Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126824 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aryasa Pradeni
"Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi perlakuan pada struktur gelegar boks terhadap beban awal retaknya. Variasi perlakuan yang diteliti adalah tebal pelat, jarak pembebanan, bidang kontak pembebanan, jarak perletakan, mutu beton, dan keberadaan tendon prategang transversal. Analisis dilakukan dengan memodelkan struktur secara finite element menggunakan elemen solid 3 dimensi, dengan pembebanan secara bertahap untuk mendapatkan besar beban pada saat mulai retak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban awal retak akan lebih tinggi pada struktur gelegar boks dengan tebal pelat lebih besar, jarak beban lebih jauh, bidang kontak lebih luas, dan yang menggunakan tendon prategang.

This study aims to observe the effect of various treatments given to a box girder structure against its initial cracking load. The treatments varied in this study include slab thickness, loading position, loading area, support position, concrete strength, and usage of transversely post-tensioned tendons. The analysis is done by modeling the structure with finite element method using 3 dimensional solid elements. Incremental loading is used to acquire the magnitude of the load at initial cracking condition. The result shows that the initial cracking load is higher in the box girder structure with thicker slab, farther loading distance, bigger loading area, and prestressed box girder structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryasa Pradeni
"

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi perlakuan pada struktur gelegar boks terhadap beban awal retaknya. Variasi perlakuan yang diteliti adalah tebal pelat, jarak pembebanan, bidang kontak pembebanan, jarak perletakan, mutu beton, dan keberadaan tendon prategang transversal. Analisis dilakukan dengan memodelkan struktur secara finite element menggunakan elemen solid 3 dimensi, dengan pembebanan secara bertahap untuk mendapatkan besar beban pada saat mulai retak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban awal retak akan lebih tinggi pada struktur gelegar boks dengan tebal pelat lebih besar, jarak beban lebih jauh, bidang kontak lebih luas, dan yang menggunakan tendon prategang.


This study aims to observe the effect of various treatments given to a box girder structure against its initial cracking load. The treatments varied in this study include slab thickness, loading position, loading area, support position, concrete strength, and usage of transversely post-tensioned tendons. The analysis is done by modeling  the structure with finite element method using 3 dimensional solid elements. Incremental loading is used to acquire the magnitude of the load at initial cracking condition. The result shows that the initial cracking load is higher in the box girder structure with thicker slab, farther loading distance, bigger loading area, and prestressed box girder structure.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mico Yustika
"Perkembangan sistem rekayasa struktur telah meningkat dengan pesat, dimana struktur - struktur tersebut telah sedemikian rumit sehingga cukup sulit untuk diselesaikan melalui metode analisa klasik. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu metode lain yang mampu memecahkan masalah tersebut dan memberikan solusi yang mendekati kenyataan.
Metode Elemen Hingga sebagai suatu prosedur numerik adalah salah satu metode yang cukup memadai dalam menganalisa masalah mekanika kontinu. Permasalahan tersebut mencakup Stress Analysis, Heat Transfer. Fluid Flaw, Magnetic Field, dan masih banyak lagi, sehingga metode ini mampu melakukan perencanaan diberbagai bidang seperti perancangan bangunan, motor listrik, kapal dan pesawat ruang angkasa. Dalam penggunaannya, Metode Elemen Hingga akan sangat berkaitan dengan komputer yang untuk meyelesaikan persamaan - persamaan aljabar simultan yang dihasilkan oleh metode ini.
Dalam penulisan skripsi ini, akan dibahas penggunaan Metode Elemen Hingga untuk aplikasinya di bidang Teknik Sipil, yaitu Analisa Struktur Jembatan Prestressed - Box Girder. Pada Metode Elemen Hingga ini, struktur jembatan beserta kabel prestress-nya. diformulasikan sebagai gabungan dari sejumlah elemen diskrit, kemudian untuk memperoleh hasil yang mendekati eksak, jumlah elemen tersebut diperbanyak sampai diperoleh hasil yang cukup konvergen. Adapun hasil yang akan dibandingkan dengan Metode Klasik adalah nilai lendutan yang terjadi, gaya - gaya dalam, dan nilai - nilai tegangan yang terjadi pada titik - titik kritis pada struktur jembatan tersebut.
Untuk menyelesaikan proses penggabungan matriks - matriks kekakuan elemen yang cukup banyak jumlahnya menjadi sebuah matriks kekakuan struktur, diperlukan perangkat komputer beserta piranti lunaknya yang mampu menyelesaikan proses tersebut dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu dalam pengerjaan skripsi ini dipergunakan program GT-STRUDL, suatu piranti lunak di bidang perencanaan dan perancangan struktur yang memiliki kemampuan analisa Metode Elemen Hingga dengan perbendaharaan sekitar 100 buah tipe elemen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ressa Adrian Bernessa
"Jalan Tol Kayu Agung–Palembang–Betung atau Jalan Tol Kapalbetung adalah megaproyek infrastruktur jalan tol sepanjang 111,6 kilometer dari Kayu Agung hingga Betung. Jalan tol ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra dan pembangunannya diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 7-8 triliun. Pembangunannya dilaksanakan PT Waskita Sriwijaya Tol selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), hingga Juni 2020 sudah sepanjang 42 kilometer dikerjakan, dari Kayu Agung sampai Palembang dengan waktu pelaksanaan dimulai dari 1 Juni 2016.
Jembatan Ogan merupakan merupakan satu dari tiga jembatan bentang panjang yang ada di Ruas Tol Kayu Agung – Palembang. Jembatan ini memiliki total panjang 1,6 kilometer dengan lebar bentang utama 385 meter, clearance horizontal 185 meter dan clearance vertikal 16,5 meter. Nilai investasi jembatan adalah Rp1,2 triliun.
Jembatan Ogan merupakan jembatan segmental box girder yang didirikan di atas sungai Ogan yang sampai saat ini masih aktif dan masih dilewati oleh kapal dan ponton di Sumatera Selatan. Dengan minimum tinggi bersih jembatan setinggi 75 meter, dan supaya tidak mengganggu lalu lintas di Sungai Ogan, sehingga metode balanced cantilever dengan form traveler system merupakan metode yang tepat.

