Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4471 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wartburg, Walther von
Switzerland: Ciba-geigy, Roche und Sandoz, 1989
614.599 3 WAR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Kartika Esti
"Latar belakang: Epidemi HIV secara global masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Pada tahun 2011 terdapat 2.5 juta (2.2 – 2.8 juta) kasus baru infeksi HIV di seluruh dunia, dengan kamatian karena AIDS mencapai 1.7 juta jiwa. Penularan infeksi HIV di Indonesia saat ini terutama melalui hubungan seks heteroseksual terutama terjadi dari WPS kepada pelanggan seks komersial, yaitu kelompok lelaki berperilaku risiko tinggi. Populasi ini merupakan jembatan penularan infeksi HIV (bridging population) dari populasi risiko tinggi ke populasi umum. Data menunjukkan jumlah laki-laki di Indonesia yang menjadi klien WPS lebih banyak dibandingkan pengguna napza suntik dan kelompok MSM (men who have sex with men). Prevalensi HIV pada kelompok LBT meningkat 7 kali lipat dari 0.1% (STBP 2007) menjadi 0.7% (STBP 2011). Keberadaan IMS meningkatkan kemudahan seseorang terkena infeksi HIV. Sebagian besar IMS akan menimbulkan peradangan dan kerusakan jaringan kulit/selaput lendir genital yang memudahkan masuknya HIV. Infeksi menular seksual dengan gejala ulkus genital, misalnya sifilis, menyebabkan kemudahan terkena infeksi HIV meningkat 4 – 6 kali. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh faktor perilaku seks yang berhubungan dengan infeksi HIV dengan mempertimbangkan penyakit sifilis sebagai efek modifikasi, pada populasi LBT 12 kabupaten/kota di Indonesia.
Metode: cross sectional, analisis data hasil STBP 2011.
Hasil: Prevalensi HIV pada LBT sebesar 0.7%, LBT dengan perilaku seks berisiko rendah sebesar 91.5%. Perilaku seks risiko tinggi terdapat pada 6.6% LBT dan 1.9% di antaranya berperilaku seks risiko sedang. Prevalensi LBT yang mengaku setia pada pasangan sebesar 49.8%. Kejadian infeksi HIV berhubungan secara signifikan dengan riwayat hubungan seks dengan WPS, setia pada pasangan, jumlah WPS dalam 1 tahun terakhir, penggunaan napza suntik, serta keluhan IMS. Keberadaan sifilis tidak memodifikasi efek perilaku seks terhadap infeksi HIV, karena kejadiannya kecil. Pada analisis multivariat didapat perilaku seks yang berisiko untuk tertular HIV adalah pernah berhubungan dengan WPS memiliki risiko tertular HIV dengan OR 2.113(0.883-5.052) dan pernah berhubungan dengan casual partner memiliki OR sebesar 1.347(0.506-3.589) setelah dikontrol dengan variabel penggunaan napza suntik dan keluhan IMS.

Background: Global HIV epidemic still reveal serious public health issue. In 2011 there was 2.5 million (2.2 – 2.8 million) HIV new cases worldwide with mortality reach 1.7 million people. Heterosexual transmission of HIV in Indonesia mainly occurs from FSW to their clients, which is identifying as high risk men (HRM). HRM population is HIV transmission bridging population from high to low risk population. Data shows FSW’s clients amounted much more than the IDUs or MSM. HIV prevalence in HRM had been increased 7 times from 0.1% (IBBS 2007) to 0.7% (IBBS 2011). The presence of STD increases risk of HIV infection, so that STD is believed as HIV infection cofactor. Most STD caused inflammation and genital mucosa/skin damage which make HIV infection easier. Genital ulcer disease, such as syphilis, raised HIV infection 4-6 times. This study aims to see sexual behavior effect on HIV infection with regard of syphilis as modification effect on HRM population in 12 districts in Indonesia.
Method: Cross sectional. The IBBS 2011 data analyses.
