Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96998 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luisa Prasetyo
"ABSTRAK
Di dalam jurnal ini kami mengajukan metode baru menggunakan metanol sebagai pengukur molekuler untuk menentukan konsentrasi gugus fungsi oksigen Ca pada dua adsorben karbon A 5 dan Carbopack F Metode ini berdasar pada adsorpsi metanol pada area hukum Henry dalam suhu ruangan Di area ini interaksi antara molekul metanol dan satu gugus fungsi direpresentasikan oleh konstanta Henry eksperimental K yang proporsional terhadap interaksi intrinsik antara molekul metanol dan satu gugus fungsi Ka dan juga Ca Penentuan Ka dilakukan dengan kalkulasi statistik mekanik dengan melakukan integrasi volume faktor Boltzmann Hasil kami menunjukkan bahwa Ca yang ditentukan dengan metode ini bisa dibandingkan dengan yang ditentukan dengan air sebagai pengukur molekuler dan hasil hasil ini selaras dengan hasil titrasi Boehm Untuk Carbopack F kami menemukan bahwa Ca yang ditentukan dengan metode ini memberikan hasil yang lebih realistis dibandingan dengan titrasi Boehm Metode ini cepat dan simpel untuk diimplementasikan dan dapat menjadi alternatif bagi titrasi Boehm khususnya untuk adsorben dengan konsentrasi gugus fungsi yang rendah

ABSTRACT
A new method using methanol as a molecular probe to determine the concentration of surface oxygen functional groups (Cα) on two carbon adsorbents: A5 and Carbopack F is proposed. The method is based on the adsorption of methanol in the Henry law region at ambient temperatures. In this region, the interaction between methanol and the surface is reflected in the experimental Henry constant (K), which is the product of the intrinsic interaction between a methanol molecule and one functional group (Kα) and the concentration of functional group (Cα). The parameter Kα is estimated with a statistical mechanical means by carrying out volume integration of the Boltzmann factor of methanol with a functional group. The results show that Cα determined with methanol for A5 is comparable to that determined with water as the molecular probe, reported in a previous work (Nguyen et al. 2013b), and these values are in good agreement with Boehm titration results. For Carbopack F, however, we found that Cα determined with our method is more realistic than the results obtained in the Boehm titration. The proposed method is fast and easy to implement, and it serves as an alternative to the Boehm titration technique, especially for adsorbents containing very low amount of functional groups."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Kurnia
"Enzim lipase merupakan salah satu biokatalis yang mulai banyak diaplikasikan secara komersial untuk proses industri seperti industri bioenergi, pangan, dan farmasi. Kecenderungan pemakaian biokatalis dalam industri dikarenakan enzim dapat bekerja pada kondisi yang ramah (mild), spesifisitas tinggi, dan dapat menekan konsumsi energi proses (tekanan dan temperatur tinggi). Namun, penggunaan lipase untuk skala komersial masih terbatas karena alasan ekonomis karena lipase memiliki harga yang mahal dan sulit dipisahkan.
Imobilisasi enzim lipase adalah salah satu solusi untuk mempertahankan kinerja enzim dan mereduksi tahap pemisahan enzim. Oleh karena itu, kami melakukan penelitian imobilisasi enzim dengan metode adsorpsi-cross linking karena metode ini menghasilkan enzim loading dan stabilitas yang tinggi. Support imobilisasi yang digunakan adalah resin yang divariasikan jenis dan gugus fungsinya. Enzim loading tertinggi (76,69%) dicapai oleh resin anion macroporous yang memiliki gugus (OH-). Namun, aktivitas lipase terimobilisasi yang tertinggi (24,69 U/g support) adalah lipase yang terimobilisasi pada anion macroporous-kitosan yang memiliki gugus amino (NH2) dan anion (OH-).
