Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118712 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tia Nurfitriani
"Kerusakan akibat bencana dapat menyebabkan banyak orang terpisah atau kehilangan tempat tinggal atau disebut juga dengan displacement. Selama proses rehabilitasi dan rekonstruksi kerusakan tersebut, terjadi masa transisi dari kondisi darurat menuju normal kembali, salah satunya terkait kebutuhan bertempat tinggal. Skripsi ini memaparkan perwujudan transisi kebutuhan bertempat tinggal pada transitional shelter.
Transitional shelter merupakan istilah yang untuk tempat tinggal pada masa transisi pasca bencana. Transisi dalam transitional shelter merupakan suatu incremental process atau proses yang terjadi secara bertahap pasca terjadinya bencana hingga kondisi normal kembali tercapai.
Hasil analisis dari studi pustaka dan studi kasus menunjukan bahwa perwujudan incremental process dalam transitional shelter tidak selalu sama tergantung pada konsep dan konteks projeknya. Namun pada dasarnya, incremental process dalam transitional shelter ada untuk memungkinkan penghuninya secara mandiri mengembangkan tempat tinggal hingga tercapai kondisi tempat tinggal yang layak sebagaimana sebelum terjadinya bencana.

Destruction after disaster causes displacement or a phenomenon which a lot of people are displaced from their own home ground. Along the process to rehabilitate and reconstruct the disaster after effect, the displaced victims are in transition period from emergency to normal condition to live in. This undergraduate paper explains about transition of the necessities for living after disaster in transitional shelter.
Transitional shelter is a term used to explain about shelter in transitional period after disaster. Transition in transitional shelter is an incremental process to achieve a proper shelter to settle like in normal condition.
The result of literature and case studies shows that the realizations of incremental process in the cases of transitional shelter are various depends on the concept and the context of the projects. Despite of the vary realizations, incremental process basically is applied in transitional shelter project to enable the victims independently develop their own shelter to achieve a shelter as appropriate as the condition before disasters strike.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book discusses the general concept and applications of rapid tooling technologies and introduces the use of incremental forming for the development of rapid sheet tools. Methods and techniques for tool design and development are discussed, considering their manufacture using incremental forming and complementary processes. The mechanical and thermal performance of sheet metal tools is analyzed. Finally, possible applications are introduced, with the description of some case study examples. "
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20508981
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina Elistya Dewi
"ABSTRAK
Peristiwa bencana alam di Indonesia dalam kurun waktu terakhir ini telah mengakibatkan korban jiwa dan menghancurkan sarana prasarana dan pemukiman, terjadinya pengungsian besar-besaran dan terganggunya kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Ternyata para pengungsi tinggal dalam jangka waktu lama, tanpa tempat tinggal yang layak. Oleh karena itu, perlu ada jalan keluar bagi para pengungsi agar tidak muncul masalah baru seperti turunnya kualitas kesehatan dan penghasilan ekonomi keluarga.
