Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
TA3368
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Virgianti
"Pembentukan beam dan keterarahan main lobe telah menarik banyak minat karena antenna dengan mudah dapat menunjuk pada target atau arah sinyal yang diinginkan. Antena mikrostrip dengan karakter ini banyak diteliti karena selain ukuran fisik, bobot, kesederhanaan dan kekompakan bentuknya yang lentur, antenna ini memiliki kelebihan dapat meningkatkan kapasitas system, kualitas transmisi dan memperluas jangkauan area servis karena mampu menekan interferensi pada banyak aplikasi seperti base station atau access point pada land mobile telecommunication, aircrafts communication systems, dan komunikasi wireless pada alat transportasi massa untuk lingkungan metropolitan area network, urban maupun rural.
Pada tesis ini dirancang sebuah antena array mikrostrip terpolarisasi melingkar yang terdiri dari susunan linier dua (2) buah elemen segitiga yang mengarahkan beam pada pola radiasinya ke dua posisi yang berbeda. Rancangan antena diambil dari titik tengah frekuensi kerja 2.4 GHz yang terdiri dari dua layer substrat dimana layer atas untuk elemen peradiasi segitiga yang masing-masing tercatu tunggal dengan menggunakan teknik pencatuan electromagnetically coupling patches (EMCP) pada layer dibawahnya yaitu jaringan catu dari 1 buah hybrid coupler yang dimodifikasi untuk menghasilkan pembentukan arah beam. Ketinggian patch segitiga yang dikurangi sedikit, sehingga dimensi alas berbeda dengan panjang sisi, teknik pencatuan EMCP, pasangan elemen pada rancangan, dan fungsi hybrid coupler yang memberikan perbedaan fasa antara port output satu dengan yang lain memberikan karakteristik polarisasi melingkar pads antenna ini.
Dari hasil pengukuran diperoleh sebuah antenna switched-beam terpolarisasi melingkar. Berkas utama radiasi antenna yang terukur berada pada arah 25° s/d 75° dan pada arah 270° s/d 330°, dengan bandwidth axial ratio sebesar 525 MHz (frekuensi 2.175 GHz s.d 2.8 GHz), sementara bandwidth return loss sebesar 951.2 MHz (frekuensi 1.87 GHz s/d 2.82 GHz). Sementara gain antenna pada berkas radiasi maksirnum adalah sebesar 8.5 dB.
Dengan karakteristik yang demikian maka antenna ini berada pada rentang frekuensi yang sangat lebar (wideband), dan pada rentang frekuensi tertentu diharapkan dapat diaplikasikan untuk system komunikasi wireless WiMAX yang berkerja pada frekuensi 2.3 GHz, 2.4 GHz, dan 2.5 GHz. Atau pada sistem komunikasi satelit Quasy Zenith pada frekuensi 2.6 GHz.

Beam shaping and directivity of the radiation pattern have been much a focus for many researchers that this feature can help users pointing directly to targets or signals direction they want. Microstrip antennas which have characteristics of this are the mainly center of the attraction, either the sizes, weight, simplicity, and the compact of their body structure, or the capability in increasing system capacity, transmission quality and expanding the services coverage, because they can repress the interferences in many wireless communications system, like satellite, land mobile telecommunications or next generation technology WiMAX.
In this thesis, novel design of circularly polarized switched-beam microstrip antenna array using two layers of substrates have been designed thoroughly. The design has two elements put in the upper layer of the substrate that are almost in their equillateral triangular shapes, works at midband frequency of 2.4 GHz. While at the lower layer, the antenna has network feeder which consists of one modified hybrid coupler that functions as beamformer for the radiation pattern. Electromagnetically Coupling Patched (EMCP) technique is used to excite the elements. The height of the triangular are reduced a little bit so that the size of the slopes are less than the size of the base. This, combined with EMCP technique, the design of elements in pair, and the usage of the hybrid coupler that its shunt arms span between its output junctions are of the quarter wavelength, is succeeded in making the antenna within its circular polarization characteristics.
