Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114814 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuda Setiawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA2975
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Setiawan
"Global Mobile Personal Communications by Satelite (GMPCS) merupakan pemanfaatan teknologi satelit yang memungkinkan seseorang untuk melakukan komunikasi antar personal secara bergerak (mobile) via sate/it dengan cakupan global. GMPCS pertama kali diperkenalkan dalam ITU-report sebagai terminologi untuk sistem satelite bergerak yang beroperasi pada frekuensi di atas 1 Ghz dengan slot orbit LEO (Low Earth Orbit) dan MEO (Medium Earth Orbit). Namun perkembangan selanjutnya mengisyaratkan bahwa lingkup pembahasan GMPCS tidak terbatas hanya pada sistem LEO dan MEO saja, tetapi meliputi semua sistem satelit yang digunakan secara langsung ke end user dalam area transnasional, regional maupun global untuk memenuhi layanan baik yang bersifat mobile terminal maupun fixed terminal. Bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan "lizasih banyaknya daerah-daerah terpencil, adalah sangat bermanfaat bila ikut berperan serta dalam bisnis GMPCS ini. Sistim GMPCS ini dirasakan sangat perlu dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi dengan cepat dan modern sebagai suatu alat dalam mendukung pembangunan sosial-ekonomi secara merata keseluruh pelosok tanah air. PT Satelindo sebagai salah satu operator telekomunikasi mempunyai peluang untuk mengembangkan bisnis GMPCS ini karena mempunyai Gateway yang bisa dimanfaatkan sebagai alat penghubung antara GMPCS dengan PSTN di Indonesia dan juga dapat memanfaatkan jaringan GSM untuk dapat dual mode."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
James Budiono
"Industri gula Indonesia sering kali menimbulkan berbagai polemik. Dari segi konsumen, harga eceran gula pasir Indonesia sangat tinggi, sebaliknya dari segi produsen, pabrik gula sering kali masuk koran karena hidupnya bagaikan kerakap?mati talc hendak, hidup pun tak mau?meskipun sudah mendapat proteksi yang besar.
Karya Akhir ini mencoba membahas salah satu sisi dari permasalahan industri gula tersebut, yaitu dari sisi produsen. Ditinjau berbagai aspek dan permasalahan yang kerap kali menyelimuti industri gula ini. Apalagi dengan mengingat bahwa pada masa kejayaannya tahun 1930-an, Indonesia bukan hanya pernah menikmati swasembada gula, tetapi juga menjadi eksportir gula yang disegani di dunia.
Dari analisa ini, tampak bahwa permasalahan tersebut urnumnya bukan hanya berasal dan industrii gula itu sendiri, tetapi pada hulu dan hilirnya. Di hulu, industri gula membutuhicari perkebunan tebu sebagai sumber bahan baku utamanya, dan perkebunan tebu Indonesia juga sering dilanda berbagai masalah yang akhirnya mengimbas ke industri gula. Di hilir, monopoli distribusi bukan saja membuat industri gula menjadi tak efisien, tetapi juga membuat masyarakat harus membayar lebih mahal dari seperlunya.
Bila industri gula dapat dijalankan dengan lebih efisien, sebagaimana disarankan dalam Karya Akhir ini, maka dibandingkan dengan industni agribisnis lain yang mengandalkan pada keunggulan komparatif yang dimiliki fndonesia?tanah yang subur, luas dan iklim yang cocok?industni gula sebenarnya memiliki prospek yang cukup baik dan layak dìperhitungkan sebagal pilihan investasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M.D.R.N. Wahyuhardini
"Tekstil Produk Tekstil (TPT) khususnya pakaian jadi (PI) Indonesia yang berorientasi ekspor, saat ini dinilai memiliki potensi keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif di masa mendatang. Perkembangan PI dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun yaitu tahun 1986-1992 meningkat dengan pesat, namun dalam 3 (tiga) tahun terakhir yang semula dapat memberikan kontribusi ekspor lebih dari 50% dari seluruh nilai ekspor TPT cenderung menurun. Padahal pemerintah masih sangat mengharapkan ekspor TPT khususnya PI tetap sebagai produk andalan yang dapat memberikan kontribusi devisa negara.
