Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162684 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajar Niky Wijayanti
"Skripsi ini membahas pemikiran Amartya Sen tentang multi-identitas. Dengan sifatnya yang multi, identitas dapat menjadi sumber kesejahteraan dan ancaman. Rasa persamaan identitas dapat memberi sumbangan berarti bagi kehidupan kelompok. Namun, rasa keterikatan yang kuat pada satu kelompok dapat mengandung di dalamnya persepsi tentang jarak dan keterpisahan dengan kelompok lain. Individu akan terjebak dalam kolektivisme. Anggapan bahwa identitas kelompok adalah satu-satunya identitas individu, membuka jalan lahirnya politik identitas. Kebenaran harus dipastikan pada satu kelompok dengan menolak eksistensi kelompok lain. Penolakan tersebut dapat terwujud dalam tindak kekerasan. Solusi atas persoalan ini adalah meningkatkan kapabilitas kebebasan bernalar. Melalui kebebasan bernalar, setiap individu terarah untuk terbuka terhadap kepelbagaian yang ada. Penalaran publik yang berlangsung dalam praktik demokrasi dan imparsialitas dapat ditempuh untuk merealisasikan kebutuhan tersebut.
This study discusses about the thought of Amartya Sen of multi-identity. By its multi, the identity can be a source of the threat and the prosperity. The equality of identity can give significant contribution to the group’s life. However, a strong sense of interest to the particular group implies the perception of distance and the separation to other groups. The individual will be trapped to collectivism. The assumption that the group identity is the only individual identity can cause the identity politics. The truth must be ascertained in a particular group by denying the existence of other groups. Violence is the manifestation of the rejection. The solution of this problem is increasing the freedom of reasoning capabilities. Through the freedom of reasoning, any individual is opened to the existing diversity. The public reason which takes place in the practice of democracy and impartiality can be taken to realize those needs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RESPON 16:2(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vinca Adriana Setiawan
"Penulisan karya tulis ini membahas mengenai kewenangan Notaris untuk melakukan penemuan hukum, dimana Notaris sebagai pejabat Negara harus berada ditengah - tengah kepentingan para pihak yang membuat kontrak atau perjanjian dalam akta. Kewajiban itu ditegaskan dalam Kode Etik dan Undang - Undang Jabatan Notaris Nomor 30 Tahun 2004, dan bagaimana akibat hukumnya terhadap akta yang telah dibuat, jika ternyata dalam prakteknya seorang Notaris tidak bersikap netral ketika membuat suatu klausula. Penulis menggunakan Metode Penelitian Yuridis Normatif, dengan mengacu pada kaidah dan norma - norma hukum yang sudah ada.

This paper discuss the authority of notary to conduct legal discovery, that is the deed as State officials should be in the middle of the interests of the parties who make contracts or agreements in the deed. Liability was asserted in the Code of Ethics and Notary Public Act No. 30 Year 2004, and about the legal consequences of the deed that has been made, if it turns out in practice, a Notary Public is not being neutral when making a clause. The author uses Normative Legal Research Methods, with reference to the rules and norms - the existing legal norms."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27970
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Langitan, Nikita Barten
"Tesis ini membahas mengenai agenda media massa dan imparsialitas yang dilakukan oleh media massa khususnya media berita online ketika menyampaikan berita mengenai konflik di Papua. Penetapan agenda media pada media berita online dipengaruhi oleh beberapa faktor dan menunjukkan bentuk imparsialitas yang dilakukan oleh media berita online. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis agenda media yang terdapat dalam pemberitaan mengenai konflik di Papua dan imparsialitas yang dilakukan oleh media berita online. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dan metode penelitian analisis isi, dengan menganalisis berita mengenai konflik di Papua pada media berita online dan kanal berita online, yaitu Detik.com, Papuanewsonline.com, dan Papuabarat.antaranews.com. Hasil dari penelitian menemukan bahwa media berita online dan kanal berita online dalam menetapkan agendanya dipengaruhi oleh faktor tertentu, yaitu representasi kaum elit. Penelitian ini juga menemukan bahwa Detik.com, Papuanewsonline.com dan Papuabarat.antaranews.com melakukan imparsialitas dengan bentuk ketidakberpihakan sebagai keseimbangan. Media sebagai pilar demokrasi keempat memiliki peran penting dalam pembentukan agenda publik dan menunjukkan ketidakberpihakan media ketika menyampaikan informasi, media massa terutama media berita online perlu untuk menjaga proses penetapan agenda yang dimiliki demi menjaga imparsialitasnya.

This thesis discusses the agenda of mass media and the impartiality of the mass media, especially online news media, when conveying news about the conflict in Papua. Agenda setting in online news media is influenced by several factors and shows a form of impartiality carried out by online news media. This research aims to analyze the media agenda contained in reporting on the conflict in Papua and the impartiality carried out by online news media regarding the conflict in Papua. The research was conducted using a descriptive quantitative approach and content analysis research methods, by analyzing news about the conflict in Papua in online news media and online news channels, namely Detik.com, Papuanewsonline.com, and Papuabarat.antaranews.com. The results of the research found that when setting their agenda, online news media and online news channels were influenced by certain factors, namely the representation of elites. This research also found that Detik.com, Papuanewsonline.com and Papuabarat.antaranews.com carry out impartiality with a form of impartiality as a balance. The media as the fourth pillar of democracy has an important role in forming the public agenda and shows the media's impartiality when conveying information. The mass media, especially online news media, need to maintain their agenda-setting process in order to maintain their impartiality."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RESPON 16:2(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shelli Rachel Mei Gloria
"Skripsi ini membahas mengenai konsep komitmen sebagai kritik terhadap konsep simpati dalam melihat motif ekonomi. Teori ekonomi menempatkan self-interest sebagai satu-satunya motif atas tindakan yang dilakukan. Konsep simpati kemudian mengembangkan asumsi ini dengan memasukkan kesejahteraan orang lain sebagai motif. Namun, simpati masih jatuh pada asumsi egoism karena kesejahteraan orang lain hanya implikasi dari tindakan yang dilakukan demi pemaksimalam self-interest. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain argumentatif terhadap keterbatasan konsep yang dipakai untuk menganalisa motif ekonomi. Hasil penelitian membuktikan bahwa konsep komitmen lebih relevan dari pada konsep simpati untuk menjelaskan bahwa ada tindakan yang dilakukan terlepas dari pemaksimalan self-interest.