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi implementasi kebijakan pemerintah dalam pemenuhan hak atas tempat tinggal pasta bencana alam. Metode penelitian menggunakan deskriptif, penelitian kasus dan penelitian lapangan, serta penelitian tindakan. Penelitian deskriptif bertujuan: pertama, memaparkan situasi atau kejadian gempa di Bantul, secara faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi. Kedua, mengidentifikasi masalah atau penanganan yang sedang berlangsung berkaitan dengan gempa di Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian mendalam yang menggambarkan kehidupan warga Dagaran, Bangunharjo, Sewon, Bantu! secara lengkap setelah gempa. Penelitian kasus dan penelitian lapangan dalam tesis ini bertujuan mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan yang meliputi individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan pemecahan masalah dart cara baru pada masalah penanganan hak atas tempat tinggal pada kejadian gempa. Lokasi penelitian di Desa Dagaran, Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan pelaksanaan penelitian pada bulan Februari 2007. Teknik pengumpulan data melalui wawancara kepada suami dan istri korban gempa, pemudapemudi Desa Dagaran, tokoh masyarakat Desa Dagaran, Bupati Bantu!, Gubernur DIY dan Tim Bakornas PB. Analisa data empiris menggunakan Teori Keadilan, teori Carter dan teori hak asasi manusia (HAM). Menurut teori hukum alam setidaknya terdapat tiga pemikiran yang berkaitan dengan hak asasi manusia sebagai berikut: Panama, HAM dimiliki secara alami oleh setiap orang berdasarkan bahwa seseorang dilahirkan sebagai manusia. Kedua, HAM dapat diberlakukan secara universal kepada setiap orang tanpa memandang lokasi geografisnya. Keliga, .HAM tidak membutuhkan tindakan atau program dari pihak lain, kelompok, atau pemerintah. Oleh karena itu, perlindungan terhadap korban gempa yang telah diatur dalam UUD 1945 amanandemen ke dua dan Undang-Undang 39 Tahun 1999 Tentang HAM merupakan hak dari setiap korban gempa. Perlindungan ini setidaknya harus terdiri dari atas adanya: (1) elaborasi dan kodifkasi hak-hak individu, serta (2) safety-nets atau jaringan-jaringan pengaman sosial. Terkait dengan elaborasi dan kondifikasi hak-hak individu dalam konteks vulnerabilitas, yang ditekankan adalah sovereignty as responsibility. Sovereignty as responsibility merupakan aspek yang dipopulerkan oleh Francis Deng. Pemahaman sovereignty as responsibility bahwa kedaulatan pemerintah bukan merupakan hak yang dapat dipraktekkan oleh pemerintah, sebagai pengemban amanat kedaulatan dengan sewenang-wenang; akan tetapi merupakan sebuah kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan. Ada kewajiban-kewajiban terhadap warga negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah.
Kesimpulan penelitian sebagai berikut: (1) Sudah tersedia landasan hukum sebagai aturan untuk melakukan perlindungan terhadap pemenuhan hak atas tempat tinggal bagi pengungsi atau korban gempa. (2) Banyak temuan dan kegagalan dari implementasi kebijakan pemerintah dalam pemenuhan hak atas tempat tinggal, dapat dikatakan bahwa pelaksaanaannya kurang cepat dan tepat. (3) Implementasi kebijakan pemerintah tentang pemenuhan hak atas tempat tinggal telah dilakukan namun belum secara menyeluruh. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pada tataran kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah sudah dirumuskan dengan baik, namun pada tataran pelaksanaan di lapangan tidak dijalankan sesuai kebijakan. Rekomendasi penelitian ini sebagai berikut: (1) Realisasi pembangunan sarana fisik (tempat tinggal), untuk memulihkan kondisi di Desa Dagaran. (2). Menumbuhkan usaha berdasarkan kemampuan rakyat. (3). Meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah, TNI dan POLRI dalam menangani bencana sehingga iebih cepat bertindak. (4) Cadangan dana bantuan bencana alam yang telah ada pada APBN sebaiknya dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Sehingga pemerintah daerah juga melaksanakan penanganan bencana secara dini di wilayahnya. Di samping hal itu, dana bantuan dalam APBD ini diharapkan setiap tahun dapat mengalami kenaikan atau bertambah sesuai perkembangan perekonomian.

ABSTRACT
In the last decade there's the national disaster in Indonesia. The disaster caused the victims and destroys all facilities and the residence, large evacuation and also disturbed the society life as social and economic. Fact, the evacuees stay for the long period without the proper place. Therefore the solution of these problems needed by the evacuee in order to prevent the other problem appear like decreasing of the quality of health and income for their family.
The aim of this research is to evaluate the intelligent of government implementation in fulfilment the right for the residence after the natural disaster_ The research is using the descriptive method, study field and action. It located at Dagaran village, Bangunharjo Village-head, Sewon District, Bantul Regent, Special Region of Yogyakarta.The collecting data by interviewing the husband and wife of the quake victims, the youth of Dagaran village, Bangunharjo Village-head, Sewon District, Bantul Regent, Special Region of Yogyakarta the PB of Bakornas Team. The emperies data analyzing used the Justice Theory of John Rawls, Carter Theory and Human Right Theory.
