Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125825 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
TA2425
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatah
"Limbah padat yang dihasilkan oleh industri baja PT. Krakatau Steel Cilegon, salah satunya berupa fines pellet ( debu pellet ), sampai saat ini belum termanfaatkan. Penelitian ini merupakan salah satu upaya studilkajian untuk mencari alterrmatif pemanfaatan fines pellet dengan pencampuran batubara sebagai bahan baku pembuatan baja.
Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengujian proses reduksi pellet campuran fines pellet dengan batubara untuk beberapa variasi temperatur proses reduksi dan variasi kadar batubara dalam campuran pellet. Sebagai indikator keberhasilan reaksi reduksi adalah besarnya derajat (%) metalisasi.
Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa, pelletisasi ulang fines pellet dengan pencampuran batubara sangat prospektif sebagai upaya pemanfaatan limbah pad at sekaligus jugs sebagai alternatif pengembangan proses reduksi langsung dengan kebutuhan gas proses minimal.
Proses reduksi yang efektif terjadi pada temperatur reduksi 950 °C dan kadar batubara 30 % dalam campuran pellet, dengan derajat metalisasi sebesar 98 % dan total Carbon 1.5 % pada pellet hasil produk hasil reduksi (besi sponge).
Hasil pengujian model dengan refrensi pendekatan model reaksi inti tak bereaksi (unreacted core model) secara global terhadap kurva basil reduksi, menunjukkan bahwa tahap pengendali reaksi proses reduksi pellet campuran fines pellet dengan batubara adalah diffusi lapisan abu (ash layer diffusion ), berdasarkan hasil uji model dengan metode statistik regresi linear dengan tingkat korelasi R2 diatas 95 %.
Pengujian model secara segmentasi menunjukkan bahwa tahap pengendali reaksi reduksi pelet campuran fines pelet dengan batubara sangat dipengaruhi oleh, temperatur reduksi, kadar batubara dalam campuran pelet dan waktu reduksi. Hal ini terbukti dengan terjadinya pergeseran model berdasarkan hasil uji model yang dilakukan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T1916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cysca madona
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragi, Arnaldo Hasudungan
"Transformator adalah salah satu peralatan listrik yang mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu sistem tenaga listrik. Oleh karena itu memperhatikan dan memastikan transformator agar selalu dalam keadaan baik merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dari transformator adalah minyak transformator. Pengujian minyak transformator merupakan tindakan yang sering kali dilakukan guna mengetahui dan menganalisis kondisi dari transformator serta jenis kegagalan yang terjadi pada transformator. Pengujian minyak transformator meliputi pengujian terhadap parameter kualitas minyak isolasi dan pengujian analisis gas terlarut (DGA). Pada skripsi ini akan dilakukan analisis terhadap kondisi dari transformator peleburan EAF 9 pada Pabrik Baja Slab 2 PT. Krakatau Steel berdasarkan hasil pengujian terhadap minyak transformator peleburan EAF 9. Berdasarkan hasil pengujian terhadap minyak transformator peleburan EAF 9 mulai tahun 2008 hingga 2013, didapatkan beberapa hasil analisis terkait kondisi dari transformator peleburan EAF 9. Yaitu berdasarkan pengujian terhadap beberapa parameter kualitas minyak isolasi disimpulkan bahwa kondisi dari minyak isolasi dari transformator peleburan EAF 9 masih tergolong dalam keadaan baik. Sedangkan berdasarkan interpretasi terhadap hasil pengujian DGA, disimpulkan bahwa indikasi kegagalan yang terjadi pada transformator peleburan EAF 9 berupa pemanasan pada kertas isolasi dan minyak transformator.
