Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 225960 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Agus Susanto
"Penelitian ini membahas tentang analisis risiko pada proses Percutaneous Coronary Intervention (PCI) di Rumah Sakit Jantung Binawaluya Tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko dan tingkat risiko pada proses kegiatan tersebut. Metode identifikasi risiko menggunakan Task Risk Assesment, sedangkan untuk analisis risiko dilakukan dengan menggunakan metode analisis risiko semikuantitatif dengan kriteria penilaian risiko (consequence, likelihood, dan exposure). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004. Hasil analisis tingkat risiko yang didapatkan, yaitu risiko dengan tingkat risiko very high sebanyak 37, substantial sebanyak 2, priority 3 sebanyak 6. Saran yang dapat diberikan yaitu diperlukannya manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit Jantung Binawaluya khususnya ruang Cathlab untuk membuat program keselamatan dan kesehatan kerja.

This study discusses about risk analysis in Percutaneous Coronary Intervention (PCI) Process at Rumah Sakit Jantung Binawaluya in 2014. The purpose of this study was to determine the risk and level of risk in the PCI process. Risk identification method using the Task Risk Assesment, while for risk analysis is undertaken by semi-quantitative method that uses risk assessment criteria (consequence, likelihood, exposure). This study was a descriptive analytical study using semi-quantitative method AS/NZS 4360:2004. The results of the analysis of the obtained level of risk, is 37 risks to very high risk levels, 2 substantially risks, and 6 risks priority 3. Recommendation above this studi is to build safety and health management in Rumah Sakit Jantung Binawaluya, especially at Cathlab, by creating health and safety program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55699
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Abdullah
"Penyakit jantung koroner hingga saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Untuk itu diperlukan diperlukan suatu metode pengobatan untuk menangani pasien dengan penyakit jantung koroner, salah satunya adalah metode Percutaneous coronary intervention (PCI). Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu panduan mengenai Bahan medis habis pakai (BMHP) yang digunakan dalam tindakan pada Percutaneous coronary intervention (PCI). Panduan ini khususnya diharapkan dapat menjadi panduan terutama bagi Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang ada di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI). Penyusunan laporan panduan BMHP untuk tindakan PCI ini dilakukan melalui hasil pencarian studi literatur. Selain itu, dilakukan diskusi dan tanya jawab dengan ners cath lab dan apoteker yang bertugas di unit Farmasi OK RS UI terkait PCI dan bahan medis habis pakai (BMHP) apa saja yang digunakan ketika melakukan prosedur PCI. Hasil penyusunan laporan ini didapatkan berbagai jenis BMHP yang dibutuhkan demi kelancaran proses tindakan PCI, diantaranya: sheath, guidewire, stent, guide catheter, dan ballon catheter, yang masing-masing diantaranya terdiri dari jenis dan fungsinya yang berbeda-beda. Hasil penyusunan laporan ini dapat dijadikan sebagai panduan BMHP untuk tindakan PCI.