Resume: (1). There is a strong commandments to protect the fulfilment of the residence. (2). There is so many failure and invention found form the intelligence of government implementation in fulfilment of the residence or in other words the realization of this intelligence of the government implementation is lack or ineffectively yet. (3). Evaluation of the intelligence of the government implementation in fulfilment the right for the residence is has been done but not as a globally. The result of the evaluation shows that the terms of the intelligence who made by the government have been abbreviated well but on the realization on field terms does not runs as the intelligence it self. The recommendations: (1). The economic growth, physical facilities (residence) become a big problem to recovering the condition of Dagaran village. (2) The reserve of the natural disaster aid which has been allocated in the APBN also must be allocated to the Region of Income Budgeting Expenses (APBD) so that the Region government also the disaster handling earlier at their region/area and this APBD also to expected will be raising every year or adding as the economic growth.
"
2007
T20826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariq Dhia Athallah
"Incremental housing merupakan metode pembangunan rumah di mana hunian yang dibangun tidak harus jadi dalam satu tahap pembangunan. Metode membangun hunian yang incremental banyak diaplikasikan pada perumahan masyarakat berpenghasilan rendah. Proses inkremental mengijinkan pemilik rumah untuk menambah dan memperbaiki kualitas rumah hanya ketika keadaan finansial dan sumber daya lainnya memadai untuk dilakukannya proses inkremental. Dengan dilakukannya proses incremental tersebut, kualitas suatu hunian tentunya diharapkan akan terus meningkat. Peningkatan kualitas ini membuat suatu hunian dapat mengalami pergeseran status formalitas. Suatu rumah yang awalnya masih bersifat informal dapat menjadi formal. Di dalam suatu hunian, manusia yang tinggal di dalamnya tentunya melakukan berbagai macam aktivitas. Aktivitas-aktivitas inilah yang akan mendorong terjadinya kebutuhan space untuk memfasilitasi aktivitas tersebut. Penulisan ini melihat kelompok-kelompok aktivitas mana yang mendorong terjadinya proses inkremental pada rumah masyarakat berpenghasilan rendah, dan bagaimana proses inkremental ini menggeser suatu hunian dalam tingkat formalitasnya.

Incremental housing is a method of house-building where the house that is built does not have to be finished in one stage of development. The method of building incremental housing is widely applied to low-income housing. The incremental process allows homeowners to add and improve the quality of their homes only when financial circumstances and other resources are adequate for the incremental process to take place. By carrying out this incremental process, the quality of a dwelling is certainly expected to gradually increase. This quality improvement makes a dwelling experience a shift in formality status. A house that was originally still informal can become formal. In a dwelling, humans who live in it certainly perform various kinds of activities. These activities will encourage the need for space to facilitate these activities. This paper looks at which activity groups encourage the incremental process in the low-income houses, and how this incremental process shifts a residence in its level of formality."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Riza Yunan Eka Putra
"Bencana menjadi isu utama yang dihadapi Indonesia, salah satu dampak yang diakibatkan bencana adalah hilangnya mata pencaharian masyarakat, oleh karena itu muncul upaya untuk mengatasi masalah hilangnya mata pencaharian tersebut, salah satunya yaitu Merapi Joint Programme yang menggunakan pendekatan berbasis masyarakat dimana korban bencana diharapkan berpartisipasi dalam program tersebut. Upaya peningkatan partisipasi masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan cara membentukkelompok dan mengorganisir kelompok yang telah ada di masyarakat dalam implementasi program. Tujuan skripsi ini adalah untuk melihat bagaimana pembentukan dan pengorganisasian dalam proses kegiatan pemulihan mata pencaharian Merapi Joint Programme yang dilakukan FAO.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam, dan menggunakan konsep community driven development, partisipasi, dan organisasi berbasis komunitas untuk menganalisa temuan penelitian. Pada penelitian ini, partisipasi anggota kelompok dalam pemulihan umumnya muncul dalam tahapan implementasi program, selain itu kelompok masyarakat yang telah ada sebelum bencana cenderung memiliki pengorganisasian yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang baru dibentuk setelah bencana terjadi.