Tujuan penulisan ini adalah mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi bisnis TPT khususnya PI Indonesia, hal tersebut dimaksudkan untuk melihat prospek bisnis pakaian jadi dalam era globalisasi. Dengan memerhatikan kendala, kelemahan, dan kekuatan untuk merebut peluang pasar internasional, maka baik pelaku bisnis dan pemerintah terus bertekat mewujudkan kinerjanya.
Batasan penelitian yang dianalisis adalah jenis komoditas SITC 814-SITC 848 dengan negara tujuan ekspor Amerika dan Jepang. Sedangkan negara pesaing yang diteliti disamping Indonesia sebagai pemasok adalah Thailand, Korea Selatan, dan Perancis.
Konsep dasar analisis yang diterapkan adalah ekonomi internasional dengan perhitungan model Revealed Comparative Advantage (RCA), analisis SWOT, analisis Portfilio Product, dan analisis Kebijakan.
Konsep penelitian yang digunakan yaitu Analitis Synthesis, karena tujuan dari studi penelitian ini adalah menganalisis permasalahan aktual di lapangan yang kemudian memberikan solusi pemecahan secara generalis empiris. Adapun teknik pengumpulan datanya berdasarkan data sekunder dengan metode Library Research.
Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan nilai indeks RCA, menunjukkan bahwa peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor pakaian jadi ke USA dan Jepang masih terbuka luas. Sedangkan hasil analisis SWOT dan Potfolio Product dan analisis kebijakan disimpulkan bahwa bisnis pakaian jadi Indonesia sudah mencapai tahap akhir pertumbuhan dengan kecenderungan diambang penurunan.
Hal tersebut disebabkan terjadinya persaingan yang semakin tajam dengan munculnya pendatang baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis pakaian jadi Indonesia adalah faktor kebijakan ekonomi multilateral, ketergantungan pasar baik di dalam negeri maupun di pasar international. Faktor tenaga kerja dengan upah buruh rendah dan teknologi mesin-mesin yang dianggap hanya memiliki masa efisiensi dalam waktu 7 (tujuh) tahun juga sangat mempengaruhi bisnis pakaian jadi.
Untuk mempertahankan kinerja bisnis pakaian jadi Indonesia dalam rangka mendukung ekspor non migas dalam era globalisasi, perlu mengusahakan dan mengantisipasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis tersebut. Misalnya dengan menyediakan bahan baku di dalam negeri, meningkatkan upah buruh, memotong jalur birokrasi yang menyebabkan biaya ekonomi tinggi, memperhatikan masalah hak asasi manusia, dan masalah lingkungan serta kualitas produk. Juga perlu melakukan restruktulisasi bisnis pakaian jadi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1985
338 KUN i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Business Information Focus, 2003
338.47 PRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Industri korupsi sekarang semakin berkembang karena korupsi sudah menjadi instrument politik oleh para elit politik dalam kelompok bangsa Indonesia yang berkuasa, bukan saja bagi alat perebutan kekuasaan melainkan juga sebagai alat untuk melakukan asasinasi politik demi terebutnya kekuasaan yang diinginkan. Juga asasinasi untuk bangsa Indonesia yang berada dalam kelompok yang dikuasai. Sumber dan cara pemberantasan industri korupsi di Indonesia mudah saja, yaitu melakukan pembersihan rezim terhadap mereka yang mempertahankan rezim pembodohan, rezim korupsi, rezim pembenaran dan rezim dinasti, termasuk kelompok kelompok bangsa Indonesia yang berkuasa itulah yang harus dibersihkan. Caranya mudah, tinggal pilih: demokrasi, democrazy, atau kleptokrasi alias korupsi? …."
IKI 5:25 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>