Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198621 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zalicha Bintang Nindrya
"Skabies merupakan penyakit kulit yang menular dan identik dengan rasa gatal yang disebabkan mikroorganisme Sarcoptes scabiei var. hominis. Skabies lebih sering menginfeksi kelompok sosial-ekonomi rendah dengan keadaan pemukiman padat penduduk, lingkungan yang tidak terawat serta higienitas yang buruk, salah satunya adalah pesantren. Prevalensi skabies di pesantren padat penghuni di Jakarta tergolong tinggi,yaitu 78,7 %. Untuk itu diperlukan pemberian pengobatan yang disertai dengan penyuluhan sebagai upaya pencegahan.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai gejala klinis skabies dan hubungannya dengan karakteristik demografi santri dengan desain cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di pesantren X ,Jakarta Timur pada tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner berisikan pertanyaan mengenai gejala klinis skabies kepada santri. Pengolahan data menggunakan program SPSS versi 16 dan dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Hasil yang diperoleh menunjukkan santri yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 4,2%, sedang 27,9 % dan kurang 67,9%. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan usia (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), jenis kelamin (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), tingkat pendidikan (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), jumlah sumber informasi (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05) dan informasi yang paling berkesan (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05).
Dari uraian tersebut, disimpulkan tidak terdapat hubungan tingkat pengetahuan santri mengenai gejala klinis skabies dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah informasi, dan informasi yang paling berkesan.

Scabies is a contagious skin disease and identical wtih itching sensation caused by microorganisms Sarcoptes scabiei var. hominis. Scabies is more commonly infect lower socio-economic groups with a dense population and the environment with poor hygiene, one of which is a boarding school. The prevalence of scabies in dense boarding schools in Jakarta is high (78.7%).
The research aims to determine the level of knowledge of students of clinical symptoms of scabies and its association with demographic characteristics of students with a cross-sectional design. The research was conducted in a boarding school X, East Jakarta on January 22nd , 2011 by giving questionnaires containing questions about the clinical symptoms of scabies to the students. The data was processed using SPSS version 16 and analyzed using the Kolmogorov-Smirnov test.
The result shows that students with good knowledge 4.2%, regular 27.9% and 67.9% . There were no significant differences between the level of knowledge with age (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), sex (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), educational level (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), number of information sources (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05) and the most memorable information (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05).
From the description, it was concluded that there is no relationship between the level of knowledge of students about the clinical symptoms of scabies with age, gender, education level, the amount of information, and the most memorable information.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervandy Rangganata
"ABSTRACT
Skabies merupakan penyakit kulit menular akibat infestasi dan sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes scabiei varian hominis. Skabies biasanya menginfeksi lingkungan padat penduduktingkat sosial ekonomi dan hygiene rendah, contohnya pesantren. Prevalensi skabies di pesantren di Jakarta tergolong tinggi (78,7%). Gejala skabies dalam tahap lanjut dapat mengganggu kegiatan belajar santri. Tingkat pengetahuan yang baik mengenai pencegahan skabies diharapkan dapat mengubah pola, sikap, dan perilaku santri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai pencegahan skabies dan hubungannya dengan karakteristik demografi santri meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi yang paling berkesan. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan desain penelitian studi potong lintang. Santri diberikan kuesioner mengenai sebaran karakteristik demografi mereka dan pengetahuan mengenai pencegahan skabies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa santri yang berpengetahuan baik sebanyak 9,29%, sedang sebanyak 8,57%, dan kurang mencapai 82,14%. Pada uji chi-square didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05) antara tingkat pengetahuan mengenai pencegahan skabies dengan usia (p=0,181), jenis kelamin (p=0,605), tingkat pendidikan (p=0,186), dan sumber informasi yang paling berkesan (p=0,697). Uji Kolmogorov-Smirnov memberikan hasil bahwa tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05) antara tingkat pengetahuan dengan jumlah sumber informasi (p=0,999).Santri tinggal dalam ligkungan yang sama dan belajar di tempat yang sama pula. Hal tersebut dapat menyebabkan tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan santri mengenai pencegahan skabies dengan karakteristik demografi santri yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi yang paling berkesan.