Kayu Agung - Palembang - Betung Toll Road or Kapalbetung Toll Road is a mega project. 111,6 kilometers of toll road infrastructure is builded from Kayu Agung to Betung. This toll road is part of the Trans Sumatra Toll Road and its construction is estimated to cost around Rp. 7-8 trillion. The construction was carried out by PT Waskita Sriwijaya Toll as the Toll Road Business Entity (BUJT), up to June 2020, 42 kilometers have been worked on, from Kayu Agung to Palembang with the implementation time starting from June 1, 2016.
Ogan Bridge is one of three long span bridges in the Kayu Agung - Palembang Toll Road Section. This bridge has a total length of 1.6 kilometers with a main span width of 385 meters, horizontal clearance of 185 meters and vertical clearance of 16.5 meters. The investment value of the bridge is IDR 1.2 trillion.
Ogan Bridge is a segmental box girder bridge which was erected on the Ogan River which is still active and still being passed by ships and pontoons in South Sumatra. With a minimum bridge height of 75 meters high, and so as not to disturb traffic on the Ogan River, so the balanced cantilever method with the form traveler system is the right method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Tri Widodo
"Untuk menganalisis dan mendesain suatu struktur portal baja pada saat ini adalah dengan mengasumsikan sambungan antara balok dan kolom sebagai sambungan rigid atau sambungan pin. Pada sambungan yang diasumsikan sebagai sambungan pin, rotasi pada ujung - ujung elemen dapat bebas bergerak sehingga momen yang terjadi selalu nol. Sedangkan pada sambungan yang diasumsikan sebagai sambungan rigid, tidak terjadi rotasi sehingga momen didistribusikan pada elemen terlemah dari sambungan tersebut. Meskipun penyederhanaan tersebut mempermudah dalam proses analisis dan desain tetapi pada kenyataannya hal tersebut menyimpang dari kejadian yang sebenarnya terjadi dilapangan karena pada setiap sambungan umurnnya terjadi rotasi sehingga yang terjadi pada struktur dilapangan adalah sambungan semirigid. Dari percobaan didapatkan perbandingan antara sambungan semirigid dengan sambungan rigid dan perbandingan basil percobaan dengan basil perhitungan dengan memakai software drain 2 Dx serta basil analisis perhitungan kekakuan rotasi sambungan berdasarkan Eurocode 3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Sarastiti
"Penulangan pada join balok kolom untuk gedung bertingkat rendah cenderung terlalu rapat karena terbatasnya area join. Pengadaan voute adalah salah satu solusinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau pengaruh adanya voute pada kekuatan join balok kolom yang mengalami beban lateral. Sebagai perhitungan teoritis adalah model analisa kuat geser join berdasarkan SNT 03-xxxx-2001, Strut-and-Tie-Model, dan Softened Strut-and-Tie-Model. Analisa kuat geser join menurut SNI hanya memperhitungkan kuat geser baton, Strut-and-Tie-Model memperhitungkan hukum kesetimbangan untuk model rangkanya, sedangkan Softened Strut-and-Tie-Model turut memperhitungkan hukum kompatibilitas dan hukum konstitutif beton retak serta hukum kesetimbangan model rangka pads join. Penelitian yang dilakukan adalah dengan membandingkan dua bush prototipe join balok kolom interior, join standar dan join voute. Jenis pembebanan adalah semi siklik dengan displacement control dan dilanjutkan dengan pembebanan statik monotonik, diberikan pada kedua ujung balok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban lateral ultimit dan kekakuan join pada join voute lebih besar daripada join standar. Retak lentur balok muncul pada pembebanan yang hampir sama. Retak geser join pertama muncul pads siklus yang sama. Berdasarkan regangan pada tulangan lentur balok, gaya geser yang masuk ke dalam join jauh lebih besar dan perhitungan awal. Regangan pada tie vertikal tidak terlalu jauh dari perhitungan, tetapi regangan pada tie horisontal jauh di bawah dari perhitungan. Berdasarkan data strain gauge, dapat disimpulkan bahwa yang meningkatkan kekuatan join voute adalah karena lebih kecilnya gaya geser yang masuk ke dalam inti join. Dengan demikian, maka diperlukan penelitian lebih dalam tentang besar gaya geser yang masuk ke dalam join dan mekanisme pemikulan gaya geser pada inti join."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhikmawan Abdi
"Penelitian join balok kolom eksterior berupa percobaan di Laboratorium untuk mengetahui pengaruh voute pada join balok kolom, karena dengan adanya voute merupakan salah satu solusi untuk penulangan join yang terlalu rapat. Tujuan penelitian ini untuk meninjau pengaruh voute pada kekuatan join balok kolom yang mengalami beban lateral. Dalam penelitian ini terdapat dua bush prototype join yaitu join balok kolom eksterior dengan voute dan tanpa voute. Beban lateral pada kedua join tersebut adalah semi siklik di Ujung balok. Model analisa kuat geser join berdasarkan SNI 03-xxxx-2001, Strut and Tie Model dan Softened Strut and Tie Model. Kuat geser join menurut SNI hanya memperhitungkan kuat geser beton, Strut and Tie Model memperhitungkan hukum kesetimbangan untuk model rangkanya, sedangkan softened strut and tie model turut memperhitungkan hukum kompatibilitas dan hukum konstitutif beton retak serta hukum kesetimbangan model rangka pada join. Hasil penelitian yang diharapkan adalah perbandingan kedua jenis join balok kolom eksterior berupa perbandingan beban lateral yang dapat dipikul join, hubungan beban dan peralihan, serta pola retak yang terjadi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabhela Vergiandini
"ABSTRAK
Plate girder adalah komponen struktur yang dapat menahan beban lebih banyak jika dibandingkan dengan balok biasa akibat bentangnya yang lebih panjang dan strukturnya yang langsing dan sering digunakan untuk jembatan atau pun bangunan industrial. Namun akibat hal ini, plate girder rentan terhadap terjadinya tekuk sehingga membutuhkan pengaku. Hal ini berpengaruh pada berat berat material yang digunakan dan secara tidak langsung terhadap biaya materialnya. Terdapat alternatif bagi plate girder ini, yaitu plate girder dengan pelat bergelombang. Keuntungan plate girder dengan pelat bergelombang lainnya adalah untuk ketahanannya yang sama dengan plate girder konvensional, plate girder dengan pelat bergelombang membutuhkan lebih sedikit material dibandingkan dengan plate girder konvensional. Studi menggunakan metode elemen hingga mengenai material yang dibutuhkan dan studi perilaku kedua jenis plate girder menjadi fokusan penelitian ini.

