Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18023 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Priyanto Mangunpawiro
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA3078
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Nur Aisyah Al Anbiya
"Sekitar 40-60% air bersih yang digunkan pada proses pengolahan minyak bumi menjadi limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis efisiensi dan kinetika penyisihan COD, fenol, sulfida, amonia limbah cair industri perminyakan pada pengolahan adsorpsi karbon aktif tempurung kelapa dan biofilter serabut kelapa. Air limbah berasal dari PT.Pertamina RU-III. Pada percobaan batch adsorpsi, didapatkan waktu kontak optimum 95 menit dengan dosis adsorben 40 g/l serta kinetika penyisihan COD dan fenol yakni kCOD=0,00696 g/mg.min dan kfenol=1,243 g/mg.min. Adsorpsi dapat menyisihkan COD 97-48%, fenol 100-56%, amonia 100-71%, sulfida 100-5,15% dalam waktu operasi 235 jam. Sementara itu, pengolahan biofilter dapat menyisihkan COD 52-87%%, fenol 45- 99%, amonia 100%, sulfida 100% dengan HLR 3,65 m3/m2.day. Hasil permodelan kinetika menunjukkan bahwa HLR berpengaruh pada pengolahan biofilter. Sedangkan pada penggabungan npengolahan adsorpsi-biofilter, biofilter tidak menunjukkan hasil optimum karena rentang optimal OLR biofilter yaitu 0,4-2,6 kg COD/m3.day.

Approximately 40%-60% of raw water is wasted into wastewater in oil refinery that can be hazardous to the environment. The purpose of this research was to analyze the efficiency and kinetic study of COD, phenol, sulfide, ammonia degradation in refinery wastewater by using coconuts shell activated carbon in adsorption unit and coconut fiber in biofilter unit. Wastewater sample was conducted from PT.Pertamina RU-III. By the end of research, the optimum condition of batch adsorption obtained which hit 95 minutes in contact time and 40 g/l in adsorption dose. Moreover, the kinetic of COD and phenol degradation consecutively sat on kCOD=0,00696 g/mg.min and kfenol=1,243 g/mg.min. Furthermore, column adsorption that operated for 235 hours removed 97%-48%of COD, 100%-56% of phenol, 100%-71% of ammonia, 100%-5,15% of sulfide. In addition, biofilter unit could eliminate 52-87% of COD, 45-99% of phenol, 100% of ammonia and sulfide by using 3,65 m3/m2.day as the HLR. Based on the kincetic model, HLR have influence in biofilter COD and phenol removal. However, in the combination of adsorption and biofilter process, the biofilter unit could not achieve the optimum outcome because the OLR not in the range of 4-2,6 kg COD/ m3.day.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44713
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rengga Fitriana
"Penelitian ini membahas tentang kajian risiko keselamatan kerja pada proses overhaul tanki timbun L3 di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju-Sungai Gerong Palembang Tahun 2011. Kajian risiko ini dititikberatkan kepada risiko yang akan dialami pekerja pada proses overhaul tanki. Untuk meminimalisir mengenai dampak/risiko yang bisa terjadi pada proses overhaul tanki dilaksanakan safety talk dilokasi pekerjaan oleh pengawas PT.Pertamina (Persero) Refinery Unit III. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti mampu mendiskripsikan kajian risiko keselamatan kerja pada proses overhaul tanki timbun L3 di PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit III Plaju-Sungai Gerong Palembang Tahun 2011.Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode semi-kuantitatif W.T. Fine.
Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang dimiliki oleh pekerjaan pada tahap overhaul tanki L3 memiliki level yang berbeda yaitu level sangat tinggi, tinggi, medium, rendah dan dapat diterima. Pada penelitian ini skor nilai yang paling tinggi adalah 900 yang terdapat pada tahapan pekerjaan pengecetan tanki dan nilai paling rendah adalah 6 yang terdapat pada tahapan pekerjaan melakukan survey ke area perihal kondisi dan situasi pekerjaan dengan mempersiapkan SIKA, JSA, peralatan dan material. Pengendalian yang harus dilakukan dengan menggunakan safety fullbody harness yang diikatkan dengan lanyard double untuk memastikan keamanan bagi pekerja ketika melakukan pekerjaan diketinggian.