ABSTRACT
Scabies is a contagious skin disease which is caused by Sarcoptes scabiei mite. Scabies usually infects lower socio-economics group with dense population and people who live in environment with poor hygiene, such as boarding school. Scabies prevalence at boarding school in Jakarta remains high (78,7%). The symptoms occured bother students? learning activities. Good knowledge about scabies prevention may change the behavior of the students. This research aims to know knowledge level of scabies prevention among boarding students and its association to their demographic characteristics in order to be used as a reference for health promotion. Regarding the goals of this research, this research used cross-sectional study by giving a questionnaire consisting demographic characteristics and questions about scabies prevention to the students.This research shows that the percentage of students who have good knowledge about scabies prevention is 9,29%, while the fair is 8,57% and poor reaches 82,14%. Using chi-square analysis, it is known that there is no significant association (p>0,05) between knowledge level of scabies prevention with age (p=0,181), gender (p=0,605), educational level (p=0,186), and the most memorable information source (p=0,697). Kolmogorov-Smirnov analysis shows that there is no significant association (p>0,05) between knowledge level with number of information sources gotten (p=0,999). Students live in the same environment and learn in the same place. It may cause there is no significant association between knowledge level of scabies prevention among boarding school students with their demographic characteristics including age, gender, educational level, number of information sources, and the most memorable information source.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniar Sarah Ningtiyas
"Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei.Prevalensi skabies di pesantren padat penghuni di Jakarta tergolong tinggi (78,7%). Di Jakarta Timur, terdapat pesantren dengan kepadatan santri yang tinggi dan fasilitas sanitasi terbatas sehingga perlu diberikan penyuluhan mengenai skabies sebagai upaya preventif. Agar penyuluhan memberikan hasil yang baik, penyuluhan harus sesuai tingkat pengetahuan dan karakteristik demografi santri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai pengobatan skabies dan hubungannya dengan karakteristik santri.
Penelitian dilakukan di Pesantren X, Jakarta Timur dengan desain cross-sectional. Data diambil tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner berisi pertanyaan mengenai pengobatan skabies kepada semua santri. Data diolah dengan program SPSS versi 11,5 dan dianalisis dengan uji chi-square dan Kolmogorov-Smirnov. Hasilnya menunjukkan santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik 8 orang (5,7%), cukup 33 orang (23,6%), dan pengetahuan rendah 99 orang (70,7%).
Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, informasi yang paling berkesan (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), dan jumlah informasi (chi square= 0,895) Disimpulkan tingkat pengetahuan mengenai pengobatan skabies umumnya tergolong rendah dan tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah informasi, dan informasi yang paling berkesan.

Scabies is a skin disease caused by infestation and sensititation of parasite named Sarcoptes scabiei. The prevalence of scabies is high in crowded areas like pesantren in Jakarta (78.7%). In an effort to prevent scabies, health promotion and screening the level of knowledge about treatment of scabies are needed. The purpose of study was to determine whether there is an association between level of knowledge about treatment of scabies with the demographic characteristic of students.
This cross-sectional study was held in Pesantren X, East Jakarta on January 22, 2011, using questionnaires which given out to all the students. Data were processed using SPSS version 11.5 and analyzed using chi-square test and Kolmogorov-Smirnov test. The results showed that students with good level of knowledge were 8 students (5.7%), fair 33 students (23.6%), and poor 99 students (70.7%).
There was no significant difference (Kolmogorov-Smirnovp> 0.05) between levels of knowledge about treatment of scabies with students’ age, sex, grades, the most impressive information, and there was also no significant difference (chi-square = 0.895) with the number of information. It was concluded that the level of knowledge was not associated with students’ age, sex, grades, the most impressive information, and the number of information.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisah Aulia
"ABSTRAK
Skabies merupakan salah satu penyakit kulit yang menyerang komunitas padat, salah satunya pesantren. Penyakit skabies berdampak besar bagi produktivitas belajar santri. Jika santri memiliki pengetahuan yang baik mengenai penyakit skabies maka santri berprilaku hidup bersih dan sehat.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai penyebab skabies dengan karakteristik demografi pesantren. Setelah mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai penyebab skabies maka pemberian penyuluhan harus sesuai dengan tingkat pengetahuan santri. Dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional proses pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2011 melalui pemberian kuisioner kepada 140 santri yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian.
