Ditemukan 91181 dokumen yang sesuai dengan query
Rini Anggraeni
"Penelitian ini membahas mengenai persepsi risiko bahaya kimia pada pekerja sektor informal tahun 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner ceklis untuk menilai variabel-variabel independen. Tujuan penelitian adalah untuk melihat gambaran persepsi terhadap risiko bahaya kimia beserta gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi risiko bahaya kimia, diantaranya pengalaman, kesukarelaan, ketakutan, pengendalian, potensi dampak, dan kondisi lingkungan kerja. Penelitian ini juga dilakukan untuk melihat gambaran perbandingan persepsi pekerja terhadap risiko bahaya kimia di kedua tempat industri informal yaitu industri penyamakan kulit dan industri sablon.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa secara umum persepsi risiko bahaya kimia pada pekerja sektor informal sudah baik, walaupun masih ada beberapa pekerja yang memiliki persepsi yang buruk terhadap risiko bahaya kimia. Berdasarkan lokasi kerja, persepsi risiko bahaya kimia pada pekerja sablon lebih baik dibandingkan dengan pekerja penyamakan kulit. Persepsi yang baik pada pekerja dikedua tempat ini didapatkan karena : pekerja sudah memiliki pengalaman yang baik terkait kejadian risiko bahaya kimia, sukarela menerima risiko bahaya kimia, memiliki ketakutan terhadap risiko bahaya kimia, pekerja merasa mampu mengendalikan risiko bahaya kimia, menilai risiko bahaya kimia sebagai risiko yang berpotensi katastropik, dan menilai lingkungan kerja sudah aman dari risiko bahaya kimia.
This research describes risk perception of chemical hazard on the informal sector worker 2014. This is a descriptive study that uses quantitative research methods with quesionnaire checklist as research instrument. Quesionnaire checklist used to assess the independent variabels. The purpose of this study is to see the overview of risk perception of chemical hazard and factors related to perception, such as experience, voluntary, dread, control, effect, and work environment. This study also looked at differences in workers perception between leather industry and shirt screen printing industry. The result of this study show that generally risk perception of chemical hazard on informal sector is good, although there are some workers who still have bad risk perception of chemical hazard. Based on the work location, the risk perception of chemical hazard to shirt screen printing worker is better than leather worker. Workers’ good perception can be achieve because they have good experience about chemical hazard, voluntarily accept the risks of chemical hazard, they are afraid of the risk of chemical hazard, workers assume that they can control the risk of chemical hazard, they assume the risk of chemical hazard as a result of catastropic, and they also assume that their working environment was safe from the risk of chemical hazard."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54784
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sukma Ayu Eurohastanti
"Penelitian ini membahas persepsi risiko para pekerja bagian satwa terhadap pajanan bahaya biologi di Kebun Binatang Bandung tahun 2014. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko para pekerja bagian satwa di Kebun Binatang Bandung terhadap pajanan bahaya biologi masih kurang baik. Pengendalian yang telah dilakukan dalam menghadapi pajanan bahaya biologi di Kebun Binatang menjadi faktor dominan karena memiliki nilai bobot rataan yang paling rendah. Oleh karena itu, peneliti menyarankan beberapa program pengendalian berdasarkan hierarchy of control untuk menghadapi pajanan bahaya biologi yang berasal dari satwa di Kebun Binatang Bandung.
This study discusses the risk perception of wildlife workers against biological hazards exposure at Bandung Zoological Park in 2014 This research uses cross sectional study with quantitative and qualitative approaches The results showed that the risk perception of wildlife workers are poor Control over the risk from biological hazard is the dominant factor from independent variable influences risk perception of wildlife workers because it is the lowest weight scale average between the other independent variable Researcher suggest several control programs based on hierarchy of control to against biological hazard exposure from animals at Bandung Zoological Park."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54980
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anggit Paramitha
"Aktivitas pekerjaan perajin ukiran batu dalam proses produksinya memiliki bahaya ergonomi yang dapat berisiko terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) terkait dengan postur janggal dalam durasi lama, gerakan berulang dan rutin dilakukan setiap hari. Penelitian dilakukan pada proses kerja perajin ukiran batu di Duta Alam, Jakarta Selatan tahun 2014 bertujuan untuk menilai tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) menggunakan Nordic Body Map. Hasil penelitian didapatkan tingkat risiko ergonomi pada pekerjaan perajin yaitu risiko sedang sebanyak 6 aktivitas kerja dan tingkat risiko tinggi sebanyak 8 aktivitas kerja dari 14 aktivitas pekerjaan yang ada.