The focus of this study is examines the concept of commitment as a critic of the concept of sympathy as an economic motive. Economic theory places self-interest as the only motive in any economic action. The concept of sympathy develops this assumption by adding the motive to care for other persons welfare. However, because the motive to care for other peoples welfare is actually only an implication of actions taken to maximize the gains dictated by self-interest, concept of sympathy still falls under the assumption of egoism. This research, in which is of a qualitative manner, argues against the limitations of the concept used in the analysis of economic motives. It concludes that the concept of commitment is more relevant than the concept of sympathy in explaining the actions of which are done outside the motivations of self-interest.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RESPON 16:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Yalasena
"Setiap individu di dunia memiliki gambaran atas kualitas hidup yang ingin dicapainya. Mereka memiliki konsep ideal masing masing tentang kondisi well being yang hendak dicapai. Gambaran-gambaran individu tentang kehidupan yang baik antara yang satu dengan yang lain tentu beragam. Pertanyaannya, pendekatan apa yang paling pantas dilakukan untuk menganalisa kualitas hidup seseorang yang mempertimbangkan keragaman tersebut? Informasi apa yang dibutuhkan? Permasalahan sosial terus bergulir dan membutuhkan perhatian yang pantas agar dapat setidaknya menjelaskan dan berusaha mencegah kondisi seseorang diperburuk dalam usaha mencapai kehidupan idealnya. Amartya Sen menawarkan suatu pendekatan untuk menjawab permasalahan ini. Mengikuti jalan pikir Amartya Sen, penyebab dari suburnya pertumbuhan kemiskgnan, ketidakbcrdayaan, maupun keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Dengan keterhatasan akses, manusia mempunyai tidak memiliki pilihan untuk mengejar kchidupan idealnya tadi. Akibatnya, manusia hanya menjalankan apa yang terpaksa dapat dilakukan ketimbang apa yang dapat dilakukan. Dengan demikian, potensi manusia mengebangkan hidup menjadi terhambat. Amartya Sen menawarkan suatu prinsip keadilan untuk memenuhi kebutuhan itu. Prinsip yang mempertimbangkan keragaman antar individu mariusia sebagai dasar kalkulasi kualitas hidup yang plural dari sudut kapahilitas seseorang. Kesetaraan atas apa yang dibutuhkan agar mampu memfasilitasi kondisi kondisi keterpurukan manusia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S15997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdi Rujikartawi
"Pemikiran mengenai cara pembangunan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat telah banyak dikemukakan, sehingga konsep pembangunan memiliki kekhasannya tersendiri dan masing-masing memiliki kelemahan serta kelebihan.
Amartya sen mengungkapkan pemikiran kebebasan untuk mensiasati pembangunan yang dilakukan oleh negara. Kebebasan ini dapat digunakan sebagai tujuan pembangunan (Constitutive Freedom) dan sekaligus sebagai cara pembangunan (Instrumental Freedom). Sebagai tujuan pembangunan kebebasan ini dapat berakibat langsung terhadap pengangkatan hak-hak azasi manusia sehingga terhindarnya masyarakat dari berbagai ketertindasan akibat pembangunan. Sedangkan kebebasan sebagai cara dapat digunakan sebagai penunjang dan mempercepat keberhasilan pembangunan. Terdapat lima cara, pertama kebebasan politik (political freedom), kedua fasilitas ekonomi (economic facilities), ketiga peluang- peluang sosial (social opportunities), keempat jaminan keterbukaan (transparency guarantes), dan kelima perlindungan keamanan (protective security).
Kedua kebebasan ini dapat berakibat langsung bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat dapat berpartisipasi atau berperan aktif serta kreatif dalam alam pembangunan. Aktif serta kreatifnya masyarakat dalam kehidupannya disebabkan adanya kebebasan yang diciptakan oleh pemerintah melalui kebijakan pembangunan. Kebijakan pembangunan yang berdasarkan kebebasan akan berdampak masyarakat mampu mengembangkan dirinya serta dapat memberikan sumbangsih langsung bagi pembangunan. Sehingga pembangunan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja akan tetapi melibatkan peran serta masyarakat. Karena pada akhirnya pembangunan ditujukan guna mengangkat nilai serta kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat yang bebas adalah masyarakat yang mampu menentukan segala yang menjadi pilihannya, pilihan yang dilakukannya untuk kepentingan pemenuhan hidupnya. Adanya kebebasan ini menjadikan masyarakat terhindar dari berbagai kekurangan dan bencana yang berakibat lebih fatal. Dengan adanya kebebasan ini pula menjadikan masyarakat dapat memenuhi segala kebutuhan hidup serta memiliki peluang yang lebih besar untuk menentukan segala yang menjadi pilihannya. Dengan demikian kebebasan ini pada akhirnya dapat menjadikan masyarakat lebih peduli terhadap pembangunan dan dapat menjadikan masyarakat lebih mampu untuk menjalankan hidupnya lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>