Dari hasil analisis risiko yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam proses kajian risiko di PT. Pertamina Refenery Unit III Plaju untuk dapat menurunkan level risiko dari sangat tinggi menjadi dapat diterima dengan menggunakan berbagai pengendalian untuk menurunkan dan meminimalisasi nilai konsekuensi, paparan dan kecenderungan yang terdapat di setiap risiko tahapan pekerjaan overhaul tanki.

This research discusses the safety risk assessment in the process of overhauling accumulation tanks L3 in PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit III-Plaju Gerong River in Palembang 2011. This risk assessment focused on the risk will be experienced by workers in the process of overhauling the tank. To minimize the impacts / risks that could occur in the process of overhauling tank safety talk location of work performed by supervisors PT.Pertamina (Persero) Refinery Unit III. The purpose of this researchers were able to describe safety risk assessment in the process of overhauling accumulation tanks L3 in PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit III- Plaju Gerong river in Palembang 2011.Design of Research was quantitative with a semi-quantitative method of WT Fine.
The results stated that level of risk which is owned by the work on stage overhauling tanks L3 stage has a different level is very high level, high, medium, low and acceptable. In this research the highest score value is 900 contained on the stage of the work painting tank and the lowest value is 6 contained in the stage of the work conducted a survey to an area subject to the conditions and prepare job situation SIKA, JSA, equipment and materials. Controls that must be done using full body safety harness with lanyard double to ensure safety for workers when performing high places.
Results of risk analysis obtained can be used as input in the risk assessment process in PT. Pertamina Refenery Plaju Unit III to be able to lower the very high level of risk becomes acceptable to use various controls to reduce and minimize the consequences, exposure and trends contained in each stage of the working risk of tank overhaul.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lady Chair Raza
"Proses produksi industri perminyakan terdiri dari proses primer dan proses sekunder yang menghasilkan limbah dengan kandungan fenol dan COD tinggi dengan konsentrasi berkisar antara 200,23-329,73 mg/L dan 960,24-1.196,58 mg/L. Adsorpsi merupakan salah satu alternatif pengolahan fisik untuk mengurangi zat pencemar di dalam air limbah yang memiliki desain sederhana dan mudah dalam pengoperasiannya. Pada penelitian ini, percobaan adsorpsi dilakukan secara batch dan kontinyu. Dari hasil penelitian, adsorpsi secara batch dapat mengurangi konsentrasi fenol dan COD mencapai 99,93% dan 94,49% dengan kombinasi dosis adsorben dan waktu kontak optimum 40 g/L dan 95 menit. Pada percobaan kontinyu didapatkan persentase penyisihan fenol 100-56%, COD 97-48%, amonia 100-71%, sulfida 100-5% dalam waktu operasi 235 jam. Efisiensi regenerasi dengan ethanol 100% untuk fenol dan 70% untuk COD. Data equilibrium adsorpsi fenol dan COD menunjukkan kecocokan dengan model isotherm Langmuir dan Freundlich. Data kinetika adsorpsi menunjukkan kecocokan dengan pseudo-second order model dengan nilai laju kinetika kfenol=1,247 g/mg/menit dan kCOD=0,0082 g/mg/menit. Aplikasi di lapangan membutuhkan 2 unit kolom adsorpsi dan 1 unit cadangan, dengan diameter 2 m dan tinggi total 6,5 m.