Result: HIV prevalence among HRM amounted 0.7%. Of 91.5% HRM have low risk of sexual behavior, 1.9% medium risk, and 6.6% experience high risk sexual behavior. 49.8% HRM was faithful. There was significant association between HIV infection and having sex with FSW, faithfulness, the amount of FSW in 1 year, injecting drug user, and the presence of STI symptoms. The presence of syphilis has not modified the association between sexual behavior and HIV infection, statistically. Multivariate analyses founded that having sex with FSW and/or casual partner were risky sexual behavior with OR of being infected by HIV were 2.113(0.883-5.052) and 1.347(0.506-3.589) respectively, after being controlled with variables injecting drug user and the presence of STI symptoms.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T34884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Luthfi Adillah
"Praktek Spesialis Keperawatan merupakan sebuah proses penting dari pendidikan profesi dalam rangka mengaplikasikan peran perawat spesialis yang berdampak pada upaya peningkatan kualitas layanan keperawatan. Praktek ini dilakukan dan dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui berbagai penelitian. Model Adaptasi Roy dan Teori Sosial Kognitif Bandura di RSUP Fatmawati Jakarta. Tiga kompetensi yang harus dicapai dalam praktek residensi ini adalah memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori keperawatan, menerapkan implementasi keperawatan yang berbasis bukti ilmiah (evidence based nursing practice), dan melakukan proyek inovasi keperawatan yang berguna bagi lahan yang menjadi tempat praktek residensi. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, mahasiswa residensi telah memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori adaptasi Roy pada 1 kasus kelolaan utama dan 30 kasus resume pasien HIV/AIDS dengan berbagai infeksi oportunitis. Sebagai peneliti, mahasiswa residensi telah mengaplikasi penerapan permainan Kartu Inovatif Stop Stigma (KISS) dan hasil dari evidence based nursing ini menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan menurunkan self stigma pada pasien HIV. Sedangkan sebagai innovator, telah dilakukan inovasi edukasi pengetahuan terkait pencegahan infeksi oportunistik yang mana media edukasi juga dibetuk dapat barcode dan hasil penerapan proyek inovasi ini menunjukkan manfaat yang sangat signifikan bagi peningkatan pengetahuan dalam melakukan pencegahan infeksi oportunistik pada ODHA.

Nursing Specialist Practice is an important process of professional education in order to apply the role of specialist nurses which has an impact on efforts to improve the quality of nursing services. This practice is carried out and developed based on science and technology through various research. Roy's Adaptation Model and Bandura's Social Cognitive Theory at Fatmawati General Hospital, Jakarta. The three competencies that must be achieved in this residency practice are providing nursing care using a nursing theory approach, implementing nursing implementation based on scientific evidence (evidence based nursing practice), and carrying out nursing innovation projects that are useful for the land where the residency practice takes place. As providers of nursing care, residency students have provided nursing care using Roy's adaptation theory approach to 1 primary management case and 30 resume cases of HIV/AIDS patients with various opportunistic infections. As researchers, residency students have applied the Innovative Stop Stigma (KISS) Card game and the results of this evidence-based nursing show increased knowledge about HIV/AIDS and reduced self-stigma in HIV patients. Meanwhile, as an innovator, we have carried out knowledge education innovations related to the prevention of opportunistic infections in which the educational media is also made of barcodes and the results of implementing this innovation project show very significant benefits for increasing knowledge in preventing opportunistic infections in PLWHA.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elia Daini Zardi
"Lelaki Beresiko Tinggi membeli seks nomor dua setelah waria. Mereka merupakan jembatan penular infeksi HIV dari kelompok resiko tinggi kepada wanita resiko rendah. Penggunaan kondom yang tidak konsisten mempunyai peranan menjadi faktor resiko transmisi penularan infeksi HIV. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan HIV/AIDS dengan konsistensi penggunaan kondom pada Lelaki Beresiko Tinggi (LBT) di Indonesia yang merupakan analisis lanjut dari data STBP tahun 2015. Disain studi adalah cross-sectional. Subyek dalam penelitian ini adalah 1867 Lelaki Beresiko Tinggi (LBT) yang pernah menggunakan kondom. Hasil penelitian didapatkan proporsi konsistensi penggunaan kondom sebesar 27% dan proporsi pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS sebesar 57,3%. Analisis multivariat menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan HIV dengan konsistensi penggunaan kondom dengan PR adjusted 1,190 [95% CI: (1.027-1,864)]. Kesimpulan studi ini adalah pengetahuan yang baik berpeluang 1,194 kali lebih konsisten menggunakan kondom dibandingkan yang pengetahuan kurang setelah dikontrol oleh kofounding persepsi resiko tertular HIV, pekerjaan, lama meninggalkan keluarga dan variabel interaksi pengetahuan dengan keterpaparan media informasi HIV.

