Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14988 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gondo Firmanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
TA736
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Suprianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
TA647
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Affandi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
TA636
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Koto Indardyo
"Metode virtual assembling atau perakitan berbasis virtual merupakan salah satu pengembangan metode mengikuti perkembangan teknologi dunia manufaktur termutakhir. Virtual assembling memungkinkan pelaku industri perakitan untuk dapat merakit suatu benda produksi dengan menggunakan gestur tangan yang nyata sebagaimana yang dilakukan bila wujud fisik benda tersebut ada dihadapannya. Seiring perkembangan ide ini, terdapat beberapa jenis sub-metode perantara antara manusia, dalam hal ini yang bertindak sebagai penggunanya, dengan interface perangkat lunak di komputer. Salah satunya adalah menggunakan sarung tangan yang dilengkapi dengan flex sensor sebagai sensor pembacaan data. Flex sensor ialah sensor yang mengubah resistansi sesuai dengan besarnya kebengkokan yang diberikan. Sarung tangan yang dilengkapi flex sensor bekerja secara independen yang memungkin penggunanya lebih leluasa dalam melakukan virtual assembling. Penelitian ini bertujuan sebagai kajian mendalam penggunaan flex sensor dalam data glove dari beberapa aspek yakni karakterisasi kalibrasi, keakurasian, metode pengambilan data, dan metode kalibrasi data glove.

Virtual assembling method is one of the developments of advanced manufacturing technology. It allows modern manufacturing industry to be able to assembly products using real-time hand gestur has been done in real manufacturing process with real physical appearance of the product. Along its development of the idea, some sub-methods are made as the intermediary of human-machine interaction. One of it is using flex sensors embedded on hand glove. Flex sensor is sensor that changes resistance according to the magnitude of bend done by the users. They convert the change in bend to electrical resistance ? the ore the bend, the more the resistance value. The objective of this project is to have further study regarding to the usage of flex sensors on motion glove from several aspects: calibration characterization, accuracy of various hand size, data acquisition method, and motion glove?s calibration method."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2006
TA632
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Labanie
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
TA709
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siani Setiawati S.
"Data World Health Organization (WHO) Tahun 2003 melaporkan bahwa gangguan muskuloskeletal diperkirakan mencapai 60% dari semua penyakit akibat kerja. Nyeri tengkuk (leher belakang) merupakan masalah gangguan muskuloskeletal tubuh bagian atas yang banyak terjadi. Di beberapa negara, nyeri tengkuk mengakibatkan meningkatnya absensi pekerja dan kenaikan biaya pengobatan perusahaan. Pekerja yang berisiko tinggi mengalami nyeri tengkuk adalah pekerja yang dalam pekerjaannya berada pada posisi duduk lama, membentuk posisi tubuh janggal pada kepala-leher dan mempertahankan posisi kepala dalam waktu yang lama, seperti pengemudi taksi. Jika penyebab nyeri tengkuk diketahui lebih awal, maka kerugian yang terjadi dapat dicegah. Diketahuinya penyebab nyeri tengkuk lebih awal dapat mengurangi kerugian yang terjadi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan posisi kepala dan faktor risiko lain terhadap kejadian nyeri tengkuk akut pada pengemudi taksi.
Metode penelitian menggunakan Cross sectional dengan jumlah sampel 113 orang yang diambil secara consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara, pemeriksaan fisik dan metode fotografik untuk pengukuran posisi kepala saat mengemudi. Subyek penelitian merupakan pengemudi taksi di PT X di Jakarta dengan kriteria inklusi bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani lembar persetujuan. Kriteria ekslusinya adalah pengemudi telah memiliki keluhan atau rasa tidak nyaman di daerah tengkuk saat awal bekerja pada saat dilaksanakan penelitian, konsumsi obat penghilang nyeri dalam waktu 24 jam terakhir dan penggunaan bantalan leher saat mengemudi.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis multivariat regresi logistik dan nilai titik potong berdasarkan kurva ROC . Didapatkan sebanyak 46,7% responden mengeluhkan nyeri tengkuk akut. Dari analisis multivariat, didapatkan posisi kepala yang berhubungan dengan nyeri tengkuk akut adalah neck-horizontal angle (OR=14.72, 95% CI = 5.08-42.60). Responden dengan neck-horizontal angle ≤ 50° memiliki risiko 15x mengalami nyeri tengkuk akut dibandingkan responden dengan neck-horizontal angle > 50°, dan faktor risiko pekerjaan yang berhubungan dengan nyeri tengkuk akut adalah lama istirahat (OR= 7.61, 95% CI=2.51-23.13). Responden dengan lama istirahat per hari ≤ 3 jam memiliki risiko 8x lebih besar mengalami nyeri tengkuk akut dibandingkan responden dengan lama istirahat >3jam. Tidak ditemukan faktor individu yang berhubungan dengan nyeri tengkuk akut.