Selain itu, lipase terimobilisasi pada anion macroporous-kitosan berhasil menghasilkan yield biodiesel 50,6% melalui reaksi interesterifikasi dan setelah 4 siklus bertahan menghasilkan yield 32,4%. Sementara itu, untuk lipase Aspergillus niger yang di imobilisasi pada anion macroporous-kitosan menghasilkan unit aktivitas 22,84 U/g resin dan yield biodiesel lebih tinggi yaitu 69,1% dan setelah 4 siklus bertahan menghasilkan yield 48,8%. Hal ini menunjukkan bahwa gugus fungsi pada support yang optimum untuk imobilisasi dengan metode adsorpsi-cross linking adalah support yang memiliki gugus amino (NH2) dan anion (OH-) karena gugus tersebut dapat bereaksi dengan glutaraldehyde dan mengikat enzim lipase.

Lipase is one of biocatalyst which start to apply commercially for process in industries, such as bioenergy, food, and pharmaceutical industry. Nowadays, biocatalyst are preferred in industries because they work in mild condition, high specificity, and reduce energy consumption (high pressure and temperature). But, the usage of lipase for industry scale is limited by economic reason due to expensive price of lipase and difficulty of separation system.
Immobilization of lipase is one of the solution to maintain activity of lipase and reduce separation system in process. Therefore, we conduct study about lipase immobilization with adsorption-cross linking method using glutaraldehyde because this method produce high enzyme loading and stabilllity. Lipase are immobilized on different kind of resin with various functional group. Highest enzyme loading (76.69%) was achieved by lipase immobilized on anion macroporous which have anion functional group (OH-). However, highest activity (24,69 U/g support) through olive oil emulsion method was achived by lipase immobilized on anion macroporous-chitosan which have amino (NH2) and anion (OH-) functional group.
In addition, it also success to produce biodiesel until reach yield 50,6% through interesterification reaction and after 4 cycles stable reach yield 32,4%. While, for Aspergillus niger lipase immobilized on anion macroporous-kitosan have unit activity 22,84 U/g resin and yield biodiesel higher than commercial lipase (69,1%) and after 4 cycles stable reach yield 48,8%. This is show that optimum functional group on support for immobilization with adsorption-cross linking is support that contains amino (NH2) and anion (OH-) functional group because they can react with glutaraldehyde and binding with enzyme.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hairuni Safri Tri Hapsari
"Fuel Cell merupakan mesin yang mengkonversi energi kimia secara langsung menjadi energi listrik. Fuel cell memiliki efisiensi yang tinggi dan lebih ramah lingkungan dibandingkan sistem konversi konensional dengan pembakaran. Fuel cell yang sedang dikembangkan saat ini adalah DMFC ( Direct Methanol Fuel Cell) dimana dapat beroperasi pada temperatur rendah dan peralatannya yang mudah (tidak membutuhkan unit reformer dan humidifier) bila dibandingkan dengan PEMFC (Proton Exchange Membran Fuel Cell). Namun, densitas energi yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan PEMFC. Hal ini disebabkan kinetic loss yang terjadi di sisi anoda dan katoda pada DMFC. Adanya fenomena methanol crossover di katoda mengakibatkan penurunan kinerja DMFC secara keseluruhan akibat terjadinya mixed potensial. Mahalnya logam Pt sebagai katalis katoda juga menyebabkan harga elektroda yang tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah mensintesis katalis katoda PtCr/C yang mempu mengurangi dampak dari metanol crossover sehingga tidak terjadi penurunan reduksi oksigen dan kinerja DMFC serta memiliki kandungan Pt yang rendah.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode poliol. Tahapan penelitian meliputi: preparasi katalis PtCr/C dengan metode poliol, karakterisasi katalis dengan XRF (XRay Fluorscenes), fabrikasi Membrane Electrode Assembly (MEA) dan uji sel tunggal untuk mengetahui kinerja DMFC. Preparasi katalis menghasilkan tiga komposisi katalis bimetal PtCr/C.