The production process of petroleum industry consists of primary processing and secondary processing that produce waste with a high content of phenol and COD concentrations ranging between 200,23-329,73 mg/L dan 960,24-1.196,58 mg/L. Adsorption is a physical treatment alternative for reducing pollutants in wastewater which has a simple design and easy in operation. In this study, the adsorption experiments performed in batch and continuous. From the result of this research, batch adsorption can reduce the concentration of phenol and COD in wastewater of petroleum industry up to 99,93% and 94,49% with a combination of adsorbent dosage and optimum contact time each of 40 g/L and 95 minutes. he continuous experiments removed 100-56% of phenol, 97-58% of COD, 100-71% of ammonia, 100-5% sulfide in 235 hours operation. Efficiency of regeneration using ethanol up to 100% of phenol and 70% of COD. Adsorption equilibrium data of phenol and COD were best fitted by Langmuir and Freundlich isotherm models. Adsorption kinetics data were best fitted by the pseudo-second order kinetics model with a rate value kfenol=1,247 g/mg/menit and kCOD=0,0082 g/mg/menit. Applications in the field required 2 column adsorption units and 1 reserve unit with a diameter of 2 m and a total height of 6,5 m.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnama
"ABSTRAK
Dengan semakin ketatnya persaingan dunia industri baik yang bersifat nasional maupun internasional, serta melihat statusnya sebagai BUMN maka Pertamina Unit Pengolahan III harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan didalam setiap melaksanakan operasinya, dalam arti senantiasa menjaga dan meningkatkan efektivitas serta efisiensi kegiatannya.
Didalam operasinya Petamina UP III, memerlukan material/barang untuk menunjang kehandalan kilang dimana masalah pengendalian tingkat persediaan material mempunyai peran sangat penting, karena persediaan yang berlebihan akan mengakibatkan biaya yang tinggi untuk penyediaan materialnya. Sebaliknya tiadanya barang pada saat diperlukan akan mengakibatkan gangguan yang serius terhadap jalannya operasi dan aktivitas perusahaan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pelaksanaan pengelolaan persediaan material di Pertamina UP III, apakah sudah bajalan cukup efektif dan efisien, serta opti masi untuk mendapatkan hasil terbaik dari kondisi yang ada maupun saran yang diperlukan untuk perbaikannya.
Bahasan optnmasi difokuskan pada masalah : pemilhan jenis barang persediaan, penentuan waktu pemesanan, penentuan jumlah kebutuhan, penentuan jumlah cadangan, dan penerapan kansep S'tockless Purchasing system.
Untuk pelaksanaan perngendalian persediaan yang lebih efektif sekaligus efisien maka direkomendasikan. 5 tindakan pokok Pertama, untuk pemilihan jenis stock item, harus melihat standardisasi material, kontinuitas pemakaian barang, serta melihat urgensi material tersebut pada operasi perusahaan. Kedua, didalam menentukan waktu pemesanan harus diupayakan tepat waktu secara konsisten, dengan menggunakan sistern Fixed Order Quantity maupun sistem Order Cycle. Ketiga, untuk menentukanjurnlah persediaan barang, dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang sudah ada, yaitu formula EOQ, maupun Formula Min - Max disamping upaya penjajagan pemakaian MRP khusus untuk material yang pemlintaannya bersifat dependen. Keempat, didalam penentuan jumlah safety stock digunakan Standar Deviasi/MAD yang dikombinasikan dengan konsep Service Leve. Kelima, penerapan konsep Stockless Purchasing System antara lain dengan melaksanakan Blanket Order.