Setelah proses analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, penelitian memberikan hasil santri dengan tingkat pengetahuan baik 2 orang (1,4%), cukup 7 orang (5%), dan pengetahuan rendah 131 orang (93,6%). Hasil penelitian juga menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan santri dengan usia(Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), jenis kelamin(Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), tingkat pendidikan(Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), jumlah informasi(Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), dan informasi yang paling berkesan(Kolmogorov-Smirnov, p>0,05). Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan santri mengenai penyebab skabies tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, jumlah informasi, dan informasi yang paling berkesan.

ABSTRACT
Scabies is one of skin diseases that strikes dense community, for example boarding schools. Scabies has an enormous impact for students learning productivity. If students have good knowledge about scabies, hopefully, it can reduce the incidence of scabies.
The purpose of this study is to determine the relationship of the level of knowledge about the etiology of scabies with the demographic characteristics of the school. Once students know the level of knowledge about the etiology of scabies, then counseling activity should be in accordance with the level of knowledge of the students. By using cross-sectional research design, the data was collected on January 22nd 2011 by giving questionnaires to 140 students who choose the criteria of the sample.
After the data analysis performed using Kolmogorov-Smirnov test, the result shows that students with good knowledge 2 students (1,4%), fair 7 students (5%), and poor 131 students (93,6%). The result also shows, that there was no relationship between the level of knowledge of students with age (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), sex (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), educational level (Kolmogorov-Smirnov, p> 0, 05), the amount of information (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), and the most memorable information (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05). From the description above, it can be concluded that the level of knowledge of students about the etiology of scabies is not related to age, gender, the amount of information, and the most memorable information."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adwin Haryo Indrawan Sumartono
"Trikuriasis merupakan masalah kesehatan masyarakat di daerah tropis. Di Jakarta prevalensi trikuriasis tergolong tinggi dengan prevalensi tertinggi di Jakarta Timur (41,7%). Di Jakarta Timur, terdapat pesantren dengan kepadatan santri yang tinggi dan fasilitas sanitasi terbatas sehingga diperlukan penyuluhan agar terhindar trikuriasis. Agar diterima dengan baik, penyuluhan harus diberikan sesuai pengetahuan yang dimiliki dan karakteristik santri. Karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai T. trichiura dan hubungannya dengan karakteristik santri. Penelitian dilakukan di Pesantren X, Jakarta Timur dengan desain cross-sectional. Data diambil tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner berisi pertanyaan mengenai T. trichiura kepada semua santri. Data diolah dengan program SPSS versi 16 dan dianalisis dengan uji chi square dan Kolmogorov-Smirnov. Hasilnya menunjukkan santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik 9 orang (5,8%), cukup 28 orang (18,2%), dan pengetahuan rendah 117 orang (76%). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan pendidikan dan sumber informasi paling berkesan (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), jumlah informasi (chi square, p=0,183), namun terdapat perbedaan bermakna (chi square, p<0,05) antara tingkat pengetahuan mengenai T. trichiura dengan jenis kelamin. Disimpulkan tingkat pengetahuan mengenai T. trichiura tidak berhubungan dengan tingkat pendidikan, jumlah informasi dan sumber informasi paling berkesan tetapi berhubungan dengan jenis kelamin.

