Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167432 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
"Korosi baja tulangan dalam beton adalah permasalahan yang umum ditemui
dalam struktur konstruksi di sekitar lingkungan air laut. Penyebab utama korosi ini
adalah serangan ion klorida dari air laut yang akan menurunkan umur pakai dan
kualitas beton. Salah satu usaha untuk mengatasi terjadinya korosi ini adalah
penambahan zat yang dapat mengurangi laju korosi baja tulangan yang dikenal
dengan istilah inhibitor. Jenis inhibitor yang dapat digunakan antara lain adalah
Natrium benzoat. Inhibitor ini adalah jenis inhibitor organik yang akan
mengabsorbsi permukaan logam dan melindunginya dari korosi.
Penelitian ini menggunakan sampel baja tulangan dalam selimut beton
dengan penambahan konsentrasi inhibitor Natrium benzoat 0 I/m3, 35 L/mj, 45 L/ms
yang dicelup dalam air Iaut buatan (35 gpl). Penelitian dilakukan dari minggu ke-26
sampai 30 perendaman melanjutkan penelitian sebelumnya, yaitu minggu ke-3 dan
ke-4 selama curing Serta minggu ke-5 sampai ke-9 perendaman. Pengukuran yang
dilakukan adalah Iaju korosi dengan metode potensiodinamik (overpotensial +_ 20
mV dan scan rate 0,1 mV/menit) dan mekanisme inhibisi inhibitor dengan metode
Electrochemical Impedance Spectroscopy (porensiai AC 10 mV dan selang frekuensi
5000-0, 002 Hz). Spektra impedance hasil pengukuran EIS dipresentasikan dalam
bentuk kurva Nyquist dan Bode.
Hasil pengukuran potensiodinamik menunjukkan nilai Icorr ketiga variasi
Sampel yang hampir sama dan cenderung semakin meningkat dari minggu ke-26
sampai minggu ke -30. Sedangkan hasil pengukuran EIS dengan melakukan fitiing
kurva Nyquisi dan Bode dengan program Zview dari Scribner Associaies
menunjukan kondisi semua sampel baik dengan maupun tanpa inhibitor telah
terkorosi. Kondisi tersebut berdasarkan nilai Rp tahanan poIarisasi-nya dalam
rentang 250-2500 ohm/cm2 yang menunjukan Iaju korosi yang tinggi dan nilai CPE,”
tidak berada pada rentang 40-60 #F/cm. Jadi, penelitian minggu ke-26 sampai 30
ini menunjukan penambahan inhibitor Natrium benzoar kurang eféktif lagi
memproduksi baja tulangan dalam selimut beton dari proses korosi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Nuklindana Darma Kusumah
"Limbah cair laboratorium terdiri dari limbah pekat dan limbah encer. Air buangan yang keluar melalui saluran pembuangan akhir merupakan saiah satu bentuk Iimbah encer yang dihasilkan oleh lab.DPK Walaupun konsentrasinya kecil tetapi karena adanya fluktuasi konsentrasi, maka kemungkinan konsentrasi logam berat dapat melampaui baku mutu pada air buangan Lab.DPK, sehingga perlu dipikirkan altematif penanganannya.
Air buangan Lab-DPK ditampung dari hasil cucian alat selama praktikum Kimia Dasar. Untuk mengamisipasi flukluasi konsentrasi logam berat, maka dalam melakukan peniiekatan terhadap konsentrasi air buangan Lab.DPK, dilakukan pula pengenceran terhadap limbah pekat Lab.DPK. Pengenceran didasarkan pada komposisi volume limbah cair Lab.DPK yang telah disegregasi. Air buangan Lab.DPK dan hasil pengenceran dianalisa kandungan logam beratnya. Ternyata pada beberapa sampel konsentrasi Cu dan Fe masih di aras baku mutu.
Air cucian alat Lab.DPK masuk ke dalam kolom adsorpsi dengan laju aiiran dari bawah keatas dengan kecepatan 0,1834 L/menit. Adsorpsi dilakukan selama 90 menit. Dengan wakm pengambilan sampel pada menit ke-5,l5,30,60 dan 90. Limbah cair hasil pengenceran masuk ke dalam kolom adsorpsi dengan laju aliran dari bawah keatas dengan kecepatan 0,1834 L/mcnit. Adsorpsi berlangsung seiama 240 menit. Dengan pengambilan sampel etiuent pada menit ke 2,5;1S;30;60;l20 dan 240.
Untuk mengadsorpsi logam berat secara batch, maka diiakukan perendaman zeolit dalam Iarutan biner Fe dan Cu, dengan konsentrasi sesuai dengan pengenceran limbah pckat pada berbagai variasi rasio padatan dengan cairan, yakni :3 ml../g, 5 mL/g, 10 mL/g dan 25 mL/g. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara mengambil larutan sebanyak 10 mL masing-masing pada periode waklu 10, 30, 60 dan 120 menit. Pada adsorpsi kontinu maupun batch dilakukan regenerasi dengan NaCl secara batch. Rasio cairan dan padatan (C/P) 6,5 mL/g dengan konsentrasi NaCl 11 g/L. Suhu regenerasi pada penelitian ini adalah 25° C (suhu kamar).
