Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dijk, C. van
Jakarta: Grafiti Pers, 1983
959.803 DIJ d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nazaruddin Sjamsuddin
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1990
959.811 NAZ p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jackson, Karl D.
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1990
297.099 2 JAC tt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Slauerhoff, Jan Jacob
Jakarta: Djambatan, 1977
839.36 SLA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Elvandary Yarita O.I.
"Penelitian ini berjudul Darul Islam di Garut 1949-1962 yang berusaha untuk menjelaskan dan merekontruksi gerakan Darul Islam yang terjadi di Garut mulai dari diproklamirkan telah berdirinya Negara Islam Indonesia NII pada tahun 1949 hingga dieksekusi matinya pemimpin NII yaitu Kartosuwiryo pada tahun 1962. Yang menjadi fokus utama dari penelitian ini adalah mengenai pergerakan Darul Islam di Kabupaten Garut, Pemikiran dan aksi-aksi dari Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo dan Institut Suffah. Ruang lingkup penelitian ini hanya meliputi wilayah Kabupaten Garut pada tahun 1949-1962. Metode penelitian ini menggunakan Teori Gerakan Sosial dan sumber penelitian yang digunakan didapatkan melalui sumber primer dan sekunder, sumber primer merupakan merupakan arsip dan dokumen resmi yang penulis peroleh dari Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI di Jakarta, Perpustakaan Daerah dan Kearsipan di Kabupaten Garut, Dinas Pariwisata dan Dinas Pemasaran di Kabupaten Garut dan Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia. Selain itu sumber lainnya adalah berupa hasil wawancara kepada narasumber terkait yang menunjang penelitian ini. Sedangkan sumber sekunder didapatkan melalui karya-karya terdahulu yang berkaitan dengan Darul Islam, melalui buku-buku yang sudah diterbitkan, karya skripsi dan tesis yang membahas pemberontakan Darul Islam. Darul islam merupakan suatu gerakan yang menuntut untuk mengislamkan secara utuh negara Indonesia.

This study titled Darul Islam in Garut 1949 1962 which seeks to explain and reconstruct the Darul Islam movement that occurs in Garut start has been proclaimed the establishment of the Islamic State of Indonesia NII in 1949 until the death of the leader of the NII is executed Kartosuwiryo in 1962. The main focus of this study is the Darul Islam movement in Garut, thoughts and actions of Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo and Suffah Institute. The scope of this study covers only the district of Garut in 1949 1962. This research method using the Theory of Social Movements and the source of the research obtained through primary and secondary sources, primary sources are the archives and official documents that the authors obtained from the National Archives of the Republic of Indonesia ANRI in Jakarta, Regional Library and Archives in Garut, Office Tourism and Marketing Office in Garut and Central Library of the University of Indonesia. Moreover other sources is in the form of interviews to relevant sources that support this research. While the secondary sources obtained through previous works related to Darul Islam, through the books that have been published, thesis work and thesis discusses the Darul Islam rebellion. Darul Islam is a movement that demands to convert the whole of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Djopari, Johannes Rudolf Gerzon
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1995
320.959 8 JOH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tangkilisan, Yuda Benharry
"Studi ini bermaksud membahas suatu pemberontakan yang dilancarkan oleh sekelompok elite kerajaan Sintang. Pemberontakan itu berlangsung antara tahun 1856 hingga tahun 1861. Dalam cerita rakyat setempat, sebagaimana yang ditemukan oleh 3.U. Lontaan (1975), pemberontakan itu disebut dengan Perang Tebidah. Sintang adalah suatu daerah di aliran sungai Kapuas pedalaman di Kalimantan Barat. Dewasa ini, secara administratif Sintang adalah suatu kabupaten daerah tingkat II.
Perkembangan di kerajaan Sintang memiliki suatu hal yang menarik dan berbeda berkenaan dengan keadaan alamnya. Sintang terlotak di pedalaman Kalimantan Barat yang secara pages memiliki banyak sungai yang saling berhubuugan. Dan Sintang terletak di main daerah pertemuan antara aliran sungai Kapuas ciao Malawi, dua sungai induk yang saling berhubungan dan penting di Kalimantan Barat. Keadaan yang seperti itu menjadikan sungai sebagai sumber dan sarana kehidupan yang penting. Pada gilirannya ciri geografi seperti itu mewarnai kehidupan dan kegiatan penduduknya. Malahan keadaan itu memberi corak tertenlu terhadap hubungan sosial dan budaya penduduknya baik secara internal maupun eksternal. Bennet Bronson (1977) memperkenalkan suatu kerangka pemikiran yang sesuai untuk daerah yang geografuiya memiliki banyak sungai. la mengajukan suatu kerangka hipotesa sebagai model fungsional dari nageri-negeri pesisir.