Trichuriasis has become a public health problem in the tropics. In Jakarta, trichuriasis prevalence is high with the highest prevalence in East Jakarta (41.7%). In East Jakarta, there are boarding schools with students who are highly populated with limited sanitation facilities so that it is necessary to give health promotions to avoid trichuriasis. Education should be given with appropriate level of knowledge and demographic characteristics of students.Therefore this study aims to determine the level of knowledge students on T. trichiura and its relation to the characteristics of students. The study was conducted in Pesantren X, East Jakarta with cross-sectional design. Data was taken on January 22, 2011 by distributing questionnaire which had questions about T. trichiura to all students. Data was processed with SPSS version 16 and analyzed by chi square and Kolmogorov-Smirnov tests. The results showed that students have a good level of knowledge were 9 people (5.8%), fair 28 people (18.2%), and poor knowledge 117 people (76%). There were no significant differences between the level of knowledge with their grades, information sources most memorable (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), and the amount of information (chi square, p = 0.183), but there were significant differences between the level of knowledge on T. trichiura with their sex (chi square, p< 0.05). Therefore, level of knowledge about T. trichiura was not associated with level of education, the amount of information and most memorable information sources but was associated with their sex."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh A. Boenjamin
"ABSTRAK
Askariasis sering terjadi pada banyak negara tropis termasuk Indonesia,. Sebuah survei yang dilakukan di sebuah SD di daerah Jakarta Timur mendapatkan 58,3% muridnya menderita askariasis. Askariasis sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat terutama pada lingkungan yang padat dengan sistem sanitasi yang buruk seperti pesantren. Maka dari itu perlu diadakan penyuluhan serta pengambilan data mengenai tingkat pengetahuan masyarakat mengenai askariasis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai gejala askariasis dan hubungannya dengan karakteristik santri pada Pesantren X, Jakarta Timur. Desain yang digunakan penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 22 Januari 2011. Penelitian ini menggunakan total sampling dengan responden sebanyak 154 orang. Data kemudian dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada santri yang memiliki pengetahuan baik, 6 (3,9%) cukup, dan 148 (96,1%) kurang. Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara pengetahuan santri mengenai gejala askariasis dnegan jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi dan sumber informasi yang paling berkesan.

ABSTRACT
Ascariasis is a common infection in Indonesia. A survei conducted in East Jakarta revealed that 58,3% elementary school students are infected with ascariasis. The students of Pesantren X are more at risk of being infected, because they live in an area with high population density and bad sanitation. Therefore a health promotion has to be given to this community. The purpose of this research is to measure the knowledge of students in Pesantren X, East Jakarta towards symptoms of ascariasis dan determine whether it has an associaton with the students demographic characteristics. This cross sectional study was performed on the 22nd of January 2011 by using questionnaires to survey the sample. Total sampling is used with as many as 154 respondents. The data are then analyzed using Kolmogorov-smirov test using SPSS 16.0. The result of this research shows that none of the students has good knowledge , 6 students (3,9%) has adequate knowledge and 148 students (96,1%) has poor knowledge about symptoms of ascariasis. Also there are no association (p>0,05) between the student's knowledge about symptoms of ascariasis and their gender, level of education, preferred source of information and the number of sources of information they received.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Dani Martiwi
"Skabies merupakan penyakit kulit yang banyak ditemukan di pesantren dengan gejala rasa gatal yang hebat sehingga mengganggu aktivitas santri. Untuk itu perlu dilakukan pengobatan serentak yang diikuti penyuluhan sebagai upaya pencegahannya.
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan santri mengenai gejala klinis skabies di pesantren X, Jakarta Timur. Desain penelitian ini adalah pre-post study menggunakan teknik total sampling sejumlah 140 orang. Pengambilan data pada tanggal 22 Januari 2010 dengan cara responden mengisi kuesioner mengenai gejala klinis skabies sebelum dan sesudah penyuluhan.
Hasilnya menunjukkan 56,4% berusia <15 tahun, 57,9% laki-laki, 51,4% santri tsanawiyah, 36,4% santri mendapatkan sumber informasi kurang sama dengan tiga, dan 62,8% menyatakan dokter sebagai sumber informasi paling berkesan. Sebelum penyuluhan, 2,9% santri tingkat pengetahuannya tergolong baik dan 71,4% kurang. Setelah penyuluhan 28,6% santri tingkat pengetahuannya tergolong baik dan 27,1% kurang.
Uji marginal homogeneity menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan (p<0,001). Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan responden sebelum penyuluhan dengan karakteristik santri (p>0,05). Uji Chi-Square menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan responden setelah penyuluhan dengan karakteristik santri (p>0,05).
Disimpulkan tingkat pengetahuan santri mengenai gejala klinis skabies tidak dipengaruhi karakteristik santri, namun dipengaruhi penyuluhan.

Scabies is skin disease that cause severe itching that disrupts activity of students in pesantren. For that we need to concurrent treatment and health promotion followed as prevention efforts.