Power transformer is one of the most important electric equipment and vital link in a power system. Because of that, pay attention and ensure that transformer is always in good condition is a necessity which must be performed. One of the things that can affect the power transformer condition is insulating oil of transformer. Insulating oil testing is routinely used to investigate and diagnose transformer condition and the types of faults which are occurred in the power transformer. There are two types of insulating oil testing which are often performed, those are oil contamination testing and DGA (dissolved gas analysis) testing. In this paper will be performed analysis about the condition of furnace transformer of Electrical Arc Furnace 9 in Slab Steel Plant 2 PT. Krakatau Steel according the results of insulating oil testing. According the results of insulating oil testing of furnace transformer in Electrical Arc Furnace 9 since 2008 until 2013, there are some analysis that recognized about the condition of furnace transformer. According the result of oil contamination testing, can be decided that the condition and quality of insulating oil of transformer is still classified in good condition. And according interpretation from the result of DGA testing, can be decided that there are some faults that detected in the furnace transformer, those are overheating of cellulose and overheating of oil."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwina Fitria Maulidiani
"Kombinasi dari temperatur lingkungan kerja, panas metabolik dari tubuh pekerja, pakaian kerja, dan faktor individu dapat menimbulkan tekanan panas (heat stress) bagi pekerja di area peleburan, proses sekunder, dan pengecoran SSP PT Krakatau Steel. Tekanan panas berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan (heat-related disorders) yang diawali dengan berbagai respon fisiologis tubuh (heat strain) berupa gejala-gejala atau keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh pekerja. Penelitian dilakukan pada 51 orang responden dengan desain studi cross sectional deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami tekanan panas adalah 36 orang dari 51 responden (70,6%) di area peleburan dan proses sekunder. Seluruh responden merasa bahwa suhu lingkungan kerja mereka panas dan 74,5% responden merasa tidak nyaman (terganggu) dengan kondisi panas tersebut. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya pengendalian dari segi teknis, administratif, maupun penyediaan alat pelindung diri untuk meminimalisasi risiko timbulnya keluhan yang dirasakan pekerja akibat tekanan panas.

The combination of work environment temperature, metabolic heat, clothing, and individual factors could generate heat stress for workers in melting, secondary process, and casting area of SSP PT Krakatau Steel. Heat stress could potentially generate heat related disorders which started with physiological responses (heat strain), remarked as workers’ subjective complaints. This study performed on 51 workers using cross sectional descriptive study design. The results showed that there are 36 among 51 respondents (70,6%) in melting and secondary process area experienced heat stress. All respondents felt the work environment temperature was hot and 74,5% felt uncomfortable with it. Therefore, efforts are needed, such as technical and administrative controls and also distribution of personal protective equipments, to minimize the risk of heat stress signs."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Indra Chandra
"ABSTRAK
Sejak tahun 1985 berbagai perubahan telah dilakukan untuk membenahi BUMN. Ini dilakukan karena ketidakefisienan BUMN dalarn menghadapi Iingkungan yang terus berubah. Terutama dalam mencapai sasaran laba dalam terminologi ekonomi BUMN sendiri mempunyai muatan misi yang bersifat dilematis sebab di satu sisi berkewajiban untuk menghasilkan laba dalam arti ekonomis, di sisi lain juga menghasilkan laba dalam arti sosial dan politis.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai budaya organisasi di PT. Krakatau Steel. Penggambaran budaya organisasi melalui penelusuran mendalam atas shared assumptions yang terjabarkan pula dalam shared things, shared doings, shared sayings dan shared feelings. Unsur-unsur budaya organisasi dipahami dalam hubungannya dengan sistem sosiokultural PT. Krakatau Steel yang terdiri dari tujuan dan sasaran formal, struktur dan proses-proses manajemen yang luas baik dalam menghadapi situasi-situasi intern maupun ekstern.
Tujuan kedua adalah untuk memahami bagaimana kepuasan kerja karyawan tingkat manajer-bawah dalarn situasi deregulasi yang menyebabkan munculnya perusahaan swasta dengan sistem imbalan yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan pula untuk melihat apakah budaya organisasi mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja disana.
Informasi mengenai unsur-unsur budaya organisasi diperoleh dengan metode pengumpulan data observasi dan survai. Informasi mengenai kepuasan kerja diperoleh melalui survai. Informasi mengenai sistem sosiokultural diperoleh melalui metode observasi dan studi dokumen tidak terstruktur yang meliputi berbagai jenis dokumen perusahaan. Sedangkan informasi mengenai situasi makro diperoleh melalui penelusuran berbagai media cetak yang ada.
Dari pengolahan informasi secara interpretatif diperoleh pemahaman bahwa unsur-unsur budaya organisasi di PT. Krakatau Steel membentuk konfigurasi yang berasal dari unsur-unsur Budaya Rasional, Budaya Konsensus, Budaya Hirarkis dan Budaya Ideologis. Sejauh ini, budaya rasional dan ideologis sedikit lebih menonjol unsur-unsurnya dalam konfigurasi tersebut.
Diperoleh pemahaman juga bahwa tingkat kepuasan kerja disana termasuk rendah pada waktu penelitian dilakukan, hal ini kemungkinan besar berkaitan dengan pembentukan dua direktorat baru dan penggabungan PT. CRM1 ke dalam perusahaan. Dari analisis statistik diperoleh kesimpulan terdapat hubungan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja. Hubungan kedua variabel itu berkaitan agak rendah dengan variabel umur dan pendidikan, sedangkan dengan bidang pekerjaan tidak berkaitan.