Kemudian dari keadaan geografis Sintang dapat ditandai beberapa tipologi kelompok masyarakatnya. Tipologi itu antara lain adalah penguasa, perompak dan penduduk sungai. Ketiga kelompok itu memiliki peranan mereka masing-masing sesuai dengan kekuasaan yang dipunyai. Kelompak perompak dapat berkembang menjadi penguasa sungai apabila kekuasaannya diakui oleh penduduk sungai yang menjadi kaulanya dan mendapat legitimasi dari kekuatan-kekuatan sekitarnya. Perbedaan kepentingan dau pengejaran kekuasaan merupakan sumber-suumber konflik Apalagi dalam tradisi kelompok Dayak hidup tindakan Menganyu yang penuh dengan kekerasan dan menjadi sumber permusuhan.
Kesemua proses-proses itu, ekonomi, politik dan sosial, difahami dalam suatu kontruksi yang disebut sebagai Dinamika Lokal. Perkembangan setempat kemudian menjadi kondusif untuk sebuah perubahan dan pada gilirannya berupa pergolakan ketika berlangsung intervensi dari luar. Kekuatan yang membawa dampak mendalam terhadap perkembangan setempat itu adalah kolonialisme. Pihak kolonial Belanda memiliki kepentingan yang berkembang terhadap Sintang dalam kerangka ekspansi kekuasaannya Pokok bahasan ekapansi kolonial merupakan suatu bagian dari kajian Imperialisme. Selanjutnya dalam perkembangan kajian Imperialisme muncul sudut pandung yang mengetengahkan kancah lokal seperti dan dikenal sebagai Pendekatan Piaggiran (Peripheral Approach). Namun dalam pendekatan itu penekanan diletakan pada tingkah laku dan tindakan pihak kolonial di seberang lautan.
Suatu faktor dari luar lainnya yang tidak kecil pengaruhnya terhadap Dinamika Lokal dan terutama Ekapansi Kolonial adalah unsur persaingan kekuatan kaionial lainnya (asing). Pada waktu yang hampir bersamaan, ekspansi kalonial yang tiba di ambang pintu kerajaan Sintang adalah gerakan kolonialisme Inggris dan Belanda. Di atas kertas Sintang sempat menjadi koloni Inggris ketika masa peralihan Inggris di awal abad ke-19. Kemudian terjadi penyerahan kembali ke tangan Belanda. Namun kehadiran Inggris, yang beralih ke Kalimantan UA tetap menjadi pertimbangan dalam perkemhaugan kspanui kolonial Belanda. Dengan demikian, pembahasan mengenai pemberontakan Sintang tahun 1856 hingga 1851 meugguuakan beberapa konstruksi seperti Dinamika Lokal, Ekspansi Kolonial dan Persaingan Internasional. Dalam konstruksi-konstruksi itu, latar belakang, sebab, jalannya dan akibat pemberontakan dianalisis dan diungkapkan dalam sualu penyajian yang kronologis.
Kesemua proses yang menjadi sebab-sebab tidak langsung menemukan pemantiknya (pemicu) untuk meletuskan sebuah pemberontakan pada swain upaya penaugkapan seorang penruka penduduk di Ingar, cabang dari sungai Kaysu, yang berlanjut pada penyerangan benteng Belanda di Sintang. Peristiwa itu merupakan lantaran (precipated factor) alami sebab langsung. Kemudian setelah pemberontakan berakhir, melalui sebuah penindasan dan tindakan represif kalonialisme Belanda berupa pengawasan yang makin ketat terhadap kerajaan Sintang. Walau begitu, hingga akhir abadi ke-19 daerah Sintang, dan kawasan pedalaman aliran sungai Kapuas pada umumnya, tetap diwarnai oleh gejolak perlawanan terhadap kekuaaaan kolonial Belanda."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Jacob
Jakarta: Djambatan, 1986
899.221 JAC s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Narasi, 2017
306.47 SEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Waworuntu, Adrianus Laurens Gerung
"Negeri Cina memiliki berpuluh-puluh suku bangsa yang membentuk masyarakat Cina dewasa ini, dengan berbagai kekhususan budaya masing-masing. Salah satu dari suku bangsa - suku bangsa ini ialah suku bangsa minoritas Hui. Suku bangsa ini memeluk agama Islam, tetapi berbudaya campuran yang merupakan hasil akulturasi antara budaya Islam dengan budaya Cina. Mereka inilah yang sering dise_but sebagai kaum muslim Cina.
Selain suku bangsa Hui sebenarnya masih ada bebe_rapa suku bangsa minoritas Cina lainnya yang memeluk aga_ma Islam, seperti, suku bangsa Baoan, suku bangsa Salar, dan suku bangsa Uighur. Namun, suku bangsa Hui ini menja_di khas, karena mempunyai sejarah yang menarik yang ter-jalin dengan sejarah Cina sejak pembentukan mereka pada jaman Yuan di Abad ke X1V. Mereka tersebar di seluruh pe_losok negeri Cina saat ini; mereka berbicara memakai baba_sa Cina, berpakaian sebagaimana orang Cina, mendirikan mesjid-mesjid yang tampak luarnya menverupai kuil-kuil."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S13097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>