Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186212 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febyuka Azalia Hanjani
"Menurut ajaran Islam laki laki beriman diharuskan untuk menjaga pandangan dan kemaluannya. Namun ternyata terdapat pemuka agama yang melakukan pelecehan seksual karena tak mampu mengontrol gairah seksualnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kompulsivitas seksual dan religiositas Islam pada mahasiswa laki laki muslim. Sebanyak 241 mahasiswa laki laki muslim yang tergabung dalam kelompok berafiliasi agama Islam mengisi Sexual Compulsivity Scale dan Muslim Religiosity Personality Inventory Scale yang mengukur kompulsivitas seksual dan pandangan dunia Islaminya. Kompulsivitas seksual mereprentasikan hadirnya preokupasi berlebihan terhadap seks dan pandangan dunia Islami merepresentasikan berbagai macam hal yang seharusnya diketahui dipercayai dan dipahami oleh seorang muslim terhadap Tuhan dan Islam. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi negatif yang signifikan antara kompulsivitas seksual dan religiositas Islam r 0 128 n 241 p 0 05 two tail walaupun derajat hubungan masih tergolong lemah. Oleh sebab itu semakin tinggi tingkat kompulsivitas seksualnya maka semakin rendah pemahaman dan keyakinan seseorang terhadap Tuhan dan agamanya.

There is an Islamic faith that tell the believing men to reduce of their vision and guard their private parts. But surprisingly there was Islamic religious leaders who committed sexual harassment and confess that they were unable to control their sexual arousal. The current study examined associations between sexual compulsivity and Islamic religiosity among muslim college men. Two hundred and forty one muslim college men who joined Islamic affiliated group completed Sexual Compulsivity Scale and Muslim Religiosity Personality Inventory Scale that assess their sexual compulsivity and their Islamic worldview. Sexual compulsivity represent excessive preoccupation with sex acts and encounters while Islamic worldview represent what a Muslim should know believe and inwardly comprehend about Allah and Islam. Negative correlation were found between the measure of sexual compulsivity and Islamic religiosity although the degree of relationship was weak r 0 128 n 241 p 0 05 two tail. It indicates that the higher their sexual compulsivity level the lower their Muslim's belief and understanding about Islam and Allah.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Nilai-nilai ajaran Islam mempromosikan koping adaptif serta harga diri positif yang merupakan determinan dari kesejahteraan psikologis pada remaja. Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan potong lintang ini dilakukan untuk mengetahui hubungan religiusitas Islam dengan harga diri pada remaja. Sebanyak 90 responden pelajar MTs dan MA berusia 12 hingga 18 tahun berpartisipasi dengan mengisi kuisioner The Revised Muslim Religiosity Personality Index (RMRPI) dan Coopersmith Self-Esteem Inventory (SEI). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara religiusitas Islam dengan harga diri remaja (p=0,000). Hasil penelitian ini semakin memperkuat pentingnya religiusitas dalam mempromosikan harga diri positif, sehingga diharapkan dapat memotivasi perawat untuk mengimplementasikan asuhan keperawatan spiritual pada kasus harga diri rendah.

Islamic values promote adaptive coping and positive self-esteem that is an important determinant of psychological well-being among adolescents. This descriptive correlational study using crosssectional design was conducted to determine the association between Islamic religiosity and self esteem among adolescents. A total 90 Junior and senior high school students aged 12-18 years old participated and completed The Revised Muslim Religiosity Personality Index (R-MRPI) and Coopersmith Self-Esteem Inventory (SEI). The results showed that there was moderate positive correlation between Islamic religiosity and self esteem among adolescents (p=0,000). The results of this research confirmed the importance of religiosity in promoting positive self-esteem, so nurse should become motivated to practice spiritual nursing care in low self-esteem problem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasanudin
"Manusia diberikan Tuhan beragam potensi untuk membekali jalan hidupnya. Dari beragam potensi itu, berkembang menjadi berbagai macam keterampilan. Keterampilan sosial adalah salah satu potensi yang dapat dioptimalkan manusia untuk berkembang membentuk Sikap Kreatif agar mampu mengatasi bermacam-macam permasalahan hidupnya. Potensi lainnya adalah manusia diberikan kesadaran untuk mengenal atau berhubungan dengan Tuhannya. Potensi itu adalah potensi Religiusitas yang sejatinya inheren dalam diri manusia, agar dalam menjalani kehidupannya dapat memandu manusia tidak menyimpang dari jalan Tuhan yang sudah digariskan.
Penelitian ini berupaya melihat apakah ada hubungan antara keterampilan sosial dan religiusitas dengan sikap kreatif di B2TKS-BPPT. Dengan pertimbangan sesuai tugas pokok dan fungsinya dalam melakukan pengkajian dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, juga tuntutan untuk dapat bersikap kreatif melahirkan inovasi-inovasi baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian ini dilakukan mengambil 85 sampel personil pegawai B2TKS-BPPT secara random sebagai responden.
Pendekatan kuantitatif dilakukan dalam penelitian ini untuk mengukur dan menguji hubungan ketiga variabel tersebut sesuai hipotesa dengan mengolah datadata hasil penelitian menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dalam aplikasi program LISREL 8.70.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keterampilan sosial dan sikap kreatif dan antara religiusitas dan sikap kreatif, artinya hipotesa hubungan antara ketiga variabel itu diterima, kecuali hubungan antara keterampilan sosial dengan religiusitas diketahui tidak signifikan, sehingga hipotesanya ditolak.