Dari pemahaman tersebut diperoleh catatan teoritis bahwa persepsi dan perilaku (dan hasilnya) dari para anggota perusahaan berkaitan dengan sistem sosiokultural dan sistem budaya perusahaan dalam konteks lingkungan eksternal perusahaan."
Lengkap +
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Soesilowati
"Seperti yang tercanangkan dalam PELITA demi PELITA, maka PELITA IV yang telah berakhir ini, telah ditentukan sebagai permulaan era industrialisasi ekonomi Indonesia. Diharapkan agar pertumbuhan industri lebih cepat dari sektor-sektor lainnya. Sejalan dengan pengembangan industri, akan membawa pula perubahan-perubahan dalam berbagai bidang kehidupan lainnya entah positif maupun negatif. Daerah Cilegon, dengan semakin berkembangnya industri di sana, yang dimulai sejak tahun 1960-an, yaitu didirikannya pabrik baja Trikora yang kini menjadi PT Krakatau Steel, tentunya telah mengakibatkan perubahan-perubahan. Untuk melihat perubahan-perubahan apa yang terjadi, dilakukanlah penelitian ini.
1. Pembatasan konsep industrialisasi
Industrialisasi menurut Moore, berarti digunakannya sumber-sumber kekuatan nirnyawa (in-animate) secara meluas dalam produksi ekonomi, dan sering digunakan dalam pengertian yang sama dengan modernisasi ekonomi. Moore sendiri menggunakannya dalam pengertian yang lebih luas. Secara sederhana dikemukakan oleh Dharmawan bahwa industrialisasi pada suatu masyarakat berarti adanya pergantian teknik produksi dari cara yang masih tradisional ke cara modern, yang dalam segi ekonomi industrialisasi berarti munculnya kompleks industri yang besar dimana produksi barang-barang konsumsi dan barang-barang sarana produksi, diusahakan secara massal. Dalam tulisan ini industrialisasi secara operasional dimaksudkan dengan berdirinya sebuah perusahaan industri baja di sebuah daerah pedesaan, yaitu tumbuhnya industri baja PT Krakatau Steel di Cilegon.
2. Syarat-syarat Perkembangan Industrialisasi
Dikemukakan oleh Soemiatno, bahwa masyarakat Barat yang bersifat individualistis, materialistis, rasionil, berani dan penuh tanggung jawab serta senantiasa mencari sesuatu yang baru, merupakan pra kondisi yang menguntungkan bagi lahirnya industri disana. Berdasarkan pengamatannya sebelum PELITA II dikatakan bahwa kondisi tersebut belum ada pada masyarakat Indonesia. Sedangkan Mountjoy mengemukakan bahwa industrialisasi bukan hanya sekedar mendirikan perusahaan-perusahaan industri, akan tetapi pembangunan itu meminta dan sekaligus menghasilkan perubahan-perubahan besar dalam masyarakat dan struktur kehidupan sosial. Dalam memajukan ekonomi faktor terpenting adalah manusia itu sendiri, sehingga bagi negara-negara berkembang yang ingin memajukan sektor industri dalam perekonomiannya, mereka harus meningkatkan kualitas penduduknya sampai ke tingkat yang memadai.
Demikian halnya dengan Indonesia, walaupun Soemiatno telah mengatakan pada PELITA II masyarakat Indonesia belum siap untuk menghadapi industrialisasi, kini dalam rangka menyongsong tahap lepas landas diharapkan kondisi tersebut sudah berubah, Diasumsikan bahwa masyarakat sudah siap mengikuti irama kehidupan industrial, yang mungkin tidak dapat dihindari menuju ke masyarakat industri."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albar Meky Pondalus
"Krisis finansial yang dialami BUMN pada tahun 2017, membuat banyak BUMN menjadi lebih selektif dalam membuat program. Disaat banyak BUMN mengurangi dan bahkan menghentikan program CSR, PT. Krakatau Steel, salah satu BUMN yang mengalami masalah finansial terbesar masih tetap berkomitmen pada program CSRnya agar tetap berjalan. Salah satu program CSR PT. Krakatau Steel yang masih berjalan adalah Program CSR Beasiswa Pendidikan yang Bermitra dengan LP3I Cilegon. Program yang sudah berjalan sejak 2007 ini merupakan bentuk komitmen PT. Krakatau Steel terhadap pemecahan masalah sosial masyarakat Cilegon yaitu pendidikan rendah, kemiskinan dan pengangguran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Implementasi Komitmen Perusahaan dalam pelaksanaan program CSR beasiswa pendidikan di LP3I Cilegon dan faktor pendukung dan penghambatnya. Hasil penelitian menunjukkan implementasi komitmen serta faktor-faktor pendukung komitmen perusahaan dalam program CSR beasiswa pendidikan yaitu Faktor Eksternal, Faktor Interaksi dan Faktor Internal. Dalam menjalankan komitmennya, perusahaan menghadapi hambatan-hambatan yang dapat mengancam keberlangsungan program, seperti: Anggaran Terbatas, Rendahnya Komitmen Penerima Beasiswa, Kurangnya Komunikasi PT. Krakatau Steel dengan LP3I dan Penerima beasiswa.

