Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susty Restian
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
TA781
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salihima, Astini
"Formaldehid bebas yang terkandung dalam kain hasil penyempurnaan resin anti kusut berbahaya terhadap kesehatan manusia bila jumlahnya cukup besar, oleh karena itu perlu dikurangi. Salah satu cara pengurangan kadar formaldehid bebas dalam kain finish adalah dengan cara menambahkan akseptor formaldehid (scavenger) ke dalam larutan resin. Chitosan dapat digunakan sebagai scavenger formaldehid bebas, karena gugus amino yang dikandung oleh chitosan dapat mengikat formaldehid.
Penelitian dilakukan menggunakan resin dimetiloldihidroksietilen urea (DMDHEU) dengan konsentrasi 60 g/l pada kain kapas, pada 3 macam suhu pemanas awetan : 140, 150, dan 160°C. Kemudian percobaan diteruskan pada suhu yang optimum dengan variasi konsentrasi chitosan yang dibuat dari limbah kepala dan kulit udang.
Pengaruh konsentrasi chitosan dibahas terdapat penurunan kadar formaldehid bebas, sudut kembali dari kekusutan, kekuatan tarik dan kekakuan lain. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kadar formaldehid bebas menurun 39% dari semula, pada pemakaian 12 g/l chitosan. Selanjutnya chitosan tidak mempengaruhi kekuatan tarik, sudut kembali dari lipatan, tetapi sedikit menambah kekakuan lain."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2000
MPI 3:2 (2000)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wenang Dwikangko
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
TA982
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Tri Harsunu
"Kulit udang selama ini di Indonesia hanya dianggap sebagai limbah yang pemanfaatannya masih terbatas. Salah satu alternatif daur ulang limbah kulit udang adalah sebagai sumber khitosan. Melalui proses lanjutan, khitosan dapat dibuat menjadi edible film. Edible film khitosan sedang dikembangkan sebagai pengemas modern yang ramah lingkungan karena dapat langsung dimakan dan terurai oleh alam. Untuk membuat edible film, khitosan dilarutkan dalam pelarut asam asetat glasial 1%. Pembuatan edible film harus melalui proses pengadukan dan pemanasan pada suhu 50°C. Selanjutnya larutan khitosan dituang diatas media cetak akrilik untuk dapat membentuk edible film. Plasticizer dapat ditambahkan untuk mengurangi kerapuhan dan meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan film. Pada penelitian ini menggunakan gliserol sebagai plasticizer.
Hasil penelitian menunjukkan untuk analisis ketebalan edible film, diperoleh nilai ratarata berkisar antara 0,018 mm &plusmm; 0,0011 % sampai dengan 0,097 mm &plusmm; 0,0029 %, ketebalan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi plasticizer gliserol dan komposisi khitosan. Untuk analisis kekuatan tarik, nilai kuat tarik menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi gliserol. Dapat terlihat pada sampel IA sampai dengan ID. Sampel IA (2 gr khitosan, 0,2 ml/gr gliserol), sampel IB (2 gr khitosan, 0,4 ml/gr gliserol), sampel IC (2 gr khitosan, 0,6 ml/gr gliserol), sampel ID (2 gr khitosan, 0,8 ml/gr gliserol), diperoleh nilai rata-rata kuat tarik sebesar 111,130 kgf/cm² &plusmm; 18,378 % makin menurun sampai dengan 18,696 kgf/cm² &plusmm; 2,085 %. Pada analisis uji elongasi, nilai terendah sebesar 5,2000% &plusmm; 0,8367% pada sampel IA dan tertinggi sebesar 32,800% &plusmm; 3,5637% pada sampel IVD (5 gr khitosan, 0,8 ml/gr gliserol).
Pemanjangan edible film meningkat dengan meningkatnya konsentrasi gliserol dan komposisi khitosan yang digunakan. Untuk hasil analisis uji WVTR, diperoleh nilai terendah 165,56 g/m²/24jam &plusmm; 0,14% dan tertinggi 559,48 g/m²/24jam &plusmm; 2,47%. Laju transmisi uap air cenderung meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi gliserol dan komposisi khitosan. Sedangkan pada analisis uji O&sub2;TR, diperoleh nilai yang terendah sebesar 0,32 cc/m²/24jam &plusmm; 0,0004% dan tertinggi sebesar 1, 3 cc/m²/24jam &plusmm; 0,74%. Nilai laju transmisi oksigen yang didapat pada penelitian ini cenderung semakin menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi gliserol dan komposisi khitosan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, terlihat bahwa peningkatan konsentrasi gliserol dan komposisi khitosan dapat meningkatkan ketebalan, persentase pemanjangan, dan laju transmisi uap air edible film khitosan, namun dapat juga menurunkan nilai laju transmisi oksigen. Untuk uji kuat tarik, nilainya semakin menurun dengan peningkatan konsentrasi gliserol, namun semakin meningkat dengan peningkatan komposisi khitosan.