Coronary heart disease is still the leading cause of death in Indonesia. For this reason, a treatment method is needed to deal with patients with coronary heart disease, one of which is the Percutaneous coronary intervention (PCI) method. This study aims to create a guide on medical consumables items used in the action of Percutaneous coronary intervention (PCI). This guide is especially expected to be a guide, especially for Pharmacists and Pharmaceutical Technical Personnel at the University of Indonesia Hospital. The preparation of the BMHP guidance report for PCI actions is carried out through the results of a literature study search. In addition, discussions and questions and answers were held with the CATH lab ners and pharmacists on duty at the OK of University of Indonesia Hospital Pharmacy unit regarding PCI and what medical consumables items are used when performing PCI procedures. The results of the preparation of this report obtained various types of medical consumables items needed for the process of PCI, including: sheath, guidewire, stent, guide catheter, and balloon catheter, each of which consists of different types and functions. The results of the preparation of this report can be used as a medical consumables items guide for PCI actions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Joseph Irwanto
"Menurut Institute of Health Metrics and Evaluation (IHMEI) pada tahun 2017, gangguan depresi dan cemas berada di posisi paling atas dalam menyebabkan terjadinya disabilitas. Sementara itu, penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian nomor satu secara global dan di Asia Tenggara sampai saat ini. Salah satu penyakit kardiovaskular yang umum ditemukan pada layanan kesehatan adalah Sindroma Koroner Akut. Terdapat banyak faktor risiko yang dapat memperburuk Sindroma Koroner Akut, salah satunya adalah faktor psikologis yang mencakup cemas dan depresi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian yang menelaah hubungan cemas dan depresi terhadap Sindroma Koroner Akut pasca intervensi koroner perkutan untuk mewujudkan tatalaksana Sindroma Koroner Akut yang komprehensif. Penelitian dilakukan menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan rancangan studi kohort prospektif. Penelitian menggunakan sampel sebanyak 50 subjek dengan Sindrom Koroner Akut atau Kronik yang menjalani intervensi koroner perkutan di RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo serta RS Jantung Jakarta. Kondisi subjek penelitian dinilai menggunakan beberapa instrumen: HAM-D untuk pengukuran gejala depresi, HAM-A untuk pengukuran gejala cemas, skoring Canadian Cardiovascular Society untuk pengukuran derajat gejala Sindrom Koroner Akut dan Kronik, dan pengukuran TIMI Flow untuk pengukuran sumbatan pada pembuluh darah jantung. Analisis multivariat regresi logistik dilakukan untuk mengetahui kekuatan hubungan faktor demografi, psikologis, dan medik serta derajat depresi dan cemas pada kasus Sindrom Koroner Akut dan Kronik terhadap perbaikan pasca intervensi koroner perkutan. Dari 50 subjek, sebanyak 92,0% mengalami gejala cemas dan sebanyak 50,0% mengalami gejala depresi sebelum menjalani intervensi koroner perkutan. Setelah tindakan turun menjadi 18% mengalami gejala cemas dan 10% ada gejala depresi. Pada penelitian ini, tidak ditemukan hubungan bermakna antara gejala cemas dan depresi pra intervensi koroner perkutan dengan perbaikan yang dirasakan pasca intervensi koroner perkutan. Analisis multivariat menemukan tidak menikah/bercerai berperan (p = 0,012; OR = 13,449; IK = 1,753 – 103,184) sebagai faktor risiko terhadap tidak mengalami perbaikan setelah intervensi koroner perkutan pada kasus Sindrom Koroner Akut dan Kronik.

According to the Institute of Health Metrics and Evaluation (IHMEI) in 2017, anxiety and depressive disorders were the most prominent cause of disability. On the other hand, cardiovascular diseases are the highest cause of death in global and Southeast Asia until now. One of the most common cardiovascular diseases found in healthcare services is Acute Coronary Syndrome. Numerous factors play a role in the worsening of Acute Coronary Syndrome, one of such factors is psychological factors, including anxiety and depression. Therefore, study targeting the relationship of anxiety and depressive symptoms towards Acute Coronary Syndrome post PCI is needed to establish a comprehensive treatment of Acute Coronary Syndrome. Research is done in observational analytical design with prospective cohort study design. Research data is gathered from 50 patients with Acute or Chronic Coronary Syndrome who underwent percutaneous coronary intervention in Cipto Mangunkusumo National Referral Hospital and Jakarta Heart Hospital. Subjects have their conditions assessed by using several instruments: HAM-D to measure depression severity, HAM-A to measure anxiety severity, Canadian Cardiovascular Society scoring to measure severity of Acute or Chronic Coronary Syndrome and TIMI Flow measurement to examine the occlusion in coronary arteries. Logistic regression multivariate analysis was utilized to examine the implication of demographic, psychological, medical factors and depression and anxiety severity in Acute and Chronic Coronary Syndrome cases towards improvement felt post percutaneous coronary intervention. Out of 50 subjects, 92,0% had anxiety symptoms and 50,0% had depression symptoms before they had percutaneous coronary intervention. After intervention this number decreased to 18% had anxiety and 10% still had depression symptoms. No significant relationship was found between anxiety and depression symptoms pre-PCI with improvement felt post-PCI. Multivariate analysis found that being not married/divorced (p = 0,012; OR = 13,449; CI = 1,753 – 103,184) as a risk factor towards not feeling any improvement post-PCI."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Susanti
"In-stent restenosis adalah komplikasi yang dapat terjadi setelah pemasangan stent. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor ? faktor yang berhubungan dengan tindakan PCI berulang. Desain penelitian menggunakan desain non eksperimental jenis cross sectional. Responden sebanyak 70 orang, diperoleh melalui teknik consecutive sampling. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat (chi square) serta multivariat (regresi logistik berganda).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat merokok memiliki hubungan yang signifikan dan merupakan faktor dominan dengan tindakan PCI berulang. Implikasi dalam keperawatan adalah peningkatan peran perawat sebagai pendidik dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pengendalian faktor risiko yakni kebiasaan merokok pada pasien yang terpasang stent dalam mencegah in-stent restenosis.

