Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53645 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1998
TA779
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi larutan zatwarna DCM pada karakteristik spektrum keluaran laser zatwarna DCM pulsa. Spektrum yang dihasilkan berupa intensitas dan jangkauan panjang gelombang. Variasi konsentrasi DCM pada larutan methanol yang dilakukan yaitu: 0,04; 0,06; 0,08; 0,1; 02; 0,4; 0,8; dan 1 gram/liter dan masing-masing menghasilkan spketrum yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi terhadap intensitas dan jangkauan panjang gelombang keluaran laser. Makin pekat konsentrasi larutan, intensitas keluarannya makin tinggi dan jangkuan panjang gelombangnya semakin lebar serta menstabilkan keluaran laser. Kondisi optimum dicapai pada konsentrasi 0,4 gram/liter. "
JURFIN 9:24 (2004)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lestari Nugrahini
"Ibuprofen is a nonsteroidal anti-inflammatory drug, an acidic compound, and causes irritation on gastric after oral administration. A formulation strategy to eliminate this adverse effect is ibuprofen formulated in drug carrier system as liposome.
The objective of this study is to develop liposome contained ibuprofen which made by thin layer hydration. The formulation was made with three different concentrations of lecithin those are 100 mg; 300 mg; and 500 mg. The different concentrations of lecithin was done to learned the maximum entrapment of ibuprofen in liposome. Those liposome are investigated the forms of vesicle, distribution of particle size, and the effectivity of ibuprofen entrapment in liposome.
The result obtained are that liposome in the form of round vesicle, distribution of particle size were fulfilled liposome standard, and the entrapment percentage of formula I is 46,72%, formula II is 59,53%, and formula III is 71,13%. Of the whole lecithin formula have been made, learned that the concentration of lecithin which entrapped ibuprofen effectively is formulation III with the entrapment percentage 71,13%.

Ibuprofen merupakan salah satu obat anti-inflamasi non steroid, bersifat asam dan menimbulkan iritasi pada lambung jika diberikan dengan sediaan oral. Salah satu pendekatan formulasi untuk mengatasi efek samping tersebut adalah ibuprofen diformulasikan dalam sistem pembawa liposom.
Pada penelitian ini dikembangkan sediaan liposom yang mengandung ibuprofen dengan metode hidrasi lapis tipis. Formulasi dilakukan dengan tiga perbandingan konsentrasi lesitin yaitu 100 mg; 300 mg; dan 500 mg. Perbedaan konsentrasi lesitin dilakukan untuk mengetahui penjerapan ibuprofen yang maksimum dalam liposom. Liposom tersebut diperiksa bentuk vesikel, distribusi ukuran partikel dan volume penjerapan obat yang terjerap dalam liposom.
Hasil yang diperoleh yaitu liposom berbentuk vesikel bulat, distribusi ukuran partikel yang memenuhi standar liposom, dan persentase penjerapan formula I adalah 46,72%, formula II adalah 59,53%, dan formula III adalah 71,13%. Dari ketiga formula liposom yang telah dibuat, diketahui bahwa komposisi lesitin yang dapat menjerap ibuprofen dengan maksimum yaitu formula III dengan persentase penjerapan sebesar 71,13%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S33064
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Imron Rosyadi
"Khitosan merupakan produk turunan dari khitin yang dapat diekstrak dari kulit udang. Kulit udang tersebut bisa diperoleh dari limbah industri pengolahan udang beku. Kandungan khitin sebesar 20-30% dan kandungan khitosan sebesar 15-20% dari kulit udang basis kering. Pembuatan khitosan dari kulit udang melalui 3 tahapan utama, yaitu demineralisasi, deproteinasi dan deasetilasi. Demineralisasi merupakan proses penghilangan mineral, yaitu dengan melarutkan kulit udang kedalam HCl. Deproteinasi merupakan proses penghilangan protein, yaitu dengan melarutkan kulit udang dalam NaOH konsentrasi rendah. Sedangkan deasetilasi merupakan proses pemutusan gugus asetil dari struktur polimer khitin menjadi khitosan yang dilakukan yaitu dengan melarutkan khitin dalam NaOH konsentrasi tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi zat pelarut dalam proses demineralisasi, deproteinasi dan deasetilasi terhadap kualitas khitosan yang dilihat dari kadar penghilangan mineral, protein serta pemutusan gugus asetil.