The research objective is to determine the effect of education on the level of knowledge for students about the clinical manifestation of scabies. This pre-post study were taken using total sampling(140). Data is collected on January 22, 2010 by respondents fill out questionnaires before and after health promotion.
The results before health promotion showed 2,9% of students classified as good levels of knowledge and 71.4% less. After the health promotion 28,6% students classified as good and 27,1% less. Marginal homogeneity test showed there were significant differences between the level of knowledge before and after health promotion (p<0.001).
Kolmogorov-Smirnov test showed no significant differences between respondents level of knowledge before education with their characteristic. Chi-Square test showed no significant differences between respondents level of knowledge after health promotion with their characteristic.
It was concluded that the students’s knowledge level about clinical manifestation of scabies didn’t influenced by their characteristic, but influenced by the health promotion.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eugene Dionysios
"Askariasis merupakan masalah kesehatan masyarakat di lingkungan padat dengan higiene dan sanitasi lingkungan yang buruk. Di Jakarta Timur terdapat pesantren padat penghuni dengan sanitasi terbatas sehingga rentan terhadap askariasis. Untuk mencegah askariasis, santri perlu diberikan pengetahuan melalui penyuluhan yang disesuaikan dengan pengetahuan yang dimiliki dan karakteristik demografi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan mengenai A. lumbricoides dan hubungannya dengan karakteristik santri. Penelitian dilaksanakan di Pesantren X, Jakarta Timur. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan mengikutsertakan semua santri. Data diambil tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner berisi pertanyaan tentang morfologi dan siklus hidup A. lumbricoides serta isian data karakteristik. Hasilnya menunjukkan 104 santri (67,5%) memiliki < 3 sumber informasi dan 50 santri (32,5%) memiliki > 3 sumber, dengan sumber informasi paling berkesan adalah dokter. Santri yang mempunyai tingkat pengetahuan baik berjumlah 6 orang (3,9%), cukup 34 orang (22,1%), dan kurang 114 orang (74,0%). Pada uji Kolmogorov-Smirnov terdapat perbedaan bermakna (p=0,002) antara tingkat pengetahuan santri mengenai A. lumbricoides dengan jenis kelamin namun tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi dan informasi paling berkesan. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri mengenai A. lumbricoides tergolong rendah dan berhubungan dengan jenis kelamin namun tidak berhubungan dengan pendidikan, sumber informasi dan informasi paling berkesan.

Ascariasis is a health problem ini area with high population density and poor hygiene. Pesantren X, East Jakarta with its high population density and bad sanitation are more at risk of being infected. Therefore health promototion is needed. The aim of this research is to measure the level of knowledge towards A lumbricoides and its association wuth students characteristics. This cross sectional study used total sampling. Data are taken on 22nd of January 2011 by giving questionnaires to the students. The result shows that 104 students (67.5%) have 3 or less source of information and 50 students (32.5%) have > 3 sources. Doctors are the most impressive source of information.There are 6 students (3.9%) who have good level of knowledge, fair 34 students (22.1%), and poor 114 students (74.0%). On the Kolmogorov-Smirnov test there were significant differences (p = 0.002) between the level of knowledge of students about A. lumbricoides with sex but not significantly different (p> 0.05) with education level, number of information sources and most impressive source of information. Overall students' level of knowledge about A. lumbricoides is poor and is associated with sex but not associated with education level, information resources and most impressive source of information."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsan Azka Adriansyah
"Skabies adalah penyakit kulit yang sering dijumpai di pesantren. Untuk meningkatkan kewaspadaan, santri perlu diberikan pengetahuan mengenai skabies. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan mengenai penyebab dan gejala klinis skabies pada santri pesantren X, Jakarta Timur. Penelitian menggunakan desain pre-post study. Data diambil tanggal 10 Juni 2012 dengan kuesioner berisi 10 pertanyaan mengenai penyebab dan gejala klinis scabies. Data diolah menggunakan SPSS versi 20; dianalisis dengan uji chi-square dan marginal homogeneity.