In-stent restenosis is a complication that can occur after stenting. This study aimed to identify factors related to re-PCI. A non-experimental design with cross sectional approach was used in this research, while 70 respondents were obtained through a consecutive sampling technique. Data analyzed was performed using univariate, bivariate (chi square) and multivariate (multiple logistic regression) tests.
The results showed that a history of smoking has a significant relationship with the re-PCI and history of smoking is the dominant factor associated with re-PCI. Implications of the research to nursing is to improve of the role of nurses as educators in providing health education to control risk factors, especially smoking habits in patients who mounted stents in order to prevent in-stent restenosis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surbakti, Erita Fitri
"Percutaneous Coronary Intervention (PCI) adalah suatu tindakan intervensi non bedah dengan menggunakan kateter untuk melebarkan atau membuka pembuluh koroner yang menyempit dengan balon dan dilanjutkan dengan pemasangan stent agar pembuluh darah tetap terbuka. Proses penyempitan pembuluh darah koroner ini dapat disebabkan proses aterosklerosis atau thrombosis. PCI merupakan suatu tindakan yang biayanya relatif mahal. Hal ini terkait dengan sumber daya manusia yang terlibat, bahan habis pakai yang digunakan dan penggunaan alat-alat medik.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang terkait dengan biaya perawatan pasien dengan tindakan PCI di RSUP Fatmawati. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif melalui telaah data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), billing dan unit cost dan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya perawatan untuk tindakan PCI di RSUP Fatmawati pada tahun 2017 adalah sebesar Rp 53.629.532, dan komponen biaya terbesar dari total biaya perawatan tindakan PCI adalah biaya tindakan intervensi PCI, yaitu 82,8%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap biaya perawatan adalah tingkat keparahan penyakit, lama hari rawat, penggunaan ICCU dan jumlah stent, sedangkan kelas perawatan, jumlah oklusi pembuluh darah dan kasus elektif tidak berpengaruh terhadap total biaya perawatan.

Percutaneous Coronary Intervention is a nonsurgical intervention procedure by using a catheter to dilate or open coronary vessels that are narrow with balloons and followed by stent replacement to keep blood vessels open. The process of narrowing of these coronary arteries can be due to the process of atherosclerosis or thrombosis. PCI is an procedure that is relatively expensive. It is related to the human resources involved, the consumabled used and the used of medical devices.
This study aims to analyse the factors associated with patient care costs with PCI procedure at Fatmawati General Hospital. This cross sectional study was conducted quantitatively through hospital information system, billing and unit cost, and qualitatively through in-depth interview.