Hasil karakterisasi katalis dengan XRF menunjukkan bahwa reduksi dengna metode poliol cukup berhasil dengan kandungan pengotor yang rendah. Pada uji aktivitas elektrokimia sel tunggal menggunakan katalis katoda PtCr/C didapatkan tegangan maksimum 336-405 mV dan densitas energi maksimum 0.324-2.8 mW. Kinerja DMFC terbaik didapatkan pada katalis katoda hasil preparasi PtCr/C 0.8:0.2 yaitu densitas energi maksimum sebesar 2.8 mW/cm2 pada 182 mV dan 13.12mA/cm2. Kinerja ini lebih kecil dibandingkan katalis katoda Pt yaitu densitas energi maksimum 4.86 mW/cm2 pada 171 mV dan 27.36 mA/cm2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janrizka Betta Chinintya Elisunarko
"Dewasa ini, adsorben telah banyak dikembangkan untuk mengatasi masalah pencemaran logam berat. Pada penelitian ini dilakukan sintesis adsorben dengan gugus fungsional etilendiamin berbasis selulosa. Monomer Glycidyl Methacrylate (GMA) dicangkokkan melalui metode prairadiasi pada selulosa yang telah diiradiasi menggunakan berkas elektron dengan dosis radiasi 40 kGy. Selulosa tercangkok GMA (SG) dimodifikasi menggunakan Etilendiamin (SG-E) pada kondisi optimum untuk diaplikasikan sebagai adsorben ion logam. Hasil sintesis kopolimer SG-E telah berhasil dikarakterisasi dengan FTIR, TGA dan SEM.
Hasil persen pencangkokan SG tertinggi diperoleh dengan nilai 266% dengan konsentrasi GMA optimum sebesar 20%. Kondisi optimum sintesis SG-E yaitu pada suhu 80oC dengan waktu reaksi 5 jam dan konsentrasi EDA 2N. Hasil sintesis SG-E pada kondisi optimum memperoleh nilai persen konversi sebesar 12,41 %. Pada kondisi optimum larutan ion logam dalam proses adsorpsi yaitu pada konsentrasi 15 ppm dengan pH larutan 4 dan waktu kontak 150 menit, memperoleh kapasitas adsorpsi sebesar 3,618 mg/g. Isoterm adsorpsi yang sesuai untuk adsorben SG-E dipelajari dan diperoleh isoterm Langmuir dengan nilai regresi 0,974. Kinetika adsorpsi adsorben SG-E didapatkan mengikuti orde reaksi pertama. Berdasarkan hasil yang diperoleh mengindikasikan bahwa adsorben dengan gugus fungsional etilendiamin meningkatkan penyerapan ion logam Pb.

Recently, adsorbent has been developed to overcome the problem of heavy metal pollution. In this research, a modified cellulose based adsorbent with ethylenediamine functional group was synthesized. Glycidyl Methacrylate (GMA) monomer was grafted through Pre-Irradiation Method into cellulose which has been irradiated using electron beam with 40 kGy radiation dose. GMA grafted cellulose was modified with ethylenediamine at optimum condition to be applied as a metal ion adsorbent. Synthesized copolymer SG-E was successfully characterized by FTIR, TGA and SEM.