Men are at high risk of buying number two sex after transvestites. They are bridges that transmit HIV infection from high risk groups to low risk women. The use of inconsistent condoms is one of the factors of transmission. The thesis is a crosssectional study as part of National IBBS 2015 which discuss associated HIV/AIDS knowledge with the consistency of condom use in High Risk Men (LBT) in Indonesia. The subjects in this study were 1867 High Risk Men who had used condoms. The results showed that the proportion of condom use was 27% and the proportion of good knowledge about HIV/AIDS was 57,3%. Multivariate analysis states an association between knowledge of HIV and the consistency of condom use with adjusted Ratio Prevalent 1,190 [95% CI: (1,027-1864)]. The conclusions of this study are that knowledge has a good chance of 1,190 times more using condoms compared to poor knowledge controlled by confounding perception of HIV infection risk, job, duration of leaving family and interaction variables like HIV konowledge with exposure to HIV information media."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mar`Atullathifah
"Angka infeksi HIV baru di Indonesia meningkat 48% sejak 2005. Prevalensi HIV pada orang dewasa berumur 15-49 tahun sebesar 0,5%. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsistensi penggunaan kondom Penasun pada pasangan tetap dan pasangan tidak tetap. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari Survei Cepat Perilaku pada Penasun tahun 2013. Cara pengambilan sampel SCP yang dilakukan di setiap lokasi survei adalah sampel 2 tahap (two stage sampling).Tahap pertama secara Probability Proportionate to Size (PPS). Tahap kedua dengan metode Responden Driven Sampling. Analisis data secara univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan Proporsi penggunaan kondom konsisten pada saat berhubungan seks sebesar 22,2% pada pasangan tidak tetap, dan sebesar 17% pada pasangan tetap. Terdapat 15,4 % Penasun yang memiliki lebih dari satu pasangan seks yaitu pasangan seks tetap dan pasangan seks tidak tetap. Determinan perilaku penggunaan kondom pada Penasun pada pasangan tidak tetap adalah umur ≤ 24 tahun, penghasilan tidak tetap dan memiliki akses Layanan Alat Suntik Steril (LASS). Determinan penggunaan kondom konsisten Penasun pada pasangan tetap adalah lama tinggal lebih dari 3 tahun, tidak memiliki riwayat ditahan, akses Program Terapi Rumatan Metadhone (PTRM), jenis Napza Opioid yang paling sering digunakan dan tidak menyuntik Napza setiap hari.

The number of new HIV infections in Indonesia increased by 48% since 2005. The HIV prevalence in adults aged 15-49 at 0.5%. This study aimed to know factors correlated to consistency of IDUs condom use with regular sex partner and casual sex partner. Secondary data drawn from Behavior Rapid Survey of IDUs in 2013 was conducted to this study. The research was Cross Sectional designed. SCP method of sampling conducted in each survey site is two stage sampling. First, we use Probability Proportionate to Size (PPS) method. Then the second, we have Respondent Driven Sampling method. The data is analyzed by univariate, bivariate, and multivariate analyzes.
This study yield proportion of consistent condom use during sex by 22.2% on casual partners, and by 17% at regular partner. There are 15.4% of IDUs who had more than one sex partner, that are regular sex partner and casual sex partner. Behavioral determinants of condom use in IDUs with casual partners are aged ≤ 24 years, inconsistent income, and having access to Sterile Syringe Services. Meanwhile, determinants of condom use in IDUs with regular partner are long lived more than 3 years, do not have a history of custody, access to Metadhone Maintenance Therapy Program, most commonly used Opioid drug type, and do not inject drugs every day."
2015
S62168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berdita
"ABSTRAK
Tesis ini membahas hubungan akses layanan alat suntik steril terhadap penggunaan kondom pada Pengguna Napza Suntik (Penasun) di 7 kota di Indonesia menggunakan data sekunder Survei Cepat Perilaku Penasun tahun 2010, 2011 dan 2012. Analisis kecenderungan dan analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan pendekatan complex sample. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin tidak berisiko pasangan seksualnya maka semakin rendah proporsi penggunaan kondom. Selanjutnya, akses LASS mempengaruhi penggunaan kondom seks terakhir pada Penasun dengan pasangan seks berisiko dan pasangan tidak tetap tetapi akses LASS belum konsisten mempengaruhi penggunaan kondom seks sebulan terakhir dengan setiap jenis pasangan seksnya.

ABSTRACT
This thesis examine the association sterile syringe service access against condom use among people who injecting drug (PWID) in 7 cities in Indonesia using secondary data behavioral rapid survey among PWID in 2010, 2011 and 2012. Trend analysis and multivariate analysis done by using complex sample approach. The result of this study has been showing that increasingly risky sexual partners, the lower the proportion of condom use. Furthermore, sterile syringe service access affect for condom use at last sex among PWID with risky sexual partners and casual partners but does not consistently affect sterile syringe service access for condom use sex last month with any type of sexual partners."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38610
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Rivaida
"Tujuan: Mengetahui korelasi antara kadar sang (Zn) plasma dengan jumlah Iimfosit CD4 penderita HIV/AIDS.