God-given human potential to equip diverse way of life. Of the various potentials, it evolved into a wide range of skills. Social skills is one of the human potential that can be optimized for the growing form Creative Attitudes to overcome various problems of life. Another potential is the man given the awareness to recognize or relate to his Lord. That potential is the potential for a true religiosity inherent in man, in order to live a human life can guide does not stray from the path of God that has been outlined.
This study seeks to see whether there is a relationship between religiosity and social skills by being creative in B2TKS-BPPT. With consideration of appropriate duties and functions in conducting the assessment and application of science and technology in Indonesia, also claims to be able to be creative new innovations give birth in the development of science and technology, research was conducted taking 85 samples of employee personnel randomly B2TKS-BPPT as respondents.
Quantitative approach carried out in this study to measure and examine the relationships these three variables according to the hypotheses by processing the data the results of research using Structural Equation Modelling (SEM) in LISREL 8.70 program applications.
The results of this study concluded that there was a significant relationship between social skills and attitudes creatively and between religiosity and creative attitude, meaning that the relationship between the third variable hypothesis is accepted, unless the relationship between social skills with religiosity is known to be unsignificant, so the hypothesis is rejected.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30186
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Duta Hidayat
"Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menguji dan membangun peran religiusitas dalam penerimaan produk-produk yang dianggap kontroversial atau tabu di beberapa wilayah di dunia. Karya tulis ini secara khusus membahas tingkat religiusitas seseorang yang disebabkan oleh perasaan kagum, dapat mempengaruhi cara mereka untuk memahami jenis produk, ide, atau layanan tertentu yang di beberapa daerah mungkin dianggap tabu ketika diangkat ke percakapan biasa atau penggunaan sehari-hari. Karya tulis ini berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang, semakin mereka menjadi enggan menerima produk kontroversial tertentu. Selain itu, efek moderasi dari kekaguman emosi juga dipelajari dalam penelitian ini. Sebuah survei dibangun dan didistribusikan dan 141 jawaban responden telah dikumpulkan dan dianalisis. Namun, hasilnya tidak mendukung hipotesis yang dibuat terkait dengan efek moderat dari emosi kekaguman. Titik fokus dari hasil ini adalah bagi pemasar untuk melaksanakan strategi yang tepat untuk memasarkan produk, ide atau layanan ini dan untuk membangkitkan keterbukaan dalam penerimaan produk, ide, dan layanan ini.