The shrimp skin in Indonesia is widely known as waste with limited advantages. One of the alternatives is by recycling the shrimp skin as the source of chitosan. In the next process the chitosan can be transformed into edible film. The chitosan edible film is being developed as a modern package which is friendly to our environment because it can be eaten directly and it also can easily absorb by nature. To make the edible film, the chitosan is mixed with the acetat glacial acid 1 %. The making of edible film has to pass the process of stiring and heating on the temperature of 50°C. Next, the chitosan is poured on an acrylic media to be able to form the edible film. Plasticizer can be added to reduce the fragillity and to increase the flexibility and the strength of the film. In this research, the glicerol is used as plasticizer.
The result of the research shows that the thickness of the edible film is between 0,018 mm &plusmm; 0,0011 % to 0,097 mm &plusmm; 0,0029 %, the thickness increases along with the increasing of the concentrate of plasticizer glicerol and the compotition of chitosan. The result of the tensile strength test is that the tensile strength is decreases along with the increasing of the concentrate of plasticizer glicerol. This can be seen from the sample of IA to ID. The IA sample (2 gr chitosan, 0,2 ml/gr glicerol), the IB sample (2 gr chitosan, 0,4 ml/gr glicerol), the IC sample (2 gr chitosan, 0,6 ml/gr glicerol), the ID sample (2 gr chitosan, 0,8 ml/gr glicerol), the average of the tensile strength is 111,130 kgf/cm² &plusmm; 18,378 % decrease until to 18,696 kgf/cm² &plusmm; 2,085 %. On the analysist of elongation, the lowest score is 5,000% &plusmm 0,8367% on sample IA and the highest is 32,800% &plusmm; 3,5637% on the IVD sample (5 gr chitosan, 0,8 ml/gr glicerol).
The length of the edible film increases by the increasing of the concentrate of plasticizer glicerol and the compotition of chitosan being used. For the result of WVTR, the lowest score is 165,56 g/m²/24 hours &plusmm; 0,14% and the highest is 559,48 g/m²/24 hours &plusmm; 2,47%. The water vapor transmission rate tends to increase along with the increasing of the concentrate of plasticizer glicerol and the compotition of chitosan. Meanwhile, on the analysist test of O&sub2;TR, the lowest score is 0,32 cc/m²/24 hours &plusmm; 0,0004% and the highest is 1,33 cc/m²/24 hours &plusmm; 0,74%. The score of oxygen transmission rate which shown in this research tends to decrease along with increasing of the concentrate of plasticizer glicerol and the compotition of chitosan.
Based on these result, to be seen that the increasing of the concentrate of plasticizer glicerol and the compotition of chitosan can increases thickness, percentage of elongation, and water vapor transmission rate chitosan edible film, but it can be decreases score of oxygen transmission rate. For tensile strength test, the score is decreases along with the increasing of the concentrate of plasticizer glicerol but increases along with the increasing of the compotition of chitosan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41723
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asnawi Yanto
"Terdapat dua macam perubahan faali yang terjadi dalam tu buh selama gerak badan. Pertama, perubahan faali yang terjadi akibat kerja fisik (exercise) dan kedua, perubahan faali yang terjadi secara bertahap dalam tubuh akibat latihan fisik (training) yang teratur. Beberapa peneliti melaporkan selama kerja fisik terjadi peningkatan kadar elektrolit serum, sedangkan latihan fisik dapat menyebabkan turunnya kadar elektrolit serum.
Penelitian ini bertujuan membuktikan adanya pengaruh ker ja fisik dengan beban maksimal dan latihan fisik yang teratur selama 6 minggu terhadap kadar elektrolit serum, sehingga diharapkan dapat memberikan sumbangan data yang bermanfaat dalam menentukan apakah perlu penambahan air atau elektrolit sesudah kerja fisik dan latihan fisik.
Telah dilakukan penelitian terhadap 10 atlit balap sepeda dari Pelatda DKI Jaya mengenai kadar elektrolit serum (natrium, kalium, klorida, kalsium dan magnesium) yang dilakukan sebelum dan sesudah menjalani latihan fisik selama 6 minggu. Pemeriksaan kadar elektrolit serum baik sebelum maupun sesudah latihan fisik dilakukan masing-masing 4 kali, yaitu sebelum kerja fisik (menit ke 0), waktu melakukan kerja . fisik menggunakan ergosikel Monark dengan beban maksimal {150 watt) menit ke 5, saat kerja fisik maksimal dan waktu melakukan pemulihan aktif pada menit ke 20 sesudah kerja fisik maksimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama kerja fisik dengan beban maksimal kadar natrium, kalium, korida, kalsium total dan magnesium total serum meningkat secara bermakna, se dangkan sesudah pemulihan aktif kadarnya menurun dan tidak berbeda lagi dengan kadar sebelum kerja fisik. Sesudah latihan fisik selama 6 minggu terjadi penurunan kadar semua elektrolit serum yang diperiksa, baik sebelum maupun sesudah latihan fisik menunjukkan pada perubahan kadar elektrolit serum yang hampir sama.