Tempat: Poliklinik Kelompok Studi Khusus (Pokdisus) AIDS Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Metodologi: Penelitian potong lintang dilakukan pada 52 orang penderita HIV/AIDS. Wawancara dilakukan pada subyek penelitian untuk mendapatkan data demografi, infeksi oportunistik, asupan energi dan asupan Zn. Data asupan energi didapatkan dengan metode food recall 1x24 jam, sedangkan data asupan Zn didapatkan dengan menggunakan metode FFQ semikuantitatif selama satu bulan terakhir. Status gizi ditentukan berdasarkan IMT. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan kadar Zn plasma dan jumlah limfosit CD4. Untuk mengetahui korelasi dipergunakan uji korelasi Pearson dan Spearman-Rank.
Hasil: Subyek penelitian terdiri dari 44 orang laki-laki dan delapan orang perempuan, terbanyak berada pada rentang usia 20-29 tahun (80,8%), dengan rerata usia 26,4613,60 tahun, 75% berpendidikan sedang, 63,5% berada di bawab upah minimum propinsi (UMP), Rerata IMT 19,5512,83 kg/m2, 53,8% subyek termasuk kriteria berat badan normal. Nilai rerata asupan energi subyek adalah 1574,11 ± 198,48 kkal/hari, 82,7% subyek mempunyai asupan energi kurang. Rerata asupan Zn 6,9810,92 mglhari, dan 94,2% subyek mempunyai asupan Zn kurang. Median kadar Zn plasma 13,63 (11,26-44,98) µmol/L, 17,3% subyek mengalami defisiensi Zn. Median jumlah limfosit CD4 81 (2-747)/µL., 75% subyek mernpunyai jumlah Iirfosit CD4 < 200/µL. Sebagian besar (80,8%) subyek mengalami infeksi oportunistik, berdasarkan pola infeksi oportunistik, terbanyak adalah kandidiasis orofaring (55,8%). Didapatkan korelasi bermakna antara kadar Zn plasma dengan jumlah limfosit CD4 (r=0,29;p=0,04), dan korelasi tidak bermakna antara asupan Zn dengan kadar Zn plasma (r=0,07; p=0,65) serta antara status gizi (IMT) dengan jumlah limfosit CD4 (r=0,2 I ; p=1,13).
Kesimpulan: Didapatkan korelasi bermakna antara kadar Zn plasma dengan jumlah Iimfosit CD4 (r=0,29; p=0,04)

Objective: To investigate the correlation between plasma zinc (Zn) concentration and the number of CD4 lymphocytes count in HIV/AIDS patients
Methods: This was a cross sectional study of 521-I1V/AIDS patients. Interviews were done to get data about demographic characteristics, opportunistic infections, energi intake and Zn intake. The daily energy intake was assessed using 24h food recall method, while dietary Zn intake was assessed by using semiquantitative FFQ method. Nutritional status was determined BM1. Laboratory examination was done to assess plasma Zn concentration and CD4 lymphocytes count. Pearson's and Spearman's-Rank correlation tests were used to determine the correlation.
Subjects: consisted of forty four (84,6%) males and eight (19,2%) females, most of the subjects were in the 20-29 years old range (80,8%), with mean age of 26,46+3,60 years. Most subjects (75%) had medium education level and 33 subjects (63,5%) were earning under LIMP. Mean value of BMI was 19,55+2,83 kglm2 and based on the BMI levels, most of the subjects were normal (53,8%). Mean daily energy intake were 1574,11 ± 198,48 kcal, 82,7% had Iow energy intake. Mean Zn intake was 6,98 ± 0,92 mg/day, and 94,2% had low Zn intake_ Median plasma Zn concentration was 13,63 (11,26 - 44,98) /µL and 17,3% of subjects had low plasma Zn concentration. Median of CD4 lymphocytes count was 81 (2-747)//µL, 75% subjects had CD4 lymphocytes count < 200//µL, 80,8% subjects had opportunistic infections, and the most prevalent was oesophageal-orofaryng candidiasis (55,8%). There was a significant correlation between Zn plasma level and CD4 lymphocytes count r=0,29; p = 0,04). No significant correlation were found between Zn intake and plasma Zn concentration (r=0,07; p=0,65) and between BMI and CD4 lymphocytes count (r=0,21; p=0,13).
Conclusion: There was significant correlation between Zn plasma level and CD4 lymphocytes count (r = 0,29; p = 0,04).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T58522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kandasamy, W.B. Vasantha
Phoenix : Xiquan , 2004
614.599 3 KAN a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Ironisnya ,pelaku utama kekerasan justru orang-orang yang dekat dengan anak , bukan orang asing bagi anak, seperti ayah,ibu,guru atau ustadz, mandor atau majikan di tempat kerja. Pelaku kekerasan justru adalah orang-orang yang seharusnya bertanggung jawab melindungi anak...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Syaiful W
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000
616.979 2 HAR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>