The results show that the average cost for PCI procedure at Fatmawati General Hospital in 2017 was Rp 53,629,532 and the largest cost component of total PCI cost was the cost of PCI intervention measure of 82,8%. The statistic results showed that the variables severity level, length of stay, use of ICCU and number of stents are correlated with total costs of procedure PCI, but variable room class, blood vessel occlusion and elective cases is not correlated to total cost of PCI.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Apriyani
"Intervensi yang dilakukan untuk Penyakit jantung Koroner (PJK) adalah reperfusi miokard dengan tindakan Percutaneous Coronary Intervention (PCI). Namun paska tindakan PCI dapat terjadi risiko infark miokard dan restenosis sehingga kepatuhan perawatan diri penting pada pasien Post PCI. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawatan diri pada pasien Post PCI. Desain penelitian ini menggunakan desain non eksperimental jenis cross sectional. Responden sebanyak 90 orang yang diperoleh melalui teknik consecutive sampling. Analisa data yang dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawatan diri secara signifikan adalah usia (p= 0.05, α=0.05), jaminan kesehatan (p= 0.020, α=0.05), dukungan keluarga (p=<0.001, α=0.05), keyakinan terhadap pengobatan (p= 0.018, α=0.05) dan motivasi (p=0.032, α=0.05). Sedangkan pada analisa multivariat, faktor yang paling berhubungan dengan kepatuhan perawatan diri Post PCI adalah dukungan keluarga. Implikasi dalam keperawatan adalah memberikan edukasi yang sesuai dengan kebutuhan pasien dengan melakukan skrining sebelumnya dan melibatkan keluarga dalam pemberian edukasi

The intervention for coronary heart disease (CHD) is myocardial reperfusion with Percutaneous Coronary Intervention (PCI). However after PCI, there are a lot of risk such as myocardial infarction and restenosis, so self-care adherence is important for patients after PCI. This study aimed to identify factors related with self-care adherence in post-PCI patients. A non-experimental design with cross-sectional approach was used in this research. while 90 respondents were obtained through consecutive sampling technique. Data analysis was using univariate, bivariate and multivariate (logistical regression). The results showed that age (p= 0.05, α=0.05), health insurance (p= 0.020, α=0.05), family support (p=<0.001, α=0.05), medication beliefs (p=0.018, α=0.05) and motivation (p=0.032, α=0.05) had significant relationship with self care adherence. Family support was the dominant factor associated with self care adherence. Implication for nursing is providing education that focused on patient’s needs by performing screening and involving family in providing education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ani
"Penyakit hiperkolesterolemia, hipertensi dan perilaku merokok merupakan salah satu faktor penyebab Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang menjadi penyakit pembunuh nomer satu di dunia (Dilley: 2000). Berdasarkan penelitian eksperimental, epidemiologi, dan klinis menyatakan bahwa peran kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok berpengaruh pada kejadian Penyakit Jantung Koroner (Allen : 2001). Berdasarkan data hasil pemeriksaan kesehatan di perusahaan PT ZA dibandingkan dengan kondisi wilayah Kalimantan Selatan bahwa faktor risiko PJK (kolesterol total, perilaku merokok dan tekanan darah) masih cukup tinggi sehingga dilakukan kegiatan intervensi promosi kesehatan. Intervensi ini bertujuan untuk mengetahui penurunan tingkat risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) setelah dilakukan dilakukan intervensi promosi kesehatan media kelompok A dan media kelompok B pada pekerja tambang di PT ZA Kalimantan Selatan Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian kuasi eksperimental.
Hasil penelitian ini adalah adanya penurunan yang signifikan antara hasil pengukuran kadar kolesterol total sebelum intervensi dengan sesudah intervensi pada kelompok A, adanya penurunan yang signifikan antara hasil pengukuran perubahan perilaku merokok sebelum intervensi dengan sesudah intervensi pada kelompok A dan pada kelompok B, tidak ada penurunan yang signifikan pada tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok A, sebaliknya ada penurunan yang signifikan pada tekanan darah sistolik sebelumm dan sesudah intervensi pada kelompok B, adanya penurunan yang signifikan antara hasil pengukuran perubahan tekanan darah diastolik antara sebelum intervensi dengan sesudah intervensi pada kelompok A dan kelompok B, adanya perbedaan yang signifikan pada penurunan faktor risiko PJK antara sebelum dengan sesudah intervensi pada kelompok A dan kelompk B, adanya perbedaan yang signifikan antara penggunaan media A lebih efektif dari pada media B pada kegiatan intervensi penurunan faktor risiko dan penurunan kolesterol total. Kegiatan intervensi promosi kesehatan menggunakan media booklet, penyuluhan, konseling gizi, seminar kesehatan mampu memberikan perubahan yang positif pada perubahan perilaku kesehatan.

