Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218679 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farekh Huzair
"Dalam sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan-gangguan yang dapat mengakibatkan terganggunya pendistribusian tenaga listrik kekonsumen. Dimana gangguan adalah penghalang dari suatu sistem yang sedang beroperasi atau suatu keadaan dari sistem tenaga listrik yang menyimpang dari kondisi normal. Sehingga dalam suatu sistem tenaga listrik dibutuhkan sistem proteksi, dimana salah satu bagian dalam sistem proteksi adalah penggunaan circuit breaker untuk meminimalkan dampak yang terjadi akibat gangguan. Dimana dalam penulisan ini dilakukan observasi di PT. PLN Area Pengatur Distribusi (Area Menteng) untuk mengetahui besarnya arus gangguan hubung singkat pada sistem distribusi di Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog pada GIS Gambir Lama yang mana nantinya akan digunakan sebagai penentuan breaking capacity dalam sistem distribusi tersebut, serta mengetahui perencanaan peralatan instalasi tenaga listrik seperti pemilihan spesifikasi pengaman (circuit breaker). Dimana data-data jaringan distribusi yang didapatkan kemudian disimulasikan dengan menggunakan software ETAP 7.0. dengan menganalisa gangguan hubung singkat pada sistem jaringan distribusi tersebut. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa pada Gardu Induk GIS Gambir Lama sebaiknya digunakan circuit breaker dengan In = 1250 A dan rated breaking capacity 25 kA, dan Gardu Distribusi di Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog serta Gardu Hubung sebaiknya menggunakan circuit breaker dengan In = 1250 A dan rated breaking capacity 20 kA, agar mampu menahan arus gangguan hubung singkat maksimum tiga fasa (½ Cycle) apabila terjadinya gangguan.
In a power system often occur disturbances that can lead to disruption of power distribution to consumer. Where is the disruption of the barrier system in operation or a state of a power system that deviate from normal conditions. Thus, in an electric power system protection systems are needed, where one part of the protection system is the use of circuit breakers to minimize the impact caused by interference. Where in this paper will be observed in the PT. PLN Area Pengatur Distribusi (Area Menteng) to determine the short circuit fault current on the feeder distribution system in Kutai, Ludruk, and Reog in GIS Gambir Lama which will be used as a determination of the breaking capacity of the distribution system, and to know the power plant equipment planning such as the selection of electrical safety specifications (circuit breaker). Where the data obtained distribution network then simulated using ETAP software 7.0. by analyzing the short circuit on the distribution network system. From the simulation results showed that GIS Gambir Lama substation circuit breaker should be used with In = 1250 A and a rated breaking capacity 25 kA, and distribution substation in feeders Kutai, Ludruk, and Reog and Connecting Substation should use a circuit breaker with In = 1250 A and rated breaking capacity 20 kA, to be able to withstand the maximum short circuit current of three-phase (½ Cycle) if the disruption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Michael Bonardo Siswono
"Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Raha memiliki jaringan pemakaian sendiri 20 kV untuk melayani setiap beban yang ada dalam jangkauan jaringan. Adanya gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik dapat menimbulkan masalah seperti kerusakan peralatan sistem tenaga listrik dan timbulnya pemadaman listrik. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu studi analisis untuk mengetahui arus gangguan hubung singkat yang akan terjadi sekaligus mengurangi akibat timbulnya kerusakan pada sistem. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat potensi dari arus gangguan hubung singkat terbesar dengan menggunakan bantuan software ETAP 12.6.0.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diketahui bahwa jenis gangguan hubung singkat 3 phasa merupakan jenis gangguan terbesar dan untuk gangguan terkecil pada jenis gangguan hubung singkat line to ground pada bus generator. Semakin banyak beban yang beroperasi, semakin besar pula nilai impedansi urutan positif dan negatif serta nilai arus hubung singkat. Impedansi urutan nol tidak berpengaruh terhadap jumlah beban yang beroperasi, begitu pun dengan pengaturan circuit breaker maupun kabel pada sistem tenaga listrik yang memiliki pengaturan tidak sesuai menurut standar yang digunakan.