Melihat hasil pemeriksaan kadar elektrolit serum sesudah latihan fisik selama 6 minggu dan kurangnya ?intake? natrium, kalium, kalsium dan magnesium, penulis mengusulkan selama latihan fisik perlu penambahan air dan elektrolit terutama kalsium dan magnesium. Sedangkan sesudah kerja fisik dengan beban maksimal, tidak perlu penambahan air dan elektrolit.
untuk mengetahui apakah turunnya kadar elektrolit serum sesudah latihan fisik selama 6 minggu mengganggu peningkatan prestasi yang diharapkan, serta membuktikan kebenaran hipotesis turunnya kadar elektrolit serum karena kehilangan lewat keringat atau karena masuknya elektrolit ke dalam eritrosit dan sel otot yang sedang berkontraksi, penulis mengusulkan dilakukan penelitian lanjutan antara PKO Senayan dan Bagian Patologi Klinik FKUI-RSCM mengenal hal-hal tersebut. Di usulkan pula untuk melanjutkan penelitian serupa pada berbagai cabang olahraga yang lain untuk mengetahui apakah ada pola khusus."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wijaya Candra Husin
"Cetakan memegang peranan yang penting dalam menentukan kualitas dari produk cor yang dihasilkan. Salah satu metode pembuatan cetakan yang banyak digunakan saat ini adalah cetakan kulit (shell molding), yang menggunakan resin sebagai bahan kimia pengikat butir-butir pasir. Pada penelitian ini dicari hubungan antara temperatur dan waktu pemanasan terhadap sifat mekanis dan permeabilitas pasir silika lapis resin berkadar 3 % sebagai bahan pembuat cetakan dan inti beberapa jenis produk coran. Kemudian dicari kondisi cetakan yang paling optimal. Temperatur pemanasan yang digunakan adalah 240, 260, 280 dan 300 °C, sedangkan waktu pemanasan yang digunakan adalah 1,5 ; 2 ; 2,5 dan 3 menit. Adapun hasil pengujian menunjukkan bahwa kekuatan mekanis dan permeabilitas cetakan yang paling optimal dicapai pada kondisi temperatur pemanasan 300 °C dengan waktu pemanasan 3 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Budiman
"Cetakan pasir dengan menggunakan bahan pengikat dari polimer saat ini sudah luas digunakan. Salah satu jenis polimer yang banyak dipakai adalah Resin Phenolic. Pasir dengan bahan pengikat ini biasanya dalam bentuk pasir yang dilapisi resin (Resin Coated Sand). Pasir ini harganya relatif mahal. Salah satu cara untuk mengurm1gi biaya produksi pemakaian pasir ini adalah dengan mencampurkannya dengan pasir biasa sehingga diperoleh pasir dengan kadar resin yang lebih rendah dari kadar resh1 awal. 0leh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana kekuatan mekanis dan sifat permeabilitas pasir campuran ini pada temperatur dan waktu pemanasan tertentu. Penelitian dilakukan terhadap pasir Silika lapis resin kadar 2,5 % (J-6250) produksi PT. Silikaindo MS dan pasir Silika biasa dengan rentang GFN hampir sama (antara 60 -65). Pencampuran dan pengadukan dilakukan dalam mesin Muller selama 20 menit (41 putaran per menit). Kemudian dilihat pengaruh temperature pemanasan (240°; 260°; 280°; 300° C) dan waktu pemanasan (1,5 ; 2 ; 2,5 ; 3 menit) terhadap kekuatan tarik, tekan dan geser serta sifat permeabiltasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik dan tekan maksimum terjadi pada temperatur pemanasan 260°C dan waktu tahan 2,5 menil. Sedangkan kekuatan geser mencapai harga maksimum pada temperature pemanasan 280°C dan waktu pemanasan 3 menit. Sifat permeabilitas maksimum tercapai pada temperature pemanas 280°C dan waktu pemanasan 3 menit. Sifat permebilitas maksimum tercapai pada temperature 240°C dan waktu pemanasan 3 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christophorus Agung Prakosa
"Polimer secara alami bersifat sebagai isolatar, sehingga pada aplikasinya polimer lebih banyak dipakai sebagai bahan yang bersifat isolator. Akan tetapi sifat tersebut dapat merugikan karena menyebabkan polimer mudah membangkitkan muatan statis apabila bergesekan dengan bahan isolator lainnya, suka melepaskan muatan statis yang dimiliki, dan transparan terhadap gelombang elektromagnetik. Untuk mengatasi masalah tersebut maka konduktivitas listrik dari palimer harus ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkaikan konduktifitas listrik pada polimer adalah dengan mencampurkan filer konduktif atau semi konduktif, dalam hal ini serat karbon kedalam polimer (poliprofilen) dengan teknik hot blending. Teknik tersebut menghasilkan komposisi serat karbon pendek-propopilen yang bersifat acak (random)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herald Setiadi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S28496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>