Dari hasil kuesioner dan nordic body map diketahui keluhan MSDs yang paling banyak dirasakan perajin pada pinggang bagian bawah dan pinggang bagian atas (92,9%). Keluhan yang dirasakan berupa pegal-pegal, sakit/nyeri, kaku, kejang/keram dan kesemutan. Selain risiko ergonomi, di dapatkan juga faktor lain yang memperberat keluhan MSDs yaitu karakteristik individu yang terdiri dari umur, jenis kelamin, masa kerja, jam kerja per hari, Indeks Massa Tubuh (IMT), kebiasaan merokok dan aktifitas fisik. Sebagian besar aktivitas kerja memiliki tingkat risiko ergonomi tinggi sehingga diperlukan segera tindakan perbaikan desain tempat kerja. Disarankan juga adanya pengaturan waktu kerja dan istirahat yang efisien bagi perajin.
Job activities stone artisans in the production process has ergonomic hazard that could have risk the occurence of Muskuloskeletal Disorders (MSDs) associated with awkward posture with long-duration, repetitive movements and routine activity. The study was conducted on the working process of stone artisans in Duta Alam, South Jakarta in 2014 to assess the level of ergonomic risk based methods Rapid Entire Body Assessment (REBA) and Musculoskeletal Disorders (MSDs) using Nordic Body Map. From the results on the occupational risk levels obtained medium risk 6 work activities and high risk 8 work activities of 14 processes the work activities.The results of the questionnaire and nordic body map is known complaint MSDs that be perceived stone artisans to low back and upper back (92.9%). The complaints is stifness, painful, tingling, andspasms. In addition toergonomic risk, other factors also found that complaints aggravate MSDs risk factors consists of individual characteristic consisting of age, length of service, hours worked, body mass index, smoking habit, and physical activities. Most of the work activities have a high level of ergonomic risk that required immediate corrective action design of the workplace. In addition, suggested of regulating working and rest time efficient for crafter."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56013
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fani Handayani
"Tidak adanya pelindung (guarding) pada mesin dan peralatan kerja, jarangnya pemeliharaan mesin dan peralatan kerja, cara bekerja yang tidak mementingkan keselamatan, serta pengakuan pekerja yang sering mengalami cedera menandakan bahwa di Indah Jati Furniture memiliki risiko keselamatan dari bahaya mekanik yang terjadi akibat penggunaan mesin dan peralatan kerja. Tujuan dari penelitian adalah untuk melakukan penilaian risiko keselamatan dari bahaya mekanik.
Job Hazard Analysis (JHA) digunakan untuk mengidentifikasi bahaya, sedangkan matriks risiko semi kuantitatif dari Fine digunakan untuk menilai risiko, nilai risiko didapat dari hasil perkalian antara probability, exposure, dan consequences. Hasil penelitian menunjukkan terdapat total enam belas jenis bahaya mekanik yang teridentifikasi pada enam proses pekerjaan dengan berbagai skenario.
Machines and work equipments that have no protection (guarding), lack of maintenance, working without concerned about safety, and workers who frequently having occupational injury indicate that in Indah Jati Furniture has safety risk of mechanical hazards arising the use of machinery and work equipment. The purpose of the study is to assess the safety risk of mechanical hazards. Job Hazard Analysis (JHA) is used to identify hazards, while the semi-quantitative risk matrix from Fine used to assess risk, the risk values obtained from the multiplication of probability, exposure, and cconsequences. The results showed there were a total of sixteen mechanical hazards identified in six work processes with various scenarios."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52647
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Atika Rachmawidyadini
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan persepsi risiko kerja pergudangan dengan perilaku tidak selamat pada pekerja PT Schenker Petrolog Utama (SPU) di MT Warehouse, Marunda. Persepsi risiko dideskripsikan dengan menggunakan 9 dimensi Paradigma Psikometri oleh Fischoff, sementara 12 Daftar Tindakan Tidak selamat oleh Swartz diadaptasi dalam studi ini untuk melihat perilaku tidak selamat para pekerja.
Waktu penelitian dimulai dari Januari hingga Mei 2014. Melalui alat ukur kuesioner serta observasi langsung terhadap 40 pekerja di MT Warehouse, disimpulkan bahwa persepsi risiko 60% pekerja SPU tergolong kategori kurang baik, sementara mayoritas pekerja (85%) memiliki perilaku tidak selamat.