Data from the World Health Organization (WHO) 2003 reported that musculoskeletal disorders are estimated account for 60% of all occupational diseases. Neck pain is a common upper body musculoskeletal disorder. In several countries, neck pain causes an increase in worker absenteeism and health expenses of companies. Workers who are at high risk of nape pain are workers who work with prolonged sitting position, form an odd postures on the head-neck position and maintain the position of the head for an extended time, such as taxi drivers. If the cause of neck pain has known earlier, the losses that occur can be prevented. This study aims to determine the relationship of the head position and other risk factors towards the incidence of acute neck pain among taxi driver.
The study method is a cross-sectional design with a sample of 113 respondents via consecutive sampling. Data are collected via interview, physical examination and photographic methods for measuring the head position while driving. The subject of the study is a taxi driver in PT X in Jakarta with the inclusion criteria are willing to follow the study and signed informed consent. Exclusion criteria are the driver with preexisting neck pain or neck discomfort at the initial time of the study, analgesic usage in the last 24 hours and the usage of neck pads while driving.
Data was analyzed by using statistical test of multivariate logistic regression and cutoff point determination based on ROC curve. As much as 46.7% of respondents are found experiencing acute neck pain. Based on multivariate analysis, the head position associated with acute neck pain is neckhorizontal angle (OR = 14.72, 95% CI = 5.08-42.60). Respondents with neckhorizontal angle ≤ 50° have 15 times greater risk of experiencing acute neck pain than respondents with neck-horizontal angle > 50°, the risk factor of occupation associated with acute neck pain is the duration of rest on duty (OR = 7.61, 95% CI = 2:51 to 23:13). Respondents with the duration of rest on duty ≤ 3 hours per day have 8 times greater risk of experiencing acute nape pain than respondents with a longer rest > 3 hours. There is no individual factor found to be associated with acute neck pain."
Lengkap +
Jakarta: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Yunita Dewi
"Insulin adalah hormon yang disekresi oleh pankreas dan berfungsi mengatur kadar gula darah dalam tubuh. Gangguan pada sekresi insulin ataupun resistansi insulin dapat mengakibatkan diabetes. Bagi penderita diabetes yang memerlukan injeksi insulin, dosis yang tidak terpantau dapat berakibat fatal. Sehingga untuk memberikan diagnosis lebih akurat, pemantauan kadar gula darah dapat ditambah dengan pemantauan insulin. Dari beberapa metode analitik untuk deteksi insulin, elektrokimia adalah yang paling memungkinkan miniaturisasi perangkat dengan respon waktu cukup cepat dan biaya cenderung rendah. Sehingga dalam penelitian ini, sistem estimasi konsentrasi insulin akan dibangun dengan memanfaatkan perangkat analisis elektrokimia atau potensiostat yang bersifat portabel dan screen-printed carbon electrode (SPCE) termodifikasi multiwalled carbon nanotubes (MWCNT) sebagai sensor. Perangkat dioperasikan secara nirkabel melalui mobile device sedangkan seluruh pengolahan data dilakukan pada server komputer terpisah yang dapat diakses dengan komunikasi REST API (Representational State Transfer Application Program Interface). Skema ini yang memungkinkan deteksi beserta hasil estimasinya dapat diproses secara real-time. Sistem estimasinya sendiri dilakukan berdasarkan hubungan arus puncak reaksi elektrokimia yang terjadi pada saat menjalankan Cyclic Voltammetry (CV) dengan nilai konsentrasi insulin. Pada penelitian ini performa sistem ditingkatkan dengan menambahkan prediktor luas permukaan elektroaktif sensor, karena performa sensor secara elektrokimia sangat dipengaruhi oleh nilai luasan tersebut. Penambahan prediktor ini terbukti memberikan hasil estimasi dengan nilai R2 prediksi di atas 0,85 untuk ketiga data pengujian dari tiga sensor yang berbeda. Selain itu, prediktor luas permukaan juga diuji apakah memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan konsentrasi dan didapati p-value bernilai 0,006. Nilai yang lebih rendah dari 0,05 membuktikan bahwa prediktor luas elektroaktif tidak hanya meningkatkan R2 secara kebetulan melainkan memang adanya hubungan dengan konsentrasi dengan tingkat kepercayaan 95%.