From the research and the measurement we have the main lobe of the antenna radiation pattern are in the direction of 25° up to 75° and 2700 up to 330°. The axial ratio bandwidth is 525 MHz (from the frequency of 2.175 GHz up to 2.8 GHz), while return loss bandwidth widen until 951.2 MHz (frequency of 1.87 GHz up to 2.82 GHz). Maximum gain of the antenna reaches 8.5 dB at its maximum radiation pattern.
With such of the characteristics mentioned above, so the antenna is in its wideband, beamforming and circular polarization properties, and within some specific bandwidth, it can be used for some applications in the area of the communication systems. (e.g. CDMA runs at 1900 MHz, WiMAX are next being proposed at 2.3 GHz and 2.5 GHz, or Quasy Zenith Satellites at 2.6 GHz).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuli Zulkifli
"Makalah ini menjelaskan hasil rancang bangun dan pengukuran Defected Ground Structure (DGS) pada antena mikrostrip patch segiempat berbentuk huruf S (S-Shaped) berkarakteristik broadband. Bentuk DGS yang digunakan berupa struktur dua dimensi yang dibuat dengan membentuk empat buah slot lingkaran pada ground antena. Hasil pengukuran terhadap antena dengan penggunaan DGS ini dibandingkan dengan antena referensinya yang tanpa menggunakan DGS diperoleh peningkatan gain pada frekuensi disekitar daerah perancangan DGS. Penempatan DGS ini dapat menekan cross polarization sebesar 15 dB dan dapat pula menurunkan nilai return loss sebesar 32,6%.

This paper discusses circular shape Defected Ground Structure (DGS) on S-Shaped rectangular patch microstrip antenna with broadband characteristic. The DGS form is two dimensional structure with four circular holes etched on the ground plane. The measurement result of the antenna with DGS compared with the reference antenna without DGS shows the increasing of antenna?s gain at the DGS design frequencies region . This DGS can suppres cross polarization to 15 dB and enhance return loss of antenna to 32,6 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Rufiany Malik Zain
"Tesis ini menitikberatkan pada perancangan, pembuatan dan pengukuran antena mikrostrip segi empat dan lingkaran baik yang menggunakan teknik eksitasi saluran mikrostrip maupun probe. Perancangan antena ini menggunakan perangkat lunak perancangan antena mikrostrip PCAAD version 3.0 dan Computer Aided Design (CAD) of Microstrip Antenna for Wireless Applications. Sedangkan pembuatan antena-antena ini menggunakan alat bantu Isolator W3.30, Quick CAM dan Quick Circuit. Untuk pengukurannya dilakukan dilaboratorium Universitas Indonesia di Jakarta dan Universitas Saitama Urawa, Jepang dengan alat-alat ukur yang sesuai. Selanjutnya hasil pengukuran tersebut dianalisis untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan pada akhirnya mencari penyebab-penyebabnya Dengan demikian, tujuan dari tesis ini adalah memberikan pengamatan dasar terhadap karakteristik antena mikrostrip dan manfaat baru dalam pembuatan antena mikrostrip. Bentuk antena rancangan pada tesis ini dipilih antena mikrostrip persegi empat dan lingkaran dengan eksitasi masing-masing saluran mikrostrip, probe dan feed inset (khusus persegi empat). Analisis karakteristik antena menggunakan Model Cavity cukup sederh~ dan mudah dalam penggunaannya dibandingkan model-model lainnya Jenis substrat yang digunakan dalam perancangan antena tersebut dipilih bahan dari FR4 dengan konstanta dielektrik 4~4 dan rugi tangensial sebesar 0,01, dan bahan Teflon Glass Fiber dengan konstanta dielektrik 2,6 dan rugi tangensial sebesar 0,0018. Beberapa parameter dan karakteristik yang diperhatikan dalam perancangan dan pembuatan antena ini antara lain jenis substrat dielektrik dimensi antena tebal elemen penghantar serta lokasi pencatu itu sendiri. Sedangkan untuk pengukurannya beberapa hal yang diukur antara lain impedansi masukan (Zm), Standing Wave Ratio (SWR), faktor kualitas Q, dan bandwidth. Hasil pengukuran ini selanjutnya dibandingkan terhadap perancangannya untuk diamati perbedaannya. Dari perbedaan ini dapat dianalisis penyebab dari perbedaan tersebut. Beberapa sebab yang ditemui antara lain kurang telitinya perancangan, khususnya dalam penggunaan perangkat lunak PCAAD dan CAD for Wireless Application, kesalahan pembuatan antena, kurang telitinya kalibrasi sehingga membuat kesalahan dalam pembacaannya.