The financial crisis in 2017, made many SOEs more selective in making programs. While many SOEs have reduced and even stopped their CSR programs, PT Krakatau Steel, one of the largest SOEs experiencing financial difficulties remains committed to its CSR program to keep it going. One of PT Krakatau Steel's CSR programs that is still running is an educational scholarship in partnership with LP3I Cilegon. The program, which has been running since 2007, is a form of PT Krakatau Steel's commitment to solving the social problems of the people of Cilegon, namely low education, poverty and unemployment. This research uses a qualitative approach with descriptive type. The Purposive of this study is to describe the implementation of company commitment in CSR Educational Scholarships along with its supporting and inhibiting factors. The results showed that there are supporting factors, namely External Factors, Interaction Factors and Internal Factors. In carrying out its commitments, the company cannot be separated from obstacles that can threaten program sustainability, such as: Limited Budget, Lack of Commitment by Scholarship Recipients, Lack of Communication between Company and Partner, and Scholarship Recipients.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
TA2369
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanto
"ABSTRAK
Dalam kaitannya dengan peningkatan kesesuaian pendidikan dengan kebutuhan pembangunan telah dikenalkan konsep link and match sebagai suatu konsep yang dapat dijadikan strategi operasional peningkatan relevansi pendidikan. Suatu kenyataan bahwa di dalam perusahaan industri yang pada bagian/unit tertentu sebenarnya hanya dapat dikerjakan oleh pekerja tamatan sekolah menengah kejuruan, tetapi tidaklah demikian adanya. Dan ternyata pekerjaan itu dilakukan oleh pekerja tamatan sekolah menengah umum dan tamatan sekolah menengah kejuruan (STM).
Dengan adanya kenyataan tersebut maka permasalahannya adakah perbedaan penampilan kerja bagi karyawan bagian mekanik yang berasal dari tamatan SMU dengan tamatan STM.
Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan perbedaan penampilan kerja mekanik dilihat dari latar belakang pendidikan formal (SMU dengan STM), baik tanpa atau dengan memperhitungkan pengaruh faktor latihan, pengalaman kerja, dan motivasi kerjanya.
Kerangka teoritis disusun berdasarkan teori-teori ilmu pendidikan, psikologi kerja/industri, manajemen personalia, motivasi, dan hasil penelitian yang relevan. Populasi penelitian adalah karyawan bagian mekanik yang bekerja pada pabrikpabrik di lingkungan PT. Krakatau Steel Cilegon. Jumlah populasi yang relevan sebanyak 443 orang. Sampel penelitian diambil secara Systematic Random Sampling. Untuk menentukan bcsarnya sampel digunakan Nomogram Harry King dengan mengambil tingkat kesalahan 8 dan didapatkan prosentase populasi untuk diambil sampelnya sebesar 25 % x 443 orang = 111 orang.
Data penampilan kerja dikumpulkan dengan lembar penilaian, sedangkan data pengalaman dan motivasi kerja dikumpulkan melalui kuesioner. Untuk variabel pengalaman kerja, latar belakang pendidikan, dan latihan kerja digunakan isian terbuka, variabel motivasi kerja digunakan skala Likert.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan penampilan kerja mekanik dilihat dari latar belakang pendidikannya. Baik tanpa atau dengan memperhitungkan pengaruh latihan, pengalaman kerja, dan motivasi kerja yang signifikan. Rata-rata penampilan kerja mekanik tamatan SMU sebesar 34,29 dan rata-rata penampilan kerja mekanik tamatan STM menunjukkan angka 36,38."
Lengkap +
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>