Disease hypercholesterolemia, hypertension and smoking behavior is a risk factor for coronary heart disease (CHD), which became the number one killer disease in the world (Dilley: 2000). Based on experimental research, epidemiology, and clinical states that the role of high cholesterol, and smoking habits affect the incidence of coronary heart disease (Allen: 2001). Based on data from the health examination at company PT ZA compared with South Kalimantan condition that CHD risk factors (total cholesterol, smoking and blood pressure) is still high enough to do health promotion interventions. This intervention aims to determine the degree of reduction in risk of coronary heart disease (CHD) after the media health promotion intervention group A and group B media in miners in South Kalimantan PT ZA Year 2014. Kind of research is quantitative quasiexperimental research design.
These results are a significant decrease between total cholesterol measurement results before the intervention to after intervention in group A, a significant decrease between the results of measurements of changes in smoking behavior before the intervention to after intervention in group A and in group B, there was no reduction significant in systolic blood pressure before and after the intervention in group A, whereas no significant reduction in systolic blood pressure sebelumm and after intervention in group B, a significant decrease between the results of measurements of diastolic blood pressure changes between the pre-intervention to post-intervention in group A and group B, a significant difference in the reduction in CHD risk factors between the before to after intervention in group A and B batches, there are significant differences between the use of a more effective medium than in medium B in the intervention and risk factor reduction in total cholesterol reduction. Health promotion interventions using media booklet, counseling, nutrition counseling, health seminars able to deliver positive changes in health behavior changes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwy Izati Ramadani
"Unit Vaksinasi Covid-19 pada Rumah Sakit X bertujuan untuk menurunkan risiko angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19; mencapai herd immunity (kekebalan kelompok); melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh; menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi. Pada unit tersebut, tenaga kesehatan terpajan oleh berbagai bahaya. Skripsi ini menilai risiko keselamatan dan kesehatan kerja di Unit Vaksinasi Covid-19 Rumah Sakit X Tahun 2021. Penelitian ini bersifat semi-kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif, menggunakan pendekatan observasional. Identifikasi bahaya menggunakan Job Safety Analysis (JSA) dan analisis risiko menggunakan standar semikuantitatif William.T Fine, pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan observasi langsung dan wawancara kepada tenaga kesehatan terkait. Penilaian risiko dilakukan dengan menghitung risiko residual dan risiko prediktif sehingga diketahui tingkat risiko pada setiap penilaian tersebut dengan mempertimbangkan pengendalian yang sudah ada selanjutnya diberikan rekomendasi pengendalian. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 59 tugas yang memiliki 146 risiko dari bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikososial, dan keselamatan. Didapatkan nilai existing risk dengan didapatkan,1 risiko dikategorikan very high, 25 risiko dikategorikan priority 1, 38 risiko dikategorikan substantial, 73 risiko dikategorikan priority 3, 9 risiko dikategorikan acceptable. Hasil juga menunjukkan perlu adanya pengendalian dengan segera yaitu bahaya biologi pada petugas skrining awal dan verifikasi data karena memiliki tingkat risiko very high.

Hospital X Covid-19 Vaccination Unit functions to reduce the risk of morbidity and mortality due to Covid-19; achieve herd immunity (herd immunity); protect and strengthen the health system as a whole; maintain productivity and minimize social and economic impacts. In these units, health workers are exposed to various hazards. This thesis assesses occupational safety and health risks in the Covid-19 Vaccination Unit of Hospital X in 2021. This study is semi-quantitative with a descriptive research design, using an observational approach. Hazard identification uses Job Safety Analysis (JSA) and risk analysis uses William.T Fine semi-quantitative standards, data collection is carried out by direct observation and interviews with related health workers. The risk assessment is carried out by calculating residual risk and predictive risk so that the level of risk in each assessment is known by considering existing controls and then given control recommendations. The results showed that there were 59 tasks that had 146 risks from physical, chemical, biological, ergonomic, psychosocial, and safety hazards. The value of existing risk is obtained, 1 risk is categorized as very high, 25 risks are categorized as priority 1, 38 risks are categorized as substantial, 73 risks are categorized as priority 3, 9 risks are categorized as acceptable. The results also indicate the need for immediate control, namely biological hazards in early screening officers and data verification because they have a very high risk level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Asnah Nurjannah
"Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit adalah salah satu bagian penting dalam sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berfokus pada pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta pelayanan farmasi klinik. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan, salah satunya yaitu Unit Central Operation Theater (COT) yang berfokus pada penyediaan layanan prosedur tindakan operasi atau pembedahan, salah satunya yaitu tindakan CAG/PCI. Tindakan CAG/PCI adalah rangkaian tindakan terhadap jantung. Depo Instalasi Farmasi OK (Operatio Kamer) berperan dalam mendukung kegiatan unit COT dengan menyediakan berbagai paket kebutuhan tindakan operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan standar paket tindakan CAG/PCI yang telah disiapkan untuk mengoptimalkan efisiensi dan efektivitas pelayanan dan pengelolaan sediaan farmasi di unit farmasi OK RS UI. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data periode Juni – Agustus 2023. Data kemudian diolah menggunakan Microsoft Excel dan dinilai kesesuaiannya per pasien, per item, dan per bulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan item tindakan CAG/PCI pada 77 tindakan pasien tidak sesuai dengan paket standar. Penggunaan 14% item paket standar telah sesuai dengan jumlah pada paket standar, sedangkan 51% item melebihi paket standar dan 35% lainnya di bawah paket standar. Selama bulan Juni – Agustus 2023, penggunaan item untuk tindakan CAG/PCI melebihi dari paket standar.

Pharmaceutical services in hospitals are an important part of the hospital health service system which focuses on the management of pharmaceutical supplies, medical devices and consumable medical materials as well as clinical pharmacy services. The University of Indonesia Hospital (Rumah Sakit Universitas Indonesia) provides various health facilities and services, one of which is the Central Operation Theater (COT) Unit which focuses on providing surgical procedures or surgical procedures, one of which is CAG/PCI procedures. The OK (Operatio Kamer) Pharmacy Unit plays a role in supporting the activities of the COT unit by providing various packages of operational needs. This study aims to evaluate the use of the standard CAG/PCI action package that has been prepared to optimize the efficiency and effectiveness of service and management of pharmaceutical preparations in the OK UI Hospital pharmacy unit. Data collection was carried out retrospectively using data for the period June – August 2023. The data was then processed using Microsoft Excel and assessed for suitability per patient, per item and per month. The results of the analysis showed that the use of CAG/PCI action items in 77 patient procedures was not in accordance with the standard package. The use of 14% of standard package items is in accordance with the amount in the standard package, while 51% of items exceed the standard package and the other 35% are below the standard package. During June – August 2023, item usage for CAG/PCI actions exceeds that of the standard package.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Riadi Adi Ikmal
"ABSTRAK
Laboratorium klinik merupakan sarana penunjang medis dalam menegakkan
diagnosis berdasarkan pemeriksaan spesimen biologis. Fokus penelitian ini adalah
analisis deskriptif semi-kuantitatif dengan pendekatan survey dalam identifikasi
risiko dan analisis risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Instalasi
Laboratorium Patologi Klinik IGD-RSUD Tarakan. Dalam melakukan teknik
identifikasi risiko digunakan metode Job Hazard Analysis, kemudian dilakukan
analisis risiko berdasarkan kriteria Fine untuk menetapkan tingkat risiko yang
mengacu pada konsep AS/NZS 4360:2004. Nilai risiko tertinggi mencapai 540
(very high) berasal dari bahaya ergonomi, disusul bahaya biologi mencapai 450.
Perlu ditingkatkan program K3 untuk mengelola bahaya dan risiko serta menjaga
produktivitas pekerja.

ABSTRACT
Clinical laboratory is means of medical support in establishing the diagnosis
based on the examination of biological specimens. The focus of this study was
descptive analysis of semi-quantitative survey approach to identification and risk
analysis of Occupational Health and Safety in an Emergency Clinical Pathology
Laboratory of Jakarta Tarakan Hospital. Identification was used Job Hazard
Analysis method and risk analysis based on Fine criteria for determine risk level
refers to the concept of AS/NZS 4360:2004. The highest risk value, reaching 540
(very high) came from ergonomic hazard, followed by biological hazard reaches
450. It should be improved OHS program to manage hazard and risk and
maintaining workers? productivities"
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>