Dengan melaksanalcan kelima rekomendasi tersebut diatas, maka diharapkan tercipta adanya Persediaan material yang lebih optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Nurrachman
"Selama pandemi Covid-19, PT Pertamina RU III mengubah metode pelatihan pegawai yang tadinya dilaksanakan secara langsung menjadi pelatihan online (e-Training). Selain metode, turut terjadi tiga perubahan, yakni dalam hal sistem di mana e-Training dilaksanakan secara sentralistik oleh holding PT Pertamina, unifikasi karena pelaksanaannya digabung dengan subholding PT Pertamina lain, serta pendekatan yang menghilangkan unsur experiential learning karena adanya pembatasan sosial. Kondisi tersebut menjadi tantangan karena e-Training yang diadopsi di PT Pertamina RU III hanya bersifat mendadak dan temporal saja, yakni pada saat pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penyelenggaraan e-Training pada PT Pertamina RU III selama pandemi Covid-19 (November 2019 – Desember 2021) menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data adalah mixed method yakni menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan melalui survey, wawancara, dan studi kepustakaan. Terdapat 303 responden yang diperoleh dalam penelitian ini dan merupakan pegawai dari PT Pertamina RU III yang mengikuti e-Training selama pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil akumulasi dan pengolahan data, hasil penelitian ini menunjukan bahwa e-Training yang dilaksanakan di PT Pertamina RU III selama pandemi Covid-19 adalah tidak efektif. Mayoritas responden menyatakan bahwa perusahaan sudah efektif dalam melaksanakan sistem asesmen kebutuhan (48 persen) namun tidak efektif dalam mengaplikasikan pengalaman pembelajaran yang positif (45 persen), memberikan kontrol kepada peserta (49 persen), serta menyediakan waktu dan ruang saat melaksanakan e-Training (54 persen). Penelitian ini menyarankan adanya prosedur e-Training kepegawaian khusus yang dirancang secara komprehensif dan turut melibatkan holding, subholding, serta pegawai sebagai langkah perbaikan.

During the Covid-19 pandemic, PT Pertamina RU III changes its employee training method from offline to online (e-Training). Aside from the method, there are other three changes: the system in which the e-Training is implemented, which is a centralistic system, by PT Pertamina holding, unifications with other PT Pertamina sub-holdings, and the approach that omits experimental learning due to the social restrictions. These conditions are challenging as the e-Training adopted in PT Pertamina RU III is abrupt and temporal, which is only during the Covid-19 pandemic. This research aims to analyze the effectiveness implementation of e-Training in PT Pertamina RU III throughout the Covid-19 pandemic (November 2019 – December 2021) using a quantitative method. This study uses the mixed-method technique, which utilizes quantitative and qualitative methods at the same time through surveys, interviews, and literature reviews. There are 303 respondents in this research, and they are the employees of PT Pertamina RU III who participate in the e-Training during the Covid-19 pandemic. According to the data accumulation, this study indicates that the e-Training implemented in PT Pertamina RU III during the Covid-19 pandemic is not effective. The majority of the respondents stated that the company has effectively executed the needs assessment system (48 percent), but they were not as effective in applying a positive learning experience (45 percent), giving control to the participants (49 percent), and providing time and place for the e-Training (54 percent). Therefore, a particular employee e-Training procedure is needed, which is designed comprehensively and involves holding, sub-holding, as well as employees as measures towards improvement."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fieneshia Sevita
"Limbah lumpur minyak bumi merupakan limbah B3 yang harus diolah untuk dapat dibuang ke lingkungan, salah satunya dengan solvent extraction dan biopile. Dalam penelitian ini, pengolahan solvent extraction menggunakan pelarut n-heksana dan avtur dengan waktu pengadukan 15 dan 30 menit, sedangkan pengolahan biopile menggunakan bulking agent berupa kompos dan serabut kelapa. Limbah lumpur minyak bumi yang diolah mengandung TPH sebesar 49,12%, kadar air 37,78%, jumlah mikroorganisme 32.000 CFU/ml dan suhu 21⁰C. Pengolahan solvent extraction menghasilkan besar penyisihan minyak pada n-heksana terbesar adalah 64% dan penyisihan minyak pada avtur sebesar 75% dengan waktu pengadukan 30 menit. Selanjutnya pada pengolahan biopile didapatkan nilai TPH pada reaktor kontrol, bulking agent kompos, dan serabut kelapa masing-masing sebesar 5,48%, 5,29% dan 7,92% setelah 30 hari pengolahan. Nilai koefisien degradasi TPH pada sistem biopile kontrol, kompos dan serabut kelapa, masing-masing adalah 0,018; 0,020; dan 0,009. Dapat disimpulkan bahwa pelarut avtur memiliki nilai penyisihan minyak tertinggi, yakni 75% dengan waktu pengadukan 30 menit dan bulking agent kompos pada pengolahan biopile memiliki kemampuan mendegradasi TPH terbaik dengan efisiensi 65%.