The highest result of grafting percent is 266% with 20% GMA concentration. Optimum conditions of SG-E synthesis are at temperature 80oC for 5 hours reaction time with 2 N EDA concentration. Synthesis SG-E at optimum condition is resulting 12,41 % conversion value. The result of SG-E synthesis at optimum condition is 2,0458 mmol EDA/g. At optimum condition which is 15 ppm initial concentration with pH 4 for 150 minute contact time gain 3,618 mg/g adsorption capacity. Adsorption isotherm have been studied. The result show that adsorption process follows Langmuir Isotherm with regression value 0,974. Adsorption kinetic has been observed to follow first order kinetic. Modification of cellulose grafted GMA with ethylenediamine improves lead metal ion sorption.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ghiyats Raditya
"Permasalahan lingkungan yang terjadi secara global saat ini sangat mengkhawatirkan. Emisi gas dari polutan yang diakibatkan oleh pertumbuhan industri dan meningkatnya aktivitas manusia merupakan salah satu hal yang menyebabkan pencemaran lingkungan terjadi. Peningkatan emisi gas rumah kaca global atau disebut Global Greenhouse Gas (GHG) karena aktivitas manusia telah menyebabkan tanda dari peningkatan konsentrasi GHG di atmosfer, dengan gas CO2 menjadi salah satu penyumbang terbesar pada meningkatnya emisi gas rumah kaca. Salah satu metode untuk mengurangi emisi gas CO2 adalah dengan mengimplementasikan penangkapan dan penyimpanan gas karbondioksida. Material kristal berpori baru, yaitu Metal Organic Frameworks (MOFs) menjadi material fungsional baru yang dapat dijadikan kandidat potensial sebagai jenis adsorben yang menjanjikan dikarenakan kestabilan termal yang baik, serta sifat permukaan yang dapat diatur. Digunakan dua jenis lantanum-MOFs dalam penelitian adsorpsi gas karbondioksida ini untuk disintesis dengan variasi ligan, yaitu BDC (Asam 1,4-benzena dikarboksilat) dan NDC (Asam 2,6-naftalena dikarboksilat) menggunakan metode solvotermal. Karakteristik dan sifat material La-MOFs hasil sintesis seperti struktur, morfologi, stabilitas termal, dan fungsi kimia diuji dengan menggunakan instrumentasi Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), X-ray Difraksi (XRD), Brunaur, Emmett and Teller (BET), analisis termogravimetri (TGA), serta Scanning Electron Microscopy (SEM). Serapan volumetrik dari CO2 diukur dalam suhu 300-308 K dan pada tekanan hingga 15 bar.

Environmental issues that occur globally today are very worrying. Gas emissions from pollutants caused by industrial growth and enhancement of human activities are among the things that lead to environmental pollution occur. The increase of global greenhouse gas emission (GHG) caused by human activities has led to a sign of an enhancement in the concentration of GHG in the atmosphere, with CO2 gas become one of the biggest contributors to the escalation of greenhouse gas emissions. One of the example to reduce CO2 gas emissions is by implementing the capture and storage of carbon dioxide method. New porous crystalline materials, namely Metal-Organic Frameworks (MOFs) were introduced as new functional materials that can be used as potential candidates as a promising type of adsorbent, due to its good thermal stability, and manageable surface properties. Two types of Lanthanum-MOFs were used in the study of carbon dioxide gas adsorption to be synthesized with ligand variations, which is BDC (1,4-benzene dicarboxylic) and NDC (2,6-naphthalene dicarboxylic acid) using the solvothermal method. Characteristics and properties of La-MOFs synthesized materials such as structure, morphology, thermal stability and chemical functions were tested using Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-ray Diffraction (XRD), Brunaur, Emmet and Teller (BET), Thermogravimetric Analysis (TGA), as well as Scanning Electron Microscopy (SEM). Volumetric uptake of CO2 is measured at temperature of 300-338 K and at pressures up to 15 bar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fadillah Utama Putera
"Isu lingkungan mengenai pemanasan global dan penipisan ozon merupakan faktor pendorong inovasi ramah lingkungan. Oleh karena itu, dikembangkanlah alat pendingin adsorpsi menggunakan metanol yang ramah lingkungan sebagai refrigeran dan karbon aktif sebagai adsorben. Sistem ini menggunakan metanol sebagai refrigeran yang memiliki karakteristik zero ozone depletion potential (ODP) dan zero global warming potential (GWP). Faktor yang paling penting dalam upaya peningkatan kapasitas pendinginan adalah dengan meningkatkan perpindahan panas dan massa di dalam adsorber/desorber dengan cara memperbesar luas bidang perpindahan panas adsorben dan mengembangkan material adsorben baru yang memiliki nilai laju penyerapan yang tinggi.