Raha Diesel Power Station (PLTD Raha) utilizes a 20 kV grid to supply every load within the network reach. The presence of faults such as short circuits within an electric energy system can lead to problems such as damage on the electric energy apparatus and power outages. An analytical study is needed to understand the short circuit fault current and to decrease the effects of the incoming system failure. This simulation aims to observe and understand the short circuit fault current potential using Electrical Transient Analyzer Program (ETAP 12.6.0).
This study shows that the biggest disruption is caused by the 3 phasa current with and for the smallest disturbance in the type of line to ground short circuit on the bus generator. The bigger the operating load, the larger the value of positive and negative sequence impedance as well as the short circuit current. The zerosequence impedance does not affect the amount of operating load, this also applies to the cables on the electric energy system that are not set according to standards.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Missrani Bangun
"ABSTRAK
Kebutuhan listrik saat ini semakin meningkat, namun produksi batubara sebagai pembangkit konvensional semakin menipis. Jadi pemerintah sedang menggalakkan penggunaan energi baru dan terbarukan. Sebagai contoh adalah PLTS. Pada penelitian ini akan mengembangkan penelitian sebelumnya dengan fokus pada studi hubung singkat pada sistem tenaga listrik Lombok khususnya pada 3 titik yang berbeda yaitu GI 150 kV Kuta, GI 150 kV Paokmotong, dan 150 kV GI Sengkol. Dimana akan dibandingkan antara tanpa PLTS dan menggunakan PLTS. Beberapa skenario dilakukan dengan memvariasikan kapasitas PV, yaitu 5 MWp, 10 MWp, 15 MWp, dan 20 MWp. Pada penelitian ini dilakukan simulasi dengan bantuan ETAP 12.6.0. Hasil studi yang diperoleh untuk analisis hubung singkat tanpa PLTS adalah 2.546 pada 150 kV GI Kuta; 3.021 di GI Paokmotong; dan 2.861 pada 150 kV GI Sengkol. Pada analisis gangguan hubung singkat menggunakan PLTS didapatkan hasil maksimal sebesar 2.599 pada 150 kV GI Kuta; 3.027 pada 150 kV GI Paokmotong; dan 2.873 pada 150 kV GI Sengkol. Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa tidak ada perubahan yang signifikan pada gangguan hubung singkat.
ABSTRACT
The demand for electricity is currently increasing, but coal production as a conventional generator is running low. So the government is promoting the use of new and renewable energy. An example is PLTS. This study will develop previous research with a focus on short circuit studies on the Lombok electric power system, especially at 3 different points, namely GI 150 kV Kuta, GI 150 kV Paokmotong, and GI Sengkol 150 kV. Where will be compared between without PLTS and using PLTS. Several scenarios are carried out by varying the PV capacity, namely 5 MWp, 10 MWp, 15 MWp, and 20 MWp. In this study, a simulation was carried out with the help of ETAP 12.6.0. The study results obtained for short circuit analysis without PLTS are 2,546 at 150 kV GI Kuta; 3,021 at GI Paokmotong; and 2,861 at 150 kV GI Sengkol. In the short circuit analysis using PLTS, the maximum result is 2,599 at 150 kV GI Kuta; 3,027 at 150 kV GI Paokmotong; and 2,873 at 150 kV GI Sengkol. From the results obtained, it can be seen that there is no significant change in the short circuit fault."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Armiya
"Jaringan distribusi merupakan bagian sistem tenaga listrik yang paling sering mengalami gangguan. Hal ini terjadi karena jaringan ini merupakan jaringan yang paling besar dan kompleks. Perlindungan terhadap kelangsungan jaringan ini penting untuk melindungi konsumen. Pada jaringan distribusi primer 20kV, proteksi terhadap arus gangguan dilakukan oleh rele arus lebih dan rele gangguan tanah. Fungi rele ini sangat penting agar gangguan tidak terjadi. Parameter rele ditentukan agar fungsi koordinasi dari rele ini dapat bekerja dengan baik dalam hubungan proteksi utama-cadangan. Parameter yang paling susah ditentukan adalah time multiplier setting (TMS).
Pada penelitian ini, perhitungan TMS akan dianalisis berdasarkan metode analitik dan perbandingannya terhadap metode big-M untuk mencapai kinerja rele arus lebih dan rele gangguan tanah yang diinginkan. Penggunaan metode big-M memiliki kelebihan dimana pengguanaan iterasi menjadikan metode ini lebih cocok untuk perhitungan berbasiskan mesin, sedangkan metode analitik lebih cocok untuk perhitungan manual. Sedangkan berdasarkan nilai galat, rata-rata galat menggunakan metode big-M bernilai 2,54% sedangkan metode analitik menghasilkan galat rata-rata sebesar 2,66%. Hal ini menunjukkan secara efisiensi, metode big-M lebih efisien daripada penggunaan metode analitik. Sedangkan berdasarkan pada proses kerja, big-M lebih lama dalam menentukan hasil sebesar 87% berdasarkan pada perhitungan manual. Secara hasil, tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan antara metode big-M dan metode analitik.

