Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12260 dokumen yang sesuai dengan query
cover
PATRA 5 (1-2) 2004
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Dono Karmadi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1985
730 AGU s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Karmelia Christa Pusung
"One interesting issue nowadays is the legal protection of Intellectual Property Rights (IPR) produced by traditional society. Intellectual property produces by the traditional society called expression of folklore. There is no special regulation in the scope of international and national caused legal protection of iuntellectual property produced by traditional societies is still weak. Consequently, exploitation occured by foreigners. For example, the case of Jepara?s carving art that was exploited by foreign caused craftsmen in Jepara losses.

Salah satu isu yang menarik saat ini adalah perlindungan hukum terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang dihasilkan oleh masyarakat tradisional. Kekayaan intelektual yang dihasilkan oleh masyarakat tradisional disebut expression of folklore. Belum adanya pengaturan khusus dalam lingkup internasional dan nasional menyebabkan perlindungan hukum terhadap kekayaan intelektual yang dihasilkan oleh masyarakat tradisional masih lemah. Akibatnya, terjadi eksploitasi oleh pihak asing. Contohnya, kasus seni ukir Jepara yang dieksploitasi oleh pihak asing menyebabkan pengrajin di Jepara mengalami kerugian."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T42172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Th. Aq. Soenarto
Cibulan: Proyek Penelitian dan Penggalian Purbakala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
930.1 SOE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Indrahti
"Perkembangan industri kerajinan ukir di Jepara tahun 1945 - 2001 memberikan pengaruh pada orientasi aktivitas ekonomi masyarakatnya. Terutama setelah terjadinya promosi pemasaran pada pesanan internasional pada sekitar periode tahun 1980-an. Industri kerajinan ukir telah menjadi mata pencaharian utama masyarakat Jepara meskipun pemanfaatan laharnya lebih banyak pada bidang pertanian. Kemampuan menampung angkatan kerja yang ada sebanding dengan semakin meningkatnya angka eksportir. Menandakan bahwa dari segi kuantitas tampak bahwa industri kerajinan ukir mengalami perkembangan yang pesat terutama setelah datangnya eksportir ke daerah produsen (Jepara). Upaya antisipasi perlu dilakukan rnenyangkut hak paten, ketersediaan bahan-bahan dasar untuk produksi, keterampilan tenaga kerja serta jaringan pemasaran yang memadai.
Pendekatan historis pada penelitian ini digunakan untuk memahami perkembangan industri kerajinan seni ukir Jepara tahun 1945 - 2001. pendekatan historis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang berbagai kondisi yang melatarbelakangi proses perkembangan itu sendiri, serta dampak dari perkembangan bagi masyarakat pendukungnya secara khsus dan umum.
Pada periode tahun 1945 - 1979, perkembangan kerajinan ukir masih dalam lingkup lokal, terutama untuk memenuhi permintaan pasaran dalam negeri. Hal ini disebabkan keterbatasan modal, promosi serta jaringan pema saran. Wilayah kecamatan yang ada di kabupalen Jepara, hanya tiga kecamatan yaitu Tahunan, Jepara dan Batealit yang menjadi aktivitas kerajinan ukir.
Ketiga kecamatan tersebut menjadi tempat memproduksi kerajinan ukir sekaligus memasarkannya. Pada tahun 1980 - 1990 terjadi pertambahan wilayah produksi yang hampir merata pada seluruh kecamatan yang ada di kabupaten Jepara. Perkembangan ini juga ditandai dengan semakin berperannya eksportir dan PMA. Lonjakan perkembangan sangat cepat pada periode tahun 1991 - 2001, terutama akibat krisis moneter. Peningkatan jumlah eksportir dan PMA diikuti dengan peningkatan jumlah volume dan nilai ekspor. Keberhasilan ini berpengaruh dalam nilai total ekspor di Jawa Tengah.