The purpose of this writing is to test and establish the role of religiosity in the acceptance of products that in some part of the world may considered to be controversial or taboo. The paper specifically addresses the degree of one’s religiosity, induced by the emotion of awe, might influence their way to comprehend a certain types of products, ideas or services that in some areas might be considered as taboo when it is brought to a casual conversation, practice or daily usage. This paper argue that the higher one’s level of religiosity, the more they become reluctant in the acceptance of a certain controversial products. Furthermore, the moderating effect of the emotion awe was also studied in this research. A survey was constructed and distributed and 141 answers of respondents have been collected and analyzed. However, the results did not support the hypothesis made related to the moderating effect of the emotion of awe. The focal point of the results is for marketer to execute appropriate strategies to market these products, ideas or services and to evoke openness in acceptance of these products, ideas and services."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zulfa Azhari Ghozali
"Religiusitas menjadi unsur terpenting yang perlu dimiliki oleh manusia. Nilai-nilai yang terkandung dalam sikap religius ini membahas konsep kehidupan atau keagamaan perihal aturan yang rnengatur manusia dengan Tuhannya. Adanya karya sastra yang bergenre religius ini rnengokohkan religiositas yang dirniliki manusia agar dapat mengirnplementasikan nilai-nilai ketuhanan di kehidupan sehari-hari, baik itu yang sifatnya individu maupun sosial. Novel Kambing dan Hujan karya Mahfud Ikhwan menjadi objek penelitian untuk rnenilisik lebih jauh religiositas di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan religiusitas da1arn perspektif hubungan manusia dengan Tuhan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dengan analisis paradigma religiositas Mangunwijaya (1994). Hasil dari penelitian ini adalah terdapat aktivitas hubungan manusia dengan Tuhannya dengan cara, (1) menunaikan salat, (2) membaca A1-Qur’an, (3) berdoa, (4) menuntut ilmu, (5) menjaga kebersihan, (6) meminjamkan pinjaman yang baik, (7) beriman kepada ayat Al-Qur’an, dan (8) meyakini beda dimensi."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2023
400 BEBASAN 10:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yazid Alfajri
"Pada saat ini industri halal merupakan salah satu sektor yang paling menjanjikan di seluruh dunia terlebih di negara dengan penduduk muslim terbesar yaitu Indonesia. Salah satu sektor pada industri halal yang paling utama adalah sektor makanan dibanding dengan sektor lainnya seperti keuangan, fesyen, farmasi, media, pariwisata, dan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran produk makanan halal terhadap keputusan pembelian konsumen Gen Y dan Gen Z Indonesia dengan moderasi religiusitas. Pengumpulan data menggunakan survei beberapa platform digital seperti Whatsapp dan Instagram. Metode sampling yang digunakan adalah Non-Probability & Purposive Sampling. Sampling penelitian ini melibatkan 207 responden muslim dari generasi Y dan Z, tinggal di Indonesia selama 1 tahun terakhir, dan pernah mengenyam pendidikan formal di institusi pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan software SPSS dan Smart PLS. Temuan dari penelitian ini adalah konsumen muslim dari Gen Y dan Gen Z di Indonesia memiliki kesadaran tinggi terhadap kriteria produk makanan halal, kesadaran produk makanan halal berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian dan religiusitas memoderasi hubungan antara kesadaran produk makanan halal dengan keputusan pembelian.

Currently, the halal industry is one of the most promising sectors in the world, especially in the country with the largest Muslim population, namely Indonesia. One of the most important sectors in the halal industry is the food sector compared to other sectors such as finance, fashion, pharmaceuticals, media, tourism, and cosmetics. This study aims to determine the effect of awareness of halal food products on the purchasing decisions of Indonesian Gen Y and Gen Z consumers with religiosity moderation. This study involved 207 Muslim respondents from generations Y and Z, lived in Indonesia for the last 1 year, and received formal education in Islamic educational institutions. The sampling method used is Non Probability & Purposive Sampling. Data collection uses several digital platforms such as Whatsapp and Instagram. The findings of this study are Muslim consumers from Gen Y and Gen Z in Indonesia have high awareness of the criteria for halal food products, awareness of halal food products has a significant positive effect on purchasing decisions and religiosity moderates the relationship between awareness of halal food. product and purchasing decisions. This research uses SPSS and Smart PLS software."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Mahmuda
"ABSTRAK
Kekayaan yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan adalah hal yang mendasar
untuk tiap individu. Namun demikian, distribusi kekayaan tidak merata pada tiap
penduduk baik di dunia maupun di Indonesia. Tren positif pertumbuhan pendapatan per
kapita justru diiringi dengan makin tingginya Gini Ratio yang mengindikasikan bahwa
ketimpangan yang semakin melebar antara penduduk kaya dan miskin. Secara budaya,
Indonesia adalah negara kaya yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa, bahasa, ras,
adat istiadat dan agama. Indonesia juga dikenal sebagai negara yang religius dengan
sebagian besar penduduknya menyatakan bahwa agama adalah hal penting dalam hidup.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara religiusitas dan
tingkat kesejahteraan dengan menggunakan data panel IFLS tahun 2007 dan 2014. Hasil
regresi logistik ordinal menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara tingkat religiusitas dengan tingkat kesejahteraan dimana individu yang mengalami
peningkatan religiusitas memiliki kecenderungan 9,57 (95% CI: 8,64-10,63) kali lebih
besar untuk mengalami perubahan tingkat kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan
dengan individu yang mengalami penurunan tingkat religiusitas. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa semakin baik tingkat religiusitas maka semakin baik pula tingkat
kesejahteraan. Peran religiusitas dalam kesejahteraan dalam pen