Distribution is the most sensitive part of an electric power system, because of its complexity and as far as he has. Protection of such a system is very important for electricity consumer. The 20kV main distribution is protected only by relays and overcurrent ground fault relay, thus its function is considered very important. Utilization is necessary adjusting for failure points is not acceptable. Parameter settings are set to ensure relay coordination in the backup-primary relationship. The time multiplier (TMS) setting is one the most difficult parameter to measure.
In this study, the time multiplier settings were analyzed based on on the comparison between analytic calculations and the big-M method to meet the desired criteria for overcurrent relays and ground fault relays. The nature of the big-M method makes it the most suitable for machine-based calculations because it utilizes the use of iteration, whereas Analytical calculations are best used for manual calculations. In case of errors, the big-M method produces an average error of 2.54% while analytical methods produce 2.66% an error in general. Based on this fact, the big-M method is done more efficiently than analytically calculation. While based on the steps used to find a solution, the big-M method is proven 87% longer value when compared based on manual calculations. Based on the results, there are there is no significant difference between the big-M method and the analytic method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Jatra Muda K.
"Ketika pada saluran transmisi yang panjangnya mencapai puluhan hingga ratusan kilometer terjadi gangguan maka akan menimbulkan permasalahan dalam menentukan lokasi terjadinya gangguan. Oleh karenanya dibutuhkan metode-metode untuk mengestimasi lokasi terjadinya gangguan pada saluran transmisi salah satunya adalah metode gelombang berjalan. Pada skripsi ini akan dibahas langkah-langkah estimasi lokasi gangguan dengan metode gelombang berjalan dan membahas pengaruh faktor-faktor yang terkait dengan gangguan pada saluran transmisi seperti jarak gangguan, jenis gangguan, resistansi gangguan, dan impedansi per satuan panjang dari penghantar saluran terhadap tingkat akurasi metode gelombang berjalan. Analisis dilakukan melalui suatu simulasi menggunakan perangkat lunak MATLAB 2013. Pada simulasi, pengolahan sinyal gelombang berjalan dilakukan dengan menggunakan transformasi Clarke dan transformasi Wavelet. Dari hasil simulasi diketahui bahwa tingkat akurasi metode gelombang berjalan hanya dipengaruhi oleh jarak gangguan dan impedansi saluran transmisi.

Faults in power transmission line which is length reached tens to hundreds of kilometres will give rise to problems in determining the location of the faults. Therefore it needs methods to estimate the location of the faults, one of the methods is travelling wave method. This thesis will discussed the steps of estimating fault location in transmission line by using the travelling wave method and figuring out the effect of fault distance, kinds of fault, fault resistance, and transmission line impedance per unit of length to the accuracy of travelling wave method. In this simulation, the travelling wave signal processing is done by using Clarke transform and Wavelet transform. The analysis is done through the simulation using MATLAB 2013 software. From the results of this simulation obtained that only fault distance and transmission line impedance affect the accuracy of travelling wave method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maula Darda Natanegara
"Energi listrik yang dibutuhkan untuk aktivitas pertambangan sangat diwajibkan memiliki kualitas yang baik dan aman bagi sistem tenaga listrik dan keselamatan manusia. Gangguan hubung singkat harus dihindari agar sistem tenaga listrik bekerja dengan optimal. Oleh karena itu, skripsi ini dilakukan dengan metode studi literatur dengan mencari dan mengumpulkan bahan yang ada kaitannya dengan dengan gangguan hubung singkat. Selanjutnya, dirancang suatu sistem tenaga listrik PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dengan menggunakan software ETAP 12.6.0 (Electric Transient Analyzer Program) yang kemudian dilakukan simulasi gangguan hubung singkat pada rel 20 kV di sistem saat konfigurasi beban 60%, 80% dan 100% agar didapatkan kemampuan sistem yang optimal.
Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa ketika konfigurasi beban 100%, seluruh rel 20 kV pada sistem tenaga listrik terdapat arus hubung singkat yang tinggi dan diatas kapasitas lebur pemutus tenaga sehingga direkomendasikan peningkatakan kapasitas lebur pemutus tenaga atau pemasangan CLR (Current Limitting Reactor) untuk membatasi arus hubung singkat yang terjadi pada rel 20 kV.