Dari 181 responden, sebagian besar berusia <15 tahun (64,6%), laki-laki (60,8%), pendidikan tsanawiyah (60,8%), informasi skabies dari 3 sumber informasi (43,1%), dan pengetahuan paling berkesan dari dokter (71,4%). Sebelum penyuluhan 10,5% santri berpengetahuan baik, 59,1% berpengetahuan sedang, dan 30,4% berpengetahuan buruk untuk penyebab skabies. Sebanyak 24,9% santri berpengetahuan baik, 53,6% berpengetahuan sedang, dan 21,5% berpengetahuan kurang untuk gejala klinis skabies.
Uji chi square menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai penyebab dan gejala klinis dengan jenis kelamin dan sumber informasi (p>0,05) namun berbeda bermakna pada usia dan pendidikan (p<0,05). Uji marginal homogeneity memperlihatkan perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,05). Disimpulan tingkat pengetahuan santri umumnya tergolong sedang dan penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan santri mengenai penyebab dan gejala klinis skabies.

Scabies is a common disease in boarding school. To increase the students awareness, they need to have knowledge on scabies. Objective of this research is to find out effectiveness of health promotion on etiology and clinical features of scabies on X boarding school students. This research design was pre-post study. Data collected on 10 June 2012 using 10 questions on etiology and clinical features of scabies. Data was analyzed using SPSS 20th version using chi-square and marginal homogeneity.
From 181 respondents most students are <15 years old (64.6%), male (60.8%), tsanawiyah (60.8%), 3 information sources of scabies (43.1%), and most memorable information from doctor (71.4%). Before the health promotion, students knowledge level are 10.5% good, 59.1% moderate, and 30.4% poor on scabies etiology and 24.9% good, 53.6% moderate, and 21.5% poor on clinical features of scabies.
Statistical result found that there is no significant result on gender and information sources (p>0.05) but significantly different on age and level of education (p<0.05). Marginal homogeneity shows there is significant difference between before and after health promotion (p<0.05). In conclusion that mostly students have moderate knowledge and the health promotion is effective to increase students? knowledge on etiology and clinical feature of scabies.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biyan Bahtiar Ramadhan
"Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi S. scabiei var. hominis. Penyakit tersebut menular pada masyarakat dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan perilaku hidup individu yang tidak baik. Untuk membentuk perilaku hidup yang bersih dan sehat pada individu, diperlukan pengetahuan yang berkaitan dengan penyakit yang sering terjadi di kelompok masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri pesantren X Jakarta Timur mengenai penularan skabies dan hubungannya dengan kriteria demografis santri sebagai langkah awal untuk memberikan pemberian informasi penularan skabies yang tepat pada santri. Penelitian dilakukan di pesantren X Jakarta Timur dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner kepada 154 santri yang telah diberi informed consent sebelumnya. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai media penularan skabies dan faktor risiko skabies.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas santri bernilai kurang (64,9%). Analisis bivariat terhadap tingkat pengetahuan penularan skabies dengan karakteristik demografis, sumber informasi dan informasi paling berkesan menghasilkan nilai p>0,05. Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan penularan skabies dengan faktor-faktor tersebut sehingga disarankan penyuluhan yang diberikan tidak perlu memperhatikan karakteristik demografis dan sumber informasi yang berperan.
Scabies is a skin disease caused by infestation of S. scabiei var. hominis and the prevalence is high in population who has unhygienic and unhealthy behavior. To form a hygienic behavior and healthy behavior in each individual, the knowledge related to diseases which often occur in population is needed.
Thus, this study focus on determining the level of knowledge related to transmission of scabies in X boarding school students in East Jakarta correlated with demographic factor so the output can be used to determine which factor should be focused in the next counseling. The study was conducted in East Jakarta boarding X in cross-sectional design. Data collection is held on January 22, 2011 by giving questionnaires to 154 students who had previously given informed consent. The questionnaire contains questions about the media and risk factors of scabies transmission.
The results showed that the most sudentshave low score (64.9%). Bivariate analysis between level of knowledge of scabies transmissionand demographicfactor, information sources quantity and most liked information sources yield p values> 0.05. This concludes that there was no relationship between the level of knowledge in scabies transmission with demographic factors, information resources quantity and most liked information resources. It is recommended that the next counseling shouldbe done to all of students without considering the differences in demographic factors, resources quantitiy and resources which students liked most.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>