Upaya menumbuhkan mitra kerja antara PMA dan pengusaha lokal di lakukan oleh pemda dan masyarakat, dengan strategi, PMA yang melakukan aktivitas produksi di Jepara harus mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Pengusaha lokal meningkatkan sikap yang lebih aktif untuk mengambil peluang-peluang yang ada terutama alih teknologi, promosi dan pema saran Dari segi modal, keterampilan, teknologi serta desain maka dapat dikatakan bahwa PMA mempunyai keunggulan dibanding dengan pengusaha lokal. Di sisi lain pengusaha lokal juga menguasai keterampilan di bidang pengembangan keterampilan ukir. Kedua kelebihan tersebut apabila dipadukan, maka dapat menghasilkan mitra usaha yang baik.

The development of carving industry in Jepara 1945 - 2001 influenced the orientation of economic activities of the local society. Especially, after marketing promotion, international orders increased in 1980-s period. Carving industry had been the main work of Jepara society although agriculture used more lands. The capacity of receiving workers was in line with the increase of export rate. Quantitatively, it seemed that carving industry developed rapidly especially after the exporters had come to the producers' area, Jepara. To anticipate the development, it is necessary to handle copyrights, raw material supplies, workers' skill, and marketing networks.
Historical method used in this research is to understand the development of carving art in Jepara 1945 - 2001. By using this method it is expected to give a comprehensive understanding on several conditions that had been the background of the development process itself, and the impact of the development on the supporting society in part and in general.
In 1945 - 1979 periods, the development of carving industry was still in the local scope, especially to fulfill domestic orders. It was caused by the limited capital, promotion and marketing network. The carving activities in Jepara Regency were held only in three sub-districts -Tahunan, Jepara and Batealit.
In 1980 - 1990 periods, the production areas extended to all sub-districts of Jepara Regency. It was also signed by the participation of exporters and foreign investments. The development increased rapidly in 1991 - 2001 because of monetary crisis. The quantitative increase of exporters and foreign investments implicated to the quantitative increase of export volumes and values. This success influenced on the total export values in Central Java.
In order to develop join venture between foreign investment and local businessmen was done by the local govemment and society. E.g., the foreign investors who hold production activities in Jepara should obey the given rules. The local businessmen should increase their business manner more actively to take opportunities such as technology, promotion, and marketing. In dealing with captal, skill, technology, and design, it could be concluded that the foreign investors had more superior qualities than those of local businessmen did. On the other hand, the local businessmen had good skills of carving. lf both of the excellent qualities unite, they will be a good join venture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T3095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung : Balai Arkeologi, 2000
930.1 CAK (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Fakultas Sastra UI,
900 MAR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Miguel Leon-Portilia, seorang ahli antropologi dan sejarah dari Mexico,
yang juga duta besar negaranya ke UNESCO, dalam kajiannya mengenai berbagai
kasus akulturasi mcnyatakan suatu simpulan bahwa jati diri budaya itu sangat
penting bagi suatu bangsa. Apabila identitas diri itu rusak, dan lebih-lebih jika
hilang sama sekali, maka bangsa yang bersangkutan akan menderita trauma yang
mendalam. Kehilangan atau kehancuran identitas diri itu membawa kepada
desintegrasi komuniti, atau bahkan membawa ?kepada situasi alienasi dan mudah
tunduk. Komuniti itu menjadi tidak mampu menentukan arah untuk bertindak
demi kepentingannya sendiri. Maka jati diri setiap bangsa perlu dipertahankan.
Suatu unsur yang penting dan amat berarti dari identitas budaya itu adalah
kesadaran sejarah yang dimiliki bersama oleh suatu bangsa (atau kelompok sosial
lain). Kesadaran sejarah berada di akar identitas; kesadaran itu membawakan
ingatan akan asal-usul budaya, akan peristiwa-perisliwa yang telah dialami, dan
bahkan akan suatu harapan masa depan bersama. Jika ingatan kesejarahan itu
hjlang, maka identitas budaya akan melenyap pula (Leén-Portilla, 1990: 7-9, 233).
"
Jelajah, Vol. 3 (1992) : 21-33, 1992
JSPI-3-1992-21
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Medan: Balai arkeologi Medan, 2012
390.1 ARK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, 2006
930.1 ARK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>