ABSTRACT
Wealth, which is one of the parts of well-being, is essential for everyone. However, the
wealth is not evenly distributed among population in the world and in Indonesia. The
positive trend of per capita income growth is accompanied by a higher Gini Ratio which
indicates that widening wealth gap between rich and poor people. Culturally, Indonesia
is a rich country consisting of diverse ethnic groups, languages, races, customs and
religions. Indonesia is also known as a religious country with most of its population
stating that religion is an important thing in life. Therefore, this study aims to understand
the relationship between religiosity and welfare using IFLS panel data year 2007 and
2014. The results of ordinal logistic regression indicate that there is a significant positive
relationship between the level of religiosity with the level of welfare where individuals
who experience an increase in religiosity, have a tendency of 9.57 (95% CI: 8.64-10.63)
times greater for better welfare level than individuals who experienced a decrease in the
level of religiosity. Based on these results, it can be concluded that the better the level of
religiosity, the better the level of welfare. The role of religiosity in welfare in this study
is directly through behaviour and social networks indirectly."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mendrofa, Anastasia Patricia
"Konsumsi masyarakat Indonesia ditemukan semakin meningkat sehingga memperparah dampak perubahan iklim. Untuk menyikapinya, penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi peranan orientasi religiusitas dan rasa kepemilikan alam serta interaksinya berdasarkan teori determinasi diri. Penelitian korelasional dilakukan terhadap 300 partisipan berumur 18 tahun ke atas yang menganut salah satu agama yang diakui di Indonesia. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kedua orientasi religiusitas ditemukan memprediksi perilaku konsumsi berkelanjutan, tetapi rasa kepemilikan alam ditemukan tidak berperan sebagai prediktor maupun moderator. Hasil penelitian ini memiliki implikasi penting terhadap institusi pendidikan dan keagamaan untuk mempromosikan perilaku konsumsi berkelanjutan.

Consumption in Indonesia is increasing, which worsens the effects of global warming. To address this, the current study was conducted to explore the role of religious orientation and psychological ownership of nature, as well as their interaction, based on self-determination theory. A correlational study was carried out with 300 participants aged 18 years and above, who profess one of the recognized religions in Indonesia. The findings revealed that both religious orientations predicted sustainable consumption behavior, but psychological ownership of nature was neither found to be a predictor nor a moderator. These results hold significant implications for educational and religious institutions in promoting sustainable consumption behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giovanni Immanuella
"ABSTRAK
Masih terdapat perdebatan mengenai apakah religiusitas memiliki hubungan organik dengan konservatisme politik. Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa terdapat peran penting faktor lain, seperti perbedaan individu dan keterlibatan politik dalam menguatkan asosiasi antar keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan tersebut dalam konteks Indonesia (N=230) dan dinamikanya dengan salah satu emosi yang memengaruhi ideologi politik, yaitu disgust. Dalam konteks penelitian ini, emosi disgust diukur dari disgust sensitivity. Disgust sensitivity merupakan istilah untuk tingkat kepekaan jijik seseorang terhadap berbagai stimulus yang berpotensi membahayakan kesehatan individu. Hasil ini mendukung klaim bahwa religiusitas memiliki asosiasi dengan konservatisme politik, tetapi tidak ditemukan bukti bahwa disgust memiliki pengaruh yang signifikan dalam memoderasi hubungan tersebut.

ABSTRACT
There is still an ongoing debate about whether religiosity has an organic association with political conservatism. Previous studies have shown that there is an important role of the other variables, such as individual differences and political engagement in strengthening the link. This study intends to test the association in Indonesian context (N= 230) and its dynamic with one of the emotions affecting ideology, namely disgust. In this context of study, disgust is measured through disgust sensitivity. Disgust sensitivity is a term for how sensitive an individual toward various potentially harmful stimulus to health. These findings support the claim that religiosity is associated with political conservatism, but there is no evidence found that disgust has a significant influence in moderating the relationship.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Rusdy Bachtiar
"ABSTRAK
Religiositas sering dianggap menjadi penentu munculnya kecurangan. Pada penelitian ini, peran variabel identitas moral diuji sebagai mediator pada pengaruh religiositas terhadap kecurangan. Sebanyak 197 mahasiswa berusia 18-25 tahun se-Jabodetabek (45 laki-laki; 152 perempuan) diambil data religiositas, identitas moral, dan kecurangannya. Berdasarkan hasil uji regresi mediasi, tidak ditemukan signifikansi pengaruh langsung dari religiositas intrinsik, religiositas ekstrinsik, dan religiositas sebagai quest terhadap munculnya kecurangan secara langsung dan identitas moral tidak memediasi pengaruh religiositas terhadap munculnya kecurangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa religiositas tidak memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung melalui identitas moral terhadap munculnya kecurangan.


ABSTRACT
Religiosity is often considered to be a determinant of cheating behavior. In this study, moral identity was tested as a mediator on the effect of religiosity on cheating behavior. 197 students aged 18-25 years in Universitas Indonesia (45 men, 152 women) were taken data on religiosity, moral identity, and cheating behavior. Mediation regression test shows that there is no significance of the direct effect of intrinsic religiosity, extrinsic religiosity, and religiosity as a quest on cheating behavior and moral identity does not mediate the effect of religiosity on cheating behavior. The conclusion is religiosity has no direct or indirect effect, through moral identity, on cheating behavior.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>