ABSTRACT<>br>
Plate girders are a material used commonly for large scale, known for its high load capacity compared to flat web plate girder and could withstand more load when compared with beams due to longer spans and slender structures and are often used for bridges or industrial buildings. However, due to slender member, plate girders is susceptible to bending, thus required stiffeners along the girders. This affects the weight of the material used and indirectly to the material cost. An alternative for plate girders are widely known, namely plate girder with corrugated webs. For similar load carrying capacity and shear capacity, plate girder with corrugated plate requires less material compared with conventional girder plate. The study of the required materials and the study of the behavior of plate girders with corrugated webs using finite element method becomes the focus of this research. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Saputra
"Pada suatu proyek konstruksi, peralatan merupakan sumber daya proyek yang penting. Oleh karena itu diperlukan suatu rencana atau metode kerja yang tepat terhadap peralatan yang digunakan untuk pemasangan precast girder agar perbandingan antara masukan dan keluaran menjadi optimal.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor produktivitas alat berat pada pekerjaan pemasangan precast girder pelaksanaan proyek flyover serta rekomendasi untuk peningkatan kinerja produktivitas alat berat tersebut. Tahapan penelitian adalah mengumpulkan data kuisioner, selanjutnya dianalisis dengan SPSS.
Hasil penelitian adalah faktor dominan yaitu (X16) Tingkat keakurasian penjadwalan yang memperhatikan waktu penggunaan alat, lokasi tempat kerja, jumlah alat dan volume pekerjaan dan (X18) kapasitas alat yang digunakan serta model persamaan.