This thesis is focusing on designing, manufacturing and measurement of rectangular and circular microstrip antena, both using microstrip line and probe excitation techniques. The software which are used in designing this antena consist of PCAAD version 3.0 and Computer Aided Design (CAD) of Microstrip Antena for Wireless Applications. The designs, then, are manufactured in the workshop by using some equipment such as Isolator W3.30, Quick CAM and Quick Circuit. When it comes to measurements, those antennas are measured by using appropriate measuring instruments in University of Indonesia, Jakarta and University of Saitama, Urawa Japan. Having those antennas measured, the results of measurements, then, are analyzed to yield several observations, especially some deviations that might occur during designing, manufacturing and measurement itself. These processes will, aventually, come to some conclusions, which give us observation and lesson-learned summary of creating those microstrips antennas. In this thesis, we choose specific type of microstrip antennas, which are rectangular and circular antenna with microstrip line feed, probe feed and feed inset. To analyze the antenna characteristics of rectangular and circular microstrip antennas, in this thesis, we use Cavity Model, which has several advantages such as simple and easy-touse, compared to other methods. The antenna design uses two type of substrates that are FR4 with 4,4 dielectric constant and tangential loss of 0,01. Another substrate is Teflon Glass Fiber that has dielectric constant of 2,6 with tangential loss of 0,0018. Some parameters and characteristics are paid some attentions, in particular, in designing, manufacturing and measurement. Those are dielectric substrate, antenna dimension, and thickness of conductor as well as location of patch. In measurements, the following items are measured and observed, input impedance (lm). SWR, Q factor and bandwidth. These measurements, then, will be compared with the design in order to look for the deviations. Based on this comparison, an observation has been taken along with analysis of those measurements, and we are able to gain clues of several causes of the deviations that could be occurred from the process. The conclusion o~ this thesis lays several lessons that might be learned from the process of creating microstrip antennas starting from scratch to reality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufal Hidayat
"Kebutuhan akan antenna yang bersifat murah, ringan dan low profile namun dapat menghasilkan performansi berupa Gain yang besar dan Half Power Beamwidth (HPBW) yang kecil semakin tinggi. Untuk mencapai spesifikasi tersebut salah satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan merancang antena mikrostrip array menggunakan teknik pencatuan berupa aperture coupled dengan slot berbentuk jam pasir. Dengan jenis antena ini berhasil diperoleh antena array yang berkerja pada frekeuensi 2.85 GHz- 2.9 GHz dengan gain array 8 element sebesar 13 dB serta dengan HPBW sebesar 110 .Dengan meningkatkan jumlah array, maka Gain yang diperoleh dapat lebih tinggi serta dengan HPBW yang lebih kecil.

Requirement for low cost, light and low profile antenna but with high gain and very small half power beam width (HPBW) is increasing nowadays. One method to achieve these specification is using microstrip array design using aperture coupled feeding technique with hour glass slot. With this method, an array antenna with eight element has been designed. This antenna works at band frequency 2.85 GHz -2.9 GHz with gain about 13 dB and HPBW about 110. By increasing the number of array element, the gain can be higher with smaller HPBW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43325
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuli Zulkifli
"Tulisan ini membahas antena mikrostrip susun dua elemen yang dikembangkan dengan menerapkan defected ground structure (DGS) bentuk trapesium. DGS ini diletakkan pada bidang pentanahan dari substrat dengan posisi diantara kedua elemen antena susun. Hal ini dilakukan agar dapat menekan efek mutual coupling yang timbul pada antena susun. Hasil simulasi dan pengukuran dilakukan dengan membandingkan kinerja antena susun dua elemen tanpa dan dengan DGS.