Berdasarkan hasil statistik, tidak ditemukan adanya hubungan antara persepsi risiko dengan kecenderungan pekerja berperilaku tidak selamat. Walaupun demikian, meningkatkan kemampuan pekerja dalam menilai risiko sangat dianjurkan. Penelitian lanjutan yang memasukkan aspek-aspek lain yang diduga berkontribusi terhadap perilaku tidak selamat juga dapat dilakukan untuk mencari tahu faktor terkait yang signifikan.
This research is aimed to analyze the relation between risk perceptions of working in warehouse with unsafe behavior among workers of PT Schenker Petrolog Utama at MT Warehouse, Marunda. Risk perceptions per se are described with 9 dimensions of Psychometric Paradigm introduced by Fischoff, while 12 Unsafe Acts by Swartz is adapted to view unsafe behavior in this study. The research was conducted from January to May 2014. Using questionnaire and direct observation on 40 workers at MT Warehouse, it can be perceived that the risk perception of 60% of workers was poor and 85% of workers? behaviors were categorized as unsafe. Based on statistic data, no correlation found between risk perceptions and unsafe behavior of these workers. Nevertheless, increasing the ability of workers to measure risks is highly advised. Further research is also suggested to include other aspects allegedly contribute to unsafe behavior in order to identify related significant factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Lukman Hakim
"Penelitian ini membahas tentang analsis perilaku berisiko pada pekerja bengkel las sektor informal di jalan raya ciomas kota Bogor. Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku berisiko yang terjadi di Bengkel Las Informal. Populasi yang digunakan adalah 6 (Enam) pekerja Bengkel Las Informal dari 6 (Enam) Bengkel Las Informal.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode kualitatif. Tekhnik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ABC yang menyatakan bahwa PErilaku dipengaruhi oleh faktor Anteseden dan Konsekuensi.
Hasil penelitian menemukan bahwa kurangnya kepedulian, persepsi, pengawasan yang buruk, tidak adanya peraturan, ketersediaan APD, dan adanya sanksi dan penghargaan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku berisiko pekerja.
This study discusses about analysis on the risk behavior of workers in the informal sector welding ciomas Street Bogor city. Objective of this study was to describe the risk behaviors that occurred in Informal Welding shop. The population used is 6 (Six) Workshop Las Informal workers from 6 (Six) Informal Welding shop. This research is a case study with qualitative methods. Techniques of data collection was conducted through in-depth interviews and observation. The theory used in this study is the ABC theory which states that behavior is influenced by Antecedents and Consequences factors. The study found that a lack of awareness, perception, poor supervision, lack of regulations, availability of PPE, and the existence of Punishment and rewards are all factors that influence the behavior of workers at risk."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52567
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Silvina Murniati
"Penelitian aktivitas pembuatan kerupuk bertujuan mengetahui tingkat risiko ergonomi terhadap keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang dirasakan oleh perajin kerupuk di Pabrik Mekar Jaya Sektor Informal di Jakarta Selatan menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan penyebaran kuesioner dengan total responden 16 orang. Tahapan pembuatan kerupuk terdiri dari enam proses yang terdiri dari 32 task dengan tingkat risiko tertinggi terdapat pada kegiatan mengeluarkan adonan dari mesin penggilingan tahap satu, memindahkan adonan ke mesin penggilingan tahap dua, dan memisahkan trimming dari sarang plastik yang berarti harus segera diperbaiki karena potensi MSDs semakin besar. Keluhan subjektif paling banyak dirasakan adalah pinggang.
This research purposes to detect risk level and musculoskeletal disorders (MSDs) complaint in cracker workers in Factory Mekar Jaya informal sector in South Jakarta using REBA and questionaires with 16 total respondent. Stages of making crackers consist of six process which consist of 32 task with the highest level of risk is in the activity of the issuing dough of the milling machine stage one, move the dough to the milling machine stage two, and separate trimming of plastic nest which means three of these activities must be repaired immediately because the greater potential MSDs. The most subjective complaint is in the waist."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52676
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yasinta Tri Utami
"Skripsi ini membahas gambaran persepsi terhadap perilaku aman pada pekerja furniture atau mebel informal di klender tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara selintas dan penyebaran kuesioner kepada informan dan observasi langsung ke area kerja, sedangkan data sekunder didapatkan dari studi literatur terdahulu. Hasil yang didapat, persepsi pekerja furniture di Klender terhadap bekerja secara aman sangat buruk. Hal ini di tinjau dari pengetahuan, sikap dan lingkungan sosial/kerja.