Administering incorrect dosage of insulin for diabetic patients can be fatal and result in severe health consequences. In addition to monitoring blood glucose levels, insulin detection can enhance diagnostic accuracy. Analytical methods, such as immunoassays and chromatography, although effective, are time-consuming and costly, making electrochemical methods more suitable for low-cost and portable applications. In this study, an insulin concentration estimation system was developed using a customized potentiostat that operates in real-time via Bluetooth Low Energy (BLE). Screen-printed carbon electrodes (SPCEs) modified with carboxyl-functionalized multiwalled carbon nanotubes (MWCNT-COOH) have been utilized because of their enhanced surface area and compact size, which make them suitable for portable applications. The estimation system was enhanced by incorporating multiple predictors: the peak currents from the second and third cycles of cyclic voltammetry analysis and the electroactive surface area of the. Through cross-validation, our method showed strong performance, achieving a determination coefficient (R2) greater than 0.90 for all combinations of training datasets and greater than 0.85 for all combinations of testing datasets. Additionally, hypothesis testing revealed that the surface area had a statistically significant relationship with concentration, with a p-value of 0.006, indicating that adding this predictor does not enhance R2 due to random chance."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siholita, Magda
"Tujuan: membandingkan penurunan TIO setelah pemberian obat tetes mata travoprost 0,004% dengan penurunan TIO setelah pemberian timomol 0,5% pada glaukoma primer sudut tertutup kronis (GPSTp kronis).
Metode: penelitian ini merupakan penelitian prospektif, randomisasi, dengan cross over design pada 32 mata dari 16 subjek GPSTp kronis. Subyek dibagi menjadi 2 kelompok: kelompok travoprost dan kelompok timolol. Masing-masing kelompok terdiri dari 8 subyek. Dua minggu setelah pemberian obat, dilakukan penyilangan kelompok. Tekanan intraocular diukur sebelum terapi, dan pada hari ke-1, hari ke-7, hari ke-14 setelah terapi. Periode wash out dilakukan pada saat sebelum diberikan perlakukan dan setelah cross over. Setiap wash out berlangsung selama 3 minggu.
Hasil: Kelompok travoprost mempunyai TIO awal rerata 25,38±2,55 mmHg, penurunan TIO mencapai 11,44±2,55 mmHg, penurunan TIO mencapai 6,63±2,25 mmHg. Dengan uji statistic, travoprost menurunkan TIO lebih besar dibandingkan timolol secara bermakna (p<0,05)
Kesimpulan: Obat tetes mata travoprost 0,004% menunrunkan TIO lebih besar dibandingkan obat tetes mata timolol 0,5%.

Objective: To compare the reduction of intraocular after taking travoprost VS timolol in chronic primary angle-closure glaucoma.
Method: We performed a prospective, randomized, crossover study of 32 eyes of 16 patients with chronic primary angle-closure glaucoma. Patients were randomized to 2 group: those taking travoprost once daily or those taking timolol twice daily. Each group comprise of 8 patients. Two weeks after treatment with the first drug, the second drug was substituted. Intraocular pressure (IOP) was recorded before the start of therapy, at day 1, at day 7, and at day 14. Wash out period conducted prior to initial treatment and after the cross over. The duration of wash out period was three weeks.
Results: The mean baseline IOP was 25.38±3.01 mmHg, which decreased by 11.44±1.90 mmHg with travoprost. The mean baseline IP was 25.88±2.55 mmHg, which decreased by 6.63±2.25 mmHg with timolol. By statistic test, travoprost reduced the IOP greater than timolol significantly (p<0.05).
Conclusion: 0.004% travoprost eyedrops reduce the IOP greater than 0.5timolol eyedrops.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T20892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>