Pada adsorpsi kontinu, rentang waktu adsorpsi yang efektifnya sangat pendek sekitar 2,5- 77 menit, sehingga tidak efisien jika diterapkan. Sedangkan pada adsorpsi batch, waktu adsorpsi yang optimum adalah 60 menit dengan rasio cairan cairan-padaian (C/P) 5 mL/g. Adsorpsi batch menunjukkan kinerja yang Iebih baik dalam mengadsorpsi Cu dan Fc daripadu ndsorpsi konlinu pada konsenuasi influen yang beragam. Baik pada adsorpsi kontinu dan batch siklus adsorpsi yang efektif adalah sebanyak 1 % siklus (2 kali adsorpsi dan I kali regenerasi). Untuk diterapkan dalam penanganan Iogam beral pada Lab.DPK, penerapan sistem adsorpsi-regenermi kurang efisien karena ada potensi masalah dalam pembuangan regeneén NaCl hasil adsorpsi, yang memiliki bcban limbah yang cukup signifikan.
Jika sistem adsorpsi-regenerasi ingin diterapkan maka sehelum masuk ke dalam aliran yang menuju unggun zcolit, sebaiknya adsorbat melewati suatu bak pengendapan. Hal ini karena pada air buangan Lab.DPK yang keluar dari saluran pembuangan maslh keruh, sehingga dengan adanya bak pengendapan, TDS (Toral Dissolved Solid) dapat diendapkan.
Untuk mengatasi kandungan logam berat dalam air buangan Lab.DPK, yang kebanyakan berasal dari air cucian, harus dilakukan segregasi yang baik. Artinya limbah pekat hasil praktikum hams dipisahkan secara ketat yang nantinya akan dilakukan pengolahan lebih lanjut. Dan dalam pencucian alat hams dikontrol, sehingga tidak terdapat lagi limbah pekat yang dibuang Iangsung ke saluran pembuangan akhir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Chandra
"Benzena dan Toluena merupakan senyawa hidrokarbon yang banyak didapatkan sebagai pencemar dalam air buangan industri. Salah satu cara pengolahan air yang digunakan untuk menghilangkan pencemar ini adalah dengan menggunakan alat bioregenarator yang merupakan penggabungan dari teknik adsorpsi dan regenerasi senyawa pencemar dengan menggunakan mikroba. Penelitian mengenai teknik pengolahan air limbah ini sudah pemah dilakukan dengan menggunakan unggun tetap karbon aktif. Kinerja alat hioregenerator diharapkan akan lebih baik jika menggunakan unggun terekspansi serta menggunakan karbon aktif yang lebih baik. Sebagai bagian dari penelitian pengembangan unit bioregenarator, khususnya penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinerja adsorpsi benzena dan toluena pada karbon aktif dengan menggunakan unggun terekspansi. Dalam penelitian ini dilakukan penentuan kurva adsorpsi isotermal benzena dan toluena pada karbon aktif yang dipilih serta percobaan adsorpsi pada kolom unggun terekspansi. Pada percobaan unggun terekspansi, larutan umpan dialirkan dari bawah melalui dua kolom berisi karbon aktif dengan ketinggian unggun mula-mula 16,5 cm dan diameter dalam kolom 2,05 cm. Larutan benzena dalam air umpan divariasikan konsentrasinya 300 dan 700 ppm, sedangkan toluena dalam air dengan konsentrasi 300, 400 dan 500 ppm. Sampel keluaran diambil tiap waktu tertentu dan dibuat kurva konsentrasi terhadap waktu. Hasil percobaan adsorpsi isotermal menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi karbon aktif dicapai sebesar 210 mg/g untuk benzena pada konsentrasi larutan sebesar 175 mg/1, dan sebesar 153 mg/g untuk toluena pada konsentrasi larutan 52 mg/1. Dari percobaan adsorpsi pada unggun terekspansi diperoleh bahwa secara umum kurva konsentrasi keluaran terhadap waktu tidak menunjukkan kurva breakthrough yang tajam sebagaimana pada unggun tetap. Semakin tinggi konsentrasi larutan masukan maka breakthrough cenderung semakin cepat tercapai. Kurva breaktrough benzena tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan toluena."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Pitaloka
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S35600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
04 Sad s-4
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dikembangkan analisis kalsium dalam tanah dengan Atomic Absorption Spectrofotometri (AAS). Tujuan penelitian ini adalah validasi untuk mengetahui kinerja metode, Validasi telah dilakukan dengan parameter meliputi linieritas, limit deteksi, limit kuantitasi, presisi, akurasi, selektivitas dan uji ketangguhan (ruggedness). Validitas metode yang dilakukan secara umum baik, dengan hasil linieritas yang baik, dengan R2 = 0,9973; limit deteksi 0,3493 ppm; limit kuantitasi 1,1644 ppm; ketelitian yang baik dengan nilai RSD dibawah 5% yaitu 1,97%; ketepatan yang baik dengan uji pungut ulang (recovery) berkisar antara 97,49% - 99,32%; dan selektivitas serta uji ketangguhan (ruggedness) baik. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS telah tervalidasi."
541 JSTK 2:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>