This thesis discusses the overview of safe behavior on the perceptions of workers in the informal furniture Klender in 2012. This research is a quantitative research using primary and secondary data. The primary data obtained through interviews and distributing questionaires to briefly informants and direct observation to the work area, while the secondary data obtained from previous literature. The results, perceptions of furniture workers in Klender to work safely so bad. It is in the review of the knowledge, attitudes and social environment / work"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44503
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nasution, Chocky Charly Raja
"Penelitian ini membahas tentang gambaran perilaku berisiko yang terjadi pada pekerja unit produksi di Pabrik Tahu X. Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku berisiko yang terjadi di Pabrik Tahu X dengan model ABC. metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan dan kepedulian, pengawasan yang buruk, tidak adanya peraturan yang jelas, persepsi yang buruk, ketersediaan APD, dan adanya sanksi dan penghargaan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku berisiko pekerja. Peneliti menyarankan agar pihak manajemen dan pemerintah setempat mengadakan penyuluhan dan pelatihan keselamatan kerja untuk meningkatkan pengetahuan, perilaku, dan ketrampilan pekerja untuk meminimalisir perilaku berisiko.
This study discusses at-risk behavior description that occur on production unit worker at X Tofu Factory. The purpose of this study was to described at-risk behavior that occur by using the ABC mode. This study is using quantitative with descriptive analytic method. Result of this study concluded that lack of knowledge and awareness, poor supervision, the absence of regulations on occupational health safety, lack of risk perception, availability of PPE, punishment and reward are factors that affect at-risk behavior of worker. This study suggested that management and local government held a counseling and training about occupational health and safety to improve the knowledge, behavior, and skills to minimize worker?s at risk behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44967
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lumbantobing, Mangara Andreas
"Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kepemilikan asuransi oleh pekerja sektor informal serta membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi jenis asuransi yang dimiliki oleh pekerja sektor informal. Metodologi penelitian menggunakan metode regresi logistik binomial dengan data sekunder diperoleh dari Indonesian Family Life Survey IFLS 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang secara signifikan mempengaruhi kepemilikan asuransi pekerja informal adalah usia, status pernikahan, konsumsi tembakau, status di rumah tangga, pendapatan, jumlah fasilitas kesehatan tingkat pertama FKTP, fasilitas kesehatan tingkat lanjutan FKTL dan lokasi tempat tinggal responden. Faktor risk preference tidak signifikan dengan kecenderungan kepemilikan asuransi. Sedangkan pada pengolahan data jenis asuransi terlihat bahwa hanya faktor pendidikan signifikan. Untuk faktor lainnya seperti risk preference, usia, status pernikahan, jenis kelamin, kondisi kronis, konsumsi tembakau, status di rumah tangga, pendapatan, FKTP dan FKTL tidak signifikan. Rekomendasi kebijakan berdasarkan hasil penelitian adalah peningkatan sosialisasi akan kesadaran pentingnya memiliki asuransi kesehatan untuk para remaja dan lansia terutama di pedesaan tempat konsentrasi pekerja informal. Kedua, mempermudah akses bagi masyarakat untuk mendaftar sebagai peserta BPJS dan penambahan jumlah fasilitas kesehatan lanjutan di pedesaan tempat konsentrasi pekerja informal. Ketiga, mendorong peran asuransi swasta dalam memberikan kontribusi terhadap penyediaan produk asuransi terutama bagi pekerja informal, misal dengan cara memberikan produk asuransi dengan premi yang terjangkau oleh pekerja informal.
This study analyses factors that affecting insurance ownership by informal sector workers and discusses factors that affecting the types of insurance held by informal sector workers. The research methodology used binomial logistic regression method with secondary data obtained from Indonesian Family Life Survey IFLS 5. For insurance ownership data processing, the results showed that the factors significantly affecting informal workers 39 insurance ownership are age, marital status, tobacco consumption, household status, income, number of first level health facilities FKTP and advanced health facilities FKTL. The risk preference factor is not significant with the tendency of insurance ownership. Meanwhile, for insurance type data processing, it is seen that education factor is the only significant factor. For other factors such as risk preference, age, marital status, gender, chronic conditions, tobacco consumption, household status, income, FKTP and FKTL are not significant. Policy recommendations based on the results of the study are to increase awareness of the importance of having health insurance for teenager and senior citizen, especially in informal workers concentration rural area. Second, facilitate access for the public to register as a participant BPJS and increase number of advanced health facility, especially in informal workers concentration rural area. Third, encouraging the role of private insurance in contributing to the provision of insurance products, especially for informal workers, for example by providing insurance products with insurance premiums affordable by informal workers. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52174
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library