Alat pengujian adsorpsi yang dibuat terdiri dari adsorber dan adsorbat storage yang disatukan dalam sebuah sistem dan variasi bentuk karbon aktif untuk mengetahui karakteristik proses adsorpsi dan efek pendinginan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metanol sebanyak 120 ml dan karbon aktif sebanyak 100 gr selama proses adsorpsi 60 menit. Perbedaan temperatur terendah yang dicapai di adsorbat storage adalah 6ºC yaitu saat adsorben divariasikan bentuknya dengan menggunakan jaring yang bertujuan untuk memperbesar luas permukaan adsorben dengan mass transfer lebih tinggi.

Environmental issues about global warming and ozone depleting are the factors stimulating green innovation. Therefore, adsorption refrigeration system has been developed with methanol as a green refrigerant and activated carbon as adsorbent. Methanol is a refrigerant which have characteristic zero ozone depletion potential (ODP) and zero global warming potential (GWP). Important factor to increase cooling capacity is increase heat transfer and mass inside of adsorber with increase face of heat transfer of adsorbent and improve new material for adsorbent which has high rate adsorption value.
Experimental device adsorption consists of adsorber and adsorbat storage as a system and variation of activated carbon to understand characteristic of adsorption process and refrigeration effect. Experimental is done using 120 ml of methanol and 100 gr of activated carbon during adsorption procees 60 minutes. Lowest temperature difference achieved on adsorbat storage is 6ºC which is when apply variation form of activated carbon using net in order to expand surface area with higher mass transfer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50944
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yekti Ikhtiarie
"Oksigen terlarut adalah volume oksigen yang terkandung dalam air, yang mempunyai variasi konsentrasi yang besar. Oksigen terlarut dapat menyebabkan korosi. Kelimpahan oksigen terlarut dalam air tergantung pada temperatur, salinitas, tekanan, pH dan lain-lain. Salinitas adalah total berat padatan garam yang terlarut dalam 1000. Salinitas termasuk mempunyai dampak yang besar dalam korosi oksigen. Konsentrasi oksigen berperan penting dalam difusi oksigen yang transportasi massa ke permukaan besi sehingga menghasilkan limiting current density (iL). Nilai 1L sama dengan dengan rapat arus korosi sehingga dilakukan perhitungan laju korosi.
Penambahan konsentrasi NaCl sebesar 0%, 1%, 2%, 3%, 3.5%, dan 4 % berat NaCl mendesak konsentrasi oksigen terlarut sehingga berkurangnya konsentrasi oksigen dalam air. Penambahan konsentrasi NaCl mempengaruhi peningkatan konduktifitas. NaCl terurai ion Na+ dan ion Cl' yang merupakan elektrolit-elektrolit ikut meningkatkan nilai h., maka mempercepat laju korosi pada baja karbon G10180 (0,2%C-0,8%Mn-0,06%P-0,012%Mo)
Pada pengujian kelarutan oksigen dilakukan perlakuan aerasi selama 3 jam dan diukur dengan pengukuran DO-meter, pengujian konduktifitas larutan dengan menggunakan resistence tester, dan pengujian polarisasi potensiodimanik yang digunakan untuk mengamati korosi oksigen dalam larutan variasi larutan NaCl dengan baja karbon UNS G10180. Laju korosi mencapai nilai maksimum pada baja karbon dalam larutan konsentrasi NaCl 4 %.

Dissolved oxygen (DO) refers to the volume of oxygen that is contained in water, which has a large concentration variations can cause corrosion. Dissolved oxygen in water depends on temperature, salinity, pressure, pH and others- Salinity is defined as the total weight of solid in 1000 g of water. Salinity have any major impact on oxygen corrosion. Concentration of oxygen plays an important role on oxygen diffusion which can mass transport to surface iron and produce limiting current density (II). IL is equal as value current density on corrosion rate calculation.