Oil sludge is hazardous waste must be processed to be discharged into the environment, either by solvent extraction and biopile. In this research, solvent extraction processing using n-hexane and aviation fuel by stirring time 15 and 30 minutes, while the biopile processing using a bulking agent in the form of compost and coconut fibers. Oil sludge containing TPH processed by 49.12%, 37.78% moisture content, the amount of microorganisms 32,000 CFU / ml and the temperature of 21⁰C. The most oil removal in solvent extraction was 64% with n-hexane and 75% with aviation fuel when stirring time of 30 minutes. Furthermore, the processing biopile TPH value obtained in the control reactors, compost, and coconut fibers respectively by 5.48%, 5.29% and 7.92% after 30 days of treatment. TPH degradation coefficient value biopile system control, compost and coconut fibers, each of which is 0,018; 0,020; and 0.009. It can be concluded that the solvent aviation fuel has the highest value of oil removal, which is 75% with a stirring time of 30 minutes and compost bulking agent on processing biopile have the best ability to degrade TPH with efficiency of 65%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang S. P.
"Perubahan yang tidak terprediksi (Unpredictable Change) dan berlangsung sangat cepat dalam dunia bisnis dan industri, menuntut Pertamina berusaha keras untuk dapat bersaing. Untuk bisa bersaing, proses dalam kilang harus dioperasikan secara efiesien, handal, dan aman untuk menghindari terjadinya kegagalan operasi (Operation Failfure).Tuntutan yang berat itu memerlukan support Kinerja Keselamatan yang maksimal (The Best Safety Performance). Meningkatnya kesadaran masyarakat dunia terhadap masalah keselamatan manusia dan peralatan telah mendorong para ahli keselamatan tingkat dunia untuk mengembangkan teknik pengelolaan keselamatan yang lebih baik dan terintegrasi yang dikenal dengan Manajemen Keselamatan Proses/Process Safety Management. Pertamina bidang Pengolahan Direktorat Hilir mulai tahun 1996 menyatakan komitmen untuk menerapkan MKP diseluruh unit operasinya. Perubahan dan perkembangan yang ada sekarang telah menempatkan penerapan MKP sebagai suatu strategis dalam pencegahan insiden. Sistem Manajemen Keselamatan Proses merupakan sistem manajemen yang mengindentifikasi, memahami, dan mengendalikan bahaya operasi guna mencegah dan menanggulangi kecelakaan, kebakaran, dan peledakan atau kerugian lain terhadap manusia, peralatan maupun lingkungan sekitar.
Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan MKP di unit operasi dimana sampai saat ini pelaksanaan MKP belum sepenuhnya dan merupakan tugas sampingan bagi para pekerja. Untuk memeriksa dan membimbing penerapan MKP agar sesuai dengan pedoman MKP dan referensi MKP, maka diperlukan evaluasi sampai dimana tingkat pelaksanaan MKP dan sekaligus memberikan saran, rekomendasi dalam upaya pengembangan MKP secara berkesinambungan.

Implementation of Process Safety Management in Operation Unit II Dumai Riau Pertamina 2002 The rapid and unpredictable changes in business and industry, pursue Pertamina to work hard for the competition. To be able to compete, refinery process has to be operated efficiently, reliably and safely to avoid the operation failure. Great demand of it ne to be supported by the best safety performance.
The increasement of people awareness for the safety of human as well as the equipments has forced the world class safety specialist to develop the techniques for better and integrated safety system, known as Process Safety Management. Started in 1996, Pertamina Bidang Pengolahan Direktorat Hilir stated the commitment to implement the Process Safety Management as a strategy in avoiding incident.
Process Safety Management System identifies, is aware of and anticipating measures to prevent and overcome accidents, fires, explosions, and other detrimental consequences f losses to people, equipment, as well as the surrounding environment.
To know the implementation of Process Safety Management in the operation units, which is until now hasn't been done entirely and only a side job of the workers to check and lead the implementation of Process Safety Management, need to be evaluated how far the implementation of Process Safety Management as well as giving suggestions and recommendations in the effort of developing Process Safety Management Continuously.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>