Dari hasil pengukuran antena dengan DGS dibandingkan dengan antena tanpa DGS diperoleh penekanan efek mutual coupling sebesar 7,9 dB, perbaikan nilai return loss sebesar 33,29% yaitu dari -30,188 dB menjadi -40,24 dB dengan pelebaran axial ratio bandwidth sebesar 10 MHz. Pelebaran bandwidth ini diperoleh dari frekuensi kerja 2,63 GHz ? 2,67 GHz pada antena tanpa DGS sedangkan pada antena dengan DGS dari 2,63 GHz ? 2,68 GHz. Pengukuran gain antena juga dilakukan dan diperoleh peningkatan gain sebesar 0,6 dB. Hasil ini menunjukkan penerapan DGS bentuk trapesium ini mampu meningkatkan kinerja antena dibandingkan tanpa DGS.

This paper presents a two element microstrip antenna array using trapezium shape defected ground structure (DGS). The DGS is inserted in the ground plane between two elements of antenna array. Insertion of the DGS is intended to suppress the mutual coupling effect produced by antenna array.
Simulation and measurement results were taken and compared between antenna array with and without DGS. Measurement results show that the antenna with DGS compared to antenna without DGS can suppress mutual coupling effect to 7.9 dB, improve the return loss to 33.29% from -30.188 dB to -40.24 dB and axial ratio bandwidth enhancement to 10 MHz. This bandwidth enhancement is achieved from frequency 2.63 GHz ? 2.67 GHz for antenna without DGS and from frequency 2.63 GHz ? 2.68 GHz for antenna with DGS. In addition, the DGS antenna also improved the antenna gain to 0.6 dB. The results show that the implementation of the trapezium DGS can improve the radiation properties of the antenna without DGS.
"
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Wahyudi
"ABSTRAK
Pada skripsi ini dibuat rancang bangun antena array mikrostrip Yagi-Uda.
Hasil rancangan penulis merupakan implementasi teknik peningkatan bandwidth pada jenis antena mikrostrip Yagi-Uda yang pernah dipublikasikan. Antena hasil rancangan beroperasi pada frekuensi sekitar 4,5 GHz (C-band). Teknik yang digunakan adalah menggunakan teknik penambahan patch parasitik di sekitar elemen radiator untuk meningkatkan bandwidth dan penambahan sebuah director untuk meningkatkan keterarahan.
Hasil pengukuran yang telah dilakukan meliputi: VSWR, return loss, impedansi dalam Smith chart, pola radiasi, dan gain. Diberikan pula hasil pengukuran antena mikrostrip porch tunggal dan mikrostrip Yagi-Uda yang pernah dipublikasikan sebagai bahan perbandingan dengan hasil rancangan penulis.
Selain itu juga diberikan hasil pengukuran tiga buah sampel hasil rancangan dengan dimensi patch tambahan yang berbeda-beda agar dapat ditentukan dimensi path yang menghasilkan bandwidth terlebar.
Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan yang diharapkan yaitu penambahan porch dapat meningkatkan bandwidth struktur antena mikrostrip Yagi-Uda. Pada akhir penulisan diberikan analisis hasil pengukuran sehingga kesimpulan dapat diambil.

