has viscosity index 142 cSt. The quality was improve by the addition of antioxidant and extreme pressure additive.
The result of the study showed the ratio catalyst concentration NaHSO4 : attapulgite, 0,5% : 2% (w/w), antioxidant additive was TBHQ 0,12% and extreme pressure additive AP-2337 3,5%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T40170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisna R. Hidayat
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2009
TA1359
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Theresia Ansi Virda Arizona
"Pelumas didefinisikan sebagai zat kimia yang diberikan di antara dua permukaan yang saling bergerak secara relatif untuk mencegah keausan pada permukaan. Pemakaian pelumas yang meliputi berbagai bidang, menuntut karakteristik pelumas yang aman bagi kesehatan dan lingkungan, selain memiliki kinerja yang baik terhadap mesin. Minyak nabati merupakan sumber terbaik untuk pengembangan minyak lumas yang ramah lingkungan. Dalam penelitian ini, minyak nabati dari tanaman Jarak (Castor Oil), yang komposisi terbesarnya asam risinoleat, dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan minyak lumas dasar. Dalam rangka meningkatkan sifat-sifat fisiko-kimianya, dilakukan Reaksi Modifikasi Tiga Tahap pada Castor Oil, meliputi transesterifikasi menjadi COME, epoksidasi menjadi ECOME, dan pembukaan cincin epoksida menjadi ProMCO dan PeMCO. Senyawa diol, yaitu 1,3-propanadiol dan 1,5-pentanadiol, digunakan dalam reaksi pembukaan cincin epoksida dengan tujuan meningkatkan kompatibilitas produk reaksi dengan minyak mineral. Produk tiap reaksi dikarakterisasi dan diperoleh kondisi optimum pada reaksi dengan 90 mL 1,3-propanadiol dan 80 mL 1,5-pentanadiol. Uji kompatibilitas dilakukan dengan mencampurkan produk terhadap HVI 160 dan Yubase Mineral Oil pada komposisi 4,8,12,16, dan 20%. Produk campuran dikarakterisasi dan diperoleh bahwa PromCO tidak meningkatkan indeks viskositas HVI 160, sebaliknya PeMCO meningkatkan indeks viskositas sampai 98 untuk komposisi 20%. Sedangkan pencampuran dengan Yubase menunjukkan peningkatan indeks viskositas sampai 134 untuk ProMCO dan 135 untuk PeMCO.

Lubricant is defined as chemical substances applied between two surfaces in order to reduce the friction between them. Lubrication are applied in many sectors of life, thus a lube oil should be environmental and health friendly. Vegetable oil is a good source to produce lube oil that meets this criterion. In this research, vegetable oil from Jatropha (Castor Oil) which is contain of ricinoleic acid at large compotition, utilized to produce base oil. In order to optimize the physical and chemical characteristics, ‘Three Steps Modification Reaction’ is applied. These steps include transesterification to COME, epoxidation to ECOME, and epoxy opening reaction to ProMCO and PemCO. Two kind of diol substances, which are 1,3-propanadiol and 1,5-pentanadiol, are used in the epoxy opening reaction to increase the compatibility of product with mineral oil. Product from each reactions are characterized and optimum condition resulted at 90 mL of 1,3-propanediol and 80 mL of 1,5-pentanediol. Compatibility test was run by blending the each produt with HVI 160 and Yubase Mineral Oil in 4,8,12,16,and 20% of composition. Blended products are characterized. It shows ProMCO shows no tendency to increase the HVI 160’s Viscosity Index while PeMCO increase the viscosity index up to 98 in 20% composition, whereas the Yubase blended products shows an increase in viscosity index up to 134 for ProMCO and 135 for PeMCO."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30711
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>