The electrical energy for mining activities is very required to have a good quality and safe for electrical power systems and human safety . Short circuit must be avoided so that the power system to work optimally . Therefore, this thesis carried out by the method of literature study and collect materials in connection with the short circuit. Furthermore, I designed an electrical power system PT Bukit Asam (Persero), Tbk. using software ETAP 12.6.0 (Electric Transient Analyzer Program) which is then simulated short circuit at busbar 20 kV when current load configurations of 60%, 80% and 100% in order to obtain optimal system capabilities. The results of the simulations show that when the configuration to 100% load, the entire busbar 20 kV of the power system are short-circuit current is high and above rating circuit breaker so it is recommended to increase rating capacity circuit breaker or installation CLR (Current Limitting Reactor) for current limiting short circuit on a rail 20 kV.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rialdo Farizky
"Perkembangan sistem tenaga listrik mengarah menuju penggunaan pembangkit energi terbarukan (EBT). Pembangkitan EBT umumnya menggunakan inverter guna mengubah tegangan listrik searah (DC) menjadi tegangan listrik bolak balik (AC). Pembangkit berbasis inverter umumnya dimodelkan secara Voltage Controlled Current Source (VCCS) dimana saat terjadi kondisi gangguan hubung singkat arus listrik yang keluar dari inverter terbatas sebesar 1,2 p.u. Pembatasan arus yang keluar dari inverter membuat rele inverse tidak bisa merespon atau lambat dalam mendeteksi gangguan arus lebih atau short cicuit. Ketidakmampuan atau keterlambatan dalam mendeteksi gangguan tersebut dapat membuat gangguan seperti terbakarnya panel surya dan kerusakan pada komponen sistem tenaga listrik yang terhubung. Oleh karena itu, diusulkan metode adaptif pengaturan rele arus lebih dengan memanfaatkan faktor pengali Voltage Current Multiplier (VCM) agar rele dapat memberikan sinyal perintah tripping lebih cepat saat terjadi gangguan. Pada penelitian ini dilakukan pada sistemtransmisiIEEE9Bus dimana panelsurya dihubungkan pada bus 5.

The development of power systems is shifting towards the utilization of Renewable Energy Sources (RES). RES generation commonly employs inverters to convert Direct Current (DC) into Alternating Current (AC). Inverter Based Generations (IBGs) are typically modeled as Voltage Controlled Current Sources (VCCS), where during overcurrent conditions, the short-circuit response of the inverter is limited to 1-1,2 p.u. This limitation in short-circuit current during faults (1.2 p.u) renders inverse relays unable to promptly detect or respond, or may cause delays in their response. The inability or delayed response during faults may result in issues such as solar panel fires and damage to interconnected power system components. Therefore, an adaptive overcurrent relay setting method is proposed, utilizing the Voltage Current Multiplier (VCM) factor, to enable relays to issue tripping commands during disturbances. This research simulate in IEEE 9 Bus transmission system, with solar panels connected to bus 5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 11 (3-4) 2010 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rahmawan
"Tulisan ini membahas bagaimana awal mula pemukiman di Situs Kutai Lama, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Penelusuran Ppemukiman tersebut dilihat dari tinggalan arkeologis yang diperoleh dari hasil penggalian yang dilakukan oleh Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada tahun 2007 dan 2009. Setiap situs pemukiman yang ada pada Situs Kutai Lama kemudian dilihat karakteristik temuan dan karakteristik keletakannya.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah merekonstruksi kebudayaan masa lalu pada Situs Kutai Lama. Penelitian ini membahas pemukiman tingkat makro dan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa sisa-sisa pemukiman yang ada menunjukan perbedaan sosial dan menunjukan situs mana yang ramai didatangi oleh para pedagang dan kemudian tinggal untuk bermukim.

This article discuss about the beginning of the settlement in the Kutai Lama Site in which the settlement can be seen and observed by the artifacts, obtained from an excavation by the team of National Archaeological Research Center in 2007 and continued in 2009. Each settlement is characterized by its artifacts and locations.
The purpose of this research is to reconstruct the ancient culture in Kutai Lama Site. This settlement, in which from the excavation processes shows the difference of social or state of well-being in each site, is a macro settlement where it shows which part of it was often visited by merchants and then became a settlement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alpha Agustinus; Budi Sudiarto
"Perusahaan tambang sangat tergantung pada bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan listrik dan kegiatan
pertambangan seperti penggunaan alat berat. Oleh karena itu, emisi gas rumah kaca akibat pembakaran bahan
bakar fosil ini telah menjadi isu utama terkait dampak terhadap lingkungan akibat kegiatan pertambagan. Energi
terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat menjadi solusi alternatif untuk mengatasi
masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bauran PLTS yang optimal pada pabrik pengolahan
mineral di tambang emas Newmont Suriname. Perangkat lunak HOMER digunakan untuk mendesain bauran
PLTS paling optimal. Perangkat lunak ETAP digunakan untuk menvalidasi desain secara teknis teknis melalui
analisis aliran daya dan analisis arus hubung singkat.

Mining companies are highly dependent on fossil fuels to meet their electricity needs and mining activities such
as the use of heavy equipment. Therefore, the greenhouse gas emissions due to burning of fossil fuels have become
a major issue related to the impact on the environment due to mining activities. Renewable energy such as
Photovoltaic (PV) can be an alternative solution to overcome this problem. This study aims to examine the optimal
penetration of Photovoltaic (PV) at Processing Plant Newmont Suriname gold mine. HOMER software is used to
design the most optimal Photovoltaic (PV) penetration. ETAP software is used for technical validation through
load flow and short-circuit analysis.
"
Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan, 2023
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>