"
2001
S39899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasihin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S38029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartuti Mistialustina
"Dimasa sekarang sistem komunikasi membutuhkan antena dengan versatilitas yang tinggi. Kebutuhan akan antena yang dapat beroperasi pada frekuensi yang berbeda atau dapat dikonfigurasi ulang adalah suatu hal yang bermanfaat karena perubehan sistem mungkin terjadi. Teknologi antena mikrosttip dengan frekuensi ganda berkembang pesat. Salah satu metodenya yang populer adalah Miscellaneousloading diuji frequency. Pada tekuik ini frekuensi ganda dihasilkan dengan menambahkan beban, diantamnya adalah beban stub. Penelitian yang dilakukan oleh Davidson. S.E dan Richards, W.F memperoleh hasil bahwa perubahan panjang studi dapat menala basil frekuensi resonansi. Namun pada penelitian tersebut penalaan hanya dilakukan peda saat simulasi untuk memperoleh frekuensi yang diinginkan, setelah pabrikasi penalaan tidak dilakukan lagi. Pada kundisi lain kemampuan penalaan pada suatu antena memberikan kesempatan untuk melaknkan pengembangan dalam hal fungsi dan kernampuan dari teknologi komunikasi frekuensi tinggi. Pada skripsi ini telah dHakukan rancang bangun antena segiempat frekuensi ganda ditala dengan menggunakan beban stub yang berperan sebagai resonator dan juga penala berupa saluran mikrostrip yang terbuat dari lempengan tembaga yang dapat diubah-ubah posisinya. Penalaan dapat dilakukan hingga tahap pabrikasi. Digunakan lima variasi ukuran beban dengan panjang 0,5/.d dan lebar masing-masing 12 mm, 10 mm, 8 mm, 6 mm, dan 4 mm. Pencatuan yang digunakan adalah dengan menggunakan saiuran mikrostrip dengan inset Antena rancangan pada awalnya merupakan suatu desain antena yang bekerja pada frekuensi sekitar 2,4 GHz, Setelah diberi beban dari hasil pengukuran diperoleh bahwa ukuran beban yang optimal dalam menghasilkan frekuensi resonansi ganda ditala adalah 0,5hd x 4 mm. Beban ini menghasilkan antena dengan daerah frekuensi operasi 2.41 GHz sampai dengan 2,66 GHz untuk frekuensi resonansi pertama dan 1,22 GHz sampai dengan l,94 GHz untuk frekuensi resonansi kedua. Gain antena hasil rancangan adalah 4,49 dE untuk frekuensi resonansi 2,37 GHz dan 4.48 dB untuk frekuensi resonansi 1,55 GHz dan 2,48 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfandella Pratama
"Kebutuhan masyarakat akan mobilitas yang tinggi pada zaman modern saat ini mendorong diciptakannya alat navigasi GPS Global Positioning System Agar dapat menunjang sistem penerimaan GPS yang baik dan akurat diperlukan antena penerima dengan spesifikasi yang memadai Antena GPS yang banyak digunakan bekerja pada frekuensi L1 GPS yaitu 1 575 GHz dengan parameter gain 2dBi axial ratio 3dB dan polarisasi melingkar ke kanan right handed circular polarization RHCP Untuk mencapai spesifikasi yang diharapkan pada skripsi ini dirancang sebuah antena mikrostrip patch segiempat catu tunggal dengan penambahan lima slot persegi panjang untuk mendapatkan polarisasi melingkar Berdasarkan hasil simulasi dan pengukuran diperoleh antena dengan polarisasi melingkar yang memiliki frekuensi resonansi di 1 575 GHz dengan gain 3 dBi dan axial ratio 1 52 dB.

Along with the community needs for high mobility in current modern era allowing to develop navigation systems like GPS Global Positioning System that presently widely used for supporting daily activities In order to accurately support the GPS reception system the received antenna is required to be sufficiently met the existing specifications Most of the GPS antennas work at the frequency of L1 band that is 1 575 GHz with the gain more than 2 dBi the axial ratio less than 3dB and have the right handed circular polarization RHCP In order to achieve the aforementioned specification in this thesis a single feed square microstrip patch antenna with five rectangular slots on the patch is designed for generating a circular polarization According to the simulated and measured results the antena operates well at the resonant frequency 1 575 GHz with the gain is approximately 3 dBi and the axial ratio by 1 52 dB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>