Disaster becomes a major issue facing Indonesia, one of the impacts of disasters is loss of people's livelihood, therefore appears an effort to overcome that problem. one of them is Merapi Joint Programme that community-based approach where the victims are expected to participate in the program. The effort to increase community participation can be done by forming a group and organize existing groups in the community for implementation program. The purpose of this paper is to look how the formation and organizing of groups in the process of livelihood recovery activities in Merapi Joint Programme by FAO. This studi use qualitative approach trough in-depth interviews, and use concept of community driven development, participation, and community-based organizations to analyze research findings. In this study, participation of group member in the recovery process generally appear in implementation phase of program. Furthermore, community group that had existed before the disaster tend to have better organizing group compared to with newly group that formed after disaster.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Lisa Allokendek
"Pada September 2018, Kota Palu dilanda tiga bencana alam sekaligus. Bencana tersebut berdampak pada sebagian besar kota, termasuk hancurnya wilayah pesisir dan mengalami 'tanah bergerak' atau likuifaksi yang dipicu oleh gempa bumi berkekuatan ±7M menyebabkan banyak bangunan runtuh dan ribuan korban jiwa. Namun demikian, kejadian ini memaksa kota untuk beradaptasi dengan kapasitas yang dimilikinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu membantu kota meningkatkan kapasitasnya menghadapi bencana dan ancaman lainnya dengan pendekatan resilience city dengan membuat panduan rancang kota berdasarkan kriteria konsep dalam konteks Kota Palu yang sesuai. Memahami kota dalam metode kualitatif, didukung oleh eksplorasi sejarah kota, alam, dan morfologi perkotaan. Serta pengalaman langsung penulis tentang Palu. Temuan ini mengungkapkan bahwa Kota Palu memiliki sejarah bencana alam yang panjang, masyarakat yang masih ingin terus tinggal di Palu dan Pemerintah menciptakan ruang kota baru mengadopsi desain adaptif lebih memperhatikan isu-isu bencana. Konsep Resilience city melalui 5 karakter yaitu 1) Inklusif, 2) Resourceful, 3) Terintegrasi, 4) Redundant, 5) Robustness. Dapat menjadi acuan penataan kembali kawasan yang hancur akibat bencana dan dapat berdampak bagi kota untuk membangun kota tangguh bagi pola kehidupan manusia yang lebih baik

In September 2018, Palu City was hit by three natural disasters. These disasters hit almost all areas of the city, including the destruction of coastal areas and the occurrence of 'moving land' or liquefaction triggered by an earthquake measuring ±7M, causing many buildings to collapse and thousands of casualties. However, this incident forced the city to adapt to its capacity. This study aims to support increasing the city's capacity in dealing with disasters and other threats with a resilient city approach by making a city design guide based on the concept of criteria in the context of Palu City. Understanding the city in a qualitative method is supported by exploring the city's history, nature, urban morphology, and the author's direct experience with Palu. The findings reveal that Palu City has a long history of natural disasters, people who still want to continue to live in Palu, and the Government creates new urban spaces by adopting adaptive designs that pay more attention to disaster issues. The concept of a Resilience city can be seen in five characters, in form 1) Inclusive, 2) Resourceful, 3) Integrated, 4) Redundant, and 5) Robustness. This research may serve as a guide for rebuilding disaster-devastated areas and may influence the design of resilient cities to improve human habitation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwinita Yulvianti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan cash flow terhadap perubahan cash holding, khususnya untuk melihat ada atau tidak adanya perubahan cash holding yang asymmetric pada perusahaan yang sedang menghadapi cash flow positif maupun negatif. Sampel yang digunakan adalah perusahaan non-keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode 2003-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika cash flow positif, maka cash holding perusahaan akan meningkat. Sedangkan ketika cash flow negatif maka cash holding perusahaan akan menurun. Sehingga tidak adanya perubahan cash holding yang asymmetric ketika cash flow positif maupun negatif.