Hasilnya menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi pelarut maka kadar penghilangan mineral, protein serta gugus asetil akan semakin besar tetapi kenaikannya tidak linear. Konsentrasi HCl 1,5 N merupakan konsentrasi yang efektif dan ekonomis pada proses demineralisasi. Konsentrasi ini menghasilkan kadar penghilangan mineral sebesar 45,2% dengan kadar air 6,5% serta kadar abu 0,19 %. Konsentrasi NaOH 3% merupakan konsentrasi yang efektif dan ekonomis pada proses deproteinasi. Konsentrasi ini menghasilkan kadar penghilangan protein sebesar 36,16 % dengan kadar air 4,28 % serta kadar abu 0,17 %. Sedangkan konsentrasi NaOH yang efektif pada proses deasetilasi sebesar 50%. Konsentrasi ini menghasilkan kadar penghilangan gugus asetil sebesar 19,2 % dengan kadar air 5,3 %, kadar abu 0,08 %, dan derajat deasetilasi sebesar 70,06% serta viskositas sebesar 423 cps."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Juniarti
"ABSTRAK
Adsorpsi zat warna Disperse red 50 pada kain poliester dilakukan dengan
dengan menggunakan surfaktan Lauril glukosida sebagai agen pendispersi untuk
mencegah aglomerasi serta meningkatkan kelarutan zat warna Disperse red 50
dalam air. Proses pewarnaan kain poliester menggunakan zat warna dispersi
terbagi menjadi dua yaitu dengan adanya carrier dan tanpa carrier (suhu tinggi).
Untuk menghindari penggunaan suhu tinggi maka pada penelitian ini dilakukan
studi adsorspi zat warna dispersi pada kain poliester dengan menggunakan
metode sonikasi dan akan dibandingkan dengan adsorpsi zat warna dispersi pada
kain poliester dengan adanya carrier yaitu vanillin. Hasil optimasi metode
sonikasi menunjukkan adsorpsi berlangsung optimum pada konsentrasi surfaktan
55 ppm, waktu sonikasi 10 menit, waktu kontak 100 menit, pH 4 dan suhu 90oC.
Hasil optimasi dengan adanya carrier menunjukkan adsorpsi berlangsung
optimum pada konsentrasi surfaktan 55 ppm, massa vanillin 0.125 g, waktu
kontak 50 menit, pH 4 dan suhu 90oC. Sementara itu hasil optimasi adsorpsi tanpa
sonikasi maupun carrier berlangsung optimum pada konsentrasi surfaktan 55
ppm, waktu kontak 60 menit, pH 4 dan suhu 90oC. Studi kinetika menunjukkan
laju adsorpsi zat warna dispersi pada kain poliester paling cepat dengan adanya
carrier yaitu 0,01212 g/mg menit dan laju adsorpsi dengan sonikasi 0,0195 g/mg
menit. Sementara itu laju adsorpsi zat warna dispersi pada kain poliester tanpa
sonikasi maupun penambahan carrier memiliki laju adsorpsi paling lambat yaitu
0,0142 g/mg menit. Proses adsorpsi Disperse red 50 pada kain poliester dengan
dan tanpa sonikasi mengikuti model isoterm adsorpsi Langmuir. Sedangkan
proses adsorpsi Disperse red 50 dengan penambahan carrier vanillin mengikuti
model isoterm adsorpsi Freundlich.

ABSTRAK
Adsorption disperse red 50 at polyester fabrics using Lauryl glucoside as
surfactant to prevent aglomeration of Disperse red 50, an azo disperse dyes and
increase their solubility in water. Main methods of dyeing polyester with disperse
dyes are using high temperature and the presence of accelerating agent or carrier
in low temperature. To avoid using High temperature in dyeing process, This
reserach using another method which is sonication to decrease dyes particle size.
Sonication is expected to make dyes adsorbed to polyester fabrics easily. This
reserach also compare sonication method to carrier method. Vanillin used as
carrier in this reserach. Optimum condition of adsorption with sonication occur at
concentration of surfactant 55 ppm, sonication time 10 minute, contact time 100
minute, pH 4, and temperature 90oC. Optimum condition of adsorption with the
presence of carrier occur at concentration of surfactant 55 ppm, vanillin 0.125g,
contact time 50 minute, pH 5, and temperature 90oC. Meanwhile, optimum
condition of adsorption without both of sonication and carrier occur at
concentration of surfactant 55 ppm, contact time 60 minute, pH 4, and
temperature 90oC. Kinetics studies for all of methods fitted well with pseudo
second order with adsorpstion rate for sonication method 0,0195 g/mg minute, for
carrier method 0,0212 g/mg minute and without both sonication and carrier
0,0142 g/mg minute. Adsorption of disperse red 50 at polyester fabrics with the
presence of carrier fitted well with Freundlich isotherm model. Meanwhile
without the presence of carrier, adsorption fitted well with Langmuir isotherm
model."
2016
S64242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>