The addition concentration of NaCI is 0%, 1%, 2%, 3%, 3.5%, and 4% weight of NaCI force dissolved oxygen which reduced in the water. The addition of NaCI increased influence conductivity. NaCI dissociate into Na + ionic and CF ionic which is the electrolytes participate to increase the value of II, the corrosion rate on the carbon Steel G10180 (0,2%C-0,8%Mn-0,06%P-0,012%Mo)
Oxygen solubility test conducted aeration cell treatment for 3 hours and measured with DO-meter measurement, the test conductivity solution using resistence tester, and test potensiodimanic polarization that is used to observe oxygen corrosion in NaCI solution as solvents variation of carbon steel. Corrosion rate reaches the maximum value on the carbon steel in NaCI solution concentration 4%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25959
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yekti Ikhtiarie
"Perkembangan ilmu dan teknologi material dewasa ini memacu dikembangkan material dengan karakter sesuai yang diharapkan antara lain ulet, keras, tahan korosi, tahan panas, ringan dan lain sebagainya. Aluminium salah satu material yang menarik perhatian untuk dikaji karena dapat membentuk anodic porous alumina yang memiliki sifat khas yaitu keteraturan strukturnya yang terbentuk. Anodic porous alumina sangat banyak digunakan baik dalam sektor yang sederhana dan inovatif. Teknologi yang saat ini sangat penting untuk pembuatan anodic porous alumina adalah proses anodizing. Sifat dan struktur aluminum oksida tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa variabel proses anodisasi seperti waktu anodisasi, jenis dan konsentrasi larutan elektrolit, tegangan dan rapat arus, serta temperatur. Pembentukan anodic porous alumina dari aluminium foil dilakukan dengan metoda anodisasi sederhana. Proses anodisasi dilakukan dalam larutan elektrolit asam asetat 0,2 M dengan waktu anodisasi 30 menit yang dilakukan dengan pada temperatur 4 _C, 22 _C dan 40 _C dan tegangan 10 V, 40 V, 70 V, 90 V dan 120 V. Pengamatan ukuran diameter pori dilakukan dengan alat measuring microscope sedangkan pengukuran ketebalan oksida dilakukan dengan alat SEM. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ukuran diameter pori aluminium oksida yang terbentuk dan ketebalan lapisan oksida pada aluminium akan meningkat seiring dengan peningkatan temperatur dan tegangan anodisasi. Rata-rata ukuran diameter pori yang terbentuk minimal terjadi pada temperatur 4 _C dan tegangan 10 volt yaitu 269,4 _m dan rata-rata ukuran diameter pori maksimal yang terbentuk terjadi pada temperatur 22 _C dan tegangan 90 V. Rata-rata ketebalan lapisan oksida minimal terjadi pada temperatur 4 _C dan tegangan 10 volt yaitu 0,38797 _m dan rata-rata ketebalan lapisan oksida maksimal terjadi pada temperatur 40 _C dan tegangan 90 volt yaitu 16,83 _m."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41217
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Hapsari Safitri
"Dewasa ini pengembangan teknologi penyimpanan gas Hidrogen sebagai energi tanpa emisi terus dilakukan, terutama sebagai bahan bakar kendaraan ringan. Penggunaan material Boron Triazine sebagai modifikasi Carbon Nano Tube CNT untuk menyimpan gas Hidrogen secara adsorpsi merupakan salah satu pilihan untuk meningkatkan kapasitas CNT dalam menyimpan gas Hidrogen dan ringan sehingga mengurangi berat sistem secara keseluruhan dalam tangki penyimpanan. Penelitian ini menggunakan 2 metode sebagai perbandingan yaitu metode simulasi dinamika molekul dengan struktur modifikasi CNT pada ruang penyebaran hidrogen VMD, Packmol, Lammps yang kemudian diikuti dengan analisa termodinamika molekuler, dan metode Artificial Neural Network dengan menggunakan MATLAB. Kedua metode ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas CNT yang sudah dimodifikasi untuk menyimpan gas Hidrogen. Wt yang tinggi dimiliki oleh Boron-Triazin CNT dengan temperatur 77 Kelvin yaitu 7.81. Konversi penggunaan Hidrogen pada 1 CNT material Boron Triazin menjadi listrik sebesar 0.17182 kWh/kg.