This research aims to analyze the impact of incremental cash flow to incremental cash holding, specifically in regards to the possible asymmetric change of cash holding in positive and negative cash flow situation. Samples are taken from nonfinancial companies listed in Indonesian Stock Exchange between 2003-2012. The result shows that when cash flow is positive there is an increase in cash holding. Moreover, in the event of negative cash flow, cash holding will decrease. Therefore, there is no asymmetric change of cash holding when cash flow positive or negative.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lianny Leo
"ABSTRAK
This study investigates whether there is any different market reaction to unqualified and unqualified with explanatory paragraph audit opinion. The result of empirical univariate and regression test on 291.firm-years, with balanced proportion between the two opinions, shows that there is a significant difference of stock returns between the two audit opinions around opinion announcement. Market appreciates the existence of explanatory paragraph in the unqualified audit opinion with higher
excess returns compared to standard unqualified audit opinion. Overall, this study shows incremental information content in unqualified with explanatory paragraph audit opinion."
[Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia;Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2007
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S27364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Muharja
"Dampak ekstrim tsunami Aceh 2004, tidak hanya meningkatkan jumlah bantuan yang
masuk dari masyarakat lokal dan internasional tetapi juga sejumlah besar lembaga negara dan
lembaga bantuan bencana yang terlibat dalam penanggulangan bencana. Studi ini menganalisis
pengaruh berbagai jenis lembaga pelaksana bantuan dalam menentukan probabilitas pemulihan
ekonomi. Menggunakan kumpulan data unik penginderaan jauh (luar angkasa) yang
dikombinasikan dengan database Recovery Aceh Nias (RAN) dan PODES, untuk semua desa yang
terkena dampak selama proses tanggap bencana. Rata-rata piksel cahaya malam sebelum dan
sesudah bencana dari data luar angkasa digunakan dalam mengukur pencapaian pemulihan
ekonomi. Penelitian ini menemukan bahwa rata-rata waktu pemulihan ekonomi yang dicapai di
desa terdampak bencana adalah 17,51 bulan, hal ini cukup cepat dari perkiraan. Berdasarkan
metode survival analysis (estimasi Kaplan Meier dan Cox Proportional Hazard), ditemukan bahwa
peningkatan jumlah keberadaan donor-pelaksana, pelaksana internasional, dan pelaksana
pemerintah (BRR) dapat menentukan kecepatan pemulihan. Selain itu, kondisi awal karakteristik
geografis desa yang terkena dampak, dan modal sosial juga turut menentukan kemungkinan
pemulihan.

The extreme impact of the 2004 Aceh tsunami, not only boosted the amount of incoming
aid from local and international communities but also a large number of country institutions and
disaster aid agencies involved in disaster management. This study analyzes the influence of
different types of aid implementing agencies in determining the economic recovery probability.
Using the unique set of remote sensing data (outer space) in combination with Recovery Aceh
Nias (RAN) database and PODES, for all affected villages during the post-disaster response
process. The average of night-light pixels before and after the disaster of outer space data used to
measure the economic recovery achievement. We find that the average time the economic recovery
achieved in the disaster-affected village is 17.51 months, is quite fast from the forecast. Based on
the method of survival analysis (Kaplan Meier and Cox Proportional Hazard estimation), we found
that the increase on existence number of donor-implementers, international-implementers, and
government-implementers (BRR) can determine the speed of recovery. In addition, the initial
conditions of the affected village geographical characteristics, and social capital also contributes
in determining the probabilities of recovery
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>