On a construction project, the equipment is an important resource projects. Therefore, we need a plan or working methods appropriate to the equipment used for the installation of precast girder so that the ratio between input and output to be optimal.
The study aims to determine the factors of productivity of heavy equipment on the job installing precast girder flyover project implementation and recommendations for improving the productivity performance of equipment. Stages of the research is to collect questionnaire data, then analyzed with SPSS.
The results showed that the dominant factor (X16) Level of accuracy that takes into account when scheduling the use of tools, work site location, number and volume of work and equipment (X18) the capacity of equipment used.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50685
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Munawir
"Perkembangan Jembatan sebagai sarana penghubung saat ini mengalami kemajuan yang cukup pesat namun kebanyakan jembatan mengalami kegagalan sebelum umur rencana tercapai akibat kerusakan pada elemen strukturnya. Hal ini mendorong untuk mengkaji lebih lanjut terhadap respon yang terjadi pada jembatan yang diakibatkan oleh kerusakan yang dialaminya. Tipe jembatan yang akan diuji adalah model jembatan rangka alumunium, Selain itu pada penelitian ini dilakukan evaluasi dengan bantuan program SAP 2000 v.15. Terdapat 3 tahap penelitian, yaitu tahap awal elemen rangka dalam keadaan normal, tahap kedua cacat/ kerusakan pada batang diagonal dekat perletakan serta tahap ketiga penambahan kerusakan/cacat pada batang diagonal tengah bentang. Hasil eksperimen model skala jembatan yang telah dilakukan pada tahap 1 dan tahap 2, saat dibebani mengalami deformasi relatif sama dengan hasil numerik program SAP 2000 v.15. Namun pada tahap 3, terjadi perbedaan deformasi antara hasil eksperimen dengan hasil numerik, akibat beberapa kendala dalam pelaksanaanya. Dari hasil numerik program SAP 2000 pada semua tahap penelitian diperoleh perubahan gaya dalam yang terjadi pada batang rangkanya yaitu gaya dalam lintang dan gaya dalam momen tidak banyak mengalami perubahan sedangkan gaya dalam axial mengalami perubahan antara 0,12 % - 300 %, khususnya batang gelagar melintang.

The development of bridge as a means of connecting at the present time is progressing fast enough, but most of the bridge failure before life the plan is achieved due to damage to the structure element. It is encouraging to more information study the responses happened to the bridge resulting from by the damage suffered. Type of bridge to be tested is aluminum frame bridge model, in addition to an evaluation the research done with the help of SAP 2000 v.15. There are 3 stages of research, namely the early stage of frame elements in a normal state, the second stage of defect / damage near the diagonal placement and the addition of a third stage of damage / defects on the diagonal midspan. The experimental results are scale models of bridges that have been performed on stage 1 and stage 2, while loaded deformation relative same as the results of a numerical program SAP 2000 v.15.. However, in stage 3, there is a difference between the experimental results with the deformation of the numerical results, due to some problems in the implementation. From the results of numerical SAP 2000 program at all stages of the research showed that the change in force happened to frame of bar is the shear force and the moment force not much changed while the axial force changes between 0.12% - 300%, especially the transverse gelagar of bar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>