Nowadays the development of storage technology for Hydrogen as energy without emissions continues to be done, especially as light vehicle fuel. The use of Boron Triazine material as a modified Carbon Nano Tube CNT to store Hydrogen by adsorption is one of options to increase CNT capacity in storing Hydrogen and also light weight thereby reducing the overall system weight in storage tanks. This research uses two methods as comparison which are molecular dynamics simulation method with CNT modification structure on hydrogen dispersion chamber VMD, Packmol, Lammps followed by molecular thermodynamic analysis, and Artificial Neural Network method using Matlab. Both methods are performed to determine the capacity of CNT that have been modified to store Hydrogen. Highest wt is owned to Boron Triazine CNT with temperature 77 Kelvin which is 7.81 . So conversion of Hydrogen usage on 1 CNT of Boron Triazin material into electricity is 0.17182 kWh kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviandy Sabran Syahputra
"Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) tidak diimbangi dengan sumber daya yang ada. Penggunaan terbesar bahan bakar minyak (BBM) adalah kendaraan bermotor. Produksi kendaraan bermotor semakin meningkat sepanjang tahun sehingga mengakibatkan kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) semakin besar dan makin lama sumber daya minyak yang ada akan habis sedangkan sumber bahan bakar gas (BBG) masih sedikit dimanfaatkan. Selain itu efek BBM di pembakaran kendaraan bermotor dapat menghasilkan CH4 dan CO2 serta gas lainnya yang bisa menyebabkan efek rumah kaca. Dari efek rumah kaca tersebut mengakibatkan suhu permukaan bumi memanas yang disebabkan kadar CO2 dan CH4 meningkat. Hal tersebut mempunyai dampak yang sangat berbahaya bagi kehidupan dibumi. Untuk itu kita perlu suatu cara agar emisi dari pembakaran kendaraan bermotor berkurang dan memanfaatkan sumber bahan bakar gas (BBG) yang ada. Walaupun ada, penggunaannya masih sedikit karena tabung yang digunakan berukuran besar dan bertekanan 150 bar yang membuat konsumen ragu untuk memakainya serta stasiun pengisian yang sangat langka. Adsorpsi adalah salah satu cara atau metode yang efektif untuk mengurangi emisi gas buang. Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi antara molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan. Penelitian ini membahas tentang kapasitas adsorpsi CH4 murni pada karbon aktif. Dalam penelitian ini karbon aktif yang digunakan adalah karbon aktif komersial (Carbotech). Pengukuran adsorpsi menggunakan metode yang mendekati yaitu metode volumetrik (isotermal) pada temperatur 30ºC dengan tekanan 30 bar. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan data kapasitas dan laju penyerapan pada karbon aktif hingga beberapa siklus kerja.

Fuel is one of non renewable resources. The consumption of fuel are not balanced with another resources. The biggest consumption of fuel is vehicle. The production of vehicles are increasing every year so that the consumption of fuel to high and longer of time, the fuel resources will be lost while the gas resources are less to use. Furthermore, the effect of fuel in combustion engine can produce CH4 and CO2 and another gases can create green house effect. From green house effect make increase temperature in the earth because the content of CO2 and CH4 are increasing. It has a dangerous impact for another life in the earth. For that we need something way to decrease the emission from the engine combustion vehicles and utilizing the gas resources. Although the gas resources are utilized by vehicle, the consumption of gas still little because the vessel to big size and has the pressure about 150 bar, that is make the people are so confuse to use it and the gas stations are rare. Adsorption is effective way to reduce gas emission which released. Adsorption is phenomena physics which happen between molecule-molecule gas or liquid to contact with a solid surface. This study discusses the capacity adsorption CH4 at activated carbon. In this research the activated carbon used is a commercial active carbon (Carbotech). Adsorption measurement use volumetric method (isothermal) at temperatures 30ºC with 30 bar pressure. The objective from this research is to get capacity data and the rate adsorption at activated carbon until several work cycle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50974
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>